1
Latar belakang
Konsep kelas rawat inap standar
Survei kesiapan RS dalam implementasi KRIS
Topik bahasan Ujicoba KRIS
Road map KRIS
Kesimpulan/rekomendasi
2
TANTANGAN RS DI INDONESIA GLOBALISASI
GEOGRAFI &
PERUBAHAN DEMOGRAFI
REGULASI RS
6
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Definisi Operasional Setiap Kriteria (1-2)
NO KRITERIA DEFINISI OPERASIONAL (KEPDIRJEN)
1 Komponen bangunan tidak Struktur bangunan rumah sakit yang baik tidak memiliki porositas (pori) yang tinggi.
memiliki tingkat porositas Sehingga semakin tidak berpori atau padat struktur bangunan (contoh: dinding) maka jaminan mutu dan
yang tinggi. keselamatan pasien semakin baik
2 Ventilasi udara • Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal pertukaran 6 kali per
jam dan untuk ventilasi alami harus lebih dari nilai tersebut
• Ventilasi udara harus memenuhi standar frekuensi pertukaran udara sebagaimana ditetapkan dalam kriteria
melalui pengukuran menggunakan alat bantu velocitymeter/ anemometer.
3 Pencahayaan Ruangan • Mengoptimalkan pencahayaan alami. Jika pencahayaan buatan maka intensitas pencahayaannya 250 lux.untuk
penerangan dan 50 lux untuk tidur
• Pencahayaan ruangan buatan harus mengikuti kriteria yang ditetapkan dengan standar 250 lux untuk penerangan
dan 50 lux untuk pencahayaan tidur diukur dengan luxmeter pada bidang kerja (tempat tidur).
4 Kelengkapan tempat tidur Setiap tempat tidur dilengkapi dengan:
• Minimal 2 kotak kontak & tidak boleh percabangan/ sambunganlangsung tanpa pengamanan arus
• Nurse call yang terhubung dengan nurse
Tempat tidur dalam instalasi rawat inap harus menjamin kelengkapan spesifikasi sebagaimana ditetapkan dalam
kriteria
5 Nakas per Tempat Tidur Nakas ialah meja kecil yang harus tersedia untuk setiap tempat tidur.
6 Temperatur Ruangan Pengaturan suhu dalam ruangan rawat inap harus berada pada rentang 20 hingga 26 derajat Celsius.
7
12 KRITERIA KELAS RAWAT INAP STANDAR (JKN)
Definisi Operasional Setiap Kriteria (2-2)
NO KRITERIA DEFINISI OPERASIONAL (KEPDIRJEN)
7 Pembagian Ruang rawat Ruangan terpisah berdasarkan jenis kelamin, anak-dewasa, jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)
8 Kepadatan ruangan a. Antar tepi TT minimal 1,5 m adalah jarak antara tepi TT ke tepi TT sebelahnya.
b. Jumlah maksimal TT per ruang rawat inap 4 TT.
c. Ukuran TT minimal P:200 cm L:90 cm T:50-80 cm. Pada ruang rawat inap anak, ukuran tempat tidur dapat
disesuaikan dengan usia.
d. Jenis TT 1 atau 2 Crank sesuai kebutuhan pelayanan
9 Tirai/Partisi Antar Tempat Tidur Rel dibenamkan menempel di plafon atau menggantung porosif).
2) Tirai menggunakan bahan non porosif (tidak berpori/tidak
menyerap air) berwarna cerah dan mudah dibersihkan
10 Kamar Mandi Dalam Ruangan • Letak kamar mandi harus berada di dalam ruangan rawat inap dengan spesifikasi sebagaiamana ditetapkan
Rawat Inap dalam kriteria.
11 Kamar mandi sesuai dengan Kamar mandi dalam ruang memenuhi standar aksesibilitas sbb:
standar aksesibilitas a. Ada tulisan/symbol “disable” pada bagian luar
b. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk pengguna kursi roda
c. Dilengkapi pegangan rambat (handrail)
d. Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan
e. Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan darurat pada tempat yang mudah dicapai
12 Outlet Oksigen Outlet oksigen tersentral
8
Latar belakang
Konsep kelas rawat inap standar
Survei kesiapan RS dalam implementasi KRIS
Topik bahasan Ujicoba KRIS
Road map KRIS
Kesimpulan/rekomendasi
9
Pengisian survey kesiapan RS dalam implementasi KRIS JKN
86% RS mengisi survey kesiapan implementasi KRIS di RS Online
40%
30%
20%
10%
2531 RS 0%
Kemkes RSUD Swasta TNI/POLRI Grand Total
(Jumlah RS yang mengisi survey )
Responden Tidak mengisi
RS Vertikal 13 8 12 33 0 0 33 19
RS TNI/Polri 15 22 33 70 39 57 166 39
13
Hasil uji coba implementasi KRIS di 14 RS (2/2)
Hasil uji coba menunjukkan tidak berdampak penurunan kepuasan masyarakat dan pendapatan RS
Pendapatan RS
IKM (%)
No RS Uji Coba Kelas Kepemilikan (miliar)
2021 2022 2021 2022
1 RSUP Tadjuddin Chalid B Kemenkes N/A 85,60 83.1 67.4
Uji Coba 2 RSUP J Leimena B Kemenkes 80.75 97.75 16.9 40.1
Tahap 1 3 RSUP Surakarta C Kemenkes N/A 92.23 64.8 40.7
4 RSUP Rivai Abdullah C Kemenkes N/A N/A 27.8 18.3
1 RSUP Dr. Sardjito A Kemenkes 88.67 87.17 1,097 1,027
2 RSUD Soedarso A Pemprov 79.31 85.70 185 300
3 RSUD Sidoarjo B Pemkab 90.94 94.54 643 689
4 RSUD Sultan Syarif Alkadri C Pemkab 84.28 85.52 56 85
Uji Coba 5 RS Santosa Kopo A Swasta 93.92 98.92 294 334
Tahap 2 6 RS Santosa Central A Swasta 99.80 88.84 574 663
7 RS Awal Bros Batam B Swasta 98.68 86.20 321 266
8 RS Al Islam B Swasta 86.55 87.95 243 305
9 RS Ananda Babelan C Swasta 90.50 92.00 137 150
10 RS Edelweis C Swasta 97.41 97.16 149 122
BOR : Bed Occupancy Ratio 14
IKM : Indeks kepuasan Masyarakat
Hasil uji coba implementasi KRIS di 14 RS (1/2)
Hasil uji coba menunjukkan pengurangan TT tidak berdampak signifikan pada BOR dan akses layanan
16
Peta jalan implementasi KRIS*
2024
Akhir 2023
Kondisi saat ini
Awal 2023 RSUD : 784 RS
TNI Polri : 166 RS
RSV: 30 RS
RSV: 13 RS RSUD : 321 RS RS swasta : 1890
RSUD : 61 RS RS
TNI Polri : 55 RS
TNI Polri : 15 RS Total : 2939 RS
RS swasta : 964 RS
RS swasta : 227 RS Total : 1370 RS
Total : 316 RS
100%
RSV : 39% RSV : 100 % RSUD : 100%
RSUD 8% RSUD : 41% TNI Polri: 100 % Implementasi
TNI Polri: 42 %
TNI Polri: 9%
Swasta: 12% Swasta: 51 %
Swasta: 100 % KRIS 2025
NA
17
Kesimpulan
18