Anda di halaman 1dari 7

Tindak Pidana Perbankan

Modul 6
Tindak Pidana Perbankan dalam
Undang Undang Perbankan
 Ketentuan Hukum Pidana secara umum telah
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) tetapi tidak seluruh ketentuan
hukum pidana dalam KUHP dapat mengakomodir
tindak pidana yang terus berkembang dalam
masyarakat.
 Maka dibuatlah aturan khusus pemidanaan
terhadap ketentuan pidana yang tidak diatur dalam
KUHP tersebut sehingga pemberlakuan ketentuan
khusus dengan menggunakan asas Lex Specialis
derogat Legi generalis.
Lanjutan..
 Ketentuan UU Perbankan No 7 Tahun 1992 Jo. UU Nomor 10
Tahun 1998 yang mencantumkan tindak pidana merupakan lex
specialis dari ketentuan KUHP tersebut sepanjang diatur secara
khusus tentang tindak pidana dimaksud dalam UU Nomor 10
Tahun 1998.
 Tindak pidana yang diatur dalam UU No 10 Tahun 1998 yang
merupakan Lex Specialis dari Ketentuan KUHP mengatur
tentang pemidanaan terhadap pihak terafiliasi yang sengaja tidak
melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam UU dan
pemegang saham yang senagaj menyuruh dewan komisaris,
direksi atau pegawai bank untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan mengakibatkan bank tidak melaksanakan
langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan ketaatan
bank.
Lanjutan
 Selain itu juga mengatur mengenai :
1) Pemidanaan berkaitan dengan usaha bank
2) Pemidanan berkaitan dengan pengawasan bank
3) Pemidanaan berkaitan dengan suap dan
penggelapan pembukuan bank
4) Tindak pidana yang berkaitan dengan rahasia bank
5) Pengaturan tentang sanksi administratif yang
diberikan bagi perbankan
Tindak Pidana Perbankan diluar
UU Perbankan
 Tindak pidana kejahatan diluar UU Perbankan diatur
dalam ketentuan hukum lain, dalam hal ini tindak pidana
tersebut berhubungan dengan korporasi perbankan dan
aktivitas bisnis perbankan
 Kejahatan perbankan yang dilakukan oleh bank dikatakan
sebagai kejahatan korporasi, secara umum tindak pidana
korporasi dibedakan atas :
1) Crime for corporation yakni pelanggaran hukum
dilakukan oleh korporasi karena menginginkan
tujuannya yakni mencari keuntungan dengan cara
apapun
2) Crime Corporation yakni dibentukna badan usaha
memang ditujukan melakukan perbuatan jahat
(dummy corporation)
Lanjutan
 Kejahatan konvensional perbankan yang dilakukan
orang perorangan dalam usaha perbankan dengan
menggunakan upaya konvensioanl seperti
Menggelapkan uang nasabah atau memalsukan
surat-surat berharga dari instrumen perbankan
sampai pada tindak-tindakan yang modern
sebagaimana transkasi elekronik, surat palsu, atau
mencuri dana bank milik sendiri sampai pada
penyalahgunaan Bantuan Likuidasi Bank
Indonesia (BLBI) adalah suatu kejahatan yang
dilakukan oleh orangyang memiliki intelektual
yang tinggi shingga disebut kejahatan white collar
crime.
 Pemidanaan yang diatur dalam  Tindak pidana korupsi dapat
ketentuan hukum perbankan pelu diterapkan karena menyangkut
juga didampingi dengan penyertaan keuangan negara dari
pemidanaan dengan ketentuan perusahaan perbankan tersebt
hukum lainnya yang terkait sehingga tunduk pada ketentuan
dengan aktivitas dan kegiatan keuangan negara dan penempatan
perbankan, oleh karena itu dan penyamaran hasil dari tindak
ketentuan undang-undang tentang pidana perbankan yang dapat
pidana korporasi dan tindak pidana dipidana berdasarkan ketentuan
pencucian uang merupakan UU pencegahan dan
instrumen regulasi yang tepat pemberantasan tindak pidana
untuk memberikan efek jera bagi pencucian uang dan juga
pelaku tindak pidana korporasi. pengawasan kinerja BI

Anda mungkin juga menyukai