Anda di halaman 1dari 1

A.

PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kami lakukan pada pemeriksaan glukosa dalam urine yaitu
kami menggunakan dua uji yaitu uji benedict dan uji aseton (Rotera)
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltose. Adanya glukosa dalam urine dapat dinyatakan berdasarkan
sifat gula yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis. Uji ini tidak
spesifik terhadap glukosa,gula lain yang mempunyai sifat mereduksi dapat juga memberi
hasil yang positif (timbangnusa,2013).
Uji benedict ini pada dasarnya ditujukan untuk mendeteksi adanya glukosa,asam
homogentisat dan substansi reduktor lainnya dalam urin,sesuai dengan mekanisme reaksi
yaitu reduksi tembaga sulfat. Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes mellitus
(DM),walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi hasil positif pada uji
glukosa urine (Mawar,2012)
Selanjutnya pemeriksaan urine menggunakan uji rothera. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui keberadaan keton dalam urin. Badan keton terdiri dari 3 senyawa,yaitu
aseton,asam asetoasetat,dan asam hidroksibutirat,yang merupakan produk metabolisme
lemak dan asam lemak yang berlebihan.Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak
dapat digunakan untuk menghasilkan energi yang disebabkan oleh gangguan metabolism
karbohidrat. Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga
dapat menghabiskan cadangan basa contohnya bikarbonat dan HCO3 dalam tubuh dan
menyebabkan asidosis. Pada ketoasidosis diabetic, keton serum meningkat hingga
mencapai lebih dari 50 mg/dl (Uliyah 2008)

Anda mungkin juga menyukai