2. Asniati Woli 3. Yuditha Ignasia Bete Interferometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. (Halliday, hal. 715, 1994) Sebelumnya telah di lakukan percobaan oleh Thomas Young yang mendisain metode untuk menghasilkan pola interferensi. Thomas menggunakan sebuah berkas cahaya tunggal (monokromatis) dan celah sempit yang memancar menuju dua celah sempit atau sejajar dan jaraknya berdekatan, celah- celah young dapat di gunakan untuk menentukan pola interferensi. Setelah itu A.Michelson melakukan percobaan dengan disain dan prinsip yang sama seperti milik Young berupa percobaan celah ganda, awalnya percobaan interferometer Michelson di gunakan untuk membuktikan adanya eter, namun tidak terbukti, akhirnya interferometer Michelson di gunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya dan untuk menentukan jarak yang sangat pendek serta untuk mengamati sifat medium optik Interferomter Michelson adalah sebuah alat yang digagas oleh A.A. Michelson yang pada awalnya digunakan untuk mengukur kecepatan eter sebagai medium perambatan cahaya. Alat ini memanfaatkan salah satu sifat cahaya yakni interferensi yang merupakan hasil penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik ruang. Interferometer michelson merupakan seperangkat peralatan yang memanfaatkan gejala interferensi cahaya. Interferensi cahaya sendiri merupakan perpaduan anatara dua gelombang cahaya. Interferensi cahaya ini akan menghasilkan pola gelap dan terang. Jika kedua gelombang tersebut memiliki fase yang sama maka akan terjadi interferensi Kontruktif (saling menguatkan) sehingga nantinya akan terbentuk pola terang, sedangkan jika kedua gelombang tidak mempunyai fase yang sama maka akan terjadi interferensi Dekstruktif (saling melemahkan) sehingga terbentuk pola gelap. Dalam percobaan ini, seberkas cahaya monokromatik (satu warna) dipisahkan menjadi dua berkas yang dibuat dengan melewati dua lintasan yang berbeda dan kemudian di perpadukan kembali. Karena adanya perbedaan panjang lintasan yang di tempuh kedua berkas, maka akan tercipta suatu pola interferensi. Perhatikan gambar di bawah ini Alat ini memanfaatkan prinsip interferensi yang terjadi pada cahaya yang pada interferometer terjadi karena adanya penggabungan cahaya hasil refleksi dan transmisi oleh beam splitter pada interferometer. 2 cahaya hasil pembiasan dan pemantulan ini kemudian bergabung pada satu layar pengamatan yang kemudian menghasilkan sebuah pola gelap terang sebagai ciri telah terjadi interferensi dikarenakan dua gelombang ini memiliki fase yang sama . Pertama cahaya akan ditembakkan melalui laser, kemudian oleh permukaan beam splitter (pembagi berkas) cahaya laser. Sebagian dipantulkan ke kanan dan sisanya di transmisikan ke atas. bagian yang ke kanan di pantulkan oleh cermin datar, cahaya akan di pantulakan oleh cermin datar 2 juga akan dipantulkan kembali ke beam splitter, kemudian bersatu dengan cahaya dari cermin 1 menuju layar, sehingga kedua sinar akan berinterferensi yang ditunjukkan dengan adanya pola-pola cincin gelap- terang (frinji). Sekian dan Terima kasih