Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DAN DEFINISI OSEANOGRAFI

Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari
ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana
oseanografi dapat diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain
yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi)
ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti
diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut
hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.
Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut dan dinamika
ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida geofisika; tektonik lempeng dan geologi
dasar laut; dan aliran berbagai zat kimia dan sifat fisik didalam samudera dan pada batas-
batasnya. Topik beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli
oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan memahami proses di
dalamnya: biologi, kimia, geologi, meteorologi, dan fisika.
Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan
antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu
oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang laut. Dalam arti yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah
mengenai laut dengan cara menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia,
matematika, dan lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut.
Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang mempelajari
laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga ke kerak samuderanya. Secara
umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi
oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi
yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan
temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi di laut, dan
yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
flora dan fauna atau biota di laut.
Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan
dilakukannya ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin oleh naturalis bernama C.W.
Thomson (yang berkebangsaan Skotlandia) dan John Murray (yang berkebangsaan Kanada).
Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh mereka di dalam laporan yang diedit oleh Murray.
Selanjutnya Murray menjadi pemimpin dalam studi berikutnya mengenai sedimen laut.
Keberhasilan dari ekspedisi Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan tentang laut dalam
perkapalan/perhubungan laut, perikanan, kabel laut dan studi mengenai iklim akhirnya membawa
banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi oseanografi
internasional yang pertama kali didirikan adalah The International Council for the Exploration of
the Sea (1901).

Personil Kapal HMS Challenger


 Cabang-cabang
Ilmu oceanografi dapat dibagi menjadi beberapa cabang:

 Biologi laut atau oceanografi biologi, ilmu mengenai tumbuhan, binatang dan mikrobe
(biota) samudera dan interaksi ekologi mereka;
 Oceanografi kimia atau kimia laut, ilmu mengenai kimia samudera dan interaksi
kimianya dengan atmosfer;
 Geologi laut atau oceanografi geologi, ilmu mengenai geologi dasar laut termasuk
tektonik lempeng;
 Oceanografi fisika ilmu mengenai ciri fisik samudera termasuk struktur suhu-salinitas,
pencampuran, ombak, pasang, dan arus;
 Rekayasa laut mencakup disain dan membangun anjungan minyak, kapal, pelabuhan,
dan struktur lainnya sehingga memungkinkan kita untuk menggunakan samudera dengan
bijaksana.

Cabang-cabang tersebut menunjukkan bahwa banyak ahli oceanografi pada awalnya


mendapat pendidikan ilmu pasti atau matematika dan kemudian menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan interdisipliner mereka untuk oceanografi.

 Sejarah dan Perkembangan Ilmu Oseanografi

Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban
manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada negara-negara dimana kapal-kapal
pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana
bentuk peta ini menjadi semakin tepat begitu pelayaran menyebrangi lautan makin lama makin
menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan. Pada zaman Ptolomeus, abad kedua sebelum
masehi, lautan Mediterania bagian Utara Afrika dan bagian pantai Selatan Asia daratan telah
dipetakan dengan sempurna. Pengetahuan tentang lautan juga turut berkembang pada arah yang
lain.

Pada abad ke-4 SM seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, Aristoteles, telah
melakukan suatu penelitian yang mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut.
Dimana dia secara cermat telah menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme-organisme
tersebut. Akhirnya pada abad ke 1 SM, hubungan antar gerakan pasang dan letak dari bulan telah
dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini mendorong manusia untuk mampu
membuat ramalan yang tepat. Manusia pada mulanya telah menggunakan pengalaman mereka
tentang adanya perubahan iklim di lautan, sehingga dapat memanfaatkannya sebagai sarana
untuk berdagang. Keadaan di lautan Hindia misalnya, merupakan suatu daerah yang unik yang
cocok untuk dipakai sebagai contoh. Angin musim yang bertiup dari arah tenggara pada waktu
terjadi musim panas di belahan bumi utara dan akan bertiup dari arah yang berlawanan (Timur
Laut), pada waktu di belahan bumi sebelah utara terjadi musim dingin. Hal ini memungkinkan
kapal-kapal dengan peralatan pelayaran yang paling sederhana dapat menyebrangi lautan pada
satu musim dan kembali pada musim berikutnya.

Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan
lautan-lautan dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, seorang
bangsawan Portugis Ferdinando Magelhaens telah mengadakan suatu pelayaran menegelilingi
dunia pada abad ke 14 setelah Masehi. Dia telah membuktikan, bahwa bumi ini berbentuk bulat
tidak datar seperti yang diperkirakan oleh orang banyak pada waktu sebelumnya. Pada abad ke
18 seorang bangsa Inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari Lautan Pasifik
dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan kutub kutub yang
selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi penting lainnya telah dilakukan oleh
Challenger (1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889) dan Meteor (1925-1927).
Ekspedisi Challenger khususnya, telah membuat bantuan tambahan pengetahuan yang penting.
Dimana membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut dan
mengumpulkan data-data iklim, arus laut, suhu laut, komposisi air laut dan contoh-contoh
sedimen dasar dari 362 stasiun penelitian yang berbeda. Ekspedisi ini telah mengadakan
penelitian yang lama dan beberapa kali di perairan Asia Tenggara.

Pada saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan yang sering bersangkutan
dengan kerjasama internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang telah dilengkapi
dengan alat-alat yang rumit yang dapat mengumpulkan data-data fisika, kimia dan biologi secara
tepat dan jelas. Beberapa tahun belakang ini merupakan perkembangan dari kapal-kapal yang
sering mengadakan penelitian dibawah permukaan air, bahkan sekarang sudah banyak dijumpai
adanya laboratorium dibawah air yang sifatnya permanen. Keterangan-keterangan dari satelit
yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam melengkapi data-data
tentang gejala arus laut dan pertukaran panas. Dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang
sulit dilakukan dimasa yang lalu. Namun demikian perlu ditekankan, bahwa ilmu oseanografi
merupakan suatu ilmu yang relatif masih muda, dimana masih banyak hal-hal lain yang harus
dipelajari.

 Penelitian Oseanografi Di Indonesia

Penelitian oseanografi di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1904 ketika
Koningsbener mendirikan sebuah laboratarium perikanan di Jakarta. Pada tahun 1919,
laboratorium ini dirubah menjadi laboratorium biologi laut. Setelah ini mengalami beberapa kali
perubahan nama mulai dari Lembaga Penelitian Laut, Lembaga Sumber Lautan, Lembaga
Penelitian Laut yang akhirnya pada tahun 1970 berubah menjadi Lembaga Oseanologi Nasional.

Lembaga ini sekarang sudah mempunyai sebuah stasiun penelitian yang berjalan dengan
baik. Dimana di lengkapi dengan peralatan laboratorium dan kapal-kapal peneliti yang telah
melakukan beberapa kali penelitian terhadap kondisi perairan sekitarnya. Diantara aktivitas-
aktivitas ini antara lain adalah ekspedisi Rumphius yang telah melakukan serangkaian penelitian.
Lembaga ini juga mempunyai sebuah laboratorium lapangan di Pulau Pari yang merupakan salah
satu bagian dari Kepulauan Seribu yang terletak di Teluk Jakarta.

B. TEORI PEMBENTUKAN LAUT


 Proses Terbentuknya Laut
Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup
terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya
aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu
vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya,
uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin
berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga
terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang
akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat.
Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk
menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di
Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air
mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa
ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah
terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap
energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di
bumi.
Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean).
Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini. Pada hasil penemuan
geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4
milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang
diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab
pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal
kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai
biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.
 Proses pembentukan lautan berdasarkan teori laplace ( kabut)
Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi yang mana, menurut
laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen pembentukan bumi berawal dari
pengerutan matahari yang mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar
keluar dan saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, slah satunya planet bumi, karena
pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid, sehingga terjadi tabrakan.
dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya terbentuklah kawah
kawah, dari kawah itulah mul;ai terbentuk lautan, di mana pada awalnya, karena bumi di
selimuti oleh kabut sehingga bumi mengalami pembekuan, setelah tak lama kemudian debu
yang menyelimuti bumi menghilang dan sinar matahri dapat tembus, mengakibatkan
terjadinya kondensasi uap air yang ada, dan mulai turun hujan, hujan yang berlalu sangat
lama ini mengakibatkan kawah yang terbentuk tadi terisi oleh air.
Pada awalnya, laut bersifat sangat asam (dengan suhu sekitar 100 °c) hal ini disebabkan
oleh keadaan bumi yang sangat panas dan keadaan atmosfer bumi yang dipenuhi oleh
karbondioksida. Pada saat itu juga, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya
asteroid menghantam bumi disertai fenomena pasang surut air laut yang begitu cepat terjadi
karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Kemudian, secara perlahan-lahan jumlah karbondioksida yang ada diatmosfer mulai
berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk
kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat
kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga
volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang
awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan
yang terjadi dan terbawa ke lautan, hal inilah yang menyebabkan air laut kini semakin asin.
Dengan adanya air laut yang disebabkan oleh fenomena alam pada 4,4 milyar tahun lalu
(seperti sudah dijelaskan di atas) bumi kemudian mengalami perubahan bentuk daratan.

Contoh kasus: “Terpisahnya Benua Amerika dari Eropa dan Afrika”.

Hal ini juga terjadi dibeberapa rekam kejadian alam sebelumnya yang mencatat bahwa
sebelumnya daratan di bumi saling menyatu. Animasi menjelaskan perubahan bentuk daratan di
bumi hingga saat ini. Pergeseran bentuk bumi (menurut para ahli geologi) juga disebabkan oleh
pergerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan keretakan pada daratan dibumi.

Animasi menunjukkan proses terpisahnya daratan, dimana batuan cair panas (magma)
keluar dari dalam perut bumi dan mendorong permukaan agar terpisah pada arah yang
berlawanan dari titik sumber retakan.

 Proses pembentukan lautan berdasarkan Teori Apungan Benua


Saat perkembangan pembuatan peta dunia pada awal tahun 1900-an, seorang ahli
meteorologi dari Jerman, Alfred Wegener mengemukakan sebuah hipotesis tentang Apungan
Benua (Hypothesis of Continental Drift). Dia mengemukakan bahwa dulunya ada sebuah
super-kontinen, disebut Pangaea, yang pecah jutaan tahun yang lalu, kemudian benua-benua
pecahannya perlahan bergerak menuju posisinya saat ini dan masih terus bergerak perlahan.
Bukti pertama yang diajukan oleh Wegener adalah adanya kesamaan garis pantai antara
Benua Amerika Selatan dengan Benua Afrika. Apabila kedua benua tersebut disatukan, maka
garis pantainya akan serasi satu sama lain. Kemudian ia juga mengajukan bukti dokumentasi
fosil Mesosaurus yang sejenis dan hanya ditemukan di kedua sisi benua tersebut. Diyakini
bahwa Mesosaurus ini ketika hidupnya tidak akan dapat melintasi samudera yang luas di
antara kedua benua ini.
Sisa-sisa organisme yang ditemukan tampaknya menjadi bukti menyatunya dua benua ini
selama Masa Paleozoikum dan Awal Mesozoikum. Lihat gambar di bawah ini.
Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudera. Gambar di bawah
menunjukkan jajaran pegunungan pada kedua sisi Samudera Atlantik. Pegunungan
Appalachia yang terpotong oleh pantai Newfoundland serupa dengan jajaran pegunungan di
Kepulauan Inggris dan Scandinavia dalam hal struktur dan juga umurnya.
Bukti terakhir yang diajukan oleh Wegener, untuk mendukung hipotesisnya, adalah iklim
masa lampau (ancient climates). Ketika benua-benua disusun menjadi satu untuk membentuk
Pangaea, sisa dari material glasial menyatu membentuk pola seperti hamparan es yang
menutupi kutub bumi kita hari ini. Lihat gambar di bawah ini.
 Proses pembentukan lautan berdasarkan Teori Pergeseran Benua
Hipotesis Pergeseran Benua (bahasa Inggris: continental drift) merupakan gagasan yang
dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya yang dituangkan dalam buku berjudul The
Origin of Continent and Oceans (1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung
pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa
dan juga ke arah barat.
Hipotesis utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebut Pangaea
(artinya “semua daratan”) yang dikelilingi oleh Panthalassa (“semua lautan”). Selanjutnya,
200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil yang
kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.
Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya tidak dapat
membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang
padat dan mengapa ini terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang
bekerja pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu
menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai bukti-bukti
yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan garis pantai,
persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha Wegener sia-sia karena
Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang
bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal.
Bumi merupakan benda-benda angkasa yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan.Bumi
merupakan planet ketiga dari Galaksi Bima Sakti dengan demikian kita memeahami bumi
hanya merupakan bagian kecil dari jagad raya ini. Bumi terdiri dari 30% daratan dan 70%
lautan.
 Teori Kontraksi Terbentuknya Permukaan Bumi.
Menurut teori ini, Bumi telah mengalami pendinginan dalam jangka waktu yang sangat
lama. Massa yang panas bertemu dengan udara dingin membuatnyamengerut. Zat yang
berbeda-beda menyebabkan pengerutan yang tidak sama, antara tempat satu dengan tempat
yang lain. Inilah salah satu penyebab mengapa daerah satu dengan daerah lainnya berbeda
bentuk. Teori ini dikemukakan oleh James Dana dan Elie Baumant. Ia menganalogikan Bumi
dengan buah apel, yang apabila dalamnya kering maka kulit apel akan mengerut. Pendapat
ini banyak dikritik, karena tidak mungkin penurunan suhu (pembentuk pegunungan dan
lembah) berlangsung sangat drastis. Padahal kenyataannya, didalam bumi masih terdapat
unsur pijar dan lapisan bumi yang terus mengalami pergerakan
 Teori Laurasia-Gondwana tentang Terbentuknya Permukaan Bumi

Muka Bumi selalu mengalmai perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus
berlangsung hingga kini, ditunjukkan dengan adanya pergerakan/pergeseran
daratan(benua). Jika dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua besar
(supercontinent) yang oleh Eduard Suess diberi nama Laurasia (dibagian utara) dan Gondwana
Land (dibagan selatan). Adapun lautan besarnya bernama ekuator. Rotasi Bumi membuat
sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan belahan Bumi barat

 Teory Continental Driff (Pengapungan Benua)


Alfred Lothar Wegener, lahir di Berlin pada tanggal 1 November 1880 dan meninggal di
Greenland pada tanggal 2 November 1930 adalah seorang ilmuwan, Geologist dan
metereologist yang berasal dari Jerman. Beliau merupakan pencetus ide teori Pengapungan
Benua yang diajukan pada tahun 1915 yang menjelaskan bahwa benua-benua di muka bumi
ini bergerak secara perlahan dipermukaan Bumi. Akan tetapi dia tidak dapat menjelaskan
mengenai mekanisme pergerakannya pada saat itu dan sedikitnya bukti-bukti pendukung
sehingga teori ini kurang mendapat tanggapan sampai sekitar tahun 1950 dimana
ditemukannya beberapa bukti-bukti yang dapat menjelaskan teori Pengapungan Benua
(Continental Drift).
Afred Wegener seorang ahli geofisika dan klimatologi Jerman pada tahun 1915
mengemukakan Teori Pergeseran Benua. Menurut Wegener pada mulanya benua hanya ada
satu saja, karena adanya tendaga endogen(tenaga yang berasal dari dalam Bumi)benua2 itu
saling bergerak,ada yang menjauh dan ada pula yang mendekat .Ia menyatakan bahwa 200
juta tahun yang lampau Bumi hanya terdiri dari satu benua raksasa yang terletak di Kutub
Selatan,benua ini disebut benua Pangaea, seperti gambar dibawah ini

Gambar : pangea

Teori Pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua
benua bergabung bersama dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya
benua sekarang terdiri dari 5 buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum
diketahui pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori
selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu
lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik
karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.

Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener, seorang Ilmuwan Jerman. Pada
Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente und
der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk satu
superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang. Jadi benua
pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya pergerakan
lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya menjadi benua
(daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan belahan selatan
seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan
Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama
periode Jurassic (jaman dinosaurus).

Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa
yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang
menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang
menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India, Australia dan Antartika.
Benua yang kita diami sekarang ini bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita
yang berdiri diatasnya), pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5
inchi/tahun bahkan lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya.

200 juta tahun yang lampau Benua Pangaea pecah menjadi 2 benua yang disebut
Laurasia di belahan Bumi Utara dan Gondwanaland di belahan Bumi Selatan. 135 juta tahun
yang lampau Australia dan Antartika terpisah, Amerika Selatan berpisah dari Afrika. 65 juta
tahun yang lampau Afrika dan India bergerak kearah utara, sedangkan Amerika Selatan
mendekati Amerika Utara, seperti gambar dibawah ini:

 Teori Lempeng Tektonik (Geografi)


Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan
tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini
terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng
Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan
berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi,
juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra
(oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua
dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material
pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula,
elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada
kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu
dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak
mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang
saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang
ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
 Bukti-bukti adanya pergeseran Benua:
 Persamaan garis pantai timur Amerika Selatan dengan pantai barat Afrika,demikian pula
pada fosil flora faunannya.
 Greenland menjauhi Eropa kurang lebih 36 cm per tahun.
 Jenis tanah Amerika Utara,Afrika,India,Australia dan Antartika menunjukan persamaan
sifat.
 Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh benua Afrika.

Menurut teori ini, seluruh kerak Bumi dipandang tersusun oleh beberapa lempengan besar
yang bergerak seperti balok yang kaku di atas permukaan Bumi. Batas-batas lempeng adalah
kawasan memiliki aktifitas seismik tinggi, yang terjadi karena pembentukan material kerak baru
di sepanjang pematang tengah samudera, maupun karena material kerak yang tua ter-subduction
di daerah palung.
Gambar 2.1. Macam-macam kontak antar lempeng. (A) kontak divergen, (B) kontak konvergen
dengan satu lempeng mengalami subduksi, (C) kontak konvergen dengan lempeng mengalami
kolisi, (D) kontak lempeng berbentuk transform fault.

1) Kontak divergen, yang disebut juga dengan spreading center (pusat pemekaran). Pada
kontak ini, lithophere yang baru terus menerus terbentuk karena dua lempeng saling
menjauh. Pembentukan cekungan laut terjadi pada kontak lempeng jenis ini, seperti
Samudera Atlantik.
2) Kontak konvergen, yang terjadi bila dua lempeng bergerak saling mendekat satu sama
lain. Pada kontak konvergen, salah satu lempeng menyusup ke bagian bawah yang lain,
yang dalam kasus ini kita sebut subduction zone (zona penunjaman atau zona subduksi).
Pada kontak ini dapat pula terjadi dua lempeng saling benturan, yang disebut sebagai
collision zone (zono kolisi). Zona subduksi adalah zona tempat lempeng samudera
dikonsumsi, seperti Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa; sedang zona kolisi adalah
zona tempat terbentuknya kawasan pegunungan, seperti Pegunungan Himlaya.
3) Kontak transform fault, terjadi bila dua lempeng berpapasan satu sama lain dengan tepi-
tepi lempeng yang saling menggerus. Gempa bumi sering terjadi di kontak lempeng jenis
ini. Contohnya adalah kawasan Sesar San Andreas.
Gambar 2.2. Mekanisme pembentukan laut baru melalui pecahnya continental crust.

Selanjutnya, cekungan samudera tidak tetap posisi maupun ukurannya, dan samudera
dapat mengalami pembukaan dan bertambah luas, seperti Samudera Atlantik; dan dapat pula
mengalami penutupan dan bertambah sempit, seperti Samudera Pasifik. Selain itu, teori ini juga
menerangkan tentang pembentukan deretan gunungapi (Gambar 2.3) dan kawasan pegunungan.

Gambar 2.3. Pembentukan gunungapi menurut teori plate tectonic.


SEJARAH PEMBENTUKAN SAMUDERA
A. Hipotesis terjadinya samudera
 Hill mengemukakan kerak bumi awalnya terbentuk di wilayah kutub tersusun atas
material feldspar dengan ketebalan sekitar 1,5 Kilometer. Dampak dari pengaruh radio
aktif disertai panas di dalam bumi mengakibatkan permukaan bumi tersebut
menggelembung hingga terbentuklah daratan yang luas. Magmatis yang bersifat basalt
lebih berat terletak di dsar samudera yang berada di atas benua.
 J.H.F. Umgrove berpandangan, bahwa awalnya kerak bumi tidak hanya terdapat di
daerah kutub saja, akan tetapi merata ke seluruh permukaan bumi yang menyebabkan
kerak bumi mengalami banyak retakan. Pendapat Umgover retakan-retakan tersebut
menjadi asal terbentuknya samudera yang luas.
 V.J Vernansky berhipotesis tentang terpisahnya bulan dari bagian bumi yang masih
plastis. Karena rotasi bumi sejumlah massa magma dan kerak bumi tersebut terlempar ke
luar antariksa, dampaknya pada kerak bumi terbentuk cekungan sangat luas yang pada
akhirnya membentuklah samudera Pasifik.
 V.V Belousov berhipotesis bahwa dasar samudera terbentuk karena penurunan secara
terus-menerus tanah yang ada di daratan. Oleh sebab itulah perairan samudera mengalami
perluasan sampai ke arah daratan. Menurut Belousov samudera Hindia dan samudera
Atlantik terus mengalami perluasan samapai masa tersier, sedangkan pada samudera
pasifik mengalami perluasan sampai ke daratan hingga pada masa quarter.
B. Teori terjadinya samudera
Terdapat berbagai teori-teori mengenai sejarah terbentuknya samudera, diantaranya:
1. Teori kontraksi (Contraction theory ). James Dana dan Elie De Baumant pada tahun
1847-1852 mengemukanan bahwa sebelum terbentuknya bumi, kondisi bumi masih
panas. Kemudian mengalami pendinginan hingga terbentuk kerak bumi. Pada masa
jutaan tahun kemudian terjadi perubahan di dalam lapisan bumi. Perubahan-perubahan
tersebut menyebabkan terbentuknya continen dan cekungan samudera. Kondisi ini bisa
diasumsikan karena di bawah kerak bumi terdapat batuan bersifat plastis yang lebih berat
umumnya dikenal dengan istilah mantel atau astenosfer.
2. Teori Gravitasi (Gravity theory). Para pakar Geologis berpandangn bahwasanya basin
yang ada pada samudera terjadi saat bintang besar melintasi medekat di bumi. Akibat
pengaruh gaya gravitasi menyebabkan terjadi tarik-menarik antara bintang dengan bumi.
Kondisi bumi yang masih panas dan lunak (plastis) sehingga bagian luar bumi tertarik ke
angkasa luar. Bekasnya membentuk basin yang luas sebagai samudera, berdasarkan
teorinya basin yang luas itu merupakan cekungan samudera Pasifik. Sedangkan bumi
bagian luar yang terlepas ke angkasa membentuk menjadi bulan.
3. Teori Meteroid (Meteroid theory ). Berdasarkan teori meteroid terbentuknya basin yang
luas di samudera sebagai dampak dari kejatuhan meteor angkasa luar. Dihipotesiskan
cekungan-cekungan pada kawah danau pada bulan dan bumi di samudera terbentuk
akibat daya yang sama. Kuatnya benturan dari meteor cekungan itu terisi oleh air dan
menjadi samudera.
4. Teori Benua Apung (Contonental Drift theory). Pada tahun 1930-an Alfred Wegener
mengemukakan Teori ini. Wegener berpandangan bahwa ketika kerak bumi mengalami
pendinginan terbentuklah suatu kontinental yang sangat besar yang dikenal dengan
Pangea. Meskipun Kontinental itu besar tetapi relatif ringan sehingga mampu mengapung
di atas batuan plastis di bawahnya dengan massa lebih berat. Kemudian terbentuklah dua
lempengan luas. Lempengan bagian utara terbentukAmerika Utara dan Eurasia
sedangkan lempengan bagian selatan terbentuk Amerika Selatan. Lempengan keduanya
tersebut terpisah dengan adanya samudera luas yang dinamakan sebagai Tethys.
Kemudian lautan thetys semakin sempit menjadi lautan Mediteran, laut Hitam dan laut
Kaspia. Contonental Drift theory dapat dibuktikan berdasarkan kesesuaian bentuk pantai
Amerika selatan, Eurasia serta Afrika. Bukti lainnya yang memperkuat Continental Drift
theory yaitu ditemukannya kesamaan fosil-fosil tumbuhan dan hewan pada fosil purba
pada pantai masing-masing benua tersebut. Fosil tumbuh-tumbuhan dan hewan atau
spesies khusus ditemukan pada fosil purba tersebar di pantai Amerika Selatan, Afrika,
Eurasia, Hindia dan Siberia.
C. Cekungan Dasar Samudera (Ocean Basin)
Ocean Basin mempunyai bentuk-bentuk topografi khusus, diantaranya abysal plain dan
abysal hill, trench, sub marine ridge, sub marine plateau, seamount dan guyot.
a) Abysal plain dan abysal hill Abysal plain merupakan bagian terbesar dari topografi dasar
laut. Ke arah benua abysal plain biasanya bersambungan langsung dengan continental
ride. Abysal plain paling rata dibandingkan dengan bentuk-bentuk topografi dasar laut
yang lain. Pada bagian-bagian tertentu terdapat abysal yag eliefnya lebih besar, abysal
yang demikian disebut abysal hill.
b) Trench ( trough = palung laut ). Trench adalah dasar laut yang sangat dalam, sempit dan
panjang. Dasarnya kadang-kadang rata jika berisi dengan sedimen. Sedimen di dasar
trench terutama mengendap akibat adanya turbidity current. Larangannya sangat curam,
biasanya antara 110 – 160 . Kemiringan lereng terbesar adalah pada Tengah Trench yaitu
sampai sebesar 450 . Trench pada umunya terbentuk terdapat dekat kontinen atau sejajar
dengan pulau-pulau dan deretan pegunungan yang bersifat vulkanik dan seismik.
c) Sub marine ridge ( Punggungan dasar laut = ambang laut ). Sub marine ridge adalah dasar
laut yang dangkal, panjang dan memisahkan laut yang dalam. Jika larangnya tidak
terlampau terjal disebut oceanecerise. Sub marine ridge yang sangat menarik adalah sub
marine ridge yang bersambungan disemua lautan di dunia. Sub marine ridge ini tersebut
lebih dari 40.000 mil. Lebarnya antara 600 – 250 mil. Tinggiya paa umumnya 6500 –
13.000 kaki dari dasar abysal plain. Pada beerapa tempat puncak Mid Oceanic Ridge
tersebut muncul sampai diatas permukaan laut. Bagian tengah membujur Mid Oceanic
ridge itu terdapat lembah patahan ( rift valley). Sepanjang Mid Oceanic Ridge dijumpai
banyak patahan yang arahnya tegak lurus. Mid Oceanic Ridge merupakan jaluran yang
bersifat vulkanik dan seismik di lautan. Dan diketahuinya sifat – sifat Mid Oceanic Ridge
ini lahirnya teori yang terkenal yaitu sea floor upreading.
d) Submarine plateau. Submarine plateau adalah dasar laut yang datar lebih dangkal
daripada abysal plain disekitarnya dalam ukuran yang luas. Submarine plateau yang
terkenal diantaranya adalah plateau Telgraf di Atlantik Utara dan plateau Albatros di
Pasifik bagian timur.
e) Seamount dan Guyot. Seamount dan Guyot adalah gunung berapi yang muncul didasar
laut tetapi puncaknya masih berada dibawah permukaan laut. Jika puncaknya datar
disebut Guyot. Puncak yang datar itu terjadi apabila puncak Seamount yang hamper
mencapai permukaan laut itu mengalami erosi gelombang laut.
D. Karakteristik Samudera di Permukaan Bumi
Planet bumi terdiri dari empat samudera luas, masing-masing samudera mempunyai
karakter yang khas.
1. Samudra Pasifik.
Kata Pasifik diambil berdasarkan bahasa dari Spanyol yakni “pacifico” artinya “tenang”.
Samudera Pasifik menduduki sepertiga seluruh luasan bumi sekitar 179.800.000 km2. Samudera
Pasifik mempunyai panjang kurang lebih 15.500 Kilometer membentang mulai laut Bering (
samudera Arktik) hingga mencapai perbatasan es di lautan Ross Antartika. Lebar samudera
Pasifik dari Barat hingga ke Timur kurang lebih menghampar 19.800 Kilometer mulai wilayah
pantai Kolombia hingga Kepulauan Indonesia. Perbatasan Samudera Pasifik antara lain.
 Bagian Selatan berbatasan dengan benua Antartika
 Bagian utara berbatasan dengan samudera Arktik
 Bagian barat berbatasan dengan di antara benua Eurasia dan benua Australia
 Bagian timur berbatasan dengan pantai Amerika
Karakteristik khas dari samudera Pasifik antara lain.
1) Dijumpai palung Mariana di Filiphina menjadi wilayah terdalam yang teradapat di
lapisan kerak bumi.
2) Samudera paling luas diantara samudera yang lain.
3) Samudera Pasifik terdiri dari dua puluh lima ribu pulau sebagian besar terdapat di bagian
selatan Ekuator.
4) Banyak dijumpai bencana alam seperti gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik
yang sifatnya merusak serta bencana alam tsunami yang bersumber dari dasar samudera
pasifik.
5) Dijumpai banyak gunung berapi yang terletak di dalam lautan (seamounts). Mid Oceanic
Ridge di lautan Pasifik memanjang melalui New Zealand – teluk California, Mid Oceanic
Ridge ini disebut East Pasific Rises. East Pasific Rises bersambungan dengan Mid
Oceanic Ridge di lautan Atlantik dan lautan Hindia, yang masing-masing melalui sebelah
selatan Amerika Selatan dan sebelah selatan Australia. Di sebelah utara California, Mid
Oceanic Ridge itu muncul lagi ke arah utara sejajar dengan pantai barat USA dan
Canada. Berbeda dengan Mid Oceanic Ridge di kedua lautan yang lain, maka east Pasifik
Rise arahnya agak memotong lautan, reliefnya lebih halus dan rift valley tidak seberapa
nyata. Seamount dan guyot banyak dijumpai dilautan Pasifik. H.W. Menard menentukan
lebih dari 1400 buah. Banyak di antaranya seamount itu yang muncul di atas permukaan
laut dan membentuk daratan pulau vulkanik. Suatu bentuknya yang sangat menarik di
lautan Pasifik ialah terdapatnya palung laut pada bagian tepi lautan ini. Palung laut
tersebut pada umunya sejajar dengan deretan pulau-pulau atau pegunungan yang vulaknik
dan seismik. Deretan pegunungan vulkanik dan palung laut yang melingkar pada bagian
tepi lautan Pasifik disebut juga ring of fire. Laut-laut yang termasuk bagian dari lautan
Pasifik antara lain : Laut Bering, Laut Okhotsk, Laut Jepang, Laut China Timur, Laut
Kuning, Laut China Selatan, Laut-laut di Indonesia, Laut Keral, Laut Tasma, Teluk
California dan sebagainya. Di belahan bumi selatan batas antara Lautan Pasifik dan
Atlantik ialah meridian yang melalui Cape Horn (670 BB ), sedang batas antara Lautan
Pasifik dengan Lautan Hindia ialah meridian yang melalui pulau Tasmania. ( 1470 BT ).
2. Samudera Atlantik
Kata Atlantik diambil dari bahasa Yunani “lautan atlas”. Samudera Atlantik adalah
samudera kedua terbesar setelah Samudera Pasifik, mempunyai luasan kurang lebih seperlima
luasan di permukaan bumi. Samudera Atlantik tampak mirip huruf “ S” membujur mulai bagian
bumi sebelah selatan sampai bagian bumi utara, dengan ekuator sebagai garis pembagi. Dengan
Demikian Samudera ini dikenali dengan dua samudera, yakni Samudera Atlantik Utara dan
Samudera Atlantik Selatan.
Perbatasan Samudera Atlantik antara lain:
1) Bagian utara berbatasan dengan samudera Arktik
2) Bagian selatan berbatasan dengan benua Antartika
3) Bagian barat berbatasan dengan benua Amerika (utara dan selatan)
4) Bagian timur berbatasan dengan benua Eropa dan Afrika
Luasan samudera Atlantik kurang lebih 106.460.000 Kilometer2. Apabila laut di sekitar
Atlantik tidak dihitung, luasannya menjadi 82.363.000 Kilometer2. Apabila dibandingkan
dengan negara Amerika Serikat, luasan samudera Atlantik kurang lebih 6 ½ kali lipatnya.
Samudera Atlantik mempunyai kedalaman rerata sekitar 3.322 meter. Pada Samudera Altlantik
terdapat mid oceanic ridge yang memanjang pada bagian tengah lautan tersebut. Mid Oceanic ini
di sebut Mid Oceanic Ridge. Panjang nya kurang lebih 11000 km. Adanya pantai benua sebelah
menyebelah lautan Atlantik yang saling menutup dan adanya Mid Oceanic Ridge memanjang di
bagian tengah lautan itu, melahirkan teori continental drift yang kemudian diperbaiki dengan
teori Sea floor Spreading. Topografi Mid Atlantic Ridge tersebut sangat kasar dan memanjang
bagian
tengahnya terdapat rift valley yang dalamnya sampai 2000m dari puncak ridge. Pada beberapa
tempat puncak ridge itu muncul di atas permukaan laut, di antara berupa pulau Islandia, St.Paul
Rocky,Ascension. adanya mid oceanic ridge yang memanjang pada bagian tengah lautan
tersebut. Mid Oceanic ini di sebut Mid Oceanic Ridge. Panjang nya kurang lebih 11000 km.
Adanya pantai benua sebelah menyebelah lautan Atlantik yang saling menutup dan adanya Mid
Oceanic Ridge memanjang di bagian tengah lautan itu, melahirkan teori continental drift yang
kemudian diperbaiki dengan teori Sea floor Spreading. Topografi Mid Atlantic Ridge tersebut
sangat kasar dan memanjang bagian tengahnya terdapat rift valley yang dalamnya sampai 2000m
dari puncak ridge. Pada beberapa tempat puncak ridge itu muncul di atas permukaan laut, di
antara berupa pulau Islandia, St.Paul Rocky,Ascension. Laut - laut yang termasuk bagian dari
lautan Atlantik itu di antaranya: Laut Artik, Laut Mediteran, Teluk Hadsen, Laut Baltik, Laut
Hitam, Laut Utara, Teluk Biscaye, Teluk Guenia, Laut Caribea, Teluk Mexico dan sebagainya.
Batas antara lautan Atlantikdengan Lautan Hindia mengikuti meridian yang melalui Cape
Agulhas
Ciri khas Samudera Atlantik antara lain :
a) Seperti huruf S bentuknya melekuk dari selatan sampai utara.
b) Memiliki pantai pesisir tidak teratur (irregular), berbatasan banyak teluk serta tanjung.
c) Dijumpai banyak titik paling rendah pada Palung Puertorico, lembah Milwauke mencapai
8.600 meter.
d) Terjadi sering bencana alam badai tropis di samudera Atlantik. Bencana alam badai tropis
berpeluang terjadi di wilayah pantai pesisir Afrika mendekati semenanjung Verd terus
bergeser mengarah ke barat sampai ke lautan Karibia pada bulan Mei sampai Desember.
Angin topan sering dijumpai pada wilayah Atlantik Utara terutama dimusim winter di
bagian utara mengakibatkan pelayaran samudera menjadi sangat membahayakan dan sulit
dilewati.
e) Dijumpai terusan Kiel dan terusan Saint Lawrence yang keduanya menjadi jalur
penghubung perairan sangat penting di dunia.
3. Samudera Hindia
Samudera Hindia adalah samudera ketiga terbesar di permukaan bumi setelah samudera
Pasifik dan Samudera Atlantik. Wilayahnya melingkupi sekitar 20% permukaan perairan di
bumi. Samudera Hindia dibatasi oleh Samudera Atlantik di 20° meredian timur dan dibatasi oleh
Samudera Pasifik pada 147° meridian timur. Total luasan samudera Hindia adalah 68.555.000
Kilometer2. Satu – satunya palung laut yang cukup dalam lautan ini adalah palung Jawa yang
terletak diseblah selatan pulau Jawa. Mid Oceanic Ridge di lautan Hindia bentuknya menyerupai
huruf Y. Salah satu ujungnya bersambungan dengan East Pasific Rise melalui sebelah selatan
Australia. Ujung yang lain bersambungan dengan Mid Atlantic Ridge melalui sebelah selatan
Afrika. Sedang ujung yang ketiga masuk Teluk Aden dan laut Merah. Mid Oceanic Ridge di
lautan Hindia ini menyerupai Mid Atlantic Ridge yaitu reliefnya kasar, seismik dan terdapat rift-
valley yang dalam. Selain itu Mid Oceanic Ridge di lautan Hindia juga terletak dibagian tengah
lautan. Samudera Hindia melingkupi Lautan Andaman, Lautan Arabia, Teluk Bengala, Teluk
Perna, Selat Malaka, Teluk Oman, Teluk Aden, dan Great Australian Bight.
Perbatasan Samudera Hindia antara lain:
a) Bagian barat berbatasan dengan semenanjung Arab dan semenanjung Afrika
b) Bagian timur berbatasan dengan Semenanjung Malaka, Kepulauan Indonesia dan benua
Australia.
c) Bagian utara berbatasan dengan kawasan Asia bagian Selatan
d) Bagian selatan berbatasan dengan lautan Antartika
Ciri khas Samudera Hindia antara lain :
a) Titik paling rendah terdapat pada Palung Jawa dibawah 7.257 meter.
b) Terdapat banyak pelabuhan-pelabuhan utama yang ramai aktivitas perdagangan, seperti
Fremantle (Australia), Calcuta (India), Kolombo (Sri Lanka), Teluk Richards (Afrika
Selatan ), Durban (Afrika Selatan), Karachi( Pakistan), Jakarta (Indonesia).
c) Gelombang pantai cukup tinggi dengan arus laut yang sangat kuat dan besar.
d) Kepulauan yang dimiliki sedikit sekali, kepulauan Ceylon dan kepulauan Madagaskar
merupakan kepulauan terbesar di samudera ini.
4. Samudera Arktik
Samudera Arktik terletak pada bagian bumi sebelah utara dan umumnya terdapat pada
wilayah kutub utara, Arktik. Meskipun International Hidrografic Organisaion (IHO)
menggolongkan termasuk samudera, tetapi beberapa pakar oseanografi menganggapnya
termasuk laut biasa. Samudera Arktik menempati suatu cekungan bundar dan memiliki luasan
kurang lebih 14.056.000 Kilometer² atau kurang lebih 1,5 kali luasan Negara Amerika Serikat.
Garis pantainya memanjang 45.388 Kilometer, posisi geografisnya terletak di anatara 90°00’ LU
dan 0°00’BT. Perbatasan Samudera Arktik yakni hampir seluruhnya dikelilingi daratan, yakni
Asia bagian Utara, Amerika bagian Utara, Greenland, dan semenanjung Skandinavia di Eropa
Utara.
Ciri Khas Samudera Arktik Antara lain :
a) samudera paling kecil dan paling dangkal diantara samudera lainnya.
b) Samudera Arktik senantiasa terkover lapisan salju dan es sepanjang tahun.
c) Temperatur dan salinitas senantiasa berganti tergantung musim dan es yang menutupinya
mencair atau tidak.
d) Memiliki salinitas terendah dibandingkan samudera lainnya dikarenakan tingkat
penguapan yang sedikit serta sangat terbatas keluarnya air dari samudera ke wilayah
selatannya dengan masukan air tawar ke Samudera Arktik dalam jumlah yang besar.
e) Banyak dijumpai cekungan dalam antara 4.000 meter sampai 5.450 meter.
f) Titik paling rendah dijumpai di cekungan Eurasia dengan kedalaman dibawah 5.450
meter.

Anda mungkin juga menyukai