BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ciri dan struktur tubuh kelompok Chlorophyceae.
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi dan klasifikasi kelompok Chlorophyceae.
3. Untuk mengetahui habitat dan peranan kelompok Chlorophyceae.
1.4 Manfaat
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui ciri dan struktur tubuh kelompok Chlorophyceae.
2. Mengetahui sistem reproduksi dan klasifikasi kelompok Chlorophyceae.
3. Mengetahui habitat dan peranan kelompok Chlorophyceae.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
3
4
c. Inti (nukleus)
Chlorophyceae mempunyai inti seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu
diselubungi oleh membrane inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya
tunggal, tetapi jenis anggota yang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki inti
lebih dari satu.
d. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Chlorophyta seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu
berupa amilum, tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan
amilopektin (rantai glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam
granula bersama dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa
jenis tidak memiliki pirenoid yaitu pada golongan chlorophyceae yang telah tinggi
tingkatannya, tirenoid dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.
Oogami yaitu jenis anisogami dengan gamet jantan yang aktif (gametangium
oogonium, dan gametangium spermatid), contoh: volvox dan oedogonium.
Berdasarkan sel gamet, perkembangbiakan dibedakan menjadi:
Heterotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari dua talus yang berbeda.
Contoh: spyrogira.
Homotalik, yaitu perkembangbiakan yang berasal dari satu talus. Contoh:
zygnema.
flagel (2 atau 4). Contoh genus: Chlamydomonas (flagel 2), Polytoma (flagel
2), Tetraselmis (flagel 4), Carteria (flagel 4).
c) Phacotaceae
Memiliki dinding sel sel tebal yang disebut lorika atau membran yang
mengandung mangan atau besi, unisel, flagel umumnya 2. Contoh genus
Phacotus dan Pteromonas (lorika tidak berpori), Dysmorphococcus (lorika
berpori).
d) Volvocaceae
Umumnya koloni, diselaputi oleh gelatin yang masih, dinding sel
mengandung selulosa, jumlah flagel 2, bentuk koloni bulat, speris atau
ellipsoid, sel dalam koloni ada yang seragam ada yang berbedaMemiliki
banyak anggota. Contoh genus Pandorina, Platidorina, Gonium (ukuran sel
bervariasi), Pleudorina (ukuran sel seragam), Eudorina, Volvulina, Volvox
(ukuran sel bervariasi)
e) Spondylomoraceae
Koloni, tidak diselaputi gelatin, hanya memiliki sedikit anggota, flagel
berjumlah 2. Contoh genus: Spondylomorum dan Pyrobotrys.
2. Ordo Tetrasporales
Bentuk selnya ada yang Unisel ada yang koloni, tidak memiliki flagel.Ordo ini
memiliki 2 famili, yaitu:
a) Palmelaceae
Sangat mirip dengan Chlamydomonadaceae tapi tidak berflagel. Contoh
genus Palmella, Gloeococcus dan Gloeocystis.
b) Tetrasporaceae
Bentuk koloni, memiliki pseudoflagel (tidak dapat bergerak) pada kutub
anterior. Contoh genus Tetraspora, Apiocystis
3. Ordo Ulotrichales
Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih
sederhana membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-
benang itu selalu bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang.
11
Yang lebih tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada
suatu substrat / alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti jaringan
parenkim. Ada pula yang talusnya berbentuk pipa atau pita.
Dalam kelompok ini termasuk antara lain: Suku Ulotrichaceae, contoh :
Ulothrix zonata, Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh
interkalar. Sel-selnya pendek, kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada
substrat.
4. Ordo Oedegoniales
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar
perairan. reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang flagela banyak. Reproduksi generatif adalah salah satu benang
membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang
disebut oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma
tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk
individu.
Beberapa fitur umum di antara genus ini mungkin tidak jelas. Rambut dari
Bulbochaete dan sistem heterotrichous Oedocladium mirip dengan
Chaetophorales, dengan mana mereka dapat berbagi hubungan yang jauh. Dari
genus Oedogonium ada lebih dari 330 spesies, sekitar 70 spesies Bulbochaete,
dan 10 spesies Oedocladium. Lebih dari setengah dari spesies ini diketahui di
Amerika Utara. Banyak spesies yang digunakan oleh pemilik akuarium. Anggota
ordo biasanya menghuni air seperti danau dan kolam, daripada sungai.
Oedogoniales termasuk hidup bebas dan anggota epifit pada ganggang atau air
tawar angiosperma lainnya.
5. Ordo Ulvales
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk
seperti lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan
spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut
gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan
12
gamet betina. pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot
(2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya
sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
6. Ordo Schizogonales
7. Ordo Chlorococcales
Ordo Chlorococcadales memiliki sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu
cambuk sehingga tidak bergerak. Mempunyai satu inti dan satu kloroplas. Mereka
merupakan satu koloni yang bentuknya bermacam-macam, dan tidak lagi
melakukan pembelahan sel yang vegetatif. Perkembanganbiakan dengan zoospora
yang mempunyai dua bulu cambuk, atau dengan spora yang tiddak mempunyai
bulu cambuk yang dinamakan aplanospora. Perkembanganbiakan dengan isogami
antara lain pada marga Pediastrum.
Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, terkadang pada kulit
pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis
dengan fungsi sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang
rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam infusoria dan Hydra. Oleh seorang ahli
Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah menjadi berbagai
macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi
bahan pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat menimbulkan revolusi
dalam masalah penyediaan pangan. Dalam bangsa ini termasuk antara lain: Suku
Hydrodictyceae, contoh pediastrum bonganum dan Suku Chlorococcaceae,
contoh Chlorococcum humicale
Memiliki bentuk unisel dan koloni, tidak memiliki flagel. Berbentuk bulat
telur. Chlorococcales adalah urutan ganggang hijau di kelas Chlorophyceae.
Spesimen individu terkadang ditemukan di dalam tanah, tapi sebagian besar di
perairan tawar dan laut. Ordo berisi sekitar 780 spesies. Konvensional, banyak
kelompok ganggang hijau coccoid yang disamakan agar Chlorococcales oleh
Komarek & Fott (1983), berdasarkan Pascher ini (1918) gagasan mendirikan ordo
sesuai dengan bentuk kehidupan. Namun, ganggang hijau coccoid yang saat ini
13
gelembung, berwarna hijau dan mengandung banyak inti. Melekat pada tanah
dengan rizoid yang panjang, tidak bercabang dan tidak berwarna.
b) Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)
Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut
c) Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae)
Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun
dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan
dinamakan asimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap,
tidak berwarna dan tidak mengandung leukoamitoplas dan rizoid pada
perkembangbiakanseksual yaitu anisogami, seluruh tumbuh-tumbuhan baik
jantan maupun betina masing-masing mengeluarkan gamet yang berwarna
hijau dalam jumlah yang amat besar dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu
mati.
d) Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae)
Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada
substrat dengan rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak
mempunyai dinding pemisah melintang, maka talus kelihatan seperti pipa
bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual dengan zoospora. Sedangkan
perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami. Tempat vaucheria
dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat perkembangbiakan seksual
dan aseksual ditemukan pada suatu individu. Pembelahan reduksi terjadi pada
perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu cambuk serta susunan bulu
cambuk pada soermatozoidnya, demikian pula zat-zat warna dalam
plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi banyak xantofil) dan zat-zat cadangan yang
terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria oleh para ahli dimasukkan ke
dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada zoosporanya
yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka vaucheria
hanya digolongkan pada chlorophyceae
e) Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae)
15
Biofuels dianggap sejauh ini sebagian besar telah berasal dari jagung, yang
ternyata belum dapat diandalkan. Namun, strain tertentu dari minyak mensekresi
alga yang dapat disempurnakan menjadi biofuel, yang dapat tumbuh di tangki
bukan bidang dan tumbuh lebih cepat dibanding tanaman lain, sehingga calon
ideal untuk pengganti biofuel untuk bahan bakar fosil populer.
Sumber Pangan, Alga kaya protein, mineral dan nutrisi dan dapat digunakan
sebagai pupuk untuk tanaman yang lebih baik. Berbagai jenis alga yang
digunakan dalam berbagai obat-obatan, kosmetik, pakan ternak dan pengendalian
polusi. Hewan air juga sebagian besar manfaat dari alga karena mereka
menyediakan makanan bagi mikroorganisme yang dapat memberi makan ikan. Ini
juga menyediakan naungan ke hewan air yang hidup di kolam dan juga
memperkaya air dengan oksigen melalui proses fotosintesis, yang lagi-lagi
menguntungkan hewan air.
Fotosintesis, Tanpa ganggang, makhluk hidup yang membutuhkan oksigen untuk
hidup, seperti manusia, tidak akan berada di sini. Bahkan, ganggang bertanggung
jawab untuk menciptakan diperkirakan 70 hingga 80 persen dari oksigen di
atmosfer dunia melalui proses fotosintesis, dilakukan dengan cara yang sama
seperti dengan vegetasi yang ditemukan di darat.
Derivatif Pangan, Rumput Laut, jenis ganggang, digunakan dalam banyak
produk makanan di seluruh dunia. Di Asia, itu adalah camilan umum, kaya
vitamin dan yodium. Di Amerika Serikat, itu lebih umum untuk makanan untuk
memiliki turunan rumput laut, seperti alginat, karagenan dan beta karoten. Ini
bertindak sebagai stabilisator, pengental dan pewarna dalam makanan seperti es
krim, puding dan selai kacang.
b) Peran merugikan:
Reproduksi yang cepat, alga kadang menghalangi sinar matahari dari mencapai
tanaman air, yang menghasilkan kematian mereka. alga rambut yang tumbuh di
air dapat menyebabkan kematian hewan air akibat cekikan.
18
Proses berasal biofuel dari alga adalah mahal dan membutuhkan suhu konstan
karena itu, tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan. Selain menjadi berbahaya bagi
hewan air, alga juga membunuh keindahan lingkungan sebagai kolam ditutupi
dengan alga terlihat kotor dan jelek.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ukuran tubuh mikro.
Kingdom protista terdiri atas kelompok makhluk hidup yang mempunyai
karakteristik peralihan antara hewan dan tumbuhan. Protista terdiri atas
protista mirip hewan, tumbuhan dan jamur.
Ciri umum kelompok Chlorophyceae berwarna hijau terang, cosmopolitan,
memiliki anggota terbanyak, eukariot, ada yang unisel, koloni dan filament,
pigmen yang dimiliki: klorofil a,b, karoten (α, , ) dan beberapa xantofil,
dinding sel terbuat dari selulosa atau polimer xylosa atau mannosa atau
hemiselulosa.
Struktur Chloropyceae terdiri atas: dinding sel, kloroplas, inti (nukleus),
penyimpan cadangan makanan, fototaksis dan memiliki bentuk mata.
Perkembangbiakan Chloropyceae dapat melalui cara vegetatif, aseksual, dan
seksual yang terdiri atas: anisogami, isogami, dan oogami.
Menurut Smith (1955) Chlorophyceae dibagi menjadi 10 bangsa, yaitu:
Volovocales, Tetrasporales, Ulothrichales, Ulvales, Schizogoniales
(Prasiolales), Oedogoniales, Zygnematales, Chlorococcales, Siphonales, dan
Siphonocladales.
Chlorophyceae hidup di air tawar, air laut, air payau tanah – tanah yang
basah, ada pula yang hidup di tempat – tempat kering. Serta meiliki peran
yang menguntugkan dan merugikan.
3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian dan studi lebih lanjut tentang kelompok Chlorophyceae,
memanfaatkan Chlorophyceae dengan bijaksana.
18
20
DAFTAR RUJUKAN
19