CLHOROPHYTA
Oleh :
201310070311054
III-B BIOLOGI
2014
1
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Metode Pembelajaran
2
A. Pendahuluan
Chlorophyta adalah salah satu divisi dari Algae. Alga hijau merupakan
kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi
chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya
karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi
karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan
karotin dan xantofil (Tjitrosoepomo : 1994). Hasil asimilisasi beberapa amilum,
penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan
amilopektin. Gangang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang
hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut,
namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar.
Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang
tmbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang
berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnya, selada laut (Ulva)
dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih
kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran
besar sekalipun. Gangang hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau
melekat.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang
hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif
merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah anggota
alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis
sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari Chlorophyceae memiliki nilai gizi yang sangat
tinggi dibandingkan sengan nilai jasad yang lainnya. Di dalam sel Chlorella masih
pula memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri. Beberapa anggota atau bagian yang tergabung dalam
divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan
susunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa pigmen-pigmen
photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan mengandung
siphonaxanthin atau lutcin. Dan tempat penyimpanan makanan berupa pati.
3
Gangang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi,
khususnya sebagai titik tolak garis evolusi, karena tumbuhan tingkat tinggi yang
hidup di darat dan umumnya sedemikian terspesialisasinya, mungkin berasal dari
gangang hijau purba. Bentuk-bentuk gangang hijau tertentu yang hidup
sekarang ini mewakili tingkatan-tingkatan dalam evolusi tersebut, karena
kemungkinan besar bahwa banyak gangang yang hidup sekarang telah
mengalami perubahan hanya sedikit dalam kurun waktu geologis yang panjang
dan boleh dikatakan tetap tinggal primitif. Jenis-jenis seperti itu tidak
membentuk tipe-tipe yang lebih maju dan hanya dapat diwakili cabang-cabang
rendah pada pohon evolusi. Teapi karena jenis gangang itu juga mewakili
peranan tumbuhan purba dalam sejarah kehidupan organisme, maka tumbuhan
ini tetap berfaedah sebagai bahan studi. Maka dalam pembahasan tentang
gangang hijau ini, dapat kita pertimbangkan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya evolusi bagi jenis-jenis lain serta tipe-tipe gangang
yang lebih maju, dan petunjuk-petunjuk apa saja yang dapat memberikan sifat-
sifat nenek moyang yang diturunkan kepada berbagai macam tumbuhan di muka
bumi ini (Diolah dari berbagai sumber).
B. Ciri-Ciri Umum
a. Habitat
4
hujan, pada air mengalir (sungai atau selokan). Alga hijau ditemukan pula
pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan
kulit batang pohin yang lembab (Protococcus dan Trentepolia). Beberapa
anggotanya hidup di air mengapung tau melayang, sebagian hidup
sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan
atau hewan.
5
Dinding Sel
Kloroplas
6
4. Bentuk anyaman, contoh: Oedogonium
5. Bentuk spiral, contoh : Spirogyra
Inti Sel
c. Alat gerak
Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun sel
generatif dijumpai adanya alat gerak. Flagela pada kelas Chlorophyceae
selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama panjang (isokon), kecuali
pada bangsa Oedogoniales memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan
dengan struktur yang sangat luas disebut aparatus neuromotor,
merupakan granula pada pangkal dari tiap flagela disebut blepharoplas.
Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet
mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula.
Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2, flagela tersebut
dikelilingi oleh selubung plasma.
7
d. Perkembangbiakan / Reproduksi
8
mengadakan oogami. Karena Oedogonium, dapat mewakili suatu
tingkatan evolusi yang prosesnya boleh jadi dicapai selama perpindahan
cara hidup dari tumbuhan dalam air menuju tumbuhan darat, namun hal
itu juga sekaligus memperlihatkan adanya potensi untuk
mengembangkan diferensiasi seksual, yaitu suatu sifat yang hakiki pada
gangang.
1. Secara vegetative
2. Secara Asexual
9
a) Aplanospora
b) Hipnospora
c) Autospora
3. Secara sexual
e. Pergiliran keturunan
Tidak hanya asal usul reproduksi sesual tetapi juga tentang asal –
usul pergiliran generasi yang erat hubunganya dengan proses seksual,
pada ganging pun dapat diikuti jejaknya. Pada siklus hidup tumbuhan biji
tertutup, fase yang paling terkemuka dan dominan yaitu tumbuhan itu
sendiri termasuk generasi sporofit atau generasi diploid. Hal ini juga
berlaku bagi semua tumbuhan berpembuluh lainnya. Generasi gametofit
yang berikutnya merupakan fase dalam siklus hidupnya yang tidak
menonjol dan fase tereduksi (berumur singkat). Meskipun demikian,
tubuh tumbuhan tidak selalu merupakan gase diploid. Pada gangang
terdapat hal yang sangat beragam pada sifat ke dua generasinya. Tubuh
tumbuhan kebanyakan koloni gangang hijau yang berfilamen dan yang
tidak termasuk generasi haploid atau gametofit. Tumbuhan tersebut
menghasilkan gamet – gamet haploid, atau gametofit. Tumbuhan
tersebut menghasilkan gamet – gamet haploid yang dapat saling melebur
diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena meiosis terjadi
pada zigot berkecambah. Pada Oedogonium misalnya, telur yang telah
10
dibuahi merupakan satu – satunya sel diploid, sedangkan kesemua
struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filament, zoospore asexual,
gamet, dan spora – spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk
generasi gametofit. Pada Spirogyra pada saat terjadinya perkecambahan,
nucleus zigospora berkembang menjadi empat nucleus, masing – masing
dengan jumlah kromosom n (haploid). Tiga dari keempat nucleus itu
gugur, namun nucleus yang keempat menjadi nucleus sel pertama
filament yang baru. Asal – usul tubuh tumbuhan tinggi yang bersifat
diploid tidak dapat di cari diantara spesies semacam itu, karena semua
struktur vegetatifnya termasuk generasi gametofit (Tjitrosomo : 2010).
11
f. Cadangan Makanan
g. Peranan
12
DAFTAR PUSTAKA
13