Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II

OSTEOGENESIS EMBRIO PUYUH (Conturnix conturnic japonica)


PADA MASA INKUBASI 13, 14, 15, DAN 16 HARI
1.3
Alian Supriansyah 1.3Malini Pasaribu, 1.3Fitri Sofura, 1.3Djuita Harti, 1.3Waode Siti Adelia
Ambo
1Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan II Jurusan Biologi

FAKULTAS MATIMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS BENGKULU

3Kelompok praktikum SPH II Angkatan 2016 kelas B

ABSTRAK

Praktikum osteogenesis embrio puyuh (Coturnix coturnix japonica) pada masa inkubasi 11,
12, 13, 14, 15 dan 16 hari bertujuan untuk membuat preparat awetan embrio puyuh dan
menghitung panjang tulang yang menulang pada perkembangan embrio puyuh. Praktikan,
lalu dilakukan pengawetan dengan membersihkan seluruh tubuh puyuh dari bulu, kulit serta
dikeluarkan seluruh organ dalam. Kemudian dilakukan fiksasi, pewarnaan, rehidrasi,
transparasi dan penjernihan selama 21 hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
didapatkan hasil perkembangan tulang pada preparat 11, 12 dan 13 hari didominasi oleh
tulang rawan yang ditandai dengan warna biru alcian blue serta dominasi warna merah
alzarin red untuk preparat 14 dan 15 hari yang merupakan tulang keras (tulang kompak).
Dari hasil tersebut, secara jelas bahwa ditemukan peningkatan perkembangan tulang embrio
puyuh dan ditemukan perbedaan jumlah dari setia rentang masa hari inkubasi.

Kata kunci : Embrio puyuh, masa inkubasi, osifikasi, osteogenesis.

PENDAHULUAN Pengertian osteogenesis adalah


proses dari pembentukan tulang dimana
Latar belakang tulang terdiri atas material interseluler
Puyuh (Coturnix coturnix terkalsifikasi, matriks tulang, dan tiga tipe
japonica) merupakan hasil domestikasi sel yaitu osteosit yang dapat ditemukan di
dari puyuh liar (Coturnix coturnix ruang (lakuna) diantara matriks, osteoblas
japonica) yang dilakukan di Jepang yang merupakan tempat sintesis komponen
(Cooper, 1976). Puyuh yang telah organik dari matriks, serta osteoklas yang
didomestikasi ini mencapai kecepatan merupakan sel raksasa multinuklear yang
pertumbuhan yang tinggi dan dewasa alat terlibat dalam proses reabsorpsi dan
kelamin dalam jangka waktu yang singkat, pembentukan jaringan tulang(Junqueira
keadaan fisiologisnya hampir sama dengan dan Carneiro 2005).
ayam dan kegiatan reproduksi dengan cara Tulang selalu terbentuk dalam
ovipar (bertelur) bermula setitik kelenjar kerangka jaringan penyambung atau
putih pada telur puyuh yang bakal akan connective tissue yang telah ada
menjadi embrio (Lee, 1992) sebelumnya. Perbedaan-perbedaan dalam
perkembangan terjadi karena dalam perkembangan dan pembentukannya
embrio beberapa dari tulang-tulang itu sebagai seorang mahasiswa biologi harus
diendapkan dalam mesenkim yang belum memahami hal tersebut hingga mendasari
ter- diferensiasi (pembentukan tulang intra saya untuk melakukan pengamatan
membran), sedangkan di bagian lain dari osteogenesis pada embrio awetan puyuh.
tubuh terjadi pembentukan tulang yang Rumusan masalah, adapun
didahului oleh sistem tulang rawan rumusa masalah yang mencakup
penumpu yang sementara (pembentukan bagaimana perkembanga tulang pada
tulang endokondral) (Storer, 1978). puyuh dimulai masa inkubasi 11, 12, 13,
Pengertian osifikasi adalah proses 14, 15 dan 16 hari?
penting pembentukan matriks tulang Tujuan, adapun tujuan dari
(penulangan) mengandung unsur-unsur Praktikum osteogenesis embrio puyuh
yang sama seperti jaringan-jaringan (Coturnix coturnix japonica) pada masa
penyambung lainnya, serat-serat dan bahan inkubasi 11, 12, 13, 14, 15 dan 16 hari
dasar, pengendapan matriks ini oleh adalah untuk membuat preparat awetan
osteoblast. Osifikasi bermembran ter-jadi embrio puyuh dan menghitung panjang
dalam tulang-tulang tengkorak pipih dan tulang yang menulang pada perkembangan
klavikula (tulang selangka), sedangkan embrio puyuh.
osifikasi endokondral bersifat khas untuk
sebagian besar sisi kerangka tubuh.
Perbedaan antara kedua proses itu terletak
dalam kenyataan bahwa pada osifikasi MATERIAL DAN METODOLOGI
endokondral, tiap spikula diendapkan
sekeliling pecahan matriks tulang rawan Alat
yang telah mengapur, sedangkan pada
Alat yang di gunakan pada praktikum ini
spikula tulang intra membran tidak
ialah inkubator,botol film,botol vial,botol
terdapat kerangka semacam itu
film,jangka sorong, miktometer, cawan
(Bevelander, 1988).
petri, kaca benda, mikroskop streo.
Pengertian osteogenesis pada
embrio puyuh adalah proses pembentukan Bahan
tulang puyuh yang terdiri atas material
interseluler terkalsifikasi, matriks tulang, Pada praktikum pembuatan
dan tiga tipe sel yaitu osteosit yang dapat preparat embrio puyuh ini digunakan
ditemukan di ruang (lakuna) diantara bahan yakni embrio puyuh (Coturnix
matriks, osteoblas yang merupakan tempat coturnix japonica) umur 11, 12, 13, 14, 15,
sintesis komponen organik dari matriks, dan 16 hari, alkohol 96%, Etanol 70%,
serta osteoklas yang merupakan sel raksasa Etanol 40%, Etanol 15%, KOH 1%,
multinuklear yang terlibat dalam proses Alizarin red 0,0001 M, Alcian Blue dan
reabsorpsi dan pembentukan jaringan Gliserin.
tulang. Tulang membentuk rangka tubuh,
Waktu pelaksanaan praktikum
yang fungsinya untuk menahan berat
badan. Otot volunter (rangka) diinsersikan Praktikum pembuatan embrio puyuh
pada tulang melalui penyisipan tendon ke dilaksanakan pada tanggal 21 September -
jaringan penyambung periosteum. Dalam 6 Oktober 2017 WIB di Laboratorium
Struktur Perkembangan Hewan FMIPA
Universitas Bengkulu.
Prosedur kerja ang terakhir etanol 15% selama tiga jam.
Sebelum ke tahap transparansi embrio di
Prosedur inkubasi: Telur puyuh rendam dalam aquades selama 10 menit.
(Coturnix coturnix japonica) fertil di Pada tahap transparansi deilakukan
masukkan kedalam inkubator yang telah dengan menggunakan KOH 1% selama
disediakan. Atur suhu inkubator sebesar dua hari. Dilanjutkan dengan pewarnaan
38℃. Kemudian biarkan hingga waktu menggunakan alizarin red selama tiga hari.
yang telah di tentukan (11,12,13,14,15 dan Setelah di beri pewarna, dilakukan
16 hari). Selama inkubasi, setiap 2 kali transparansi kembali mengunakan KOH
dalam sehari (pagi dan sore) ubah posisi 1% selama dua hari. Proses penjernihan
telur. Namun pada 3 hari pertama masa bertahap menggunakan KOH : Gliserin
inkubasi telur dibiarkan dalam mesin dengan perbandingan 3:1 selama satu hari,
inkubasi tanpa harus di pindah posisinya. hari berikutnya diganti dengan KOH :
Prosedur pembuatan preparat tulang gliserin 1:1. Dan yang terkhir 3:1.Tahap
embrio:Telur puyuh yang telah di terakhir yaitu penyimpanan dengan
inkubasi selama 11, 12, 13, 14, 15, dan 16 menggunakan Gliserin murni.
hari dikeluarkan dari inkubator dan
Prosedur pengukuran panjang tulang
diletakkan pada lemari es. Kemudian embrio : Panjang tulang yang telah
difiksasi dengan menggunakan alkohol mengalami osifikasi di ukur dengan
96% selama 7 hari. Setelah difiksasi, menggunakan jangka sorong. Tulang yang
embrio puyuh diberikan pewarnaan di ukur ialah panjang femur, panjang
menggunakan alcian blue selama 3 hari. tibiatarsus, panjang falang, panjang
Selanjutnya dilakukan rehirasi dengan tarsometatarsus. Sedangkan untuk tulang
menggunakan etanol 70% selama tiga jam, vertebre, servikal vertebre dan caudal
lalu dengan menggunakan etanol 70% vertebre di hitung jumlah tulangnya.
kembali selama tiga jam, diganti dengan
menggunakan etanol 45%. Dan y

HASIL Maka dapat di lihat perbedaannya dengan


jelas pada gambar berikut:
Embrio puyuh yang telah melewati proses
inkubasi dan proses pembuatan preparat
dengan penggantian larutan di setiap tahap.
Keterangan : Gambar 1.1 Perkembangan embrio ayam pada masa inkubasi (A) 13 hari, (B)
14 hari dan (C) 15 hari menunjukkan osifikasi tulang pada embrio puyuh.
Cranium(Cr), body(bd), femur(Fm), tibia (Tb), phalanges (Ph), Cervix(Cx),
Extermitas (Ep dan EA), alizarin red dan alcian blue.

Keterangan : Gambar 1.2 Perkembangan embrio puyuh pada masa inkubasi (a) 13 hari, (b)
14 hari, (c) 15 hari, (d) 16 hari. Cranium (Cr), Upper mandible (Um)
Keterangan : Gambar 1.3 Perkembanagn extermitas atas(EA) pada embrio puyuh masa
inkubasi (a) 13 hari, (b) 14 hari, (c) 15 hari, (d) 16 hari. Panjang tulang
humerus(PH), panjang tulang radius(PR), panjang tulang ulna (PU), Panjang
tulang Carpometacarpus (PCm).
Keterangan : Gambar 1.4 Perkembanagn extermitas bawah (EB) pada embrio puyuh masa
inkubasi (a) 13 hari, (b) 14 hari, (c) 15 hari, (d) 16 hari. Panjang tulang Tarsometatarsus
(PTm), Panjang tulang Phalanges (PP).

Hasil dari dilakukannya pengukuran pada Maka didapati data panjang tulang sebagai
tiap-tiap bagian tulang embrio puyuh. berikut:
tabel 1. Hasil pengukuran panjang tulang embrio puyuh

PP
Masa PF PT
inkubasi (mm) (mm) PTm(mm) 1 2 3 PH(mm) PR(mm) PU(mm) PCm(mm) PM(mm) JR(buah) JV(buah) JCS(buah) JCV(buah)

13 hari 6.2 6.2 7 4 3.8 3.2 3.1 4.2 2.6 1.2 2 7 9 11 6

14 hari 8 13 8.35 4 2.8 2.5 2.5 3 3.6 2.3 1.08 5 14 13 7

15 hari 8.6 10.7 8.3 4.1 4.2 4.1 4.1 6.4 3.7 4.8 5.5 7 15 12 9

16 hari 10.1 13.5 8.5 4 4.2 4 7.1 4.15 4.5 3.3 4.8 7 19 11 10
Grafik 1.Hasil pengukuran panjang tulang embrio puyuh .Panjang Femur (FE), Panjang
Tibiotarsus (PT), Panjang Tarsometatarsus (PTm), Panjang Phalanges (PP), Panjang
Humerus (PH), Panjang Radius (PR), Panjang Ulna (PU), Panjang Carpometacarpus
(PCm), Panjang Mandibula bawah (PM), Jumlah Rusuk (JR), Jumlah Vertebra (JV),
Jumlah Tulang Serviks/Leher(JCs),Jumlah Tulang Cauda/Ekor (JCv)

PEMBAHASAN lebih kecil dari ukuran unggas lainnya dan


memiliki kelebihan yang dapat dijadikan
Tulang merupakan jaringan ikat sebagai hewan percobaan, biaya
khusus yang berfungsi sebagai alat pemeliharaan rendah sesuai dengan ukuran
penyokong, perlekatan, perlindungan, dan tubuh yang kecil, memiliki selang generasi
penyimpanan mineral. Proses pembentu- yang pendek (3-4 generasi per tahun),
kan disebut dengan osteogenesis, dimana resisten terhadap penyakit, dapat
proses ini merupakan proses penting dalam digunakan sebagai hewan percobaan, dan
pemebentungan tulang. Pada praktikum (6) C. japonica3 merupakan unggas
osteogenesis embrio puyuh yang diamati dengan ukuran terkecil yang diternakkan
merupakan hasil dari awetan yang untuk menghasilkan telur dan daging
dilaksanakan praktikan. Dimana telur (Vali, 2008).
puyuh diinkubasi pada masa hari yang Pengamatan yang dilakukan
berbeda untuk melihat perkembangan dengan masa inkubasi yang berbeda. Hal
tulang embrio puyuh tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat
mendasar yang dilakukan adalah perkembangan yang nyata pada setiap
pembuatan awetan puyuh yang telah masa hari. Karena sel berkembang setiap
dibersihkan bulu dan kulitnya serta saat dan pengamatan yang dilakukan
dilakukan fiksasi selama 7 hari dengan dengan masa inkubasi 11 akan berbeda
alkohol 96% yang bertujuan untuk dengan masa inkubasi 12, meskipun
mematikan dengan cepat spesimen yang berbeda sehari namun terlihat perbedaan,
berupa jaringan dan sel-sel berfungsi juga yang berarti perkembangan selnya terus
untuk mempertahankan struktur sel dan berjalan.
jaringan sebagaimana aslinya agar tetap Dalam pembuatan preparat awetan,
utuh dalam pembuatan awetan yang kami pewarnaan merupakan hal yang terpenting,
lakukan. seperti halnya pewarnaan yang dilakukan
Pada praktikum yang dilaksanakan menggunakan bahan Alcian blue dan
menggunakan puyuh sebagai objek Alizarin Red. Dimana pada saat pewarnaan
pengamatan tulangnya. Hal ini yang pertama merupakan Alcian blue atau
dikarenakan bentuk dari tubuh puyuh yang sering disingkat AB dan kontras pada
embrio dengan masa inkubasi 11 dan 12 KESIMPULAN
hari, tentu ini dikarenakan penyusun tulang
pada masa hari tersebut belum terjadi Berdasarkanpengamatan osteo-
osifikasi (proses penulangan) yang berarti genesis embrio puyuh (Coturnix coturnix
masi disusun oleh tulang rawan dimana japonica) dengan masa inkubasi 11, 12,
peran Alcian blue adalah untuk menandai 13, 14, 15 dan 16 hari dapat disimpulkan
tulang rawan.Alcian blue yang mampu bahwa pada masa inkubasi 11 dan 12 hari
mendeteksi mukopolisakarida asam telah terjadi proses osteogenesis, namun
tersebut yang membuatnya bekerja pada proses osifikasi belum terjadi secara
tulang rawan. menyeluruh. Pada masa inkubasi 13, 14
Kemudian pewarnaan dengan dan 15 hari proses osteogenesis sudah
Alizarin red, seperti halnya namanya, terjadi dan osifikasi juga terjadi.
warnanya yaitu merah. Dimana pada
preparat awetan embrio puyuh tersebut
yang memiliki masa hari 13, 14 dan 15 DAFTAR PUSTAKA
hari didominasi dengan warna Alizarin
red, yang berfungsi menandai tulang keras Soeminto. 2000. Embriologi Vertebrata.
atau tulang yang telah mengalami Purwokerto : Universitas Soedirman.
osifikasi. Sehingga pada preparat awetan
Bavelander ramly, Gerrit.2008.Dasar-
hari ke 15 sudah didominasi oleh warna dasar histologi. Jakarta :
merah yang menandakan telah terjadi Erlangga.
proses osifikasi pada masa hari 14 dan 15.
Menurut Soeminto (2000) T.W sadler.2000.Embriologi kedoteran.
Jakarta : EGC.
Alizarin red adalah satu
metode mikroteknik untuk mengetahui Yatim,Wildan.2009. Embryologi. Bandung
pembentukan tulang pada embrio atau : Tarsito.
untuk mendeteksi proses osifikasi pada
.
tulang embrio. Tulang yang diwarnai
dengan alizarin Red akan berwarna merah
tua apabila tulang tersebut telah .
mengalami osifikasi. Warna ini muncul
karena zat warna yang diberikan terikat
oleh kalsium pada matriks tulang.
Pembentukan System rangka dimulai pada
inkubasi hari ke 5 ditandai dengan
kondensasi mesen-skim prekartilago.
Kondrifikasi dimulai pada hari ke 8
sedangkan osifikasi dimulai pada hari ke 9
dan akan terlihat jelas pada hari ke 14 dan
15.

Anda mungkin juga menyukai