Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II

REGENERASI EKOR BERUDU KATAK (Rana sp.)


1.2
Tiara Resiliani, 1.2Agitha Febysanti Putri, 1.2Shesa, 1.2Elsi Silvia, 1.2Bagus Ramadhan

1Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Bengkulu

2Kelompok Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II

ABSTRAK
Praktikum Regenerasi Ekor Berudu Katak (Rana sp.) bertujuan untuk melihat proses ekor
berudu memperbaiki kerusakan-kerusakan bagian tubuh secara ekstensif akibat pemotongan
ekor secara mendatar dan menyamping. Sebanyak sembilan ekor berudu yang belum memiliki
kaki dimasukkan kedalam sembilan bejana plastik yang telah diisi air kolam dan Hydrilla
verticillata sebagai makanannya. Setiap perlakuan terdiri dari tiga bejana plastik dan masing-
masing bejana berisi satu ekor berudu. Perlakuan pertama ekor tidak dipotong karena
dijadikan sebagai kontrol, perlakuan kedua ekor dipotong tegak lurus, dan perlakuan ketiga
ekor dipotong miring. Pengamatan pertambahan panjang ekor berudu dilakukan setiap hari
selama sepuluh hari dan air kolam didalam bejana diganti setiap dua hari sekali. Hasil
pengamatan dicatat dalam tabel. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, telah terjadi
regenerasi secara sempurna pada ekor berudu.

Kata kunci : bejana, ekor berudu, regenerasi,

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang tersebut akan tergantikan kembali melalui


Berudu atau kecebong adalah tahap proses regenerasi organ yang memerlukan
pra-dewasa (larva) dalam daur hidup waktu tertentu dalam proses
amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan pembentukannya (Tjitrosoepomo, 1984).
berespirasi menggunakan insang, seperti Setiap jenis hewan memiliki
ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) kemampuan hidup yang berbeda dengan
inilah yang membuat amfibia memperoleh jenis hewan lainnya dan akan tumbuh dan
namanya (amphibia = “hidup pada tempat berkembang dari bentuk yang sederhana
berbeda-beda). Kecebong ini juga salah menjadi bentuk yang lebih kompleks.
satu dari sekian banyak makhluk hidup Hewan-hewan tersebut mempunyai
yang mempunyai kemampuan dalam kemampuam untuk menumbuhkan
regenerasi organ. Ekor yang diputuskan kembalibagian tubuh mereka yang telah
hilang, rusak atau terpisah dengan jaringan kerusakan kecil yang terjadi dalam proses
baru dari tubuhnya yang bentuk dan biasa, misalnya rontoknya rambut
fungsinya sama dengan bentuk awalnya, (Kimball, 1983).
atau biasa disebut sebagai regenerasi. Regenerasi dipengaruhi oleh
Kemampuan regenerasi masing-masing bebrapa faktor diantaranya adalah
organisme tidak sama, artinya ada temperatur, proses biologi, dan faktor
organisme yang mempunyai kemampuan bahan makanan. Kenaikan dari temperatur
regenerasi yang tinggi dan ada pula pada hal tertentu mempercepat regenerasi.
organisme lain yang mempunyai Regenerasi menjadi lebih cepat pada suhu
kemampuan regenerasi terbatas (Kimball, 29,7oC. Faktor bahan makanan tidak begitu
1983). mempengaruhi dalam proses regenerasi
Regenerasi merupakan proses yang (Morgan, 1989).
begitu penting bagi kehidupan makhluk Regenerasi melalui beberapa tahapan,
hidup, tanpa regenerasi maka tubuh yaitu:
organisme tak akan ada yang sempurna. 1. Luka akan tertutup oleh darah yang
Dalam tubuh makhluk hidup terdapat mengalir, lalu membeku membentuk
kemampuan untuk melakukan regenerasi scab yang bersifat sebagai pelindung.
pada tingkat sel atau jaringan sedangkan 2. Sel epitel bergerak secara amoeboid
pada hewan tertentu mampu melakukan menyebar dibawah permukaan luka,
regenerasi pada tingkat organ. Dalam dibawah scab.
melakukan regenerasi banyak faktor yang 3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar
mempengaruhi, salah satu diantaranya luka, sehingga menjadi bersifat muda
yaitu pemberian nutrisi. Tingkat regenerasi kembali dan pluripotent umtuk
akan cepat jika memperhatikan aspek membentuk berbagai jenis jaringan
makanan, makanan yang cukup dapat baru.
membantu mempercepat proses regenerasi. 4. Pembentukan kuncup regenerasi
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, (blastema) pada permukaan bebas luka
ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, 5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi
mulai dari pemulihan kerusakan yang secara mitosis, yang terjadi secara
parah akibat hilangnya bagian tubuh serentak dengan proses dediferensiasi
utama. Misalnya penggantian anggota dan memuncak pada saat blastema
bagian badan sampai pada penggantian
mempunyai besar yang maksimal dan demikian dengan bangsa avertebrata dan
tidak membesar lagi. reptilia tertentu, kemampuan untuk
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, memperbaiki dirinya sangat menakjubkan
serentak dengan berhentinya hingga mencapai dewasa. Setiap hewan
proliferasi sel-sel blastema tersebut. mempunyai kemampuan hidup yang
Sel-sel yang berasal dari parenkim bervariasi antara makhluk yang satu
dapat menumbuhkan alat derifat dengan yang lainnya (Hanafiah, 2005).
mesodermal, jaringan saraf, dan Proses regenerasi dimulai dengan
saluran pencernaan, sehingga bagian pembentukan tudung ektodermal apikal.
yang dipotong akan tumbuh lagi Regenerasi yang terjadi pada hewan dapat
dengan struktur anatomis dan dilakukan dengan dua cara yaitu,
histologis yang serupa dengan asalnya regenerasi epimorfis yang mana pada
(Johan, 1992). regenerasi ini melibatkan dediferensiasi
Kemampuan untuk melakukan struktur dewasa untuk membentuk massa
regenerasi struktur yang hilang terdapat sel yang belum terdiferensiasi yang
pada hampir semua makhluk hidup, paling kemudian direspesifikasi. Tipe regenerasi
tidak dalam suatu derajat tertentu. Pada yang kedua adalah regenerasi morfalaksis
vertebrata kemampuan meregenerasi yang terjadi lewat pemulihan kembali
struktur-struktur utama tubuh terbatas pada jaringan yang masih ada (tersisa), yang
Urodella yang dapat mengganti anggota tidak disertai dengan pembelahan sel
badan atau ekor yang hilang. Ada juga (Sugandi, 2001).
pada beberapa Icertulia yang dapat Berdasarkan latar belakang diatas,
meregenerasi bagian ekor yang hilang kita dapat membuktikan bahwa pada
seperti kecebong. Regenerasi tidak sama hewan-hewan tertentu organ baru masih
pada bagian organisme. Kelas amphibi, dapat terbentuk setelah melalui periode
memiliki daya regenerasi yang rendah, organogenesis. Pada pengamatan ini juga
biasanya terbatas pada bagian ekor yang kita dapat mengamati pembentukan
lepas atau rusak. Proses regenerasi yang regenerasi pada tempat sayatan dan
efektif adalah pada masa embrio hingga mengikuti perkembangannya sehingga
masa bayi, setelah dewasa kemampuan tercapai bentuk yang serupa dengan
regenerasi ini terbatas pada sel atau keadaan semula.
jaringan tertentu saja. Namun tidak
B. Rumusan Masalah Selasa, 03 September 2019 pukul 14.00
Rumusan masalah pada praktikum WIB – 16.00 WIB di laboratorium Struktur
Regenerasi Ekor Berudu Katak (Rana sp.) Perkembangan Hewan II Basic Science,
adalah bagaimana perbandingan panjang Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
ekor berudu katak (Rana sp.) dengan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
perlakuan kontrol, disayat tegak lurus, dan Bengkulu.
miring? C. Prosedur Kerja
C. Tujuan Praktikum Dimasukkan 9 ekor kecebong
Praktikum Regenerasi Ekor Berudu kedalam bejana plastik yang berbeda,
Katak (Rana sp.) bertujuan untuk melihat kemudian masing-masing diisi air kolam
proses regenerasi ekor berudu yang telah dan makanan (hydrilla). Dilakukan 3
disayat secara tegak lurus dan miring. perlakuan yaitu bejana 1, 4, dan 7 ekor
kecebong dipotong tegak lurus (setengah
MATERIAL DAN METODOLOGI panjang dari ekornya) dan diukur dari
A. Alat dan Bahan pangkal hingga ujungnya. Bejana 2 , 5, dan
Alat, yang digunakan pada praktikum ini 8 ekor kecebong dipotong menyamping.
adalah bejana plastik 9 buah, silet, Bejana 3, 6, dan 9 tidak dipotong sehingga
penggaris, kertas milimeter (laminating), dijadikan kontrol. Pengamatan dilakukan
kamera, dan serbet. selama 10 hari dan air kolam diganti setiap
Bahan, yang digunakan pada praktikum 2 hari sekali. Pengukuran dilakukan setiap
ini adalah kecebong 9 buah, hydrilla, air hari, apabila ada kecebong yang mati
kolam, dan tisu. segera dibuang. Kemudian hasil
pengamatan dicatat didalam tabel.
B. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Regenerasi Ekor Berudu
Katak (Rana sp.) dilakukan pada hari

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan Regenerasi Ekor Berudu
Katak (Rana sp.) yaitu sebagai berikut :
Tabel 1 Pengamatan ekor berudu sebagai kontrol (Bejana A)
Panjang
Kode Awal Panjang Ekor Tanpa Pemotongan (Kontol)
Berudu Ekor Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(cm)
A1 2 2,2 2,25 2,3 2,4 2,6 2,6 2,8 3 3,2 3,3 Hidup
A2 1,5 1,6 1,65 1,65 1,75 1,8 1,9 1,9 1,95 2 2,1 Hidup
A3 1 1,2 1,25 1,3 1,35 1,4 1,6 1,65 1,8 1,9 1,95 Hidup
Nb : Pengamatan panjang awal ekor berudu dimulai pada tanggal 03/September/2019
sampai tanggal 13/September/2019.
Ket : Tinta Hitam = berudu yang hidup
Tinta Merah = berudu yang mati (diganti pada hari itu juga).
Tabel 2 Pengamatan ekor berudu sebagai kontrol (Bejana B)
Panjang
Kode Awal Setelah Panjang Ekor Pemotongan Tegak Lurus (cm)
Berudu Ekor dipotong Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(cm) (cm)
B1 1,5 0,75 0,8 1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,75 1,8 Hidup
B2 1 0,5 0,55 0,65 0,7 0,8 0,9 1 1,2 1,3 1,4 1,45 Hidup
B3 2 1 1,2 1,25 1,3 1,35 1,4 1,6 1,65 1,8 1,9 1,95 Hidup
Nb : Pengamatan panjang awal ekor berudu dimulai pada tanggal 03/September/2019
sampai tanggal 13/September/2019.
Ket : Tinta Hitam = berudu yang hidup
Tinta Merah = berudu yang mati (diganti pada hari itu juga).
Tabel 3 Pengamatan ekor berudu sebagai kontrol (Bejana C)
Panjang Setelah
Kode Awal Dipotong Panjang Ekor Pemotongan Miring (cm)
Berudu Ekor (cm) Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(cm)
C1 1,7 0,85 0,9 1 1,05 1,2 1,3 1,4 1,45 1,5 1,6 1,65 Hidup
C2 1,2 0,6 0,65 0,8 0,85 0,9 1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 Hidup
C3 0,8 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,3 1,5 1,6 Hidup
Nb : Pengamatan panjang awal ekor berudu dimulai pada tanggal 03/September/2019
sampai tanggal 13/September/2019.
Ket : Tinta Hitam = berudu yang hidup
Tinta Merah = berudu yang mati (diganti pada hari itu juga).
Tabel 4 Gambar Pengamatan Ekor Berudu Bejana A, B, dan C dalam 10 hari
Gambar Pengamatan Ekor Berudu Bejana A, B, dan C
H1 H2 H3 H4 H5
Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol

H6 H7 H8 H9 H10
Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Konrol

H1 H2 H3 H4 H5
Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus

H6 H7 H8 H9 H10
Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus
H1 H2 H3 H4 H5
Miring Miring Miring Miring Miring

H6 H7 H8 H9 H10
Miring Miring Miring Miring Miring

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah suatu jaringan yang disebut dengan
dilakukan dapat dilihat pada kecebong blastema.
dengan memotong ekornya, yaitu dengan Menurut Singer (1984), bahwa
perlakuan dipotong miring, tegak lurus, prose-proses yang terlibat dalam regenerasi
dan tanpa pemotongan ekor yang dijadikan anggota tubuh yaitu :
sebagai kontrol. Setelah diamati selama 10 1. Periode penyembuhan luka
hari, ternyata bagian ekor yang telah 2. Periode penghancuran jaringan
dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor (histolisis)
yang dipotong tersebut tumbuh kembali 3. Periode pembentukan blastema
tetapi tidak dapat tumbuh sama seperti 4. Diferensiasi dann morfogenesis
semula. Namun terkadang ada yang Pada tabel 1 menunjukkan
pertumbuhannya lambat dan ada juga yang perkembangan ekor kecebong yang tidak
pertumbuhannya cepat. Menurut Wilis mengalami pemotongan (kontrol).
(1983), tidak seperti katak dewasa, Berdasarkan hasil pengamatan tidak terjadi
kecebong memiliki kemampuan untuk pertumbuhan yang signifikan dari ekor
benar-benar tumbuh kembali secara kecebong tersebut. Dari 3 pengulangan
lengkap jika terluka dengan menggantikan yang dilakukan, setiap harinya rata-rata
hanya mengalami pertambahan sepanjang
0,05 cm saja, seperti pada bejana A1 dari (1993), dibutuhkan waktu dua hari untuk
hari pertama hingga hari kedua mengalami menutup luka, setelah itu dilanjutkan
pertambahan sepanjang 0,05 cm. Namun dengan redeferensiasi sel-sel jaringan
ada juga yang mengalami pertambahan disekitar luka. Sehingga pada pengamatan
sepanjang 0,1 cm, seperti pada bejana A2 di hari keenam pertambahan panjang ekor
di hari kelima hingga hari keenam kecebong terlihat signifikan.
mengalami pertambahan sepanjang 0,1 cm. Pada tabel 3 menunjukkan
Pada bejana A1 hari keenam dan bejana perkembangan ekor kecebong yang
A2 hari ketujuh kecebong telah mati, hal mengalami pemotongan secara miring atau
ini dikarenakan makanan yang disediakan diagonal. Hasil pengamatan menunjukkan
yaitu hydrilla telah habis. Seharusnya bahwa rata-rata pertumbuhan ekor
makanan kecebong harus tetap tersedia kecebong berkisar 0,1 cm. Pertumbuhan
agar kecebong dapat bertahan hidup. paling signifikan terjadi pada bejana C1
Selain itu air kolam yang berada didalam pada hari keempat yaitu sepanjang 0,15
bejana diganti setiap 2 hari sekali agar cm, namun setelahnya pertambahan
temperatur lingkungan kecebong tetap panjang kembali tidak teratur. Regenerasi
terjaga. dipengaruhi oleh beberapa faktor
Pada tabel 2 menunjukkan diantaranya adalah temperatur, proses
perkembangan ekor kecebong yang biologi, dan faktor bahan makanan.
mengalami pemotongan secara horozontal Kenaikan temperatur pada hal-hal tertentu
atau tegak lurus. Hasil pengamatan dapat mempercepat regenerasi. Regenerasi
menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan menjadi cepat pada suhu 29,7oC. Faktor
ekor kecebong berkisar 0,1 cm – 0,2 cm. bahan makanan tidak begitu
Pertumbuhan secara signifikan mulai mempengaruhi proses regenerasi (Morgan,
terjadi pada hari keenam setelah 1989).
pemotongan karena sel-sel yang berasal Praktikum regenerasi yang
dari parenkim dapat menumbuhkan alat menggunakan kecebong sebagai bahan
derifat mesodermal, jaringan saraf, dan praktikum menghasilkan data pertumbuhan
saluran pencernaan sehingga bagian yang ekor kecebong yang berbeda-beda. Hal ini
dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur disebabkan karena daya regenerasi pada
anatomis dan histologis yang serupa setiap golongan hewan berbeda-beda
dengan asalnya. Berdasarkan Kimball sesuai dengan derajatnya dalam tingkat
taksonomi. Dilihat dari segi Kimball, J. W. 1983. Biologi Jilid 2.
kepentingannya, suatu regenerasi bagi Jakarta: Elangga.
organisme mutlak diperlukan karena
Kimball, J. W. 1993. Biologi Edisi Kelima
berperan dalam perbaikan bagian tubuh
Jilid II. Jakarta: Erlangga.
yang mengalami kerusakan. Bahkan
beberapa organisme regenerasi merupakan Morgan, C. 1989. An Introduction to
suatu mekanisme reproduksi aseksual yang Embryology. Philadelpia: W.B
sangat esensial. Saunders Company.

KESIMPULAN Singer. 1984. Regeneration in


Dari praktikum pengamatan Gastrotricha –I Light
Regenerasi Ekor Berudu Katak (Rana sp.) Microscopical Observation on The
yang telah dilakukan dapat disimpulkan Regeneration in Turbanella sp.St.
bahwa dalam pertumbuhan dan daya Russia: Petersburg State University.
regenerasi dari setiap individu berbeda.
Sugandi. 2001. Regenerasi dan Embriologi
Kecebong yang paling cepat beregenerasi
Hewan. Jakarta: Erlangga.
adalah yang dipotong miring, yaitu rata-
rata 0,1 cm setiap harinya. Sedangkan yang Tjitrosoepomo. 1984. Biologi Jilid 2.
dipotong tegak lurus rata-rata memanjang Jakarta: Erlangga.
0,05 cm setiap harinya. Hal ini
Wilis, S. 1983. Biology. USA: Holt
dikarenakan pada kecebong yang dipotong
Rinehart and Witson Inc.
miring belum memiliki kaki, sedangkan
yang dipotong tegak lurus ada kecebong
yang telah memiliki kaki sehingga
regenerasi pada ekor menjadi lambat.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K. 2005. Biologi Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Johan, D. G. 1992. Perkembangan Hewan.


Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Anda mungkin juga menyukai