Anda di halaman 1dari 24

Tugas Mammalogi

Tugas Mammalogi
Investigation Into Survey Techniques of Large
Investigation Into Survey
Mammals: Surveyor Techniquesand
Competence of Large
Mammals: Surveyor
Camera-Trapping Competence and
vs. Transect-Sampling
Camera-Trapping vs. Transect-Sampling
Disusun Oleh :
Disusun Oleh
Kelompok 2 :
Nopi Lestari Kelompok
F1D0170532
Nopi
Lesi Lestari
Rohaya F1D017053
F1D018007
LesiRamadanti
Dhea Rohaya F1D018007
F1D018021
Dhea Ramadanti
Ida Nuraeni F1D018021
F1D018025
Ida Nuraeni
Iqwati Vilanda F1D018025
F1D018029
Iqwati Vilanda
Annisa Julianti F1D018029
F1D018037
Annisa
Tiara Julianti
Resiliani F1D018037
F1D018038
TiaraNisa
Selsa Resiliani
Pratiwi F1D018038
F1D018045
Selsa Nisa
Lailatul Pratiwi
Romadani Nasution F1D018045
F1D018047
Lailatul Romadani Nasution F1D018047
Dosen Pengampu : Santi Nurul Kamilah, S.Si., M.Si
Dosen Pengampu : Santi Nurul Kamilah, S.Si., M.Si
JURUSAN BIOLOGI
JURUSAN
FAKULTAS MATEMATIKA BIOLOGI
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
UNIVERSITAS BENGKULU PENGETAHUAN ALAM
Our Team

Dhea Ramadanti Iqwati Vilanda


Nopi Lestari (F1D017053)
Lesi Rohaya (F1D018007) Ida Nuraeni (F1D018025)
(F1D018021) (F1D018029)

Annisa Julianti Tiara Resiliani Lailatul Romadani. N


Selsa Nisa. P (F1D018045)
(F1D018037) (F1D018038) (F1D018047)
Outline
01 02
Pendahuluan Metode

02 04
Hasil Uji Lapangan Diskusi

05
Kesimpulan
01 Pendahuluan
Apa itu Camera-Trapping???

Camera-Trapping adalah metode yang paling efisien


tenaga kerja untuk menghasilkan inventarisasi
spesies, dan seringkali mencatat lebih banyak spesies
per lokasi pengambilan sampel dari pada
pengambilan sampel transek.
• Pengambilan sampel transek adalah teknik survei
yang banyak digunakan, dan dianggap ramah
lingkungan
• Hitungan visual adalah metode paling sederhana
untuk mensurvei mamalia.
• Teknik pengambilan sampel tidak langsung yang
mengandalkan deteksi jejak dan rambu di
sepanjang transek juga dapat diterapkan oleh
surveyor dengan pelatihan terbatas.
• Camera-trapping adalah kemajuan metodologis
yang relatif baru yang menggunakan peralatan
khusus untuk mendeteksi dan 'menjebak' foto
hewan yang lewat.
Berikut nama hewan mamalia serta tanda-tanda yang akan diambil:

• Tanda-tanda rubah (Vulpes vulpes), luak (Meles


meles),tahi lalat (Talpaeuropaea), kelinci
(Oryctolagus cuniculus), berang-berang (Lutra lutra)
dan rusa roe terdaftar;
• Hanya jejak rubah, luak, dan berang-berang yang
dipertimbangkan.
• Pelet feses rusa dicatat sesuai dengan metode
standar, dan tidak dibersihkan dari transek.
• Jejak dan tanda yang tidak dapat diidentifikasi secara
pasti, difoto ex situ kesepakatan dua arah.
Lokasi pengambilan sampel ditentukan dan stasiun perangkap
kamera dan lokasi transek ditandai.
02 Metode
Metode
Tiga jebakan kamera digunakan untuk
setiap lokasi pengambilan sampel dengan
Metode kamera koordinat acak. Jarak antar kamera
trapping berkisar antara 43 dan 288 m.
pengambilan sampel dari Desember 2009
hingga Januari 2010.
Sepuluh transek linier digunakan dan
transek berjalan antara pukul 08.20 dan
14.30, dan pengambilan sampel dilakukan
Metode transek- antara bulan Januari dan Februari 2010.
sampling Setiap transek berjalan empat atau lima
kali, mencapai total 46 survei transek,
sehingga mengumpulkan 5,7 km transek
berjalan.
03
Hasil Uji Lapangan
Hasil Uji
Lapangan Tercatat selama uji lapangan

Ditemukan 8 spesies target


(Musang, rubah, tupai abu-abu , (Sciurus carolinensis ); tikus tanah,
berang-berang, kelinci, tupai merah (Sciurus vulgaris ) dan rusa roe.

Spesies terdeteksi oleh jejak dan tanda, dan hanya kelinci dan tupai
merah ditemukan melalui pengamatan langsung.
Dalam 117 catatan independen, perangkap
kamera mendapatkan semua spesies di atas,
kecuali tikus tanah.

Sedangakan sebanyak 142 catatan diperoleh selama


transek sampling dan didapatkan semua data spesies
diatas, tidak termasuk tupai.
Tabel 2. Kekayaan lokasi pengambilan sampel yang diamati dan efisiensi
relatifnya dari setiap metode survei per lokasi pengambilan sampel

Jebakan kamera secara konsisten merekam spesies yang sama atau lebih
per lokasi pengambilan sampel dibandingkan dengan transek sampling,
sehingga menghasilkan nilai efisiensi relatif yang lebih besar.
Gambar 2. Jumlah kumulatif spesies yang diamati sebagai fungsi dari
peningkatan upaya pengambilan sampel

 Dari spesies yang terdeteksi oleh kamera-trapping dan transek-sampling, itu


terdeteksi setiap jenis dalam beberapa hari
 Secara khusus, spesies diakumulasikan dengan mendeteksi jejak dan tanda
sehingga lebih cepat daripada metode deteksi lainnya saat upaya pengambilan
sampel di 5 hari.
Gambar 3. Jumlah kumulatif spesies yang terdeteksi dengan meningkatnya
tenaga kerja di lapangan

Adanya tenaga kerja lapangan, diperlukan kurang dari 1 jam untuk mencapai
asymptote spesies akumulatif yang terdeteksi oleh kamera-trapping.
Tabel 3. Perbandingan biaya metode survei

Untuk Kamera-trapping
menggunakan waktu lebih cepat
dibandingkan transek-sampling

Untuk biaya keuangan secara signifikan


lebih besar untuk kamera-trapping (P,
0,001).
Tabel 4. Indeks keanekaragaman alfa dari Edenbrows Wood,
diperkirakan dengan dua metode survei

Data kamera-trap dan data transek memperoleh perkiraan keragaman alfa yang
tidak berbeda secara signifikan untuk kelimpahan, kekayaan atau keragaman.
04
Diskusi
Diskusi
Kamera-perangkap menghasilkan inventaris yang lebih lengkap daripada metode
alternatif, seperti yang disimpulkan oleh penelitian lain. Dalam hal hari pengambilan
sampel, spesies terdeteksi pada tingkat tercepat melalui jejak dan tanda, juga mendukung
kesimpulan sebelumnya. Namun, efisiensi dalam pengambilan sampel transek relatif
terbatas karena tingginya investasi yang diperlukan untuk membuat transek sebelum
pengambilan sampel dapat dimulai.
Kegagalan untuk mendeteksi spesies merupakan indikasi ketiadaan spesies,
melainkan kurangnya upaya atau penggunaan metode yang tidak tepat. Karena tanda-
tanda bidang tupai yang ambigu, hanya penampakan yang dianggap selama uji coba
lapangan, yang tidak ada catatan tupai abu-abu yang diperoleh. Karena tupai abu-abu
merupakan ancaman langsung bagi tupai merah asli, hasil ini juga menyoroti signifikansi
konservasi dari perbedaan pendeteksian antar metode.
Untuk mengestimasi kepadatan spesies dari data camera trap, direkomendasikan
bahwa parameter yang berhubungan dengan hewan diestimasi secara bersamaan dengan
camera-trapping, ini tidak layak secara logistik dalam penelitian ini karena substansial
biaya terkait. Oleh karena itu, kemungkinan besar terjadi bias akibat penggunaan informasi
eksternal.
05
Kesimpulan
Kesimpulan

Investigasi ini menyimpulkan bahwa keseimbangan terbaik antara efektivitas biaya,


efisiensi tenaga kerja dan ketelitian dapat dicapai dengan kamera trapping. Oleh karena itu,
disarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan untuk menyelidiki faktor spasial dan
temporal yang mempengaruhi efisiensi dan ketelitian metode, termasuk efek dari musim,
kepadatan spesies dan habitat. Lebih lanjut, perkiraan kepadatan yang diperoleh dengan
kamera-trapping dan transek sampling harus divalidasi terhadap penghitungan langsung.
Daftar Pustaka

Robert, NJ. 2011. Investigation Into Survey Techniques of Large Mammals:


Surveyor Competence and Camera-Trapping vs. Transect-Sampling.
Bioscience Horizons. 4(1): 40-49.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai