Anda di halaman 1dari 32

A SSA L A M U A LA I KUM W R W B

LAPORANPRAKTEKMAGANG

P E N G A M A TA N K O N D I S I E K O S I S T E M T E R U M B U K A R A N G P E R A I R A N P U L A U
P I E H P A D A T R A N S E K P E R M A N E N D A L A M K A WA S A N T A M A N W I S A T A P E R A I R A N
( T W P ) P U L A U P I E H D A N L A U T D I S E K I TA R N YA P R O V I N S I S U M A TE R A B A R A T

OLEH:
CHAIRUNISARACHMANI
1104114832
PEMBIMBING:
PROF.DR.IRRIFARDI,M.SC

FAK U LTAS P E R I K A N A N D A N I L M U K E L A U TAN


UNIVERSITASRIAU
PEKANBARU
2015

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terumbu
Karang

Sebagai sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut


Sebagai pelindung pantai
Menyediakan cadangan plasma nutfah yang tinggi
Serta berbagai manfaat baik dari segi ekologi maupun
ekonomi

Kondisi terumbu karang yang mengelilingi


Pulau Pieh ini telah mengalami kerusakan,
disebabkan oleh aktivitas penangkapan ikan
oleh manusia menggunakan bahan peledak.
Meskipun tutupan karang hidupnya rendah,
namun dibeberapa titik di perairan sekitar
Pulau Pieh ini ditemukan titik-titik
pertumbuhan terumbu karang
(Widayanto, 2010)

Tujuan Praktek Magang

Mempelajari dan
mengimplementasikan metode
pengamatan kondisi terumbu
karang yang dilakukan oleh
Loka KKPN Pekanbaru
Satker TWP Pulau Pieh dan
Laut disekitarnya di Pulau
Pieh Provinsi Sumatera Barat
dalam pengelolaan
sumberdaya ekosistem
terumbu karang di Pulau Pieh

Manfaat Praktek Magang

Meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan tentang
metode pengamatan kondisi
terumbu karang perairan
Pulau Pieh, serta menjadi
acuan bagi semua pihak yang
membutuhkan.

II.TINJAUANPUSTAKA

Terlampir

III.METODEPRAKTEK

3.1. Waktu dan Tempat

26 Januari-26 Februari 2015


Kantor Loka
Pengamatan terumbu
Konservasi Kawasan
karang
Perairan Nasional
Pulau Pieh Kabupaten
Pekanbaru Satuan
Padang Pariaman
Kerja TWP Pulau Pieh
Provinsi Sumatera
Untuk pengolahan data
Barat

3.2. Alat dan Bahan


Pengamatan Terumbu Karang:
Set SCUBA
Kapal
Roll meter
Sabak dan pensil
Lifeform karang
GPS
Kamera
Pengukur kualitas perairan:
Secchi disk
pH indikator
Thermometer
Hand refractometer
Current meter

3.3. Metode Praktek

Metode
Survey
Data
Primer

Persentase Tutupan
Karang Hidup
Persentase Tutupan
Karang Mati
Parameter Kualitas Air

Data
Sekunder

Profil Loka KKPN


Pekanbaru
Kondisi geografis Pulau
Pieh dan Kondisi umum
terumbu karangnya

3.4. Prosedur Praktek


3.4.1.PenentuanTitikPengamatan

Purposive
Sampling

Pengamatan kondisi terumbu


karang ditentukan secara sengaja
sebanyak 1 titik dari 4 titik
transek permanen. Titik
pemantauan yang ditentukan
berada disebelah Timur Pulau
Pieh dengan koordinat 0005949
LS dan 10000835BT

3.4.2.PengamatanKondisi
TerumbuKarang
Pengamatan kondisi terumbu karang dilakukan dengan metode
Line Intercept Transect (LIT)

Pencatatan dan pengambilan data dilakukan dengan SCUBA

Bentang meteran sepanjang 10 meter, Peletakan meteran


dilakukan pada kedalaman 6 meter
Setiap komponen baik biota maupun abiota yang
menyinggung transek garis dicatat dan diukur menurut
kategori yang ditentukan pada life form

Lanjutan

Cara pencatatan
data koloni karang
pada metode Line
Intercept Transect.
English, et al.
1994

Metode Line Intercept Transect (LIT) merupakan metode yang digunakan


untuk mengestimasi penutupan karang dan penutupan komunitas bentos
yang hidup bersama karang. Metode ini cukup praktis, cepat, dan sangat
sesuai untuk wilayah terumbu karang di daerah tropis (Saleh, 2009).

3.4.3.Pengukuran
KualitasPerairan
Data kualitas perairan diukur dan dicatat pada saat melakukan
pengamatan
Kualitas air
Kecerahan
Derajat Keasaman
Suhu
Salinitas
Kecepatan Arus

3.5. Analisis Data


Nilai
presentasi
tutupan karang yang
diperoleh dari hasil
pengukuran life form
karang
dianalisis
dengan menggunakan
rumus English et, al.,
(1994).

Li = Persentase Tutupan
Karang (%)
ni= Panjang intercept koloni
ke-i yang dilewati garis
transek (m)
L= Panjang transek (m)

VI.HASILDANPEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktek Magang
KondisiUmumLokasiMagang
Secara geografis
Pulau Pieh berada
pada 0052`17 LS
dan 10006`17 BT
Secara administratif
termasuk ke dalam wilayah
Kecamatan Ulakan
Tapakis, pecahan dari
Kecamatan Nan Sebaris
Kabupaten Padang
Pariaman

Barat:
Samudera
Indonesia

Utara:
Samudera
Indonesia

Pulau
Pieh

Selatan:
Samudera
Indonesia

Timur:
Daratan
Sumatera

METODEPENGAMATANKONDISI
TERUMBUKARANGPULAUPIEH
Pengamatan kondisi terumbu karang menggunakan
metode Line Intercept Transect (LIT). Metode ini
digunakan karena dianggap cukup praktis,
cepat, dan efektif dalam pelaksanaan
monitoring kawasan

Utara :
00o5635 LS dan
100o0656BT

2012
Pemasangan Transek
Permanen

Barat :
01o0018 LS dan
100o1941BT

Timur :
00o5949LS dan
100o0835BT

Selatan :
01o0245 LS dan
100o06 03BT

Lanjutan

Transek permanen
sepanjang 70 meter

Diletakan pada dua


kedalaman 3-5 dan
7-10

Transek diberi
tanda pancang besi
ulir ukuran 14

Pancang besi
diikatkan
pelampung tanda
dengan tali
sepanjang 50 cm

Lanjutan

Pengamatan dilakukan
saat monitoring
kawasan

Pengulangan
sebanyak tiga kali,
yaitu sepanjang
transek tiap 10 meter
dengan jarak masingmasing transek
sepanjang 20 meter

Menggambarkan
struktur komunitas
karang , yaitu tutupan
karang hidup, tutupan
karang mati, bentuk
substrat (abiotik),
algae, dan biota
lainnya

Bentuk pertumbuhan
(lifeform) karang dan
komunitas bentik lainnya
berikut diameternya
sepanjang garis transek

KONDISI UMUM TERUMBU KARANG PERAIRAN PULAU PIEH

Geomorfologi

Tipe Terumbu Karang Tepi (Fringing reef)


Dimana pertumbuhan karang (Recovery)
dapat ditemui pada kedalaman kurang dari
1 meter

Hasil Review Potensi (20102013):


Dalam kurun tiga tahun terumbu
karang di Perairan Pulau Pieh
memiliki peningkatan kategori
tutupan karang hidup 5-10%.
2010
22,48 %
Rusak
Berat

2011
31,20 %
Rusak
Sedang

2012
41,37 %
Rusak
Sedang

2013
50,82 %
Baik

Turf Algae (TA)


Sponge (SP), dan
Anemon (OT)

Rubble (R)

Acropora Digitate (ACD)


Acropora Submasive (ACS)
Acropora Encrusting (ACE)
Acropora Branching (ACB)
Coral Encrusting (CE)
Coral Masive (CM), dan
Coral Foliose (CF)

Algae dan Biota Lainnya


Tutupan Karang Mati
Tutupan Karang Hidup

Dari hasil pengamatan pada kedalaman 6 meter terdiri dari tutupan


bentuk pertumbuhan karang (life form), diketahui:

Persentase Tutupan
Terumbu Karang

Persentase tutupan
karang yang terdapat
dari hasil
pengamatan pada
kedalaman 6 meter
seperti pada tabel
berikut:

LifeForm

PersentaseTutupan(%)

Karang Hidup

91,60

Karang Mati

2,00

Algae

5,1

BiotaLainnya

1,3

Parameter
KualitasPerairan
PulauPieh
Berdasarkan hasil
pengambilan data,
dapat diketahui hasil
pengukuran
parameter kualitas
perairan Pulau Pieh
pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan Pulau Pieh


Parameter

Hasil

Kecerahan

100%

Derajat keasaman

Suhu

30 C

Salinitas

29

Kecepatan arus

6,6 cm/dt

Sumber: Data primer 2015

4.2 Pembahasan
Pengamatan kondisi terumbu karang di perairan Pulau Pieh menggunakan metode
Line Intercept Transect (LIT) pada transek permanen yang telah dipasang pada
empat sisi pulau sejak tahun 2012.

Penggunaan metode ini adalah untuk menggambarkan struktur komunitas karang


dengan melihat tutupan karang hidup, tutupan karang mati, bentuk substrat
(abiotik), algae, dan biota lainnya. Spesifikasi karang yang dicatat adalah bentuk
pertumbuhan (life form)

Pelaksanaan transek
permanen sebagai tempat
pengamatan terumbu karang
dan ikan-ikan karang secara
reguler guna keperluan
monitoring kawasan

Review potensi yang dilakukan oleh


pihak LKKPN Pekanbaru Satker Pulau
Pieh dalam kurun waktu tiga tahun (20102013) menunjukan persentase tutupan
terumbu karang di perairan Pulau Pieh
terjadi peningkatan

V.KESIMPULANDANSARAN

KESIMPULAN

Pengamatan yang dilakukan dalam monitoring


kondisi terumbu karang adalah metode Line
Intercept Transect dengan pemasangan transek garis
secara permanen sepanjang 70 meter pada
kedalaman 3-5 meter dan 7-10 meter. Metode ini
dapat menjadi dasar penetapan lokasi pengamatan
guna pengumpulan data yang lebih akurat setiap
tahunnya.

Saran

Perlu adanya peningkatan pengelolaan dan pengawasan


pada kondisi terumbu karang. Tidak hanya dalam
pemantauan dan pengumpulan data tetapi juga penegasan
peraturan dan sosialisasi berkelanjutan guna menjaga
ekosistem terumbu karang serta biota lainnya yang berada
dalam kawasan TWP Pulau Pieh.
Dan diharapkan dengan adanya praktek magang ini dapat
menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin
melaksanakan praktek magang ataupun penelitian lanjut
mengenai kondisi terumbu karang dan potensi
pertumbuhan terumbu karang serta pengaruh kondisi
perairan terhadap ekosistem terumbu karang di perairan
Pulau Pieh.

Daftar Pustaka

Terlampir

Lampiran

Lampiran 1. Peta lokasi magang

Lampiran 2. Proporsi persentase tutupan karang kedalaman 6 meter


BENTIC LIFE FORM

CODE

Transek Timur (%)

Branching
Tabulate
Encrusting
Submassive
Digitate

ACB
ACT
ACE
ACS
ACD
Jumlah

1,00
0,00
1,10
6,80
9,50
18,40

Branching
Massive
Encrusting
Submassive
Foliose
Mushroom
Millepora
Heliopora

CB
CM
CE
CS
CF
CMR
CME
CHL
Jumlah

0,00
12,10
38,80
5,50
16,80
0,00
0,00
0,00
73,20

Dead Coral
( With Algal Covering )

DC
DCA
Jumlah

0,00
0,00
0,00

Macro
Turf
Coraline
Halimeda
Algal Assemblage

MA
TA
CA
HA
AA
Jumlah

0,00
5,10
0,00
0,00
0,00
5,10

Soft Corals
Sponge
Zoanthids
Others

SC
SP
ZO
OT
Jumlah

0,00
0,60
0,00
0,70
1,30

Sand
Rubble
Silt
Water
Rock

S
R
SI
WA
RCK
Jumlah

0,00
2,00
0,00
0,00
0,00
2,00

Hard Corals ( Acropora)

Hard Corals ( Non Acropora )

Dead Scleractinia

Algae

Other Fauna

Abiotic

Lampiran 3. Kategori Bentuk Pertumbuhan Karang Perairan Pulau Pieh

ACS

ACB

ACD

CF

CS

CE

CM

Lampiran 4. Foto Pelaksaan Pengamatan Terumbu Karang

Pengamatan dengan metode LIT

Perjalanan ke lokasi pengamatan

Pancang tanda pada transek permanen

Lampiran 5. Alat Pada Praktek Magang

Current Meter

Set SCUBA

Thermometer

pH Indikator

Roll Meter

Sabak dan Pensil

Hand Refargtometer

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai