Anda di halaman 1dari 134

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

STUDI BASELINE TERUMBU KARANG DI LOKASI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT KABUPATEN PANGKEP
TAHUN 2008

Koordinator Tim Penelitian ANNA E.W. MANUPUTTY Disusun oleh : BAYU PRAYUDA PETRUS MAKATIPU

RINGKASAN EKSEKUTIF
PENDAHULUAN
Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam Fase sebelumnya Fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metodemetode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Metode Rapid Reef Resources Inventory (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan Line Intercept Transect dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode Point Intercept Transect (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghihasilkan persentase jumlah individu karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan sendiri monitoring kondisi terumbu karang di masingmasing lokasi DPL, yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau Sekitar Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk melakukan studi baseline ekologi di lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL), di perairan Pangkep, termasuk Kecamatan Liukkang Kalmas, yang meliputi pengamatan di bidang Sistem Informasi Geografis (SIG), kondisi karang, ikan karang dan megabentos membuat plot transek permanen untuk keperluan pemantauan diwaktu mendatang. Data yang dikumpulkan dipakai sebagai data dasar, sebagai acuan untuk pemantauan di lokasi yang sama pada waktu mendatang.

HASIL
Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau meliputi pulau-pulau di sebelah utara dan selatan perairan Pangkep, dan 19 stasiun di perairan Kalmas. Di masing-masing lokasi DPL di perairan utara dan selatan Pangkep, dibuat 2 transek permanen, mengingat areanya yang tidak terlalu luas, rata-rata panjang (sejajar garis pantai) 20 1000 meter. Di perairan Kalmas, dimana banyak pulau-pulau kecil dengan rataan terumbu yang luas, jumlah transek umumnya lebih dari dua transek. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Hasil selanjutnya sebagai berikut : DPL terluas terdapat di Desa Mattiro Adae dengan luas 47,7 ha. DPL ini terdapat di sebelah Selatan rataan terumbu Pulau Bontosua dengan bentuk persegi empat dan keliling 2,7 kilometer. Berdasarkan perhitungan luas DPL melalui analisa SIG, maka jumlah total luas DPL yang terdapat di Kecamatan LIukkang Tuppabiring dan Liukkang Kalmas sebesar 432,72 ha. Jika dibandingkan dengan total luas terumbu karang di kedua kecamatan tersebut yaitu 34589,86 Ha (LIPI,2006, 2007), maka persentase total luas DPL terhadap luas terumbu karang adalah 1,25 %. Dengan demikian maka ada 98,75 % luas terumbu karang di kedua kecamatan ini yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya. Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, tersebar di pulau-pulau di sebelah utara dan selatan wilayah kecamatan, dan 19 stasiun di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, meliputi bagian pulaupulau di bagian timur dan barat wilayah kecamatan. Karang batu yang yang dominan di lokasi DPL bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring umumnya dari jenis Porites cylindrica dan Acropora palifera.

ii

Jumlah dan persentase karang batu tertinggi, di utara kecamatan ini dicatat di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, dengan jumlah jenis karang batu 44 jenis dengan persentase jumlah individu 88 %. Jumlah dan persentase karang batu, tertinggi di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, yaitu dicatat di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, yaitu 33 jenis dengan persentase jumlah individu 66 %. Jumlah dan persentase karang, tertinggi di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas dicatat di lokasi DPL Pulau Sabaru, dengan jumlah jenis karang batu 43 jenis dengan persentase jumlah individu 86 %. Jumlah dan persentase karang di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, tertinggi dicatat di lokasi DPL Pulau Marasende,dengan jumlah jenis karang batu 35 jenis dengan persentase jumlah individu 70 %. Hasil pengamatan di 24 stasiun pada 17 lokasi (Kecamatan Liukkang Tuppabiring) menunjukkan bahwa kelimpahan ratarata biota megabentos tertinggi yaitu Fungia spp. sebanyak 1280 individu dijumpai di lokasi Pulau Sarrapo Lompo, sedangkan Diadema setosum tetinggi dijumpai di lokasi Pulau Balang Lompo dengan jumlah individu sebanyak 60 individu. Dari 19 lokasi transek di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dicatat bahwa mushroom coral (CMR) yaitu karang jamur Fungia spp. dicatat mendominasi lokasi transek. Jumlah tertinggi dicatat di lokasi KAL 05 (106 individu) kemudian di lokasi KAL 17 (69 individu) dan KAL 07 (52 individu). Biota ini ditemukan di hampir semua lokasi kecuali di KAL 02 dan KAL 03. Lain halnya dengan biota Diadema setosum dimana di perairan DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring jumlahnya cukup banyak (tertinggi 68 individu), di lokasi Liukkang Kalmas jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 1-3 individu, dan hal ini dicatat di 5 stasiun transek saja. Di stasiun-stasiun lainnya tidak ditemukan biota ini. Dari 24 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati di pulau-pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan selatan perairan Kabupaten Pangkep, ditemukan sebanyak 213 jenis ikan karang yang termasuk dalam 36 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 14.744 individu pada luasan area 8.400 m2. Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata Jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan

iii

tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 3.955 individu, kemudian diikuti oleh Chromis viridis (2375 individu) dan Sthelophorus sp. (1200 individu). Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di 19 lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 334 individu/6650 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 197 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 470 individu. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 864 individu. Hasil pengamatan di dalam laporan ini diuraikan secara deskriptif dan tidak dilakukan analisa secara statistik, sehingga secara detail tidak dapat dibuat suatu kesimpulan.

SARAN
Beberapa saran dapat dikemukakan dalam pengamatan di lokasi ini sebagai berikut : Perlu adanya keseragaman kriteria dalam penentuan batas suatu DPL. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah kondisi geografi, batimetri dan kondisi pantai maupun pesisir lainnya, seperti kondisi pesisir pantai yang landai atau terjal, mengingat ada DPL yang ukurannya luas dan ada yang sempit. Penarikan batas wilayah DPL sebaiknya seragam, dimulai dari ujung tubir hingga ke arah garis pantai sejajar dengan lebar rataan terumbu. Atau juga lokasi yang wilayahnya ditentukan hanya pada wilayah tubir dan sejajar mengikuti bentuk tubir. Keberadaan DPL hendaknya dapat mewakili keseluruhan desa secara merata di Kabupaten Pangkep.

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia berupa wilayah perairan laut Indonesia yang sangat luas dan keanekaragaman hayatinya yang dapat dimanfaatkan baik untuk kemakmuran rakyat maupun untuk objek penelitian ilmiah. Sebagaimana diketahui, COREMAP yang telah direncanakan berlangsung selama 15 tahun yang terbagi dalam 3 Fase, kini telah memasuki Fase kedua. Pada Fase ini beberapa penelitian telah dilakukan, dengan penyandang dana dari World Bank (WB). Salah satu diantaranya penelitian ekologi terumbu karang untuk mendapatkan data dasar (baseline data) di lokasi-lokasi COREMAP. Khususnya di lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang dicanangkan oleh penduduk setempat, dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT), yang lebih sederhana tapi menghasilkan data yang lebih cepat dan terukur. Kegiatan baseline ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal terumbu karang di lokasi tersebut. Hasil studi baseline akan dipakai sebagai data dasar, berupa data rujukan untuk pengamatan selanjutnya dengan metode yang sama dan di lokasi yang sama. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian lapangan dan analisa data, sehingga buku tentang studi baseline terumbu karang dengan metode PIT dapat tersusun dengan baik.Kami menyadari , buku ini belum sempurna dan banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan, demi kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2008 Direktur CRITC-COREMAP II - LIPI

Prof.Dr.Ir.Kurnaen Sumadiharga, M.Sc.

DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF ................ A. B. C. PENDAHULUAN ............... HASIL .................... SARAN ................... i i ii Iv v Vi Vii x xiii 1 1 2 3 4 4 6 6 6 7 10 11 12 13 13 16 54 57 62 63 64

KATA PENGANTAR ................. DAFTAR ISI .................. DAFTAR TABEL ..................... DAFTAR GAMBAR ................... DAFTAR LAMPIRAN ................. BAB I. PENDAHULUAN ............... I.1. I.2. I.3. BAB II. II.1. II.2. II.3. II.4. LATAR BELAKANG ............ TUJUAN PENELITIAN ....... RUANG LINGKUP PENELITIAN ... LOKASI PENELITIAN ...... WAKTU PENELITIAN ........ PELAKSANAAN PENELITIAN ...... METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA ............................................. II.4.1. II.4.2. II.4.3. II.4.4. BAB III. III.1. III.2. III.3. III.4. SIG (Sistem Informasi Geografis) Karang ................................ Megabentos .......................... Ikan Karang ..........................

METODE PENELITIAN ............

HASIL PENGAMATAN..................................... Hasil Pengamatan SIG Hasil Pengamatan Karang .................... Hasil Pengamatan Megabentos .............. Hasil pengamatan Ikan Karang ...............

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................... LAMPIRAN .............................................................

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P. Salemo, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................................... Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Kanja,P. Sabutung, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Uleng, P. Kulambing, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Labangeng, P. Laia, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.............. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bulu, P. Karangrang, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Dolangeng, P. Podangpodang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Langi, P. Sarappo Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...........

19

Tabel 2.

21

Tabel 3.

23

Tabel 4.

24

Tabel 5.

26

Tabel 6.

28

Tabel 7.

30

Tabel 8.

31

vii

Tabel 9.

Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Sompe, P. Balang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bone, P. Sanane, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Adae, P. Bontosua, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat lokasi DPL Takat Sarassa, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.......................................... Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Kalukalukuang, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Sabaru, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.......................................... Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Caddi, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008............................ Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008..................

33

Tabel 10.

35

Tabel 11.

37

Tabel 12.

38

Tabel 13.

40

Tabel 14.

42

Tabel 15.

45

Tabel 16.

47

Tabel 17.

48

viii

Tabel 18.

Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Marasende, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.......................................... Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dewakang Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008............................. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........... Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.................

50

Tabel 19.

52

Tabel 20.

58

Tabel 21.

60

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.................................................. Peta stasiun DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.................................................. Peta stasiun DPL dibagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.. Peta stasiun DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.. Citra landsat komposit 453....................... Peta bentuk dan luas DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Peta bentuk dan luas DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, 2008........................

Gambar 1b.

5 5

Gambar 1c. Gambar 1d. Gambar 2. Gambar 3a.

6 8

13

Gambar 3b.

14

Gambar 4a.

15

Gambar 4b.

16

Gambar 5a.

18

Gambar 5b.

Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........................ Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian barat Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT, di lokasi DPL, bagian timur Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008...................................... Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........ Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.................................................. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.. Kelimpahan ikan karang , hasil studi baseline deng0an metode UVC di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008................

19

Gambar 6a.

44

Gambar 6b.

44

Gambar 7a.

54

Gambar 7b.

55

Gambar 8a.

56

Gambar 8b.

56

Gambar 9a.

59

xi

Gambar 9b.

Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008................ Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008....................... Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008........................

59

Gambar 10a.

61

Gambar 10b.

62

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran 2. Posisi DPL di Kabupaten Pangkep, 2008..... Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008........................... Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten 64

66

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Pangkep, 2008............................... Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008................. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008................
Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabu-

73

80

Lampiran 5.

81

Lampiran 6.

paten Pangkep 2008........................


Lampiran 7. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kabupaten Kec. Liukkang Kalmas,

82

Pangkep, 2008.............................

100

xiii

BAB I. PENDAHULUAN
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem perairan tropis yang memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Komponen yang sangat penting dalam menyusun ekosistem ini adalah karang batu. Biota-biota lain seperti ikan, moluska, ekinodermata dan rumput laut memanfaatkan lingkungan terumbu karang sebagai tempat hidup, membesarkan diri, melahirkan keturunan serta mencari makan. Informasi tentang kondisi ekosistem terumbu karang dengan berbagai komponen bentik yang membentuknya sangat dibutuhkan dalam penilaian status keberadaannya. Pulau-Pulau sekitar Kabupaten Pangkep merupakan salah satu kabupaten yang secara administratif termasuk dalam gugusan pulau-pulau yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara umum pulau-pulau yang ada di kabupaten ini mempunyai ekosistem pantai yang didominasi oleh terumbu karang dan ada sebagian pulau memiliki hutan bakau serta ekosistem lamun. Hasil pengamatan kondisi terumbu karang Indonesia yang dilakukan oleh COREMAP menunjukkan bahwa hanya tinggal 6 % karang yang sangat baik dan 32 % kurang baik. Informasi ini menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun badan internasional untuk dapat mengurangi tekanan yang terjadi terhadap terumbu karang. Salah satu solusi yang diajukan adalah menciptakan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) dengan fokus utamanya adalah daerah perlindungan laut (DPL). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kondisi karang yang ada di kawasan daerah perlindungan laut pulau-pulau Kabupaten Pangkep, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi semua stakeholders (instansi pemerintah, perusahan, LSM, akademisi dan kelompok masyarakat) dalam memanfaatkan kawasan laut sebagai sumber kehidupannya. LATAR BELAKANG Program COREMAP telah terlaksana sampai ke Fase II. Dalam fase sebelumnya fase ini telah banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengamati kondisi karang dan ekosistem terumbu karang, perkembangan yang terjadi, apakah itu ke arah yang lebih baik ataupun semakin buruk. Metode-metode pemantauan telah dilakukan dan di ujicobakan dalam kegiatan studi baseline maupun monitoring terumbu karang di lokasi-lokasi COREMAP. Metodemetode yang dipakai disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Metode-metode tersebut, masing-masing mempunyai

kekurangan maupun kelebihan. Metode Rapid Reef Resources Inventory (RRI), dapat dipakai untuk pemantauan suatu area terumbu karang yang luas dalam waktu yang singkat, namun kekurangannya terletak pada daya visualisasi sipengamat. Metode pemantauan dengan Line Intercept Transect dianggap terlalu ilmiah, dan kurang tepat untuk menjawab perubahan yang terjadi di suatu area terumbu karang yang luas karena hanya terpatok pada lokasi transek permanen saja. Namun untuk menjawab keanekaragaman karang, metode ini lebih cocok. Untuk keperluan manajemen terumbu karang, dan untuk menjawab naik maupun turunnya persentase tutupan ataupun kehadiran karang hidup, yang dipantau di suatu lokasi yang luas dalam waktu yang singkat digunakan metode Point Intercept Transect (PIT). Metode ini diujicobakan di lokasi-lokasi konservasi yang dipatok oleh masyarakat desa setempat, yaitu di lokasi daerah perlindungan laut (DPL). Metode ini lebih sederhana tapi terukur, karena dapat menghasilkan persentase tutupan kehadiran karang hidup dalam waktu yang singkat dan mencakup area yang luas. Diharapkan masyarakat setempat yang diwakili oleh staf CRITC daerah dapat melakukan monitoring kondisi terumbu karang di lokasi-lokasi DPL yang sudah diawali dengan studi baseline di lokasi yang sama oleh staf CRITC pusat. Dengan demikian informasi akurat tentang perubahan kondisi terumbu karang yang terjadi di lokasi DPL dapat dicatat, untuk kemudian dilakukan langkah pengelolaan selanjutnya. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mendapatkan data dasar tentang kondisi karang dan terumbu karang termasuk ikan karang. Juga data biota bentik lainnya yang memiliki nilai ekonomis penting di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan. Menganalisa hasil pengamatan untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai bahan acuan dalam mengetahui perubahan yang terjadi di Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan mencari jalan keluar untuk mengatasi perubahan atau kerusakan yang terjadi.

RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup pengamatan kondisi karang ini meliputi empat tahapan yaitu : 1. Tahap persiapan, meliputi kegiatan administrasi, koordinasi dengan tim penelitian baik yang berada di Jakarta maupun di daerah setempat. Pengadaan dan mobilisasi peralataan penelitian serta perencangan penelitian untuk memperlancar perlaksanaan survey di lapangan. Selain itu, dalam tahapan ini juga dilakukan persiapan penyediaan peta dasar untuk lokasi penelitian yang akan dilakukan. Tahap pengumpulan data, yang dilakukan langsung di lapangan yang meliputi data tentang karang, bentos dan ikan karang. Tahap analisa data, yang meliputi verifikasi data lapangan dan pengelolaan data sehingga data lapangan bias disajikan dengan lebih informatif. Tahap pelaporan, berupa laporan sementara dan laporan akhir dari kegiatan penelitian.

2.

3.

4.

BAB II. METODE PENELITIAN


II.1. LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian dipusatkan di Kabupaten Pangkep khususnya di lokasi DPL yang telah ditentukan, di pulau-pulau di perairan Kecamatan Liukkang Tuppabiring (Gambar 1a dan 1b). Dan Kecamatan Liukkang Kalmas (Gambar 1c dan 1d). Lokasi DPL ini terletak di 12 pulau yang meliputi 24 stasiun pengamatan yaitu Gosong Batu Siborange, P. Salemo (PKPP 01 dan PKPP 02), P. Sibutung (PKPP 03 dan PKPP 04), P. Saugi (PKPP 05 dan PKPP 06), P. Kulambing (PKPP 07 dan PKPP 08),P. Laia (PKPP 09 dan PKPP 10), P. Karangrang (PKPP 11 dan PKPP 12), P. Podangpodang Lompo (PKPP 13 dan PKPP 14 ), P. Sarappo Lompo (PKPP 15 dan PKPP 16 ), P. Balang Lompo (PKPP 17 dan PKPP 18), P. Sanane (PKPP 19 dan PKPP20 ), P. Bontosua (PKPP 21 dan PKPP 22) dan P. Baddi (PKPP 23 dan PKPP 24). Ke arah barat, juga dilakukan studi baseline di Kecamatan Liukkang Kalmas, di pesisir pulau-pulau kecil maupun takat (gosong). Sejumlah 19 transek telah dilakukan di pulau-pulau tersebut (Gambar 1c dan 1d), meliputi Takat Sarassa (KAL 14,15,16), P. Kalulalukuang (KAL09,10), P. Sabaru (KAL11,12,13), di bagian barat, dan P. Doang-Doangan Caddi (KAL 06,07,08), P. Doang-Doangan Lompo (KAL 03,04,04), P. Marasende (KAL 17,18,19) dan P. Dewakang Lompo (KAL 01,02) di bagian timur.

Gambar 1a. Peta stasiun DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 1b. Peta stasiun DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 1c. Peta stasiun DPL dibagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 1d. Peta stasiun DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008. Nama-nama DPL di masing-masing pulau dan lokasi dapat dilihat dalam Lampiran 1.

II.2. WAKTU PENELITIAN Pengamatan kondisi karang dan biota lainnya di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan pada bulan November 2008. II.3. PELAKSANA PENELITIAN Penelitian dilakukan oleh Staf CRITC-COREMAP-LIPI Jakarta, dibantu oleh beberapa Staf dan teknisi Puslit Oseanografi LIPI Jakarta dan personal CRITC daerah setempat. II. 4. METODE PENARIKAN SAMPEL DAN ANALISA DATA Metode penarikan sampel diuraikan berdasarkan masingmasing substansi yang terlibat dalam penelitian ini.

II.4.1. SIG (Sistem Informasi Geografis) Penyiapan Peta Dasar Peta dasar terumbu karang dibuat dengan memanfaatkan data citra satelit Landsat. Saluran panjang gelombang yang digunakan pada penelitian ini adalah saluran tampak hingga inframerah dekat. Pada citra Landsat, saluran tersebut terdapat pada saluran 1, 2, 3, 4, dan 5. Liputan citra yang digunakan adalah liputan 2 scene Landsat dengan ukuran masing masing 185 km x 185 km persegi pada liputan path/row 113/064 dan 113/065, yang merekam keseluruhan Kepulauan Kabupaten Raja Ampat. Ukuran terkecil objek yang diwakili oleh satu piksel pada citra multispektral (saluran 1, 2, 3, 4, 5, dan 7) mewakili area permukaan bumi dengan ukuran 30 m x 30 m persegi. Citra yang digunakan merupakan citra satelit Landsat ETM+ 7 level 1G, sehingga citra tersebut sudah mengalami restorasi citra yang mencakup koreksi radiometri dan koreksi geometri. Koreksi radiometri dilakukan untuk mengatasi distorsi citra yang menyebabkan gangguan yang sifatnya spektral, sedangkan koreksi geometri dilakukan untuk gangguan yang sifatnya spasial. Pada citra level 1G, koreksi geometri yang dilakukan adalah koreksi geometri untuk kesalahan atau distorsi yang sifatnya sistematis sehingga sudah diperhitungkan sebelumnya (NASA, 1999). Identifikasi objek pada terumbu karang dilakukan dengan memanfaatkan kombinasi saluran 1, 2, dan 3 yang merupakan saluran tampak. Saluran tampak digunakan untuk identifikasi objek di terumbu karang, karena pada panjang gelombang ini, sinar sanggup menembus kolom air hingga kedalaman 20 meter (Campbell, 1996). Saluran 4 yang merupakan saluran inframerah dekat, digunakan untuk membatasi wilayah daratan dan perairan serta untuk membedakan objek vegetasi, dalam hal ini mangrove. Pembedaan objek vegetasi mangrove dengan vegetasi lainnya dilakukan dengan memanfaatkan saluran 5. Hal ini disebabkan karena saluran 5 merupakan saluran inframerah tengah yang peka terhadap kelembaban lahan. Mangrove tumbuh pada lahan basah, sehingga dapat dibedakan dengan vegetasi lainnya menggunakan saluran 5 ini. Ciri khas lahan yang ditumbuhi mangrove pada citra komposit saluran 453 adalah berwarna jingga gelap (Gambar 2). Warna jingga mewakili warna vegetasi yang ditonjolkan oleh saluran 4, dan warna gelap menunjukkan pada objek tersebut terletak pada lahan yang basah.

Mangrove

Vegetasi lainnya

Gambar 2. Citra landsat komposit 453. Peta sebaran terumbu karang dan mangrove tentatif dibuat terlebih dahulu di laboratorium sebelum dilakukan kerja lapangan. Peta ini digunakan sebagai bahan untuk pemilihan lokasi sampling dan alat bantu navigasi di lapangan. Peta tentatif ini selanjutnya akan dijadikan sebagai peta dasar terumbu karang setelah diuji/dikoreksi dengan keadaan sesungguhnya dilapangan. Langkahlangkah penyusunannya adalah sebagai berikut: 1. Penyiapan citra, yang meliputi penghilangan pengaruh gangguan atmosfer dengan jalan mengurangi nilai piksel pada seluruh liputan citra dengan nilai digital minimum citra. Hal ini dilakukan dengan asumsi nilai digital minimum citra seharusnya nol. Apabila nilai piksel minimum tidak sama dengan nol, maka ada nilai bias yang dipandang sebagai hasil dari hamburan atmosfer. 2. Menghilangkan pengaruh awan dengan cara meng-eliminasi liputan awan dengan metode masking. Masking liputan awan dilakukan dengan jalan mengambil beberapa sampel (training area) nilai digital awan dan kemudian nilai digital tersebut dijadikan acuan untuk pembuatan citra masking. Citra masking tersebut kemudian digunakan untuk mengekstrak liputan citra yang tidak tertutup awan. 3. Setelah citra bebas dari tutupan awan, maka dilakukan proses digitisasi garis pantai untuk memisahkan objek daratan/pulau dan perairan/laut. Digitisasi dilakukan dengan teknik on-screen digitizing, yaitu digitisasi langsung pada layar monitor computer. Kebaikan metode on-screen

digitizing dibanding metode digitasi manual (Stefanovic, 1991) adalah : 1. Tugas operator lebih mudah dari pada menggunakan alat digitizer. 2. Lebih teliti, adanya fasilitas zooming memungkinkan operator meletakkan posisi tepat ditengah garis yang didigitasi. 3. Lebih cepat, proses digitasi dan perbaikan dalam satu tempat dan satu waktu. Digitisasi dilakukan dengan memanfaatkan saluran 4 untuk mempertegas batas antara daratan dan zona perairan. Agar diperoleh hasil yang memadai, digitisasi dilakukan pada perbesaran/skala 1:25.000. 4. Setelah objek perairan dipisahkan dari daratan, dengan cara yang sama pada mintakat laut didigitisasi batas terluar dari mintakat terumbu. Komposit citra yang digunakan adalah komposit citra 321, dan di tajamkan dengan teknik linier stretching. Untuk identifikasi mangrove, juga dilakukan dengan jalan digitisasi pada batas areal mangrove dengan memanfaatkan komposit citra 453, juga ditajamkan dengan teknik linier stretching. 5. Berdasarkan peta tentative tersebut kemudian dipilih lokasilokasi sampel secara acak. Lokasi sampel yang berupa informasi koordinat, digunakan sebagai panduan pada saat ke lapangan dengan bantuan alat navigasi GPS (Global Positioning System). GPS yang digunakan saat kerja lapangan adalah GPS Map GARMIN 76 C dengan ketelitian posisi absolute sekitar 15 meter, bahkan di atas laut ketelitiannya bias mencapai 5 meter. Data hasil lapangan digunakan selanjutnya untuk interpretasi ulang dan digitisasi ulang sehingga diperoleh batas yang lebih akurat. Pemetaan Daerah Perlindungan Laut (DPL) Pemetaan DPL dilakukan dengan memanfaatkan informasi koordinat batas DPL yang tersedia di daerah kajian. Informasi koordinat tersebut bersifat sementara, sehingga informasi lebih lanjut/detil didapatkan melalui keterangan penduduk setempat. DPL yang dibuat oleh penduduk/masyarakat, merupakan DPL yang digunakan untuk perlindungan ekosistem terumbu karang. Letak DPL bervariasi tergantung pada karakteristik lingkungan disekitarnya. Pada wilayah dengan rataan terumbu karang yang sempit dan menempel pada pulau, garis batas DPL ditarik mulai dari wilayah

yang terdapat karang hingga kea rah garis pantai. Untuk wilayah dengan rataan terumbu karang yang luas, batas DPL dibuat mulai dari tubir terumbu hingga batas wilayah yang memiliki karang. Langkah-langkah pemetaannya adalah sebagai berikut: 1. Penyiapan peta tentatif posisi DPL dilakukan dengan jalan memasukkan koordinat DPL sementara berdasarkan informasi awal ke dalam peta dasar terumbu karang yang dikombinasikan dengan data citra satelit. Peta tentatif ini nantinya digunakan sebagai panduan untuk mendatangi lokasi yang diduga sebagai DPL pada saat kerja lapangan. 2. Setelah peta dibawa ke lapangan, melalui informasi yang didapat di lapangan baik melalui informasi penduduk maupun dari dinas terkait, maka ujung-ujung batas DPL dipetakan dengan mencatat koordinatnya menggunakan alat GPS. Pembuatan sket bentuk DPL juga dilakukan agar dapat digunakan sebagai panduan dalam penarikan garis batas pada saat pembuatan peta DPL. 3. Pembuatan peta DPL dilakukan di laboratorium dengan memanfaatkan perangkat lunak SIG dan pengolah data tabular (excel). Data yang diambil dari GPS merupakan data koordinat ujung-ujung batas DPL yang bentuknya berupa data tabular. Data tabular GPS mencatat informasi koordinat longitude dan latitude, identitas titik, serta informasi tambahan lainnya seperti waktu pengambilan titik, elevasi dari permukaan laut rata-rata bidang ellipsoid, dan symbol titik. Data ini diolah didalam perangkat lunak SIG menjadi peta sebaran titik. Kemudian, titik-titik tersebut dihubungkan dengan garis sehingga membentuk sebuah batas DPL. Hasil peta garis batas tersebut kemudian dibangun topologinya menjadi sebuah topologi polygon agar dapat diketahui luasan area DPL tersebut. II.4.2. Karang Bahan yang dibutuhkan untuk pengamatan karang, biota bentik dan substrat (komponen bentik) ialah peralatan selam lengkap (SCUBA), perahu motor (rubber boat), alat tulis dalam air (kertas, pensil), papan pengalas, pita berskala (100 m), besi (diameter 20 mm) dengan panjang 30 cm yang digunakan sebagai patok, martil (palu) dan tali plastik (nilon) ukuran diameter 6 mm. Metode yang digunakan adalah metode transek garis, panjang transek 25 meter, dibentangkan sejajar garis pantai dimana daratan/pulau berada di sebelah kiri. Pencatatan kehadiran koloni

10

karang dilakukan dengan Point Intercept Transect (PIT) Tiap koloni karang, biota bentos maupun substrat yang dilewati atau berada di bawah garis transek dicatat dengan interval 50 cm. Secara teknis di lapangan, yang dicatat ialah komponen bentik dimulai dari titik 0,50; 1; 1,50; 2; 2,5 dan seterusnya sampai ke titik 25. Total jumlah titik yang dilalui dan dicatat, 50 titik. Transek dilakukan di daerah lereng terumbu bagian atas dengan asumsi pertumbuhan karang batu cukup baik di area ini. Data pengamatan selanjutnya disusun dalam bentuk tabel untuk kepentingan analisa lanjutan antara lain untuk melihat persentase kehadiran jenis karang, biota bentik dan substrat. Disamping itu untuk melengkapi laporan ini dibuat deskripsi lokasi dan gambar bentuk dasar perairan tiap lokasi. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk Tabel maupun peta tematik. Untuk analisa data hanya dilakukan secara deskriptif, dengan perhitungan persentase komponen bentik sebagai berikut : Jumlah Tiap Komponen (%) Jumlah Individu = ----------------------------Total Komponen II.4.3. Megabentos Sampling dilakukan sesudah kegiatan PIT, dengan metode Reef Check pada transek yang sama sepanjang 25 m dan dengan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Total bidang pengambilan/pencatatan biota makrobentik : (2 X 25) m2 = 50 m2. Biota yang dicatat jumlah individunya sepanjang transek ialah : Lobster (udang barong) Banded coral shrimp (udang karang kecil yang hidup di sela cabang karang Acropora spp, Pocillopora spp. atau Serriatopora spp.) Acanthaster planci (bintang bulu seribu) Diadema setosum (bulu babi hitam) Pencil sea urchin (bulu babi seperti pensil) Large Holothurian (teripang ukuran besar, panjangnya 20 cm ) Small Holothurian (teripang ukuran kecil, panjangnya < 20 cm) Large Giant Clam (kima ukuran besar, panjangnya 20 cm) Small Giant Clam (kima ukuran kecil, panjangnya < 20 cm) Trochus niloticus (lola)

x 100 %

11

Drupella (sejenis keong, berukuran kecil yang hidup


disela-sela karang)

Mushroom coral (karang jamur, Fungia spp.)


II.4.4. Ikan Karang Seperti halnya karang, pengamatan ikan dilakukan di sepanjang garis transek. Metode yang digunakan yaitu metode Underwater Fish Visual Census (UVC), dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2,5 m di sebelah kiri dan sebelah kanan garis transek sepanjang 25 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu (5 x 25) = 125 m2. Identifikasi jenis ikan karang mengacu kepada Matsuda, et al. (1984), Kuiter (1992) dan Lieske dan Myers (1994). Khusus untuk ikan kerapu (grouper) digunakan acuan dari Randall and Heemstra (1991) dan Heemstra dan Randall (1993). Selain itu juga dihitung kelimpahan jenis ikan karang dalam satuan unit individu/transek. Data kelimpahan tiap jenis ikan karang yang dicatat dimasingmasing stasiun transek, ditampilkan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Jenis-jenis ikan yang didata dikelompokkan ke dalam 3 kelompok utama (ENGLISH, et al., 1997), yaitu: a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarang / daerah asuhan. Ikan-ikan target ini diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol); b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe); c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 525 cm, dengan karakteristik warna yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung bersifat teritorial. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada diperairan terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru).

12

III. HASIL PENGAMATAN


Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan masing-masing substansi yang diamati, yaitu SIG, karang, megabentos dan ikan karang. Karena luasnya pulau, untuk menjadikan lebih informatif, peta-peta yang ditampilkan dipilah menjadi beberapa gambar. III.1. Hasil Pengamatan SIG Hasil pengamatan SIG disajikan dalam bentuk peta yang menggambarkan polygon dan luas daerah DPL di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Gambar 3 dan 4). Posisi masing-masing DPL disajikan dalam lampiran.

Gambar 3a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Penelitian dilakukan di Kabupaten Pangkajene Kepulauan mencakup Kecamatan Liukkang Tupabbiring dan Kecamatan Liukkang Kalmas. Berdasarkan hasil penelusuran lapangan, di Kecamatan Liukkang Tupabbiring terdapat 12 DPL yang tersebar mulai dari utara Pulau Salemo hingga Pulau Badi. Begitu juga di Kecamatan Liukkang Kalmas, terdapat 7 DPL yang tersebar dari Pulau Pemantuan di sebelah Barat membujur ke bagian Timur hingga Pulau Dewakang Lompo. Letak DPL bervariasi, dapat berada

13

di ujung fringing reef (tubir) atau terdapat juga di wilayah patch reef (gosong). Bentuk bidang wilayah DPL sebagian besar cenderung teratur membentuk bidang persegi, hal ini dimaksudkan agar mudah didalam pengelolaannya. Luasan dan bentuk DPL di Kecamatan Liukkang Tupabbiring dapat dilihat pada peta lokasi di Gambar 1 dan Gambar 2. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa DPL terluas terdapat di Desa Mattiro Adae dengan luas 47,7 ha. DPL ini terdapat di sebelah Selatan rataan terumbu Pulau Bontosua dengan bentuk persegi empat dan keliling 2,7 kilometer. Jika dicermati pada peta, wilayah DPL tersebut meliputi tubir rataan terumbu hingga pangkal terumbu yang terletak di garis pantai pulau. Lebar rataan terumbu pada wilayah tersebut dapat mencapai hingga lebih dari 400 meter.

Gambar 3b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. DPL tersempit terdapat di sebelah Timur Pulau Karanrang yang merupakan wilayah Desa Mattiro Bulu. DPL di wilayah tersebut memiliki luas 0,5 Ha dan mencakup seluruh wilayah gosong (patch reef). Bentuk DPL berupa bidang segiempat dengan keliling wilayahnya sepanjang 281 meter. Sempitnya wilayah DPL disebabkan karena gosong yang dijadikan wilayah DPL memang merupakan gosong yang sempit. Hanya DPL Mattiro Deceng yang terdapat dirataan terumbu Pulau Badi yang berbeda bentuknya

14

dengan DPL lainnya. Pada DPL tersebut, pembatasan wilayah DPL dimulai dari pangkal rataan terumbu yang berupa garis pantai hingga ke ujung tubir terumbu, sehingga bentuk bidang wilayahnya tidak berbentuk persegi pada umumnya. Pada garis pantai bentuk batas DPL mengikuti lekuk garis pantai dan pada wilayah tubir terumbu polanya mengikuti bentuk batas terumbu. Luas DPL Mattiro Deceng tersebut adalah 25,1 Ha dengan lebar rataan terumbu 600 meter. Wilayah Kecamatan Liukkang Kalmas terletak cukup jauh dari wilayah daratan Kabupaten Pangkajene Kepulauan dengan jarak 187 kilometer. Kecamatan ini wilayahnya berupa kepulauan dengan Pulau terbesar adalah Pulau Doangdoangan Besar dengan luas 1332,54 ha. DPL terluas pada Kecamatan ini juga terdapat pada rataan terumbu pulau tersebut, yaitu seluas 107,8 ha dengan lebar terumbu mencapai 1,2 Kilometer. Bentuk bidang DPL memanjang dari pangkal terumbu pada garis pantai hingga ke ujung tubir terumbu, sehingga memungkinkan membentuk suatu wilayah DPL yang cukup luas. Jika dilihat pada dan Gambar 4a dan 4b, dapat diketahui bahwa tidak semua DPL yang terdapat pada rataan terumbu yang lebar memiliki wilayah DPL yang luas.

Gambar 4a. Peta bentuk dan luas DPL di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

15

Gambar 4b. Peta bentuk dan luas DPL di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008. Hal ini sangat tergantung pada kepentingan masyarakat setempat yang memilih lokasi tersebut. Dari ke-7 DPL yang ada pada kecamatan ini, hanya DPL Takat Sarassa saja yang terdapat di patch reef (gosong) dengan luas 16,3 ha. Lokasi DPL tersebut terletak di sebelah utara Pulau Pemantuan dan merupakan wilayah paling utara dari Kecamatan Liukkang Kalmas. Berdasarkan perhitungan luas DPL melalui analisa SIG, maka jumlah total luas DPL yang terdapat di Kecamatan LIukkang Tuppabiring dan Liukkang Kalmas sebesar 432,72 ha. Jika dibandingkan dengan total luas terumbu karang di kedua kecamatan tersebut yaitu 34589,86 ha (LIPI, 2006, 2007), maka persentase total luas DPL terhadap luas terumbu karang adalah 1,25 %. Dengan demikian maka ada 98,75 % luas terumbu karang di kedua kecamatan ini yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya. III.2. Hasil Pengamatan Karang Pengamatan karang di lokasi DPL Kabupaten Pangkep dilakukan di 24 stasiun transek di 12 pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, tersebar di pulau-pulau di sebelah utara dan selatan wilayah kecamatan, dan 19 stasiun di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, meliputi bagian pulau-pulau di bagian timur dan barat

16

wilayah kecamatan. Di masing-masing lokasi DPL di perairan utara dan selatan Kecamatan Liukkang Tupabiring, dibuat 2 transek permanen, mengingat areanya yang tidak terlalu luas, rata-rata panjang (sejajar garis pantai) 20 1000 meter. Di perairan Kecamatan Liukkang Kalmas, dimana terdapat banyak pulau-pulau kecil dengan rataan terumbu yang luas, jumlah transek umumnya lebih dari dua transek. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan peta tematik. Untuk menampilkan peta yang lebih jelas dan informatif, hasil maupun peta tematik ditampilkan dalam beberapa gambar. Hasil pengamatan tentang kondisi karang batu, biota lain dan substrat ditampilkan dalam bentuk diagram pai (Gambar 5a dan 5b,) untuk lokasi DPL di Kecamatan Liukkang Tuppabiring, sedangkan untuk Kecamatan Liukkang Kalmas dapat dilihat dalam Gambar 6a dan 6b. Selanjutnya, hasil lengkapnya diuraikan berdasarkan wilayah kecamatan. III.2.1.Hasil pengamatan di Kecamatan Liukkang Tuppabiring Pengamatan kondisi terumbu karang yaitu studi baseline di kecamatan ini dilakukan di lokasi DPL, yang sudah ditentukan oleh masyarakat setempat. Lokasi DPL umumnya terletak di pesisir pulau-pulau kecil, yang tersusun dari pesisir utara wilayah kecamatan sampai ke arah barat daya, tidak terlalu jauh dari daratan utama Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil pengamatan yang disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, diuraikan selanjutnya. Pulau-Pulau di bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep 1.DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P.Salemo Lokasi ini merupakan gosong pulau (patch reef) yang terletak di tengah perairan. Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu PKPP 01 yang berada pada bagian selatan dan PKPP 02 yang berada pada bagian utara. Karena lokasi ini merupakan gosong pulau, maka tidak mempunyai daerah pantai. Bentuk dasar perairan agak landai sampai kedalaman 2 m, dengan substrat dasar perairan berupa patahan karang dan pasir berlumpur. Karang batu yang yang dominan ditemukan di lokasi PKPP 01 berasal dari jenis Porites cylindrica dan Acropora palifera. Sedangkan di stasiun PKPP 02 didominasi oleh jenis karang masif seperti Goniopora spp., Symphyllia spp., Favia spp., Acropora spp.

17

dan Porites lutea. Disamping itu ditemukan juga beberapa jenis Algae terutama dari jenis Eucheuma spinosum dan Halimeda sp. serta beberapa jenis spong (SP), karang lunak (SC), gorgonia dan beberapa jenis Hydroid. Kondisi perairan pada saat pengamatan berlangsung mempunyai kecerahan yang rendah dimana terlihat adanya sedimentasi sehingga air menjadi keruh. Persentase kehadiran karang batu di lokasi PKPP 01 tertinggi yaitu dari karang batu non-Acropora sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 02. Karang batu dari marga Acropora persentase kehadiran sebesar 4 % yang dijumpai di kedua stasiun dan terdiri hanya 1 jenis yaitu Acropora palifera. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu spong (SP) dan alga (FS) sebesar 16 % dengan jumlah individu sebanyak 8 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 01. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Gambar 5a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, 2008.

18

Gambar 5b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Tabel 1. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bombang, Gosong Batu Siborange, P. Salemo, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora palifera Total NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Favia matthaii F. speciosa Favia sp. Favites pentagona Goniastrea favulus Porites lutea P. cylindrica Porites sp. Jumlah Individu PKPP 01 PKPP 02 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 1 2 2 1 2 3 0 1 1 1 0 0 % Jumlah Individu PKPP 01 PKPP 02 4 4 0 0 0 2 0 0 2 4 2 4 4 2 4 6 0 2 2 2 0 0

19

Symphyllia radians S. agaricia Diploastrea heliopora Platygyra lamellina Stylophora pistillata Galaxtrea astreata Oulophyllia crispa Goniopora stockesi Goniopora columna G. djiboutensis Lobophyllia pachysepta Leptastrea pruinosa Echinophyllia aspera Turbinaria messenterina Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 11 0 7 0 8 2 8 3 7 2 0 37 50

0 1 2 1 0 0 2 2 2 1 0 1 2 1 24 0 6 1 2 3 0 0 5 7 0 24 50

2 0 0 0 4 2 2 0 0 0 2 0 0 0 22 0 14 0 16 4 16 6 14 4 0 74 100

0 2 4 2 0 0 4 4 4 2 0 2 4 2 48 0 12 2 4 6 0 0 10 14 0 48 100

2. DPL Mattiro Kanja, Pulau Sabutung Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 03 dan PKPP 04 yang merupakan gosong pulau yang berdekatan dengan pulau Sabutung. Lokasi pengamatan PKPP 03 berjarak 500 m dari garis pantai kearah laut dan pantainya berpasir. Pengamatan berlangsung pada areal yang agak miring (slope) dengan kemiringan 45 dimana diatasnya ditemukan karang batu dari jenis Fungia spp., Montipora spp., Porites cylindrica dan Echinopora horrida. Kecerahan pada saat pengamatan 5 m dan substrat dasarnya berupa patahan karang dan pasir. Pertumbuhan karang batu sampai kedalaman 4 m, selanjutnya kedalaman diatas 4 m tidak terlihat adanya pertumbuhan karang batu tetapi didominasi oleh pasir. Stasiun PKPP 04 tidak memiliki pantai berpasir karena lokasi ini hanya

20

merupakan gosong pulau (patch reef) yang berada pada kedalaman 2 m pada saat pengamatan berlangsung. Substrat dasar peraian berupa pasir dimana diatasnya dijumpai Turf Algae dan beberapa jenis karang batu antara lain Pocillopora damicornis, Porites cylindrica, Heliopora coerulea dan Fungia spp. Disamping itu ditemukan juga fauna lain seperti Tunicate dan Hydroid. Pertumbuhan karang batu pada lokasi ini sampai kedalaman 4 m dan selanjutnya diatas kedalaman 4 m sudah tidak ada pertumbuhan karang batu hanya berupa pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan 3 m sehingga terlihat air keruh karena adanya sedimentasi. Persentase kehadiran karang batu tertinggi adalah karang non-Acropora sebesar 62 % dengan jumlah individu sebanyak 31 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 03. Karang dari marga Acropora , persentase kehadiran tertinggi yaitu 10 % dengan jumlah individu sebanyak 5 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 04. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu karang mati beralga (DCA) sebesar 20 % dengan jumlah individu sebanyak 5 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 04. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Kanja,P. Sabutung, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora palifera A. divaricata A. brueggemanni Acropora sp Total NON-ACROPORA Favia matthaii F. speciosa Montipora venosa Montipora sp M. aequituberculata Porites cylindrica Fungia fungites F. mollucensis Jumlah Individu PKPP 03 PKPP 04 % Jumlah Individu PKPP 03 PKPP 04

3 0 0 0 3 1 1 0 1 1 14 0 1

0 1 2 2 5 0 0 1 0 0 5 1 0

6 0 0 0 6 2 2 0 2 2 28 0 2

0 2 4 4 10 0 0 2 0 0 10 2 0

21

Merulina scabricula Millepora tenella Pavona deccusatta Echinopora horrida Galaxtrea astreata Pocillopora damicornis Heliopora coerulea Pectinia alcicornis Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

2 2 1 4 0 0 0 3 31 0 4 0 4 0 0 3 4 1 0 16 50

0 0 1 0 1 2 2 0 13 0 10 2 6 1 3 1 9 0 0 32 50

4 4 2 8 0 0 0 6 62 0 8 0 8 0 0 6 8 2 0 32 100

0 0 2 0 2 4 4 0 26 0 20 4 12 2 6 2 18 0 0 64 100

3. DPL Mattiro Baji,Pulau Saugi Pengamatan di lokasi ini dilakukan pada 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 05 dan PKPP 06 yang terdapat di Pulau Saugi. Bagian pantai didominasi oleh vegetasi berupa beberapa jenis tanaman pantai dengan pantai berpasir. Lokasi pengamatan kedua stasiun ini berada 800 m dari garis pantai pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan 20. Kecerahan perairan pada saat pengmatan berlangsung 1,5 m yang menunjukkan bahwa perairan lokasi ini cukup keruh karena proses sedimentasi yang cukup tinggi. Pertumbuhan karang batu di stasiun PKPP 05 sampai kedalaman 1,5 m sedangkan di stasiun PKPP 06 sampai kedalaman 2 m. Substrat dasar perairan berupa pasir dan patahan karang. Jenis karang batu yang dominan di lokasi PKPP 05 yaitu Galaxea astreata, Lobophyllia corymbosa dan Acropora palifera, serta beberapa jenis sponges. Sedangkan di stasiun PKPP 06, karang batu yang dominan yaitu Galaxea astreata, Porites spp. dan Turbinaria mesenterina. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 74 % dengan jumlah individu sebanyak 37 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 05. Demikian juga dengan karang Acropora tertinggi di

22

jumpai di stasiun PKPP 05 sebesar 14 % dengan jumlah individu sebanyak 7 individu. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu spong sebesar 16 % dengan jumlah individu sebanyak 8 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 06. Hasil selengkapnya dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lainnya di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Baji, P. Saugi, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora palifera Acropora sp A. fastigasi Total NON-ACROPORA Favites halicora Porites lutea P. cylindrica P. lobata Merulina scabricula Hydnophora rigida Pavona decussata Seriatophora caliendrum Galaxea fascicularis G. astreata Pocillopora damicornis Oxypora lacera Lobophyllia corymbosa Montastrea curta Turbinaria mesenterina Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS Jumlah Individu PKPP 05 PKPP 06 % Jumlah Individu PKPP 05 PKPP 06

4 1 2 7 1 0 2 0 1 0 0 1 1 28 1 1 1 0 0 37 0 3 0 3 0 0

0 0 1 1 0 3 0 1 1 1 1 0 0 20 0 0 0 1 3 31 0 4 0 8 1 1

8 2 4 14 2 0 4 0 2 0 0 2 2 56 2 2 2 0 0 74 0 6 0 6 0 0

0 0 2 2 0 6 0 2 2 2 2 0 0 40 0 0 0 2 6 62 0 8 0 16 2 2

23

R S SI RK Total Jumlah Total

0 0 0 0 6 50

0 4 0 0 18 50

0 0 0 0 12 100

0 8 0 0 36 100

4. DPL Mattiro Uleng, Pulau Kulambing Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 07 dan PKPP 08. Lokasi ini merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di tengah perairan. Daerah rataan (reef flat) tidak terlalu lebar, selanjutnya dasar laut agak miring dengan kemiringan 60 (PKPP 07) sedangkan di DPL 08 kemiringan 30. Substrat dasar perairan secara umum berupa pasir, patahan karang dan karang mati. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berkisar antara 34 m. Pertumbuhan karang batu sampai kedalaman 5 m, selajutnya didominasi oleh pasir. Jenis karang batu yang dominan pada PKPP 07 yaitu Goniopora spp., Porites lobata, Pectinia spp., Lobophyllia spp., Favia spp. dan Astreopora spp. sedangkan di stasiun PKPP 08 didominasi oleh jenis Euphyllia glabrescens, Lobophyllia corymbosa, Goniastrea spp., Pectinia spp. dan Fungia spp. yang dijumpai cukup banyak. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 08. Karang Acropora hanya terdapat di stasiun PKPP 08 sebanyak 2 individu dengan persentase kehadiran sebesar 4 %. Komponen lain yang terbanyak adalah fauna lain (OT) sebesar 44 % dengan jumlah individu sebanyak 22 individu yang dijumpai di stasiun PKK 07. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Uleng, P. Kulambing, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Jenis Karang Batu ACROPORA A. palifera A. intermedia Total Jumlah Individu PKPP 07 PKPP 08 0 0 0 1 1 2 % Jumlah Individu PKPP 07 PKPP 08 0 0 0 2 2 4

24

NON-ACROPORA Favia maxima F. abdita Goniastrea favulus Montipora informis M. aequituberculata Plerogyra sinuosa Seriatophora caliendrum Leptoria phrygia Galaxea fascicularis G. astreata Oxypora lacera Pectinia alcicornis Goniopora sp G. minuta Lobophyllia hemprichii L. corymbosa Euphyllia glabrescens Montastrea curta Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 8 0 1 0 18 22 1 0 0 0 0 42 50

1 0 0 1 2 0 1 1 1 1 3 0 0 0 2 1 10 24 0 2 0 8 10 0 0 4 0 0 24 50

0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 16 0 2 0 36 44 2 0 0 0 0 84 100

2 0 0 2 4 0 2 2 2 2 6 0 0 0 4 2 20 48 0 4 0 16 20 0 0 8 0 0 48 100

5. DPL Mattiro Labangeng, Pulau Laia Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 09 dan PKPP 10. Lokasi pengamatan disini merupakan gosong pulau (patch reef) dengan kedalaman 5 m pada saat pengamatan. Substrat dasar perairan berupa pasir dan patahan karang. Lokasi ini memiliki bentuk dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kemiringan 45 yang ditemukan di stasiun PKPP10. Karang batu yang dominan di stasiun

25

PKPP 09 yaitu Goniopora columna, Favia spp., Echinophyllia spp. dan Astreopora spp serta beberapa jenis Tunicate ,gorgonia dan hydroid. Stasiun PKPP 10 didominasi oleh karang batu dari jenis Astreopora spp., Merulina spp., Porites spp. dan Goniopora spp. serta beberapa jenis spong, Tunicata dan gorgonia. Kecerahan perairan pada saat pengamatan 4 m dimana perairan cukup keruh akibat proses sedimentasi. Pertumbuhan karang batu dijumpai sampai pada kedalaman 9 m dan selanjutnya dasar perairan didominasi oleh pasir. Tidak ditemukan karang Acropora di lokasi transek. Kehadiran karang batu, di lokasi ini hanya dijumpai karang batu Non-Acropora saja, sebesar 32 % dengan jumlah individu sebanyak 16 individu. Komponen lain yang tertinggi untuk stasiun PKPP 09 yaitu spong dengan persentase kehadiran sebesar 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu, dan stasiun PKPP 10 tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 28 % dengan jumlah individu sebanyak 14 individu. Hasil lengkap persentase jumlqah individu karang batu dan komponen lain dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Labangeng, P. Laia, bagian utara Kecamatan Liukkang Tupabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Jenis Karang Batu NON-ACROPORA Astreopora sp. A. ocellata Cyphastrea chalcidicum C. serailla Echinophyllia sp. Favia speciosa Favia sp. Favites abdita Favites pentagona Goniopora columna Leptastrea purpurea Leptoria phrygia Lobophyllia corymbosa L. hemprichii Merulina scabricula Montipora incrassata M. informis Oxypora lacera Turbinaria mesenterina Jumlah Individu PKPP 09 PKPP 10 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 % Jumlah Individu PKPP 09 PKPP 10 2 0 2 0 2 2 0 2 2 2 2 4 2 2 2 2 0 2 2 0 4 00 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 0 0

26

Euphyllia ancora E. glabrescens Heliophora coerulea Oulophyllia crispa Platygyra lamellina Porites lutea Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

0 0 0 0 0 0 16 0 7 0 14 7 1 1 4 0 0 34 50

1 1 1 1 1 1 13 0 14 0 11 4 0 2 5 1 0 37 50

0 0 0 0 0 0 32 0 14 0 28 14 2 2 8 0 0 68 100

2 2 2 2 2 2 26 0 28 0 22 8 0 4 10 2 0 74 100

Pulau-Pulau di bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep 6. DPL Mattiro Bulu, Pulau Karangrang Lokasi pengamatan, agak ke selatan ke arah barat, letaknya sedikit lebih jauh dari daratan utama Pulau Sulawesi. Pengamatan di lokasi ini dilakukan di perairan Dusun Matiro Bulu yang merupakan daerah perlindungan laut (DPL) stasiun PKPP 11 dan stasiun PKPP 12. Lokasi ini memiliki pantai berpasir dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Areal pengamatan terumbu karang di stasiun PKPP 11 berjarak 500 m dari garis pantai sedangkan stasiun PKPP 12 berjarak 300 m dari garis pantai kearah laut. Pengamatan di stasiun PKPP 11 berlangsung pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan 20, demikian juga dengan di stasiun PKPP 12 dimana kemiringannya mencapai 45. Substrat dasar perairan kedua stasiun ini berupa pasir dan patahan karang. Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 11 yaitu Seriatopora caliendrum, Montipora spp., Favia spp. dan Porites spp. dan juga beberapa jenis spong dan alga, terutama jenis Echeuma sp. Sedangkan di stasiun PKPP 12 didominasi oleh karang batu jenis Porites cylindrica, Galaxea fascicularis, Favia spp., Fungia spp. dan Lobophyllia corymbosa serta beberapa jenis Tunicate, Crinoid dan spong.

27

Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang NonAcropora sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 12. Karang dari marga Acropora hanya ditemukan distasiun PKPP 11 sebesar 2 % dengan jumlah individu sebanyak 1 individu. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 36 % dengan jumlah individu sebanyak 18 individu ang dijumpai di stasiun PKPP 12. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bulu, P. Karangrang, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora cytherea Total NON-ACROPORA Favia matthaii F. rotundata Favia sp. F. digitata F. halicora Goniastrea edwardsi Montipora venosa Montipora sp. M. incrasata M. millepora Porites nigrecens P. cylindrica P. lobata Fungia paumotensis Polypyllia talpina Diploastrea heliopora Seriatophora caliendrum Galaxea fascicularis Pectinia lactuca Lobophyllia corymbosa Turbinaria mesenterina Total Jumlah Individu PKPP 11 PKPP 12 1 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 0 0 0 0 0 4 3 0 1 0 0 16 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 17 % Jumlah Individu PKPP 11 PKPP 12 2 2 0 2 2 0 2 0 4 2 2 2 0 0 0 0 0 8 6 00 2 0 0 32 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 0 0 2 12 2 2 2 0 0 2 2 2 2 34

28

Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS


R

0 8 2 13 0 3
3

0 18 0 5 3 0
5

0 16 4 26 0 6
6

0 36 0 10 6 0
10

S SI RK Total Jumlah Total

4 0 0 33 50

2 0 0 33 50

8 0 0 66 100

4 0 0 66 100

7. DPL Mattiro Dolangeng, Pulau Podangpodang Lompo Pengamatan kondisi terumbu karang di lokasi ini dilakukan di perairan Dusun Matiro Dolangeng di 2 lokasi daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 13 dan PKPP 14. Kedua lokasi ini tidak memiliki daerah pantai karena merupakan gosong pulau (patch reef) yang berada pada kedalaman 5,5 m untuk PKPP 13 sedangkan PKPP 14 pada kedalaman 2 m. Bentuk dasar perairan agak landai dan tidak terlalu miring, dengan substrat berupa patahan karang dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan berlangsung 10 m yang menunjukkan bahwa perairan cukup terang. Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 13 yaitu Montipora spp., Porites spp dan Pocillopora spp., sedangkan di stasiun PKPP 14 didominasi oleh Pocillopora verrucosa, Stylophora pistillata dan Montipora spp. Disamping karang batu dijumpai juga beberapa jenis Tunicate dan gorgonia. Tidak ditemukan karang Acropora di lokasi transek. Persentase kehadiran karang batu di lokasi ini hanya diwakili oleh karang non-Acropora, dimana kedua stasiun ini mempunyai nilai yang sama yaitu 24 % dengan jumlah individu sebanyak 12 individu. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu patahan karang (R) sebesar 48 % dengan jumlah individu sebanyak 24 individu. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 7.

29

Tabel 7. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Dolangeng, P. Podangpodang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Favia palida Goniastrea favulus Montipora informis M. foliosa M. incrasata M. millepora Porites lutea P. lobata Polypyllia talpina Millepora tenella Stylophora pistillata Galaxea astreata Pocillopora verrucosa Leptastrea pruinosa L. transversa L. purpurea Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total Jumlah Individu PKPP 13 PKPP 14 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 2 1 1 0 12 0 7 0 1 0 0 24 6 0 0 38 50 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 3 1 2 0 0 1 12 0 11 0 4 0 0 19 4 0 0 38 50 % Jumlah Individu PKPP 13 PKPP 14 2 0 2 0 2 2 2 0 2 2 2 0 0 4 2 2 0 24 0 14 0 2 0 0 48 12 0 0 76 100 0 2 0 2 0 2 0 2 2 0 0 6 2 4 0 0 2 24 0 22 0 8 0 0 38 8 0 0 76 100

30

8. DPL Mattiro Langi, Pulau Sarappo Lompo Lokasi ini merupakan sebuah pulau yang berada di tengah perairan. Pengamatan dilakukan di 2 lokasi daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 15 dan PKPP 16. Bagian pantai pulau ini dijumpai pantai berpasir dimana belakangnya ditumbuhi pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Lokasi pengamatan berada 1 km dari garis pantai pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan 60. Substrat dasar berupa patahan karang dan pasir. Kecerahan perairan pada saat pengamatan 7 m. Pertumbuhan karang batu di stasiun PKPP 15 pada umumnya di daerah lereng terumbu dan didominasi oleh karang mushroom (Fungia spp.), Montipora spp., Hidnophora spp., Stylophora pistillata dan Euphyllia glabrescens. Sedangkan di stasiun PKPP 16 didominasi oleh karang batu jenis Acropora spp., Montipora foliosa, Fungia spp. dan Seriatophora hystrix. Disamping itu ditemukan juga karang lunak dari jenis Xenia sp. dan beberapa jenis spong. Pertumbuhan karang batu sampai pada kedalaman 7 m. Persentase kehadiran karang batu dari marga Acropora tertinggi di stasiun PKPP 16 sebesar 32 % dengan jumlah individu sebanyak 16 individu, sedangkan karang non-Acropora tertinggi dijumpai di stasiun PKPP 15 sebesar 50 % dengan jumlah individu sebanyak 25 individu. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu karang mati beralge (DCA) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 15. Hasil lengkap dari persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Langi, P. Sarappo Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA A. formosa A.pulchra A. grandis A. cerealis A cropora sp. Total NON-ACROPORA Montipora sp. M. foliosa M. aequituberculata Jumlah Individu PKPP 15 PKPP 16 0 0 0 1 1 0 0 1 1 7 2 0 6 16 2 6 1 % Jumlah Individu PKPP 15 PKPP 16 0 0 0 2 2 0 0 2 2 14 4 0 12 32 4 12 2

31

Porites nigrecens P. cylindrica Fungia concinna Fungia sp. F. echinata F. fungites F. repanda F. horrida F. scutaria F. mollucensis F.paumotensis Pavona explanulata Pavona sp Seriatophora hystrix Stylophora pistillata Galaxea astreata Euphyllia glabrescens E. ancora Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

0 1 0 0 3 5 5 3 1 1 0 1 1 0 1 00 1 1 25 1 17 3 1 0 0 2 0 0 0 24 50

1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 17 0 12 5 0 0 0 0 0 0 0 17 50

0 2 0 0 6 10 10 6 2 2 0 2 2 0 2 0 2 2 50 2 34 6 2 0 0 4 0 0 0 48 100

2 2 4 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 0 34 0 24 10 0 0 0 0 0 0 0 34 100

9. DPL Mattiro Sompe, Pulau Balang Lompo Pengamatan di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 17 dan PKPP 18. Lokasi stasiun PKPP 17 merupakan sebuah gosong pulau (patch reef) yang terletak didepan Pulau Balang Lompo, sedangkan stasiun PKPP 18 di Pulau Balang Lompo. Kondisi pantai lokasi ini didominasi oleh pantai berpasir dan beberapa jenis tumbuhan pantai. Areal pengamatan di stasiun PKPP 17 berjarak 1 km dari garis pantai, sedangkan di stasiun PKPP 18 berjarak 2 km. Pengamatan kondisi terumbu karang berlangsung pada bagian dasar perairan yang agak miring

32

dengan kemiringan 45 untuk stasiun PKPP 17 dan 15 di stasiun PKPP 18. Substrat dasar perairan kedua lokasi ini sama yaitu pasir dan patahan karang. Karang batu yang mendominasi perairan ini yaitu Diploastrea heliopora, Favia spp., Pectinia spp., Porites cylindrica, Galaxea astreata, Lobophyllia spp. dan Fungia spp. Karang dari marga Acropora tidak ditemukan di garis transek. Disamping itu dijumpai karang lunak terutama jenis Xenia sp. dan beberapa jenis spong terutama di stasiun PKPP 18. Kecerahan perairan pada saat pengamatan 7 m. Di lokasi transek tidak ditemukan karang Acropora. Persentase kehadiran karang batu hanya dari karang non-Acropora, persentase tertinggi yaitu 44 % dengan jumlah individu sebanyak 22 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 17. Komponen lain yang tertinggi yaitu patahan karang sebesar 24 % dengan jumlah individu sebanyak 12 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 18. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain ditampilkan dalam Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Sompe, P. Balang Lompo, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu NON-ACROPORA Astreopora ocellata Astreopora sp. Favia matthaii Goniastrea retiformis Montipora venosa M. incrasata M. danae Porites cylindrica P. lobata Fungia echinata F. scutaria F. mollucensis F. paumotensis Polypyllia talpina Merulina scabricula Millepora dichotoma M. exesa Diploastrea heliopora Galaxea astreata Oxypora lacera Jumlah Individu PKPP 17 PKPP 18 1 0 3 1 1 1 1 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 0 0 2 0 % Jumlah Individu PKPP 17 PKPP 18 2 0 6 2 2 2 2 2 4 0 2 2 0 2 2 0 2 2 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 0 6 0 0 4 0

33

Pectinia lactuca P. alcicornis Goniopora sp. Lobophyllia corymbosa L. pachysepta Euphyllia glabrescens Echinophyllia aspera Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

1 0 1 0 0 1 1 22 0 7 6 11 1 0 2 1 0 0 28 50

0 1 0 1 1 0 0 12 0 3 7 10 0 0 12 6 0 0 38 50

2 0 2 0 0 2 2 44 0 14 12 22 2 0 4 2 0 0 56 100

0 2 0 2 2 0 0 24 0 6 14 20 0 0 24 12 0 0 76 100

10. DPL Mattiro Bone, Pulau Sanane Pengamatan kondisi karang di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun dengan kode stasiun PKPP 19 dan PKPP 20. Lokasi ini merupakan sebuah pulau yang berpenduduk dan terletak di tengah perairan yang dikelilingi beberapa pulau kecil. Areal pengamatan di stasiun PKPP 19 berada pada jarak 800 m dari garis pantai kearaha laut, sedangkan di stasiun PKPP 20 berada pada jarak 500 m. Bagian pantai stasiun PKPP 19 didominasi oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tumbuhan pantai serta pada bagian pantainya berpasir. Sebaliknya di stasiun PKPP 20 bagian pantainya dijumpai dermaga motor laut. Pengamatan karang batu dan komponen lain di kedua lokasi dilakukan pada bagian dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kemiringan antara 45 (PKPP 20) dan 60 (PKPP 19). Jenis karang batu yang dominan di stasiun PKPP 19 pada bagian rataan terumbu didominasi oleh Montipora spp., Porites spp., dan Fungia spp. Disamping itu dijumpai juga beberapa jenis Sponges, Tunicate dan Crinoid. Karang batu di stasiun PKPP 20 didominasi oleh jenis Porites cylindrica dan Porites lobata. Substrat dasar kedua stasiun berupa patahan karang dan pasir. Kondisi perairan tidak berarus dan mempunyai kecerahan cukup tinggi yaitu antara 1020 m, yang menunjukkan perairan lokasi ini tidak keruh. Karang batu marga

34

Acropora tidak ditemukan di lokasi transek, hanya karang nonAcropora dengan persentase kehadiran tertinggi sebesar 46 % dengan jumlah individu sebanyak 23 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 19. Komponen lain yang tertinggi yaitu pasir (S) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 20. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Bone, P. Sanane, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Favites halicora Goniastrea favulus Montipora foliosa M. aequituberculata M. grisea M. millepora M. monasteriata M. altasepta M. tuegescens Pachyseris speciosa Porites lutea P. nigrecens P. cylindrica P. lobata P. rus Fungia fungites F. horrida Merulina scabricula Hydnophora rigida Platygyra sp. P. daedalea Stylophora pistillata Galaxea astreata Oulophyllia crispa Heliopora coerulea Leptastrea pruinosa Jumlah Individu PKPP 19 PKPP 20 0 0 0 1 2 0 2 1 2 1 1 0 3 1 1 1 1 1 1 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 3 0 1 0 2 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 2 % Jumlah Individu PKPP 19 PKPP 20 0 0 0 2 4 0 4 2 4 2 2 0 6 2 2 2 2 2 2 4 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 0 0 6 0 2 0 4 8 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 4

35

Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

23 0 9 0 3 1 0 14 0 0 0 27 50

21 0 9 0 0 0 0 3 17 0 0 29 50

46 0 18 0 6 2 0 28 0 0 0 54 100

42 0 18 0 0 0 0 6 34 0 0 58 100

11. DPL Mattiro Adae, Pulau Bontosua Pengamatan kondisi karang di lokasi ini dilakukan di 2 stasiun daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 21 dan PKPP 22. Bagian pantai stasiun PKPP 21 merupakan daerah pemukiman penduduk (kampung Mattiro Bone) sedangkan bagian pantai stasiun PKPP 22 didominasi oleh tumbuhan pantai dan pantai berpasir. Areal pengamatan terumbu karang di kedua stasiun berjarak 800 m kearah laut pada daerah yang agak miring (slope) dengan kemiringan antara 45 (PKPP 21) dan 60 (PKPP 22). Substrat dasar perairan berupa patahan karang (R). Kondisi perairan pada saat pengamatan mempunyai kecerahan yang cukup tinggi yaitu 20 m, yang menunjukkan bahwa perairan di lokasi ini tidak keruh. Karang batu yang dominan di stasiun PKPP 21 yaitu Porites rus, Galaxea astreata, Cyphastrea decadia, Porites cylindrica dan Fungia spp. serta beberapa jenis Sponges. Stasiun PKPP 22 karang batu yang dominan yaitu Montipora spp, Galaxea astreata, Montipora foliosa, Acropora formosa dan Fungia spp. Persentase kehadiran karang batu tertinggi yaitu karang non-Acropora sebesar 54 % dengan jumlah individu sebanyak 27 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 22, sedangkan karang batu dari marga Acropora hanya sebesar 4 % dengan jumlah individu sebanyak 2 individu yang juga dijumpai di stasiun PKPP 22. Komponen lain yang tertinggi persentase kehadirannya yaitu karang mati beralge (DCA) sebanyak 40 % dengan jumlah individu sebanyak 20 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 21. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini disajikan pada Tabel 11.

36

Tabel 11. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Adae, P. Bontosua, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Jenis Karang Batu
ACROPORA Acropora cytherea A. formosa Acropora sp. Total NON-ACROPORA Astreopora ocellata Cyphastrea decadia Montipora venosa Montipora sp. M. monasteriata M. altasepta Porites nigrecens P. cylindrica P. rus Fungia concinna F. echinata F. fungites Seriatophora hystrix Echinopora lamellosa Galaxea fascicularis G. astreata Euphyllia glabrescens E. glabra Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

Jumlah Individu PKPP 21 PKPP 22


1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 4 3 0 2 0 0 0 2 0 1 17 0 20 0 2 1 0 9 0 0 0 32 50 0 1 1 2 1 0 1 1 1 2 6 5 0 1 2 0 2 1 1 2 1 27 0 15 0 0 0 0 4 2 0 0 21 50

% Jumlah Individu PKPP 21 PKPP 22


2 0 0 2 0 2 0 0 2 0 2 4 8 6 0 4 0 0 0 4 0 2 34 0 40 0 4 2 0 18 0 0 0 64 100 0 2 2 4 2 0 2 2 2 4 12 10 0 2 4 0 4 2 2 4 2 54 0 30 0 0 0 00 8 4 0 0 42 100

37

12. DPL Mattiro Deceng, Pulau Baddi Pengamatan kondisi terumbu karang di lokasi ini dilakukan di 2 daerah perlindungan laut (DPL) yaitu stasiun PKPP 23 dan PKPP 24. Kedua lokasi ini berada di bagian depan Desa Matiro Deceng. Lokasi pengamatan berada pada jarak 500 m dari garis pantai kearah laut. Bagian pantai diwarnai oleh pantai berpasir dan pohon kelapa serta beberapa jenis tumbuhan pantai. Kecerahan perairan pada saat pengamatan 18 m yang menunjukkan bahwa perairan lokasi ini cukup jernih. Stasiun PKPP 23 mempunyai areal daerah rataan terumbu (reef flat) yang cukup panjang dan diatasnya dijumpai karang batu jenis Acropora spp., Montipora foliosa dan Seriatopora hystrix. Selanjutnya bentuk dasar perairan agak miring (slope) dengan kemiringan 45 pada kedalaman 7 m didominasi oleh karang batu jenis Montipora spp., Acropora spp., Fungia spp., Seriatopora hystrix dan Galaxea fascicularis serta beberapa jenis karang lunak dan sponges. Pengamatan di stasiun PKPP 24 dilakukan pada bagian dasar perairan yang agak miring (slope) dengan kedalaman 4,5 m, dimana diatasnya dijumpai karang batu jenis Montipora foliosa, Montipora sp., Seriatopora spp., Stylophora pistillata dan Porites spp. Persentase kehadiran karang batu marga Acropora tertinggi sebesar 12 % dengan jumlah individu sebanyak 6 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 23, sedangkan karang nonAcropora tertinggi yaitu sebesar 54 % dengan jumlah individu sebanyak 27 individu yang dijumpai di stasiun PKPP 23. Komponen lain yang mempunyai persentase kehadiran tertinggi yaitu patahan karang (R) sebesar 34 % dengan jumlah individu sebanyak 17 individu yang ditemukan di stasiun PKPP 24. Hasil lengkap persentase jumlah individu karang batu dan komponen lain lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Mattiro Deceng, P. Baddi, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora formosa A. humillis A. pulchra Total NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Favites halicora Jumlah Individu PKPP 23 PKPP 24 4 1 1 6 0 0 1 0 0 1 1 1 % Jumlah Individu PKPP 23 PKPP 24 8 2 2 12 0 0 2 0 0 2 2 2

38

Montipora informis Montipora sp. M. foliosa M. incrasata M. aequituberculata M. danae M. digitata M. monasteriata Porites lobata Fungia concinna F. fungites F. horrida F. scutaria F. paumotensis Millepora exesa Hydnophora rigida Pavona varians P. venosa Platygyra pini Seriatophora hystrix S. caliendrum Stylophora pistillata Galaxea fascicularis Pocillopora verrucosa Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RK Total Jumlah Total

0 2 3 1 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 0 2 0 0 2 27 0 10 2 0 1 0 4 0 0 0 17 50

1 3 5 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 20 0 10 0 0 0 0 17 2 0 0 29 50

0 4 6 2 2 2 2 8 4 2 4 2 2 2 2 2 0 0 0 4 0 0 4 54 0 20 4 0 2 0 8 0 0 0 34 100

2 6 10 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 40 0 20 0 0 0 0 34 4 0 0 58 100

III.2.2. Hasil pengamatan di Kecamatan Liukkang Kalmas Studi baseline kondisi terumbu karang di lokasi DPLdi Kecamatan Liukkang Kalmas, dilakukan di pesisir pulau-pulau kecil maupun takat (gosong). Sejumlah 19 transek telah dilakukan di pulau-pulau tersebut, yaitu 8 transek di bagian barat perairan Liukkang Kalmas, dan 11 transek di bagian timurnya. Transek

39

tersebut meliputi Takat Sarassa (KAL 14,15,16), P. Kalulalukuang (KAL09,10), P. Sabaru (KAL11,12,13), di sebelah barat, kemudian di sebelah timur, P. Doang-Doangan Caddi (KAL 06,07,08), P. DoangDoangan Lompo (KAL 03,04,04), P. Marasende (KAL 17,18,19) dan P. Dewakang Lompo (KAL 01,02). Beberapa lokasi area DPLnya cukup luas, sehingga dapat dibuat 3 transek permanen. Hasil pengamatan karang, biota bentik lainnya dan substrat di lokasi transek, selengkapnya disajikan dalam bentuk diagram pai (Gambar 6a dan 6b) dan Tabel. Pulau-Pulau di bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas 13. DPL Takat Sarassa Lokasi transek berada di area gosong (patch reef) yang bentuknya memanjang arah timur laut - barat daya dengan panjang 1 Kilometer dan lebar 500 meter. Luasan terumbu karang cukup luas, sehingga dapat dibuat 3 transek di lokasi ini (KAL 14, KAL 15 dan KAL 16). Dasar perairan didominasi alga dari jenis Ulva sp. dan Caulerpa sp.(16 %). Jenis karang batu didominasi oleh karang NonAcropora (NA), dicatat ada 27 jenis yang tersebar merata di lokasi dengan persentase individu tertinggi, 44%. Jenis Porites lutea dicatat dominan di lokasi transek (14 %). Jenis lainnya Montipora undata dicatat 6%, sedangkan karang api, Millepora platyphylla, 8%. Karang Acropora, dicatat Acropora palifera dan Astreopora gracilis masing-masing dengan jumlah individu 2 %. Jenis karang NonAcropora lainnya ditemukan dalam jumlah yang kecil (24%). Komponen lain yaitu abiotik, dicatat patahan katrang (R), cukup tinggi yaitu 36 % diikuti DCA, 30 %. Di lokasi transek tidak ditemukan karang lunak (SC), spong (SP) maupun fauna lain (OT). Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 13. Tabel 13. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat lokasi DPL Takat Sarassa, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora palifera Astreopora gracilis Total 1 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 2 0 2 2 0 0 0 KAL14 KAL15 KAL16 % Jumlah Individu KAL14 KAL15 KAL16

40

NON-ACROPORA Coeloseris mayeri Coscanaraea columna Cyphastrea chalcidicum Cyphastrea seraillia Favia rotundata Favia speciosa Favites chinensis Favites russelli Fungia concinna Fungia repanda Goniastrea retiformis Leptoseris scabra Millepora platyphylla Millepora tenella Montipora informis Montipora undata Pavona venosa Platygyra lamellina Pocillopora eydouxi Pocillopora verruocosa Porites cylindrica Porites lichen Porites lobata Porites lutea Psammocora superficialis Seriatopora hystrix Stylophora pistillata Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R 0 10 0 0 0 8 6 0 7 0 0 0 6 18 0 15 0 0 0 7 12 0 20 0 0 0 16 12 0 14 0 0 0 12 36 0 30 0 0 0 14 24 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 0 0 3 0 1 1 0 1 0 0 5 1 0 0 22 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 7 0 0 0 16 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 2 2 1 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 2 1 16 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 8 0 0 6 0 2 2 0 2 0 0 10 2 0 0 44 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 4 2 14 0 0 0 32 0 0 0 2 0 0 0 0 2 2 0 2 4 4 2 0 2 0 0 6 0 0 0 0 0 4 2 32

41

S SI RCK Total Jumlah total

3 0 0 27 50

2 0 0 33 50

0 0 0 34 50

6 0 0 54 100

4 0 0 66 100

0 0 0 68 100

14. DPL Pulau Kalukalukuang DPL berada di rataan terumbu kearah lereng terumbu, sebelah barat Pulau Kalukaluluang. Jarak dari lokasi DPL (lokasi transek) ke garis pantai 3,5 kilometer. Di lokasi ini dilakukan 2 transek (KAL 09 dan KAL 10). Dasar perairan didominasi oleh pertumbuhan alga (FS) dari jenis Padina sp., dicatat persentase individunya 18 %. Pertumbuhan karang batu didominasi oleh karang Non-Acropora dengan persentase total individu tertinggi, 26 %, dengan didominasi oleh jenis Porites lutea (10 %). Jenis karang lainnya tersebar merata dengan persentase jumlah individu masingmasing 2 %. Dicatat 11 jenis karang Non-Acropora yang ada di garis transek. Karang Acropora ada 4 jenis dengan persentase individu tertinggi 6 %. Komponen lain didominasi oleh komponen abiotik dimana DCA dicatat 36 %, pasir (S), 26 % dan patahan karang mati (R) 14 %. Biota lain (OT) dan spong dicatat masing-masing hanya 2 %, sedangkan karang lunak (SC), 4 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 14. Tabel 14. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Kalukalukuang, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora clathrata Acropora florida Acropora sp. Astreopora gracilis Total NON-ACROPORA Goniastrea retiformis Hydnophora microconos 0 0 1 1 0 0 2 2 0 0 1 0 1 1 1 0 1 3 0 0 2 0 2 2 2 0 2 6 KAL 09 KAL 10 % Jumlah Individu KAL 09 KAL 10

42

Leptastrea purpurea Pachyseris rugosa Porites cylindrica Porites lichen Porites lobata Porites lutea Porites stephensoni Seriatopora hystrix Stylophora pistillata Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RCK Total Jumlah total

0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 0 18 1 1 0 9 3 13 0 0 45 50

1 0 1 1 1 5 0 1 1 13 0 17 2 0 1 1 7 6 0 0 34 50

0 2 0 2 0 2 2 0 0 8 0 36 2 2 0 18 6 26 0 0 90 100

2 0 2 2 2 10 0 2 2 26 0 34 4 0 2 2 14 12 0 0 68 100

43

Gambar 6a. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 6b. Persentase jumlah individu karang batu, biota bentik dan substrat hasil studi baseline dengan metode PIT, di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

44

15. DPL Pulau Sabaru (Pulau Pamantauang) Lokasi DPL berada di rataan terumbu (fringing reef) arah timur laut Pulau Pamantauang. Batas DPL sejajar lebar terumbu dengan jarak dari tubir ke garis pantai 450 meter. Di lokasi ini dilakukan 3 transek (KAL 11, KAL 12 dan KAL 13). Jenis karang batu yang dicatat di lokasi transek ada 22 jenis yang terdiri dari karang Acropora 2 jenis, terdiri dari A. hyacinthus (2 %) dan A. microphthalma (4 %). Karang Non-Acropora 20 jenis. Karang NonAcropra didominasi oleh jenis Montipora foliosa dan Montipora hispida masing-masing 20 %. Jenis lain yaitu Montipora samarensis dan Porites rugosa dicatat persentase tertinggi jumlah individunya masing-masing 12 %. Jenis karang api (Millepora tenella) juga ditemukan merata di lokasi transek, dicatat persentase jumlah individunya, 10 %. Porites cylindrica dicatat tertinggi 8%. Jenis karang Non-Acropora lainnya ditemukan dalam jumlah kecil, ratarata 2 4 %. Untuk komponen lain, alga (FS) dicatat nilai tertinggi 6 %, yang terdiri dari jenis Halimeda sp. Spong (SP), dicatat ada 4%. sedangkan karang lunak (SC) tidak ditemukan di lokasi transek. Komponen abiotik cukup tinggi, dimulai dari patahan karang (R), 16%, kemudian pasir (S), 14 % dan komponen DCA, 12 %. Komponen abiotik lainnya tidak ditemukan di lokasi transek. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 15. Tabel 15. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Sabaru, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu % Jumlah Individu KAL11 KAL12 KAL13

JenisKarangBatu ACROPORA
Acropora hyacinthus Acropora microphthalma

KAL11

KAL12

KAL13

0 0
0

0 0
0

1 2
3

0 0
0

0 0
0

2 4
6

Total NONACROPORA
Ctenactis echinata Cyphastrea chalcidicum Echinopora lamellosa Favia matthaii Fungia concinna Fungia danae Goniastrea retiformis

0 1 1 0 0 0 0

1 1 0 2 0 0 1

0 0 0 0 1 1 0

0 2 2 0 0 0 0

2 2 0 4 0 0 2

0 0 0 0 2 2 0

45

Herpolitha limax Merulina scabricula Millepora tenella Montipora foliosa Montipora hispida Montipora samarensis Pavona varians Porites cylindrica Porites lutea Porites rugosa Porites rus Psammocora contigua Seriatopora hystrix

0 2 5 10 10 3 0 3 0 5 2 0 1
43 0 1 0 0 0 2 4 0 0 0 7 50

0 0 5 2 4 6 1 4 3 1 2 0 0
33 0 6 0 2 0 3 3 3 0 0 17 50

1 1 5 0 0 0 0 2 1 6 2 1 7
28 0 3 0 0 0 1 8 7 0 0 19 50

0 4 10 20 20 6 0 6 0 10 4 0 2
86 0 2 0 0 0 4 8 0 0 0 14 100

0 0 10 4 8 12 2 8 6 2 4 0 0
66 0 12 0 4 0 6 6 6 0 0 34 100

2 2 10 0 0 0 0 4 2 12 4 2 14
56 0 6 0 0 0 2 16 14 0 0 38 100

Total
Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RCK Total Jumlah total

Pulau-Pulau di bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas 16. DPL Pulau Doang-Doangan Caddi Lokasi DPL berada di tubir atau daerah lereng rataan terumbu (reef slope) yang berada di sebelah barat daya Pulau Doang-Doangan Caddi. Jarak dari DPL ke garis pantai 2,5 kilometer. Di lokasi ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 06, KAL 07 dan KAL 08). Karang Acropora ditemukan hanya 2 jenis yaitu Acropora brueggemanni dengan persentase jumlah individu cukup tinggi yaitu 20 %, dan Acropora tenuis dengan persentase jumlah individunya hanya 2 %.

46

Karang Non-Acropora dicatat ada 10 jenis, dengan didominasi oleh Porites lutea (6%), sedangkan jenis lainnya persentase jumlah individunya hanya berkisar antara 2 4 %. Komponen lain, alga dicatat cukup tinggi yaitu 26 %, terdiri dari Padina sp. dan Caulerpa rasemosa. Karang lunak (SC) didominasi oleh Sinularia sp. dan Xenia sp., dengan persentase jumlah individu 6 %, sedangkan spong (SP) dicatat 14 %. Komponen abiotik mendominasi dasar perairan, terdiri dari DCA, 38 %, diikuti oleh patahan karang mati (R), 34 %dan pasir (S), 8 %. Mengingat karang batu yang ditemukan di tiga lokasi transek ini kehadirannya sangat sedikit, dapat dicatat bahwa pertumbuhan karang di lokasi ini kurang baik. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Caddi, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu JenisKarangBatu ACROPORA Acropora brueggemanni Acropora tenuis Total NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Favia speciosa Galaxea fascicularis Montipora informis Montipora turgescens Porites cylindrica Porites lutea Seriatopora caliendrum Seriatopora hystrix Stylophora pistillata Total Komponen Lain DC DCA SC SP 0 19 3 1 0 8 1 7 0 11 0 0 0 38 6 2 0 16 2 14 0 22 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 5 0 1 0 0 0 2 0 1 2 1 7 1 0 0 0 1 0 3 0 0 0 5 0 0 2 2 0 0 4 0 2 0 10 0 2 0 0 0 4 0 2 4 2 14 2 0 0 0 2 0 6 0 0 0 10 8 0 8 10 1 11 0 0 0 16 0 16 20 2 22 0 0 0 KAL06 % Jumlah Individu

KAL07 KAL08 KAL06 KAL07 KAL08

47

OT FS R S SI RCK Total Jumlah total

4 2 4 4 0 0 37 50

1 3 12 0 0 0 32 50

0 13 17 4 0 0 45 50

8 4 8 8 0 0 74 100

2 6 24 0 0 0 64 100

0 26 34 8 0 0 90 100

17. DPL Pulau Doang-Doangan Lompo Lokasi DPL berada di rataan terumbu, mulai dari tubir ke garis pantai dan berada di sebelah barat daya Pulau Doang-Doangan Lompo. Lebar rataan terumbu (jarak dari tubir ke garis pantai) 1,5 kilometer. Di lokasi DPL ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 03, KAL 04 dan KAL 05). Di lokasi transek banyak ditemukan pertumbuhan alga dari jenis Halimeda sp., Dictyota sp. dan Bodlea sp. dengan total persentase, 20 %. Demikian juga dengan karang lunak. Karang batu yang dicatat di lokasi transek ada 17 jenis yang terdiri dari karang Acropora, 5 jenis dan karang Non-Acropora, 12 jenis. Karang Acropora ditemukan dalam jumlah kecil, masingmasing dengan persentase jumlah individu, 2 %. Karang NonAcropora juga ditemukan dalam jumlah yang sedang, didominasi oleh jenis Porites cylindrica (8 %) kemudian diikuti oleh Porites lutea (6 %). Jenis lainnya jumlahnya bervariasi antara 2 4 %. Komponen lain didominasi oleh karang lunak (SC) dengan persentase total jumlah individu 42 %, terdiri dari Xenia sp. Sinularia sp., dan Nephthea sp. Komponen abiotik tertinggi ialah DCA dengan persentase 30 %. Kemudian pasir (S), 18 % dan patahan karang mati (R), dicatat 14 %. Hasil selengkapnya disajikan dalam Tabel 17. Tabel 17. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Doang-Doangan Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora cerealis Acropora cytherea Acropora humilis 1 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 KAL 03 KAL04 KAL 05 % Jumlah Individu KAL 03 KAL04 KAL 05

48

Acropora hyacinthus Acropora millepora Total NON-ACROPORA Coeloseris mayeri Favia matthaii Merulina scabricula Millepora platyphylla Montipora venosa Porites cylindrica Porites lichen Porites lobata Porites lutea Porites stephensoni Seriatopora hystrix Stylophora pistillata Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI RCK Total

0 0 3 1 2 0 1 2 1 0 1 3 2 0 2 15 0 15 0 0 0 6 7 4 0 0 32

1 1 2 0 0 1 1 0 3 1 0 0 0 0 1 7 0 13 6 0 0 10 3 9 0 0 41

0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 2 0 6 0 12 21 0 3 8 0 0 0 0 44

0 0 6 2 4 0 2 4 2 0 2 6 4 0 4 30 0 30 0 0 0 12 14 8 0 0 64

2 2 4 0 0 2 2 0 6 2 0 0 0 0 2 14 0 26 12 0 0 20 6 18 0 0 82

0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 4 0 12 0 24 42 0 6 16 0 0 0 0 88

Jumlah total

50

50

50

100

100

100

18. DPL Pulau Marasende Lokasi DPL berada di rataan terumbu sebelah barat Pulau Marasende, dengan lebar terumbu 300 meter, terpisah agak jauh dari P. Doang-Doangan Lompo ke arah timur laut. Di lokasi ini dilakukan 3 transek permanen (KAL 17, KAL 18 dan KAL 19). Pertumbuhan karang di lokasi ini cukup baik. Dari hasil transek dicatat 40 jenis karang batu dengan perincian karang Acropora 11 jenis dan karang Non-Acropora 29 jenis. Jenis Acropora

49

microphthalma dicatat tertinggi persentase jumlah individunya (8%), kemudian diikuti oleh Acropora brueggemanni, Acropora palifera dan Acropora tenuis masing-masing dengan persentase jumlah individu 4 %. Jenis Acropora lainnya masing-masing dengan persentase jumlah individu 2 %. Untuk karang Non-Acropora opersentase tertinggi dicatat pada jenis Porites cylindrica dan Porites nigrescens dengan nilai masing-masing 12 %. Kemudian diikuti oleh karang api (Millepora dichotoma) dengan persentase 10%, dan Hydnophora rigida, Porites lutea dan Porites rus dengan persentase masing-masing 8 %. Karang Non-Acropora lainnya, persentase jumlah individunya berkisar antara 24 %. Untuk komponen lain, dicatat karang lunak (SC), 4 %, alga (FS) ,8 % dan spong (SP), 2 %. Untuk komponen abiotik, patahan karang mati (R) dan DCA mendominasi dasar perairan, masing-masing 26 % dan 20 %. Untuk komponen lainnya seperti pasir (S), dicatat 4 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 18. Tabel 18. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Marasende, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah Individu Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora acuminata Acropora brueggemanni Acropora microphthalma Acropora nasuta Acropora palifera Acropora samoensis Acropora sp. Acropora tenuis Acropora verweyi Acropora yongei Astreopora ocellata Total NON-ACROPORA Cyphastrea chalcidicum Cyphastrea microphthalma Favia speciosa 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 2 0 1 2 0 1 1 8 1 0 4 0 1 1 0 0 1 0 0 8 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 2 4 0 2 4 0 2 2 16 2 0 8 0 2 2 0 0 2 0 0 16 KAL 17 KAL18 KAL19 % Jumlah Individu KAL17 KAL18 KAL19

50

Favia stelligera Favites chinensis Goniastrea favulus Heliopora coerulea Hydnophora rigida Merulina scabricula Millepora dichotoma Millepora platyphylla Millepora tenella Montipora informis Montipora samarensis Montipora undata Montipora venosa Pavona explanulata Platygyra lamellina Pocillopora damicornis Pocillopora verrucosa Porites cylindrica Porites horizontalata Porites lichen Porites lobata Porites lutea Porites nigrescens Porites rus Porites stephensoni Seriatopora hystrix Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S SI

0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 0 0 0 0 0 6 0 1 0 0 6 2 0 0 24 0 8 0 1 0 2 13 0 0

1 1 1 0 0 0 5 0 2 2 0 0 1 1 0 0 2 1 0 1 1 4 1 0 1 1 27 0 5 1 0 0 4 3 2 0

0 0 0 0 4 1 0 0 0 2 0 0 0 1 1 2 1 2 1 1 0 3 1 4 0 0 24 0 10 2 0 0 2 2 2 0

0 0 0 2 0 2 0 2 0 2 4 2 0 0 0 0 0 12 0 2 0 0 12 4 0 0 48 0 16 0 2 0 4 26 0 0

2 2 2 0 0 0 10 0 4 4 0 0 2 2 0 0 4 2 0 2 2 8 2 0 2 2 54 0 10 2 0 0 8 6 4 0

0 0 0 0 8 2 0 0 0 4 0 0 0 2 2 4 2 4 2 2 0 6 2 8 0 0 48 0 20 4 0 0 4 4 4 0

51

RCK Total Jumlah total

0 24 50

0 15 50

0 18 50

0 48 100

0 30 100

0 36 100

19. DPL Pulau Dewakang Lompo Lokasi DPL berada di tubir atau lereng terumbu atas,yang letaknya disebelah barat daya dari Pulau Dewakang Lompo, dengan jarak dari DPL ke garis pantai 2 kilometer. Lokasi ini merupakan lokasi yang terpisah agak jauh dari Pulau Doang-Doangan Lompo ke arah timur. Di lokasi ini dilakukan 2 transek permanen (KAL 01 dan KAL 02). Dasar perairan didominasi oleh pertumbuhan alga dari jenis Caulerpa rasemosa, Halimeda sp. dan Dictyota sp. Dominasi kelompok alga ini di lokasi transek dicatat cukup tinggi yaitu 32 %. Karang batu yang ditemukan di lokasi transek dicatat ada 17 jenis, karang Acropora 4 jenis dan karang Non-Acropora 13 jenis. Karang jenis Acropora didominasi oleh Acropora palifera dan Acropora florida, masing-masing dengan persentase jumlah individu 4 %, sedangkan 2 jenis lainnya persentasenya hanya 2 %. Karang NonAcropora didominasi oleh jenis Porites cylindrica dan Porites stephensoni, dengan persentase jumlah individu masing-masing, 10%. Jenis Seriatopora hystrix dicatat ada 6 %. Jenis karang NonAcropora lainnya persentase jumlah individunya berkisar antara 2 4%. Untuk komponen lain, selain alga yang mendominasi dasar perairan, tidak ditemukan komponen biotik lainnya. Komponen abiotik didominasi oleh DCA (20 %), diikuti oleh patahan karang mati (R) yaitu 18 % dan pasir (S) sebesar 10 %. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 19. Tabel 19. Jumlah dan persentase karang, biota bentik dan substrat di lokasi DPL Pulau Dewakang Lompo, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.
Jumlah individu KAL 01 KAL 02 0 2 0 1 3 2 0 1 0 3 % Jumlah individu KAL 01 KAL 02 0 4 0 2 6 4 0 2 0 6

Jenis Karang Batu ACROPORA Acropora florida Acropora palifera Acropora yongei Astreopora gracilis Total

52

NON-ACROPORA Coeloseris mayeri Galaxea astreata Goniastrea edwardsi Goniopora stokesi Montipora turgescens Porites cylindrica Porites lichen Porites lutea Porites rugosa Porites rus Porites stephensoni Seriatopora hystrix Stylophora pistillata Total Komponen Lain DC DCA SC SP OT FS R S RCK Total Jumlah total 2 1 0 0 0 0 1 2 0 2 5 0 0 13 0 10 2 0 0 8 9 5 0 34 50 0 1 1 1 1 5 1 1 1 0 0 3 2 17 0 6 1 0 0 16 3 4 0 30 50 4 2 0 0 0 0 2 4 0 4 10 0 0 26 0 20 4 0 0 16 18 10 0 68 100 0 2 2 2 2 10 2 2 2 0 0 6 4 34 0 12 2 0 0 32 6 8 0 60 100

Dari keseluruhan hasil pengamatan kondisi karang di lokasi DPL baik di pesisir Kabupaten Pangkep yaitu di pulau-pulau di Kecamatan Liukkang Tuppabiring maupun di pulau-pulau yang jauh dari daratan utama yaitu di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan karang yang masih baik ditemukan di DPL Pulau Marasende.

53

III.3. Hasil Pengamatan Megabentos Pencatatan biota megabentos dilakukan bersamaan dengan transek PIT, dengan bidang pengamatan 2 x 25 m, seluas 50 m. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk peta tematik dan tabel (Lampiran). Peta tematik untuk Kecamatan Liukkang Tuppabiring disajikan dalam Gambar 7a dan Gambar 7b, dan di Kecamatan Liukkang Kalmas ditampilkan dalam peta tematik dalam Gambar 8a dan 8b. III.3.1.Hasil Pengamatan Tuppabiring Megabentos di Kecamatan Liukkang

Nilai rata-rata kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu mushroom coral atau karang jamur (CMR) yang terdiri dari Fungia spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema setosum).

Gambar 7a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. Hasil pengamatan di 24 stasiun pada 17 lokasi (Kecamatan Liukkang Tuppabiring) menunjukkan bahwa kelimpahan rata-rata biota megabentos tertinggi yaitu Fungia spp. sebanyak 1280 individu

54

dijumpai di lokasi Pulau Sarrapo Lompo, sedangkan Diadema setosum tetinggi dijumpai di lokasi Pulau Balang Lompo dengan jumlah individu sebanyak 60 individu.

Gambar 7b. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. III.3.2. Hasil Pengamatan Kalmas Megabentos di Kecamatan Liukkang

Sama halnya dengan di kecamatan Liukkang Tuppabiring, dari 19 lokasi transek di Kecamatan Liukkang Kalmas, dapat dicatat bahwa mushroom coral (CMR) yaitu karang jamur Fungia spp. dicatat mendominasi lokasi transek. Jumlah tertinggi dicatat di lokasi KAL 05 (106 individu) kemudian di lokasi KAL 17 (69 individu) dan KAL 07 (52 individu). Biota ini ditemukan di hampir semua lokasi kecuali di KAL 02 dan KAL 03. Lain halnya dengan biota Diadema setosum dimana di perairan DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring jumlahnya cukup banyak (tertinggi 68 individu), di lokasi Liukkang Kalmas jumlahnya sangat sedikit, berkisar antara 1-3 individu, dan hal ini dicatat di 5 stasiun transek saja. Di stasiun-stasiun lainnya tidak ditemukan biota ini. Untuk lola (Trochus sp.) ditemukan di 5 lokasi transek, dengan jumlah bervariasi dari 1 3 individu. Biota megabentik lainnya sangat jarang ditemukan seperti large holothurians hanya ditemukan di 3 lokasi transek, masing-masing hanya 1 individu. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 8a dan Gambar 8b, dan juga pada lampiran.

55

Gambar 8a. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian barat Kec. Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 8b. Kelimpahan biota megabentos hasil studi baseline dengan metode reef check di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

56

III.4. Hasil Pengamatan Ikan Karang Hasil pengamatan ikan karang dengan metode Underwater Fish Visual (UVC) di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) perairan Kabupaten Pangkep, total dilakukan di 43 stasiun transek. Di Kecamatan Liukkang Tuppabiring dilakukan 24 stasiun transek, dan di kecamatan Liukkang Kalmas 19 stasiun transek. Selengkapnya diuraikan berdasarkan pengamatan di masing-masing kecamatan. III.4 1. Hasil pengamatan ikan karang di Kecamatan Liukkang Tuppabiring Dari 24 Daerah Pelindungan Laut (DPL) yang diamati di pulau-pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan selatan perairan Kabupaten Pangkep, ditemukan sebanyak 213 jenis ikan karang yang termasuk dalam 36 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 14.744 individu pada luasan area 8.400 m2. Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata Jenis Chromis ternatensis merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 3.955 individu, kemudian diikuti oleh Chromis viridis ( 2375 individu) dan Sthelophorus sp. (1200 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 8400 m2 ditampilkan dalam Tabel 20. Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di lokasi ini, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 291 individu/8400 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 60 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 1084 individu. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 106 individu. Hasil pengamatan ikan karang, berupa perbandingan kelimpahan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator, di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring disajikan dalam bentuk peta tematik dalam Gambar 9a dan Gambar 9b. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah : 11.265 individu, 3.373 individu dan 106 individu, sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 106 : 31 : 1. Ini berarti bahwa untuk setiap 138 ikan yang ditemukan di perairan kecamatan ini, kemungkinan komposisinya terdiri dari 106 ikan mayor, 31 ikan target dan 1 individu ikan indikator.

57

Tabel 20. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Jenis Chromis ternatensis Chromis viridis Stelophorus sp. Chromis atripectoralis Caesio teres Amblyglyphidodon ternatensis Apogon chrysopomus Chromis fumea Lutjanus biguttatus Plotosus lineatus Amblyglyphidodon curacao Pterocaesio diagramma Pomacentrus coelestis Pomacentrus auriventris Neoglyphidodon crossi Cheilodipterus macrodon Pomacentrus nigromanus Cheilodipterus quinquelineatus Chrysiptera rollandi Abudefduf vaigiensis Jumlah Individu 3955 2375 1200 950 864 371 302 290 243 200 197 182 156 151 134 131 126 109 106 103 Persentase Kehadiran 88 29 8 17 71 88 38 25 21 8 50 25 17 21 80 17 50 50 46 50

58

Gambar 9a. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian utara Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008.

Gambar 9b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian selatan Kecamatan Liukkang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep, 2008.

59

III.4 2. Hasil pengamatan ikan karang di Kecamatan Liukkang Kalmas Dari 19 Daerah Perlindungan Laut (DPL) yang diamati pada Pulau Pulau di Kecamatan Liukang Tuppabiring utara dan Selatan Perairan Kabupaten Pangkep, sebanyak 280 jenis ikan karang yang termasuk dalam 33 suku, dengan nilai kelimpahan ikan karang sebesar 11.821 individu pada luasan area m2. Berdasarkan kelimpahan total ikan karang pada dua puluh empat lokasi DPL ternyata jenis Cirrhilabrus cyanopleura merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan karang lainnya, yaitu sebesar 493 individu, kemudian diikuti oleh Naso brevirostris (412 individu) dan Heniochus acuminatus (400 individu). Dua puluh jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi dalam area 6.650 m2 ditampilkan dalam Tabel 21. Tabel 21. Dua puluh jenis ikan karang dengan kelimpahan tertinggi di lokasi DPL, Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jenis Cirrhilabrus cyanopleura Naso brevirostris Heniochus acuminatus Pseudanthias hutchii Chromis ternatensis Acanthochromis polyacanthus Pseudanthias squamipinnis Chrysiptera talboti Odonus niger Chromis weberi Pomacentrus lepidogenys Chromis retrofasciata Amblyglyphidodon curacao Chrysiptera cyanea Archamia sp. Pomacentrus moluccensis Pomacentrus bankanensis Abudefduf sexfasciatus Amblyglyphidodon leucogaster Chromis viridis Jumlah Individu 493 412 400 315 269 264 255 254 250 225 216 199 198 196 165 165 163 150 145 141 Persentase Kehadiran 79 79 47 42 58 42 37 53 37 64 85 26 63 79 11 79 100 26 58 21

60

Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang termasuk dalam kategori ikan target yang ditemukan di 19 lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 334 individu/6650 m2, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 197 individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 470 individu. Ikan kepekepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk menilai kesehatan terumbu karang memiliki kelimpahan 864 individu. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator di lokasi daerah perlindungan laut (DPL) di perairan Kalmas bagian Barat dan Kalmas bagian timur, Kabupaten Pangkep disajikan dalam Gambar 10a dan Gambar 10b. Perbandingan kelimpahan kelompok ikan mayor, ikan target dan ikan indikator tersebut adalah : 8.238 individu, 2.719 individu dan 864 individu , sehingga perbandingan antara ikan mayor, ikan target dan ikan indikator adalah 10 : 3 : 1. Ini berarti bahwa untuk setiap 14 ikan yang dijumpai di perairan Kalmas, kemungkinan komposisinya terdiri dari 10 ikan mayor, 3 ikan target dan 1 individu ikan indikator.

Gambar 10a. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian barat Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008.

61

Gambar 10b. Kelimpahan ikan karang, hasil studi baseline dengan metode UVC di lokasi DPL, bagian timur Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008. Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa hasil pengamatan di dalam laporan ini diuraikan secara deskriptif dan tidak dilakukan analisa secara statistik, sehingga secara detail tidak dapat dibuat suatu kesimpulan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada Tim Survey dari CRITC Jakarta, CRITC daerah dan Peneliti dan Teknisi yang terlibat dalam kegiatan lapangan.

62

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London: Taylor & Francis. Coral Reef Rehabilitation and Management Project, 2006.Report on Standard Operational Procedures. Consultant Report ADB CRITC COREMAP II/53. Campbell, J.B. 1996. Introduction to Remote Sensing. London: Taylor & Francis. English. S.; C. Wilkinson and V. Baker. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second edition. Australia Institute of Marine Science. Townsville: 390p. Heemstra. P.C. and Randall. J.E., 1983. FAO Species Catalogue. Vol. 16. Grouper of the World (Family Serranidae. Sub Family Epinephelidae). Kuiter, R. H., 1992. Tropical Reef-Fishes of the Western Pacific, Indonesia and Adjacent Waters. PT Gramedia Pustaka Utama. Lieske E. & R. Myers, 1994. Reef Fishes of the World. Periplus Edition, Singapore. 400p. Matsuda, A.K.; Amoka, C.; Uyeno, T. and Yoshiro, T., 1984. The Fishes of the Japanese Archipelago. Tokai University Press. NASA. 1999. Guide to Landsat 7. USA : Earth Observing System Project Science Office NASA. Randall. J.E. and Heemstra. P.C., 1991. Indo-Pacific. Revision of Indo-Pacific Grouper (Perciformis: Serranidae: Epinephelidae). With Description of Five New Species. Stefanovic, P. 1991. Elements of Computer-Assisted Cartography. Revised March.

63

LAMPIRAN
Lampiran 1. Posisi DPL di Kabupaten Pangkep, 2008. Stasiun PKPP01 PKPP02 PKPP03 PKPP04 PKPP05 PKPP06 PKPP07 PKPP08 PKPP09 PKPP10 PKPP11 PKPP12 PKPP13 PKPP14 PKPP15 PKPP16 PKPP17 PKPP18 PKPP19 PKPP20 PKPP21 PKPP22 PKPP23 PKPP24 KAL1 KAL2 KAL3 KAL4 KAL5 KAL6 KAL7 KAL8 LONG 119,463651 119,463771 119,429073 119,426565 119,459278 119,457980 119,437513 119,440201 119,419548 119,420581 119,389335 119,388605 119,329641 119,329759 119,260270 119,259292 119,401386 119,402012 119,317476 119,316804 119,336804 119,342025 119,284208 119,282581 117,039917 117,037483 117,039250 117,626417 117,059583 117,061783 117,064850 117,625217 LAT 4,678462 4,675849 4,756075 4,755639 4,771013 4,769300 4,791435 4,790771 4,813066 4,814945 4,858185 4,858485 4,883718 4,882909 4,885973 4,883424 4,935587 4,935170 4,929146 4,927119 4,946950 4,948538 4,972335 4,970718 4,978767 4,980383 4,983950 5,204550 5,092400 5,093650 5,094300 5,208050 Nama_DPL MattiroBombang MattiroBombang MattiroKanja MattiroKanja MattiroBaji MattiroBaji MattiroUleng MattiroUleng MattiroLabangeng MattiroLabangeng MattiroBulu MattiroBulu MattiroDolangeng MattiroDolangeng MattiroLangi MattiroLangi MattaroSompe MattaroSompe MattiroBone MattiroBone MattiroAdae MattiroAdae MattiroDeceng MattiroDeceng TakatSarassa TakatSarassa TakatSarassa PulauKalukalukuang PulauSabaru PulauSabaru PulauSabaru PulauKalukalukuang

64

KAL9 KAL10 KAL11 KAL12 KAL13 KAL14 KAL15 KAL16 KAL17 KAL18 KAL19

117,863833 117,864550 117,864867 117,918750 117,920550 117,922350 118,137383 118,135833 118,134300 118,411150 118,411033

5,293583 5,296383 5,299100 5,403667 5,405800 5,408133 5,124083 5,125317 5,126667 5,436583 5,439350

PulauDoangDoanganCaddi PulauDoangDoanganCaddi PulauDoangDoanganCaddi PulauDoangDoanganLompo PulauDoangDoanganLompo PulauDoangDoanganLompo PulauMarasende PulauMarasende PulauMarasende PulauDewakangLompo PulauDewakangLompo

65

Lampiran 2. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep,2008. Jenis Karang
ACROPORIDAE Acropora acuminata Acropora brueggemanni Acropora cerealis Acropora clathrata Acropora cytherea Acropora divaricata Acropora fastigata Acropora florida Acropora formosa Acropora grandis Acropora humilis Acropora hyacinthus Acropora intermedia Acropora microphthalma Acropora millepora Acropora nasuta Acropora palifera Acropora pulchra Acropora samoensis Acropora sp.
PKPP 1 + 2 + 3 + 4 + + + 5 + + + 6 + 7 8 + + 9 10 11 + 12 13 14 15 + 16 + + + + 17 18 19 + 20 + + 21 22 23 + + + 24 + -

No. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

66

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 II 44

Acropora tenuis Acropora verweyi Acropora yongei Astreaopora ocellata Astreopora gracilis Astreopora ocellata Astreopora sp. Montipora aequituberculata Montipora altasepta Montipora danae Montipora digitata Montipora foliosa Montipora grisea Montipora hispida Montipora incrassata Montipora informis Montipora millepora Montipora monasteriata Montipora samarensis Montipora sp. Montipora turgescens Montipora undata Montipora venosa AGARICIIDAE Coeloseris mayeri

+ + -

+ -

+ + -

+ + -

+ + -

+ + + -

+ + + -

+ + -

+ -

+ + + -

+ + + -

+ -

+ -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + -

+ + + + + + + -

+ + + + + -

67

45 46 47 48 49 50 51 52 III 53 IV 54 55 56 57 58 59 60 61 V 62 63 64 65 66

Leptoseris scabra Pachyseris rugosa Pachyseris speciosa Pavona decussata Pavona explanulata Pavona sp. Pavona varians Pavona venosa DENDROPHYLLIIDAE Turbinaria mesenterina EUPHYLLIDAE Euphyllia ancora Euphyllia glabra Euphyllia glabrescens Platygyra daedalea Platygyra lamellina Platygyra pini Platygyra sinuosa Platygyra sp. FAVIIDAE Cyphastrea chalcidicum Cyphastrea decadia Cyphastrea microphthalma Cyphastrea seraillia Cyphatrea chalcidicum

+ + + -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ + -

+ + + + -

+ -

+ -

+ + + + -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ + -

+ + + + -

68

67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92

Diploastrea coerulea Diploastrea heliopora Echinopora horrida Echinopora lamellosa Favia digitata Favia matthaii Favia maxima Favia pallida Favia rotundata Favia sp. Favia speciosa Favia stelligera Favites abdita Favites chinensis Favites halicora Favites pentagona Favites russelli Goniastrea edwardsi Goniastrea favulus Goniastrea retiformis Leptastrea pruinosa Leptastrea purpurea Leptastrea transversa Leptoria phrygia Montastrea curta Oulophyllia crispa

+ +

+ + + + + + +

+ + + -

+ -

+ -

+ + + -

+ + -

+ + + + + -

+ +

+ + + + -

+ + -

+ + + -

+ + -

+ + + + -

+ -

+ -

+ + + +

+ -

69

VI 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 VII 105 VIII 106 107 108 IX 109 110 111 112 X 113

FUNGIIDAE Ctenactis echinata Fungia concinna Fungia danae Fungia fungites Fungia horrida Fungia moluccensis Fungia paumotensis Fungia repanda Fungia scutaria Fungia sp. Herpolitha limax Poliphyllia talpina HELIOPORIDAE Heliopora coerulea MERULINIDAE Hydnophora microconos Hydnophora rigida Merulina scabricula MILLEPORIDAE Millepora dichotoma Millepora exesa Millepora platyphylla Millepora tenella MUSSIDAE Acantastrea sp.

+ + + -

+ + -

+ -

+ + +

+ -

+ + -

+ + -

+ + -

+ + + + + + -

+ + + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + -

+ + -

+ + + + -

+ -

+ + + + + + + -

70

114 115 116 117 118 XI 119 120 XII 121 122 123 124 125 XIII 126 127 128 129 130 131 XIV 132 133 134 135

Lobophyllia corymbosa Lobophyllia hemprichii Lobophyllia pachysepta Symphyllia agaricia Symphyllia radians OCULINIDAE Galaxea astreata Galaxea fascicularis PECTINIIDAE Echinophyllia aspera Echinophyllia sp. Oxypora lacera Pectinia alcicornis Pectinia lactuca POCILLOPORIDAE Pocillopora damicornis Pocillopora eydouxi Pocillopora verruocsa Seriatopora caliendrum Seriatopora hystrix Stylophora pistillata PORITIDAE Goniopora columna Goniopora djiboutensis Goniopora minuta Goniopora sp.

+ + + + -

+ + + + -

+ -

+ + -

+ + + + + -

+ -

+ + + +

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ -

+ + -

+ + + -

+ -

+ + + -

+ -

+ + -

+ + + +

+ + + + -

+ -

+ + = -

+ + -

+ + -

+ + + + -

71

136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 XV 147 148 149

Goniopora stokesi Porites cylindrica Porites horizontalata Porites lichen Porites lobata Porites lutea Porites nigrescens Porites rugosa Porites rus Porites sp. Porites stephensoni SIDERASTREIDAE Coscanaraea columna Psammocora contigua Psammocora superficialis Jumlah jenis

+ + + 10

+ + 17

+ 12

+ 10

+ 11

+ + 10

13

15

+ 12

10

+ + + 11

+ 11

+ + 8

+ 14

+ + 14

+ + 19

+ 9

+ + + 10

+ + 15

+ + + + 17

+ + + 14

+ 20

15

72

Lampiran 3. Sebaran karang batu di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep,2008.
No. I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Jenis Karang
ACROPORIDAE Acropora acuminata Acropora brueggemanni Acropora cerealis Acropora clathrata Acropora cytherea Acropora divaricata Acropora fastigata Acropora florida Acropora formosa Acropora grandis Acropora humilis Acropora hyacinthus Acropora intermedia Acropora microphthalma Acropora millepora Acropora nasuta Acropora palifera Acropora pulchra Acropora samoensis Acropora sp. Acropora tenuis

1 -

2 -

3 + -

4 + + -

5 + + -

6 -

7 -

8 + -

9 -

KAL 10 11 + + + -

12 + + + -

13 + + -

14 -

15 + -

16 + + + +

17 + + + + -

18 + -

19 + -

73

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 II 44 45 46

Acropora verweyi Acropora yongei Astreaopora ocellata Astreopora gracilis Astreopora ocellata Astreopora sp. Montipora aequituberculata Montipora altasepta Montipora danae Montipora digitata Montipora foliosa Montipora grisea Montipora hispida Montipora incrassata Montipora informis Montipora millepora Montipora monasteriata Montipora samarensis Montipora sp. Montipora turgescens Montipora undata Montipora venosa AGARICIIDAE Coeloseris mayeri Leptoseris scabra Pachyseris rugosa

+ + -

+ + -

+ + -

+ -

+ + + -

+ + + -

+ -

+ -

+ + -

+ + + -

+ + -

+ + -

+ + -

+ + -

74

47 48 49 50 51 52 III 53 IV 54 55 56 57 58 59 60 61 V 62 63 64 65 66 67 68 69

Pachyseris speciosa Pavona decussata Pavona explanulata Pavona sp. Pavona varians Pavona venosa DENDROPHYLLIIDAE Turbinaria mesenterina EUPHYLLIDAE Euphyllia ancora Euphyllia glabra Euphyllia glabrescens Platygyra daedalea Platygyra lamellina Platygyra pini Platygyra sinuosa Platygyra sp. FAVIIDAE Cyphastrea chalcidicum Cyphastrea decadia Cyphastrea microphthalma Cyphastrea seraillia Cyphatrea chalcidicum Diploastrea coerulea Diploastrea heliopora Echinopora horrida

+ + -

+ + -

+ + -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ + -

75

70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 VI 93 94

Echinopora lamellosa Favia digitata Favia matthaii Favia maxima Favia pallida Favia rotundata Favia sp. Favia speciosa Favia stelligera Favites abdita Favites chinensis Favites halicora Favites pentagona Favites russelli Goniastrea edwardsi Goniastrea favulus Goniastrea retiformis Leptastrea pruinosa Leptastrea purpurea Leptastrea transversa Leptoria phrygia Montastrea curta Oulophyllia crispa FUNGIIDAE Ctenactis echinata Fungia concinna

+ + -

+ + -

+ + + -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

76

95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 VII 105 VIII 106 107 108 IX 109 110 111 112 X 113 114 115 116

Fungia danae Fungia fungites Fungia horrida Fungia moluccensis Fungia paumotensis Fungia repanda Fungia scutaria Fungia sp. Herpolitha limax Poliphyllia talpina HELIOPORIDAE Heliopora coerulea MERULINIDAE Hydnophora microconos Hydnophora rigida Merulina scabricula MILLEPORIDAE Millepora dichotoma Millepora exesa Millepora platyphylla Millepora tenella MUSSIDAE Acantastrea sp. Lobophyllia corymbosa Lobophyllia hemprichii Lobophyllia pachysepta

+ + + -

+ -

+ -

+ + + + -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ + + -

+ -

+ + -

77

117 118 XI 119 120 XII 121 122 123 124 125 XIII 126 127 128 129 130 131 XIV 132 133 134 135 136 137

Symphyllia agaricia Symphyllia radians OCULINIDAE Galaxea astreata Galaxea fascicularis PECTINIIDAE Echinophyllia aspera Echinophyllia sp. Oxypora lacera Pectinia alcicornis Pectinia lactuca POCILLOPORIDAE Pocillopora damicornis Pocillopora eydouxi Pocillopora verruocsa Seriatopora caliendrum Seriatopora hystrix Stylophora pistillata PORITIDAE Goniopora columna Goniopora djiboutensis Goniopora minuta Goniopora sp. Goniopora stokesi Porites cylindrica

+ + + -

+ +

+ + +

+ +

+ +

+ + +

+ + -

+ +

+ +

+ +

+ + +

+ + +

+ -

+ + + + +

78

138 139 140 141 142 143 144 145 146 XV 147 148 149

Porites horizontalata Porites lichen Porites lobata Porites lutea Porites nigrescens Porites rugosa Porites rus Porites sp. Porites stephensoni SIDERASTREIDAE Coscanaraea columna Psammocora contigua Psammocora superficialis Jumlah jenis

11

+ + 8

+ + + 11

+ + + 12

+ + + + 13

+ + + 13

+ + 11

+ + + 5

+ 2

+ 5

+ + + 12

+ 7

+ + + 13

+ + + 14

+ + + + + 18

+ + + + 8

+ + + 12

79

Lampiran 4. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep, 2008.
PKPP Jenis Biota
Acanthaster planci Banded Coral Shrimp Coral Mushroom (CMR) Diadema setosum Drupella sp. Large Giant Clam Small Giant Clam Large Holothurian Small Holothurian Lobsters Pencil Sea Urchin Trochus sp.
1 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 127 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 133 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 133 8 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 50 3 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 10 0 0 1 0 0 0 0 0 15 0 0 2106 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 453 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 291 51 0 0 0 0 0 0 0 0 18 0 0 237 68 0 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 318 2 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 474 5 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 2 741 4 0 0 1 0 0 0 0 0 22 0 0 44 36 0 0 1 0 0 0 0 0 23 0 0 773 11 6 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 223 0 4 0 0 0 0 0 0 0

80

Lampiran 5. Kelimpahan biota megabentos di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep, 2008
KAL Jenis Biota Acanthaster planci Banded Coral Shrimp Coral Mushroom (CMR) Diadema setosum Drupellasp. Large Giant Clam Small Giant Clam Large Holothurian Small Holothurian Lobsters Pencil Sea Urchin Trochus sp.
1 0 0 39 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5 0 0 106 0 7 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 3 10 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 2 11 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 1 3 0 1 0 0 0 0 0 1 13 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 3 15 0 0 43 0 2 0 1 0 0 0 0 0 16 0 0 9 0 3 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 69 0 2 0 0 0 0 0 0 1 18 0 0 6 3 0 1 0 1 0 0 0 0 19 0 0 28 2 0 1 0 0 0 0 0 0

81

Lampiran 6. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Tuppabiring, Kabupaten Pangkep 2008.
PKPP NO.
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 II

SUKU / JENIS
ACANTHURIDAE Acanthurus auranticavus Acanthurus grammoptilus Acanthurus lineatus Acanthurus nigricans Acanthurus olivaceous Acanthurus pyroferus Acanthurus sp. Acanthurus thompsoni Ctenochaetus binotatus Ctenochaetus striatus Ctenochaetus strigosus Ctenochaetus tominiensis Naso brachycentron Naso brevirostris Naso lituratus Naso unicornis Naso vlamingii Paracanthurus hepatus Zebrasoma scopas Zebrasoma veliferum APOGONIDAE

1 -

2 -

3 -

4 -

5 -

6 -

7 -

8 -

9 -

10 -

11 + -

12 -

13 + + -

14 -

15 + -

16 + -

17 -

18 -

19 + + + + -

20 + -

21 + + + -

22 + + -

23 + + + + -

24 + + -

K T T T T T T T T T T T T T T T T T T M M

82

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 III 32 33 34 35 36 37 38 39 40 IV 41 42 43

Apogon chrysopomus Apogon compressus Apogon fuscus Apogon margaritophorus Apogon sealei Archamia fucata Archamia melasma Archamia sp. Cheilodipterus macrodon Cheilodipterus quinquelineatus Sphaeramia nematoptera BALISTIDAE Balistapus undulatus Balistoides conspicillum Balistoides viridescens Melichthys vidua Odonus niger Rhinecanthus rectangulus Rhinecanthus verrucosus Suffamen bursa Suffamen chrysopterus BLENIIDAE Cirripectes filamentosus Ecsenius bicolor Hemiglyphidodon plagiometopon

+ -

+ -

+ + -

+ + + -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ +

+ + + + + + -

+ + -

+ + + -

+ -

+ -

+ + + + -

+ + + + -

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M T M M

83

44 45 46 47 V 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 VI 60 61 VII 62 VIII 63 IX

Labropsis sp. Meiacanthus ditremus Meiacanthus grammistes Plagiotremus sp. CAESIONIDAE Caesio caerulaurea Caesio cuning Caesio lunaris Caesio teres Caesio xanthonota Pterocaesio diagramma Pterocaesio pisang Pterocaesio tile Pterocaesio triliniatus Sargocentron caudimaculatus Sargocentron cornutum Sargocentron ittodai CARANGIDAE Carangoides ferdau Caranx sp. CARCHARINIDAE Triaenodon obesus CENTRISCIDAE Aeoliscus strigatus CHAETODONTIDAE

+ + +

+ +

+ -

+ + -

+ -

+ + + -

+ + + -

+ -

+ + + -

+ -

+ + -

+ -

+ + + + + +-

+ + + -

+ -

+ + +

+ + + + +

+ + +

+ +

M M M M T T T T T T T T T T T T T T M M

84

64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88

Chaetodon adiergastos Chaetodon auriga Chaetodon baronessa Chaetodon bennetti Chaetodon citrinellus Chaetodon ephippium Chaetodon guttatissimus Chaetodon kleini Chaetodon lineolatus Chaetodon lunula Chaetodon melannotus Chaetodon ocellicaudus Chaetodon octofasciatus Chaetodon ornatissimus Chaetodon oxicephalus Chaetodon punctatofasciatus Chaetodon rafflesii Chaetodon speculum Chaetodon trifascialis Chaetodon trifasciatus Chaetodon ulietensis Chaetodon vagabundus Chelmon rostratus Coradion chrysozonus Coradion melanopus

+ -

+ +

+ + -

+ -

+ + -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ + + + -

+ + + + -

+ + +

+ + -

+ + + + + -

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

85

89 90 91 92 93 94 95 X 96 97 XI 98 XII 99 XIII 100 XIV 101 102 XV 103 104 105 106 107

Hemitaurichthys polylepis Heniochus acuminatus Heniochus chrysostomus Heniochus monoceros Heniochus singularis Heniochus varius Parachaetodon ocellatus CIRRHITIDAE Cirrhitichthys falco Paracirrhites forsteri DASYATIDAE Taeniura lymma ENGRAULIDAE Stelophorus sp. EPHIPPIDAE Platax orbicularis GOBIIDAE Cryptocentrus cinctus Ecsenius sp. HAEMULIDAE Diagramma pictum Plectorhinchus chaetodonoides Plectorhinchus gibbosus Plectorhinchus lessoni Plectorhinchus lineatus

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ -

I I I I I I I M M T T T M M T T T T T

86

108 109 110 111 XVI 112 113 114 115 XVII 116 XVIII 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129

Plectorhinchus orientalis Plectorhinchus pictus Plectorhinchus picus Plectorhinchus polytaenia HOLOCENTRIDAE Myripristis adustus Neoniphon agenteus Neoniphon sammara Sargocentron rubrum KYPPOSIDAE Kyphosus vaigiensis LABRIDAE Anampses caeruleopunctatus Anampses melanurus Anampses meleagrides Anampses neoguinaicus Bodianus axillaris Bodianus diana Bodianus mesothorax Cheilinus chlorurus Cheilinus diagrammus Cheilinus fasciatus Cheilinus trilobatus Cheilinus undulatus Cheilio inermis

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

T T T T M M M M T

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ + + -

+ + -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ + + -

+ + -

M M M M M M M T T T T T M

87

130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154

Choerodon anchorago Cirrhilabrus cyanopleura Coris aygula Coris batuensis Coris gaimardi Diproxtaxanthus xanthurus Epibulus insidiator Gomphosus varius Halichoeres argus Halichoeres chloropterus Halichoeres chrysus Halichoeres hortulanus Halichoeres leucurus Halichoeres lineatus Halichoeres marginatus Halichoeres melanurus Halichoeres nigrescens Halichoeres ornatissimus Halichoeres prosopion Halichoeres richmondi Halichoeres scapularis Hemigymnus fasciatus Hemigymnus melapterus Hologymnosus doliatus Labroides bicolor

+ + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + -

+ -

+ + -

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + -

+ + + + + + + -

+ + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + + + -

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M T T M M

88

155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 XIX 175 176

Labroides dimidiatus Labroides pectoralis Macropharyngodon meleagris Macropharyngodon ornatus Novaculichthys taeniurus Oxycheilinus celebicus Oxycheilinus diagramma Oxycheilinus rhodochrous Pseudocheilinus hexataenia Pseudodax moluccanus Stethojulis albovittata Stethojulis bandanensis Stethojulis interrupta Stethojulis strigiventer Stethojulis trilineata Thalassoma amblycephalus Thalassoma hardwickei Thalassoma janseni Thalassoma lunare Thalassoma purpureum LETHRINIDAE Gnathodentex aurolineatus Lethrinus erythropterus

+ + -

+ + -

+ + + -

+ + -

+ -

+ + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + -

+ + + -

+ + + + -

+ + + -

+ + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M

T T

89

177 178 179 180 181 XX 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200

Lethrinus harak Lethrinus lentjan Lethrinus olivaceus Lethrinus ornatus Monotaxis grandoculis LUTJANIDAE Aphareus sp. Etilis sp. Lutjanus biguttatus Lutjanus bohar Lutjanus carponotatus Lutjanus decussatus Lutjanus ehrenbergi Lutjanus flunulatus Lutjanus fulviflamma Lutjanus fulvus Lutjanus kasmira Lutjanus lunulatus Lutjanus rivulatus Lutjanus russelli Lutjanus sp. Lutjanus vitta Macolor macularis Macolor niger Symphorus nematophorus

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ + + -

+ -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ + -

+ -

T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T

90

XXI 201 XXII 202 203 204 205 XXIII 206 207 208 XXIV 209 210 211 212 213 214 215 216 XXV 217 218 219

MALACANTHIDAE Malacanthus latovittatus MICRODESMIDAE Gunnelichthys pleurotaenia Nemateleotris magnifica Ptereleotris evides Ptereleotris microlepis MONACANTHIDAE Amanses scopas Aluterus scriptus Monacanthus tomentosus MULLIDAE Mulloidichthys sp. Parupeneus barberinoides Parupeneus barberinus Parupeneus bifasciatus Parupeneus cylcostomus Parupeneus indicus Parupeneus multifasciatus Upeneus tragula NEMIPTERIDAE Pentapodus bifasciatus Pentapodus caninus Pentapodus trivittatus + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + T T T + + + + + + + T T T T T T T T + M M T M

+ -

M M M M

91

XXVI 220 XXVII 221 XXVIII 222 223 XXIX 224 XXX 225 XXXI 226 XXXII 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237

OSTRACIONIDAE Ostracion meleagris PARAPERCIDAE Parapercis sp. PEMPERIDAE Pempheris oualensis Pempheris vanicolensis PINGUIPEDIDAE Parapercis cylindrica PLATYCEPHALIDAE Inegocia japonica PLOTOSIDAE Plotosus lineatus POMACANTHIDAE Apolemichthys trimaculatus Centropyge bicolor Centropyge bispinosus Centropyge nox Centropyge tibicen Centropyge vrolikii Pomacanthus imperator Pomacanthus navarchus Pomacanthus sexstriatus Pomacanthus xanthometopon Pygoplites diacanthus + + T + M + + + M + + + + + + + + + + M M M M

+ -

+ -

M M M M M M M M M M M

92

XXXIII 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259

POMACENTRIDAE Abudefduf bengalensis Abudefduf saxatilis Abudefduf sexfasciatus Abudefduf sextriatus Abudefduf vaigiensis Acanthochromis polyacanthus Amblyglyphidodon aureus Amblyglyphidodon batuensis Amblyglyphidodon curacao Amblyglyphidodon leucogaster Amblyglyphidodon ternatensis Amphiprion clarkii Amphiprion frenatus Amphiprion melanopus Amphiprion ocellaris Amphiprion perideraion Amphiprion sandaracinos Chaetodontoplus mesoleucus Chromis alpha Chromis analis Chromis atripectoralis Chromis atripes + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M

93

260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283

Chromis fumea Chromis lineata Chromis margaritifer Chromis retrofasciata Chromis ternatensis Chromis viridis Chromis weberi Chromis xanthura Chrysiptera cyanea Chrysiptera hemicyanea Chrysiptera parasema Chrysiptera rex Chrysiptera rollandi Chrysiptera talboti Dascyllus aruanus Dascyllus reticulatus Dascyllus trimaculatus Dischistodus melanotus Dischistodus perspicillatus Dischistodus prosopotaenia Dischistodus pseudochrysopoecilus Neoglyphidodon crossi Neoglyphidodon nigroris Neoglyphidodon oxyodon

+ + + -

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + + -

+ + + + + + -

+ + + + -

+ + + + +

+ + + + + + -

+ + -

+ + -

+ + + + +

+ + + + -

+ + + + -

+ + -

+ + + + + + -

+ + + + + + +

+ + + + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + +

+ + + + + + + +

+ + + + + + +

+ + + + + + +

+ + + + + + + -

+ + + + + + -

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M

94

284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305

Neoglyphidodon thoracotaeniatus Neopomacentrus azysron Neopomacentrus filamentosus Paraglyphidodon melas Paraglyphidodon thoracotaeniatus Plectroglyphidodon lacrymatus Pomacentrus alexandreae Pomacentrus amboinensis Pomacentrus auriventris Pomacentrus bankanensis Pomacentrus branchialis Pomacentrus coelestis Pomacentrus cuneatus Pomacentrus lepidogenys Pomacentrus milleri Pomacentrus moluccensis Pomacentrus nigromanus Pomacentrus philippinus Pomacentrus simsiang Pomacentrus taeniometopon Pomacentrus tripunctatus Premnas biaculeatus

+ +

+ +

+ -

+ -

+ +

+ +

+ + + -

+ + + -

+ -

+ + -

+ + -

+ + + + + +

+ + -

+ + + + +

+ + -

+ + + + + + +

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + + -

+ + + + + -

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + + + + + + -

M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M

95

306 XXXIV 307 308 309 310 311 XXXV 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327

Stegastes nigricans PSEUDOCHROMIDAE Labracinus cyclophthalmus Labracinus sp. Labrichthys unilineatus Pseudochromis paccagnellae Pseudochromis splendens SCARIDAE Cetoscarus bicolor Chlorurus bleekeri Chlorurus sordidus Chlorurus strongycephalus Scarus bicolor Scarus bleckeri Scarus bowersi Scarus chaqmeleon Scarus dimidiatus Scarus forsteni Scarus frenatus Scarus ghoban Scarus globiceps Scarus longiceps Scarus microhinos Scarus niger

+ -

+ -

+ + -

+ + + + + -

+ + +

+ + + + +

+ + + -

+ + + + + + -

+ + + + -

+ + + +

+ + + -

+ + + + +

+ + + + -

M M M M M T T T T M M M M M M M M M M M M

96

328 329 330 331 332 333 334 XXXVI 335 336 337 338 339 340 341 XXXVII 342 XXXVIII 343 344 345 346 347 348 349

Scarus oviceps Scarus prasiognatus Scarus rivulatus Scarus russellii Scarus schlegeli Scarus sordidus Scarus spinus SCOLOPSIDAE Scolopsis bifasciatus Scolopsis bilineatus Scolopsis ciliatus Scolopsis lineatus Scolopsis margaritifer Scolopsis monogramma Scolopsis xenochrous SCROMBIDAE Scomberus spp. SERRANIDAE Cephalopholis boenak Cephalopholis cyanostigma Cephalopholis argus Cephalopholis urodeta Pseudanthias hutchii Pseudanthias tuka Aethaloperca rogaa

+ -

+ + -

+ + -

+ + -

+ -

+ + -

+ + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + -

+ + + -

+ + + -

+ + + + -

+ + + + -

+ + + + + -

+ + + + + -

+ -

+ + -

+ + -

+ + + -

+ + + -

+ + + + + -

M M M M M M M T T T T T T T T T T T T M M T

97

350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 XXXIX 371

Epinephelus fasciatus Pseudanthias squamipinnis Plectropomus areolatus Cephalopholis polyphekadion Pseudanthias pascalus Anyperodon leucogrammicus Cephalopholis miniata Plectropomus leopardus Cephalopholis formosa Cephalopholis leopardus Cephalopholis micropion Cromileptes altivelis Variola louti Gramistes sexlineata Priacanthus hamrur Cephalopholis sexmaculatus Plectropoma maculatum Epinephelus caeruleopunctatus Epinephelus hexagonatus Gracila albomarginata Epinephelus merra SIGANIDAE Siganus canaliculatus

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ + -

+ + + + -

+ -

+ -

+ -

+ + -

+ -

+ -

T M T T M T T T T T T T T M M T T T T T T T

98

372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 XL 382 XLI 383 384 XLII 385

Siganus corallinus Siganus doliatus Siganus guttatus Siganus lineatus Siganus puellus Siganus punctatissimus Siganus punctatus Siganus sp. Siganus virgatus Siganus vulpinus SPHYRAENIDAE Sphyraena flavicauda TETRAODONTIDAE Arothron nigropunctatus Canthigaster valentini ZANCLIDAE Zanclus cornutus Jumlah jenis

+ 21

+ 32

+ 34

21

+ 15

+ 13

+ + 32

+ 29

+ 35

+ + 30

+ + + 36

+ + 34

+ + 41

28

+ + + + 57

+ + + + 51

47

36

+ + + + 52

+ + 57

+ + + 57

+ + + 58

+ + 60

+ 61

T T T T T T T T T T M M M M

Keterangan : K Kategori T Ikan target I Ikan Indikator M Ikan Major 99

Lampiran 7. Sebaran jenis ikan karang di lokasi DPL Kecamatan Liukkang Kalmas, Kabupaten Pangkep,2008.
KAL NO.
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SUKU / JENIS
ACANTHURIDAE Acanthurus auranticavus Acanthurus grammoptilus Acanthurus lineatus Acanthurus nigricans Acanthurus olivaceous Acanthurus pyroferus Acanthurus sp. Acanthurus thompsoni Ctenochaetus binotatus Ctenochaetus striatus Ctenochaetus strigosus Ctenochaetus tominiensis Naso brachycentron Naso brevirostris Naso lituratus Naso unicornis Naso vlamingii Paracanthurus hepatus Zebrasoma scopas Zebrasoma veliferum

1 + + + + + + -

2 + + + + + + + + + + + + -

3 + + + + + + + + + + + + +

4 + + + + + + + + +

5 + + + + + + +

6 + + + + + + + + + + + -

7 + + + + + + + + + +

8 + + + + + + + + + +

9 + + -

10 + + + + + -

11 + + + + + + +

12 + + + + + + -

13 + + + + + -

14 + + + + + + +

15 + + + + + + + + + +

16 + + + + + + + + + + + -

17 + + + + + + + + + + + +

18 + + + -

19 + + + + -

Kategori Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Major Major

100

II 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 III 32 33 34 35 36 37 38 39 40 IV 41 42

APOGONIDAE Apogon chrysopomus Apogon compressus Apogon fuscus Apogon margaritophorus Apogon sealei Archamia fucata Archamia melasma Archamia sp. Cheilodipterus macrodon Cheilodipterus quinquelineatus Sphaeramia nematoptera BALISTIDAE Balistapus undulatus Balistoides conspicillum Balistoides viridescens Melichthys vidua Odonus niger Rhinecanthus rectangulus Rhinecanthus verrucosus Suffamen bursa Suffamen chrysopterus BLENIIDAE Cirripectes filamentosus Ecsenius bicolor

+ + + -

+ + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + -

+ + + -

+ + + + + -

+ + -

+ -

+ -

+ -

+ + + + + +

+ + + +

+ + + + + + + -

+ -

+ + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Target Major

101

43 44 45 46 47 V 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 VI 60 61 VII 62 VIII

Hemiglyphidodon plagiometopon Labropsis sp. Meiacanthus ditremus Meiacanthus grammistes Plagiotremus sp. CAESIONIDAE Caesio caerulaurea Caesio cuning Caesio lunaris Caesio teres Caesio xanthonota Pterocaesio diagramma Pterocaesio pisang Pterocaesio tile Pterocaesio triliniatus Sargocentron caudimaculatus Sargocentron cornutum Sargocentron ittodai CARANGIDAE Carangoides ferdau Caranx sp. CARCHARINIDAE Triaenodon obesus CENTRISCIDAE

+ + + + -

+ + + + -

+ + -

+ + + + -

+ + + + + -

+ -

+ + + + + -

+ + + + -

+ -

+ -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ -

+ -

Major Major Major Major Major Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Major

102

63 IX 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86

Aeoliscus strigatus CHAETODONTIDAE Chaetodon adiergastos Chaetodon auriga Chaetodon baronessa Chaetodon bennetti Chaetodon citrinellus Chaetodon ephippium Chaetodon guttatissimus Chaetodon kleini Chaetodon lineolatus Chaetodon lunula Chaetodon melannotus Chaetodon ocellicaudus Chaetodon octofasciatus Chaetodon ornatissimus Chaetodon oxicephalus Chaetodon punctatofasciatus Chaetodon rafflesii Chaetodon speculum Chaetodon trifascialis Chaetodon trifasciatus Chaetodon ulietensis Chaetodon vagabundus Chelmon rostratus

+ + + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + -

+ + -

+ -

+ + + + + -

+ + + -

+ + + + + + -

+ + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + -

+ -

+ + + -

Major Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator

103

87 88 89 90 91 92 93 94 95 X 96 97 XI 98 XII 99 XIII 100 XIV 101 102 XV 103 104 105

Coradion chrysozonus Coradion melanopus Hemitaurichthys polylepis Heniochus acuminatus Heniochus chrysostomus Heniochus monoceros Heniochus singularis Heniochus varius Parachaetodon ocellatus CIRRHITIDAE Cirrhitichthys falco Paracirrhites forsteri DASYATIDAE Taeniura lymma ENGRAULIDAE Stelophorus sp. EPHIPPIDAE Platax orbicularis GOBIIDAE Cryptocentrus cinctus Ecsenius sp. HAEMULIDAE Diagramma pictum Plectorhinchus chaetodonoides Plectorhinchus gibbosus

+ -

+ + + + -

+ + + -

+ + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + + + +

+ + + + -

+ + + + + + + + + +

+ + + + + + + -

+ + -

Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Indicator Major Major Target Target Target Major Major Target Target Target

104

106 107 108 109 110 111 XVI 112 113 114 115 XVII 116 XVIII 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127

Plectorhinchus lessoni Plectorhinchus lineatus Plectorhinchus orientalis Plectorhinchus pictus Plectorhinchus picus Plectorhinchus polytaenia HOLOCENTRIDAE Myripristis adustus Neoniphon agenteus Neoniphon sammara Sargocentron rubrum KYPPOSIDAE Kyphosus vaigiensis LABRIDAE Anampses caeruleopunctatus Anampses melanurus Anampses meleagrides Anampses neoguinaicus Bodianus axillaris Bodianus diana Bodianus mesothorax Cheilinus chlorurus Cheilinus diagrammus Cheilinus fasciatus Cheilinus trilobatus

+ + -

+ + -

+ + -

+ + + -

+ + + + + -

+ + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + -

+ -

+ + -

+ + + + + + + -

+ + +

Target Target Target Target Target Target Major Major Major Major Target

+ + + +

+ + + + + +

+ + + + + +

+ + + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + +

+ + + + + + + -

+ + + -

+ -

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + + + + -

+ + -

+ + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + +

+ + + + + + + + +

+ + -

+ + + + + + -

Major Major Major Major Major Major Major Target Target Target Target

105

128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153

Cheilinus undulatus Cheilio inermis Choerodon anchorago Cirrhilabrus cyanopleura Coris aygula Coris batuensis Coris gaimardi Diproxtaxanthus xanthurus Epibulus insidiator Gomphosus varius Halichoeres argus Halichoeres chloropterus Halichoeres chrysus Halichoeres hortulanus Halichoeres leucurus Halichoeres lineatus Halichoeres marginatus Halichoeres melanurus Halichoeres nigrescens Halichoeres ornatissimus Halichoeres prosopion Halichoeres richmondi Halichoeres scapularis Hemigymnus fasciatus Hemigymnus melapterus Hologymnosus doliatus

+ + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + -

+ + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + -

Target Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Target Target Major

106

154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 XIX 175 176 177

Labroides bicolor Labroides dimidiatus Labroides pectoralis Macropharyngodon meleagris Macropharyngodon ornatus Novaculichthys taeniurus Oxycheilinus celebicus Oxycheilinus diagramma Oxycheilinus rhodochrous Pseudocheilinus hexataenia Pseudodax moluccanus Stethojulis albovittata Stethojulis bandanensis Stethojulis interrupta Stethojulis strigiventer Stethojulis trilineata Thalassoma amblycephalus Thalassoma hardwickei Thalassoma janseni Thalassoma lunare Thalassoma purpureum LETHRINIDAE Gnathodentex aurolineatus Lethrinus erythropterus Lethrinus harak

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + -

+ + + +

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + +

+ + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + +

+ + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + +

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Target Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Target Target Target

107

178 179 180 181 XX 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 XXI 201

Lethrinus lentjan Lethrinus olivaceus Lethrinus ornatus Monotaxis grandoculis LUTJANIDAE Aphareus sp. Etilis sp. Lutjanus biguttatus Lutjanus bohar Lutjanus carponotatus Lutjanus decussatus Lutjanus ehrenbergi Lutjanus flunulatus Lutjanus fulviflamma Lutjanus fulvus Lutjanus kasmira Lutjanus lunulatus Lutjanus rivulatus Lutjanus russelli Lutjanus sp. Lutjanus vitta Macolor macularis Macolor niger Symphorus nematophorus MALACANTHIDAE Malacanthus latovittatus

+ + + + +

+ + +

+ + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + +

+ -

+ + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + -

Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Major

108

XXII 202 203 204 205 XXIII 206 207 208 XXIV 209 210 211 212 213 214 215 216 XXV 217 218 219 XXVI 220 XXVII

MICRODESMIDAE Gunnelichthys pleurotaenia Nemateleotris magnifica Ptereleotris evides Ptereleotris microlepis MONACANTHIDAE Amanses scopas Aluterus scriptus Monacanthus tomentosus MULLIDAE Mulloidichthys sp. Parupeneus barberinoides Parupeneus barberinus Parupeneus bifasciatus Parupeneus cylcostomus Parupeneus indicus Parupeneus multifasciatus Upeneus tragula NEMIPTERIDAE Pentapodus bifasciatus Pentapodus caninus Pentapodus trivittatus OSTRACIONIDAE Ostracion meleagris PARAPERCIDAE

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + -

+ + + -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + + + -

+ + + + + -

+ + -

+ + + + + -

+ + + + + +

+ + + + -

+ + -

+ + -

Major Major Major Major Major Major Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Major

109

221 XXVIII 222 223 XXIX 224 XXX 225 XXXI 226 XXXII 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 XXXIII 238

Parapercis sp. PEMPERIDAE Pempheris oualensis Pempheris vanicolensis PINGUIPEDIDAE Parapercis cylindrica PLATYCEPHALIDAE Inegocia japonica PLOTOSIDAE Plotosus lineatus POMACANTHIDAE Apolemichthys trimaculatus Centropyge bicolor Centropyge bispinosus Centropyge nox Centropyge tibicen Centropyge vrolikii Pomacanthus imperator Pomacanthus navarchus Pomacanthus sexstriatus Pomacanthus xanthometopon Pygoplites diacanthus POMACENTRIDAE Abudefduf bengalensis

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

+ -

Major Major Major Major Major Target

+ + + + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + -

+ + -

+ + + + -

+ + -

+ -

+ + + -

+ + + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + -

+ + -

+ + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major

110

239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260

Abudefduf saxatilis Abudefduf sexfasciatus Abudefduf sextriatus Abudefduf vaigiensis Acanthochromis polyacanthus Amblyglyphidodon aureus Amblyglyphidodon batuensis Amblyglyphidodon curacao Amblyglyphidodon leucogaster Amblyglyphidodon ternatensis Amphiprion clarkii Amphiprion frenatus Amphiprion melanopus Amphiprion ocellaris Amphiprion perideraion Amphiprion sandaracinos Chaetodontoplus mesoleucus Chromis alpha Chromis analis Chromis atripectoralis Chromis atripes Chromis fumea

+ + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + + + + + + + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ -

+ + -

+ + + + + -

+ + + -

+ -

+ + -

+ + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major

111

261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284

Chromis lineata Chromis margaritifer Chromis retrofasciata Chromis ternatensis Chromis viridis Chromis weberi Chromis xanthura Chrysiptera cyanea Chrysiptera hemicyanea Chrysiptera parasema Chrysiptera rex Chrysiptera rollandi Chrysiptera talboti Dascyllus aruanus Dascyllus reticulatus Dascyllus trimaculatus Dischistodus melanotus Dischistodus perspicillatus Dischistodus prosopotaenia Dischistodus pseudochrysopoecilus Neoglyphidodon crossi Neoglyphidodon nigroris Neoglyphidodon oxyodon Neoglyphidodon thoracotaeniatus

+ + + + + -

+ + + + -

+ + + -

+ + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + +

+ + + + + -

+ + + + + + -

+ + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + -

+ + -

+ + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + + -

+ + + -

+ + + + + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major

112

285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305 306

Neopomacentrus azysron Neopomacentrus filamentosus Paraglyphidodon melas Paraglyphidodon thoracotaeniatus Plectroglyphidodon lacrymatus Pomacentrus alexandreae Pomacentrus amboinensis Pomacentrus auriventris Pomacentrus bankanensis Pomacentrus branchialis Pomacentrus coelestis Pomacentrus cuneatus Pomacentrus lepidogenys Pomacentrus milleri Pomacentrus moluccensis Pomacentrus nigromanus Pomacentrus philippinus Pomacentrus simsiang Pomacentrus taeniometopon Pomacentrus tripunctatus Premnas biaculeatus Stegastes nigricans

+ + + + + + + +

+ + + + + + -

+ + +

+ + + + + + -

+ + + + + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + +

+ + + -

+ -

+ + + + + + + +

+ + + + + + + + +

+ + + + + +

+ + + + + + + + +

+ + + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + + + + + +

+ + + + + + -

+ + + + -

+ + -

Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major

113

XXXIV 307 308 309 310 311 XXXV 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329

PSEUDOCHROMIDAE Labracinus cyclophthalmus Labracinus sp. Labrichthys unilineatus Pseudochromis paccagnellae Pseudochromis splendens SCARIDAE Cetoscarus bicolor Chlorurus bleekeri Chlorurus sordidus Chlorurus strongycephalus Scarus bicolor Scarus bleckeri Scarus bowersi Scarus chaqmeleon Scarus dimidiatus Scarus forsteni Scarus frenatus Scarus ghoban Scarus globiceps Scarus longiceps Scarus microhinos Scarus niger Scarus oviceps Scarus prasiognatus

+ + + + + + + +

+ + + + + + + + +

+ + + + + + +

+ + + -

+ + + + + + + +

+ + + + + + + +

+ + + + + +

+ + + + + +

+ -

+ + + + +

+ + + + + + + + +

+ + +

+ + +

+ +

+ + + + +

+ + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + +

+ + + +

+ + + + +

Major Major Major Major Major Target Target Target Target Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major Major

114

330 331 332 333 334 XXXVI 335 336 337 338 339 340 341 XXXVII 342 XXXVIII 343 344 345 346 347 348 349 350 351 352

Scarus rivulatus Scarus russellii Scarus schlegeli Scarus sordidus Scarus spinus SCOLOPSIDAE Scolopsis bifasciatus Scolopsis bilineatus Scolopsis ciliatus Scolopsis lineatus Scolopsis margaritifer Scolopsis monogramma Scolopsis xenochrous SCROMBIDAE Scomberus spp. SERRANIDAE Cephalopholis boenak Cephalopholis cyanostigma Cephalopholis argus Cephalopholis urodeta Pseudanthias hutchii Pseudanthias tuka Aethaloperca rogaa Epinephelus fasciatus Pseudanthias squamipinnis Plectropomus areolatus

+ + + + + + + + ++ -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + -

+ + -

+ + + + + + + + + +

+ + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + -

+ + + + -

+ + -

+ + + + + -

+ + + -

+ + + -

+ + + -

+ + -

+ + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + -

+ + + + + + + + + + + + -

+ + -

+ + + + -

Major Major Major Major Major Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target Major Major Target Target Major Target

115

353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 XXXIX 371 372 373 374

Cephalopholis polyphekadion Pseudanthias pascalus Anyperodon leucogrammicus Cephalopholis miniata Plectropomus leopardus Cephalopholis formosa Cephalopholis leopardus Cephalopholis micropion Cromileptes altivelis Variola louti Gramistes sexlineata Priacanthus hamrur Cephalopholis sexmaculatus Plectropoma maculatum Epinephelus caeruleopunctatus Epinephelus hexagonatus Gracila albomarginata Epinephelus merra SIGANIDAE Siganus canaliculatus Siganus corallinus Siganus doliatus Siganus guttatus

+ + + + + -

+ -

+ + + + + -

+ + -

+ + + + + + + +

+ + + + + +

+ + + -

+ + + -

+ +

+ -

+ + + -

+ + + + + + + + + -

+ + + + + + +

Target Major Target Target Target Target Target Target Target Target Major Major Target Target Target Target Target Target Target Target Target Target

116

375 376 377 378 379 380 381 XL 382 XLI 383 384 XLII 385

Siganus lineatus Siganus puellus Siganus punctatissimus Siganus punctatus Siganus sp. Siganus virgatus Siganus vulpinus SPHYRAENIDAE Sphyraena flavicauda TETRAODONTIDAE Arothron nigropunctatus Canthigaster valentini ZANCLIDAE Zanclus cornutus Jumlah jenis

+ + + + 106

109

+ 107

+ + 95

+ + + 152

+ + + + 136

+ + + + 126

+ + + 79

39

+ + 92

+ + + + 92

+ + + 62

+ + + 59

+ + + 70

+ + + + 126

+ + + + + 178

+ + + + + 163

+ + + 45

+ + + 70

Target Target Target Target Target Target Target Major Major Major Major

117

118

Anda mungkin juga menyukai