Anda di halaman 1dari 12

Kegiatan ke V: Tahap Perkembangan Embrio Katak

Amati dan gambar tahap-tahap perkembangan embrio katak pada spesimen yang anda hadapi.
Gambar contoh tahap perkembangan yang masuk dalam kriteria yang diminta saja (tidak perlu
semua tahapan yang ada). Beri keterangan secukupnya !.

Hewan : Rana sp.


Tipe telur : Telolesital
Tipe Pembelahan : Unequal

Tahap
Gambar / Foto Hasil Amatan Keterangan
Perkembangan
1 Sel (Sebelum A. Sebelum Fertilisasi
fertilisasi dan 1. Satu Sel Telur
sesudah
menjadi 2. Lapisan Gelatin
Zygote)
3. Gray Crescent

2
(Ciptono, 2008)

B. Setelah Fertilisasi(Zygot)

(Ciptono, 2008)

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #1


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Pembelahan A. Dua Sel
Awal 1. Blastomer

2. Mikromer
1
3. Makromer

4. Blastocel

5 5. Bidang Pembelahan
Meridional

6. Bidang Pembelahan
Latitudinal
(Ciptono, 2008)
7. Segregasi plasma benih
B. Empat Sel
8. Morulla

9. Gray Crescent

(Ciptono, 2008)

C. Delapan Sel

(Ciptono, 2008) 3

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #2


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
D. Enambelas Sel

(Ciptono, 2008)

E. Tigapuluh dua Sel

(Ciptono, 2 008) 8

Pembelahan
Akhir 1. Silia

2. Blastomer
3
3. Blastocoel

(Ciptono, 2 008) 1

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #3


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Blastula
1. Animal Pole

2. Vegetal Pole
3
3. Ectoderm
2

Gastrula A. Gastrula Awal


1. Pembentukan bibir dorsal

2. Pembentukan bibir
ventral

2 3. Vegetal Pole
1 4. Labium Ventral
6 5. Yolk Plug
6. Blastoporus

B. Gastrula Akhir

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #4


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Neurula A. Pembentukan lamina neuralis
1. Blastoporus mengecil

2. Lamina neuralis

3. Neural Fold

4. Kuntum Ekor
1
5. Canalis Neuralis
3
2 6. Calon Organ
B. Pembentukan Kuntum Ekor 7. Linea Lateralis

8. Chorda Dorsalis

9. Ectoderm Kepala
5

C. Reaksi Otot

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #5


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Pertumbuhan
Insang Luar 4 1. Lapisan Gelatin Larut

2. Sucker
1 3. Cekungan Hidung

4. Insang Luar
2

Penutupan
Insang Luar 1. Mulut Melebar

2 2. Operculum

3. Insang Luar
4
1 4. Lobus Opticus

3
(Ciptono, 2008)

Metamorfosis Pre Metamorphosis


1. Insang menutup
Sempurna
1 2. Gigi parut nampak

2 3. Terbentuk hidung

4. Kaki Mulai Muncul


4 5. Ekor Mereduksi

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #6


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Metamorfosis

(Ciptono, 2008)

Pembahasan:

Katak (Rana sp.) merupakan hewan amphibi dimana ia saat ia kecil ia hidup di air dan saat
dewasa ia akan hidup di darat. Dalam fase reproduksinya katak bereproduksi dengan cara
bertelur. Sebetulnya dalam perkembangan katak ada 25 fase. Akan tetapi karena keterbatasan
objek sehingga tidak semua fase dapat teramati. Saat bertelur katak jantan akan menempel di
punggung katak betina dan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi sel telur dari katak
betina. Sel telur dari katak sendiri dikeluarkan saat akan melakukan perkawinan. Sel telur yang
dikeluarkan dalam jumlah banyak yang setiap telurnya diselimuti oleh membran telur (vitelin).
Setelah itu sperma katak jantan akan membuahi katak betina. Oleh karena itu fertilisasi pada
katak berlangsung secara eksternal (Campbell. 2008: 153). Untuk fertilisasi eksternal ini
memerlukan media berupa air atau tempat yang basah.

Selanjutnya tahap dimana katak sesudah mengalami fertilisasi namun belum mengalami
pembelahan. Telur katak memiliki tipe telur telolesital, yaitu yolk banyak terhimpun di kutub
vegetatif. Pada saat setelah fertilisasi sebelum menjadi zigot maka terbentuklah daerah yang
berwarna lebih muda atau kelabu yang disebut daerah kelabu atau grey crescent yang bentuknya
seperti bulan sabit. hal ini terjadi karena ada pigmen yang terbawa masuk dengan masuknya

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #7


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
sperma, sehingga lapisan pigmen yang berada bertentangan dengan tempat masuknya sperma
akan bergeser ke atas(Machmudin, dkk.: 2011).

Pembelahan telur tipenya unequal, pembelahan terjadi secara menyeluruh dari kutub anima ke
kutub vegetatif, tetapi blastomer yang dihasilkan tidak sama besar. Pada fase pembelahan awal
pembelahan regional melalui kutub anima dan vegetatif dan membelah daerah kelabu. Daerah
kelabu sangat penting dalam proses pembelahan. Dua buah blastomer yang terbentuk memiliki
bagian polus animalis dan polus vegetativus. Setelah itu pembelahan terjadi lagi secara tegak
lurus pada masing-masing sel. Pada saat ini terjadi perbedaan pembagian gray crescent. Dua sel
memiliki dan dua sel lainnya tidak memiliki. Selanjutnya akan terjadi pembelahan secara
longitudinal sehingga terbentuk 8 sel.

Menurut( Ciptono. 2008: 3) Pada stadium ini terjadi perbedaan ukuran blastomer. Mikromer
(sel-sel blastomer yang berukuran kecil) berpigment tebal, sedangkan makromer (yang
berukuran lebih besar) berpigment tipis saja. Tampak adanya inisiasi calon blastocel. Pada fase
pembelahan akhir maka akan terjadi kembali pembelahan lewat bidang-bidang meridian
membagi 2 kubu dari 8 sel sehingga menghasilkan 16 sel yang terdiri dari 8 makromer dan 8
mikromer. Dan setelahnya terjadi pembelahan secara equatorial pada bidang atas dan bidang
bawah yang terbentuk blastomer yang berjumlah 32 sel. Sel-sel mikromer dan makromer kini
terdiri dari dua lapis masing-masing. Sel-sel makromer lapis bawah lebih besar dari pada lapis
atas. selanjutnya gumpalan sel-sel membesar berbentuk seperti buah pir, disebut morula. Pada
fase ini jumlah sel yang terbentuk menjadi 70 sel.

Setelah melewati fase morula selanjutnya embrio akan memasuki fase blastula. Fase blastula sel
akan terus aktif membelah menjadi 128 sel yang dan terjadinya pembentukan rongga yang
disebut blastocoel.
Blastula pada katak memiliki tiga daerah yang berbeda, yaitu :
1. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap blastocoel.Sel-sel
tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini berukuran kecildan disebut mikromer,
mengandung banyak butir-butir pigmen
2.Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar(makromer) yang
merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyak butir-butir yolk.
3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu(gray crescent).
Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel mesoderem

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #8


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
(Adnan, 2009).

Fase selanjutnya yaitu fase gastrulasi. Gastrulasi adalah suatu proses yang dinamis, dimana
berlangsung migrasi sel-selatau lapisan sel-sel secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga
berlangsung proses differensiasi (Adnan, 2009). Gastrulasi pada katak yang merupakan
amphibia ditandai dengan terbentuknya sobekan yang disebut indentasi di bawah bidang
equator. Di sanalah terjadi proses invaginasi, sehingga terjadi migrasi lapisan sel ke bagian
dalam. Mula-mula sel mikromer dan makromer akan terus membelah. Tetapi sel mikromer lebih
cepat membelah sehingga terjadilah gerakan epiboli. Sel mikromer terus membelah lebih cepat
dari makromer, akibat dari perbedaan kecepatan itulah, terjadi indentasi, yaitu perobekan pada
daerah bulan sabit. Perobekan ini menyebabkan sel-sel mikromer bermigrasi konvergen,
memusat ke dalam robekan tersebut.

Lalu sel-sel tersebut akan melakukan gerakan melentik involusi dan invaginasi, arahnya
membelok kearah dalam. Selanjutnya sel-sel akan bermigrasi divergen, menyebar sehingga
mendesak yolk dan blastocoelnya pun menjadi kecil. Fase akhir gastrulasi yaitu akan terbentuk
rongga baru yang disebut gastrocoel atau archenteron. Rongga ini terbentuk dari mesoderm.
sebagian mesoderm tersebut ada yang akan berkembang menjadi notocord. Karena yolk
terdesak, sebagian dari yolk akan muncul keluar, evaginasi yolk plug. Selanjutnya akan
berlanjut ketahap neurulasi.

Tahap selanjutnya yaitu neurola. Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan
tumbuh menjadi sistem saraf pusat. Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal
pembentukan sistem saraf yang melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural pusat.
Neurulasi pada katak diawali dengan terbentuknya notocord dari mesoderm bagian dorsal yang
berkondensi persis diatas gastrocoel atau arkenteron. Pada tahap neurola akan terbentuk lamina
neuralis, torus medullaris, peristiwa rotasi sumbu sumbu tubuh dan peleburan torus medullaris,
pembentukan canalis neuralis, pembentukan kuntum ekor, mulai terjadi reaksi otot dan juga
jantung yang berdenyut. Namun pada praktikum ini yang terlihat yaitu pembentukan lamina
neuralis, pembentukan kuntum ekor dan juga adalah mulai terjadi reaksi otot. Fase ini terjadi
pada jam ke 50 hingga jam ke 118.

Pada saat pembentukan lamina neuralis, Blastoporus mengecil seiring dengan adanya
pembentukan stria primitiva. Bentuk embrio tidak lagi bundar melainkan agak lonjong. Lamina
Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #9
Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
neuralis juga mulai tampak. Selanjutnya pada pembentukan kuntum ekor Blastoporus mulai
menghilang dan muncul canalis mesoentericus. Neuroporus menutup, badan memanjang,
bagian dorsal cekung, somit-somit terbentuk. Calon-calon organ juga terbentuk, seperti
mesenchym jantung, arches visceralis, blok mesoderm, pronephros, hypochorda, sense plate,
gill plate, vesicula optica, placoda auditoria dan placoda olfactoria. Dan pada saat jantung mulai
berdenyut Epifise mulai terbentuk diikuti oleh adanya perubahan posisi infundibulum dan
hypofise pada lokasi yang tetap. Thyroid mengalami evaginasi, nervus trigeminus dan placoda-
nya mulai muncul. Nervus facialis dan auditorius terbentuk pada crista cranialis II. Sementara
itu lensa mata terpisah dari ectoderm. Somit yang terbentuk meliputi 13 buah pada bagian badan
dan 32 buah pada ekor. Serabut-serabut otot mulai berfungsi diikuti dengan semakin
sempurnanya diferensiasi sclerotome jantung. Gejala yang tampak adalah adanya aktivitas
kontraksi otot-otot jantung (ada denyutan).

Fase selanjutnya yaitu fase pertumbuhan insang luar. Fase ini terjadi pada jam ke 140. Pada fase
ini lapisan gelatin sebagai pelindung terhadap dunia luar mulai pecah dan larut dalam air. Pada
tahap ini dianggap bahwa telur telah menetas. Sucker pada bagian ventral calon mulut mulai
terbentuk lengkap. Sistem peredaran mulai tampak ditandai adanya pembentukan lapisan
dinding jantung secara lengkap dan penyempurnaan vena pulmonaris. Sirkulasi insang luar dan
pembuluh-pembuluh darah terbentuk sempurna. Vena cardinalis posterior bercabang ke
mesonephros. Placoda olfactorius (cekungan hidung) sudah tumbuh. Sementara itu sistem
syaraf mulai mengalami penyempurnaan dengan terbentuknya massa ganglion cranialis (nervus
opticus) dan sistem syaraf simpatik.

Selanjutnya tahap yang teramati yaitu fase penutupan insang luar. Ketika insang luar telah
menutup Silia menghilang, kecuali pada bagian ekor. Spiraculum mulai terbentuk. Gigi
parutmulai tampak pada bagian bibir berudu. Sementara itu diferensiasi esofagus dan
ventriculus mulai terjadi. Kuntum paru-paru mulai memanjang diikuti dengan perkembangan
pronephros yang mencapai puncaknya. Retina mengalami diferensiasi lebih lanjut. Choanae
interna mulai terbuka dan dilanjutkan dengan pembentukan nervus olfactorius serta nervus
abducent.

Tahap yang terakhir yaitu metamorfosis. Dalam tahap ini ada 2 tahap yang berhasil diamati yaitu
pre metamorfosis dan tahap metamorfosis. Pada tahap premetamorfosis. Untuk pra
metamorfosis mulai terbentuk hidung. Organ thymus terbentuk pada posisi terakhirnya.

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #10


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Kartilago sekeliling chorda dorsalis dan segmentasi vertebrae mulai terbentuk. Saccula mulai
berkembang dan membentuk lagena. Rongga basilaris, sistem lateralis mencapai puncak
perkembangannya. Tubulus mesonephridicus mulai berasosiasi dengan vena cardinalis.
Pronephros mencapai puncak perkembangannya dan pada saat panjang embrio mencapai 20
mm, terjadi degenerasi. Cortex adrenalis menjadi lebih jelas dan primordia gonade terbentuk.
Sementara untuk tahap metamorfosis gigi tanduk mulai tanggal, mulut menjadi lebih lebar,
intestinum memendek yang diikuti dengan perubahan histologis dinding penyusunnya.
Sementara itu ekor mengalami degenerasi sampai sejumlah 32 pasang somit. Dua pasang kaki
berkembang pesat, linea lateralis menghilang, lidah berkembang dan kelenjar endokrin mulai
aktif. Selanjutnya diikuti oleh semakin sempurnanya perkembangan gonade sebagai calon testis
atau ovarium.

Simpulan:
Perkembangan embrio katak diawali dari sel telur yang dibuahi, kemudian membelah dan
membelah semakin bertambah jumlah selnya(blastomer) yaitu secara serentak, dari 1 sel
menjadi 2 menjadi 4 menjadi 8 menjadi 16 menjadi 32 menjadi 64 dan seterusnya, setelah itu
terbentuk rongga(blastocoel), terbentuk mulut baik dorsal maupun ventral, dan terjadi
pemanjangan dan inisiasi syaraf dan kemudian membentuk organ-organ tubuh dan pada
puncaknya terbentuk kaki dorsal, selama perkembangan menuju ke dewasa, kaki ventra akan
terbentuk dan ekor semakin mereduksi dan pada stadium katak dewasa ekor sudah hilang dan
katak bernafas dengan menggunakan paru-paru.

Sumber Pustaka :

Adnan. 2009. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.


Campbell. 2008. Biologi ed 8 Terjemahan, Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Ciptono. 2008. Stadiasi Perkembangan Katak. Yogyakarta: Pend. Biologi FMIPA UNY.
Diunduh di http://besmart.uny.ac.id/v2 pada 24 Desember 2017.

Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #11


Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.
Lembar ini sebagai lembar laporan mahasiswa peserta praktikum #12
Reproduksi dan Embriologi, Bagian Embriologi Hewan, Jurdik Biologi FMIPA UNY - 2017.

Anda mungkin juga menyukai