Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

ANATOMI LUAR SERANGGA

Aulia Cindi
05081182126003

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Capung adalah serangga yang unik dari segi penampakan , bentuk dan ukuran.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui morfologi dan morfometri
Pantala flavescens di Tiga Juhar Kecamatan Tanjung Muda Hulu, Sumatera
Utara. Pengamatan morfologi meliputi: caput, bentuk mata, bentuk sayap, warna
tubuh, jumlah segmen tubuh, cara terbang, antena, mulut, dan kaki. Parameter
morfometri meliputi pengukuran panjang total, diameter mata, panjang toraks,
abdomen, sayap, kaki, serta lebar sayap (Anggraini, 2017).
Capung merupakan salah satu serangga predator yang dapat digunakan
sebagai bioindikator lingkungan. Kawasan hutan cagar alam mandor yang
memiliki luas 3.080 Ha, mengalami perubahan akibat penebangan liar dan
penambangan emas illegal (PETI) (Seftia, Wulandari and Setyawati, 2019).
Kupu-kupu merupakan serangga yang keberadaannya ditentukan oleh
kemampuan pengenalan terhadap faktor lingkungan. Faktor yang sangat berperan
penting terhadap keberadaan kupu-kupu adalah tumbuhan. Tumbuhan digunakan
kupu-kupu sebagai tumbuhan inang dan sumber pakan. Penurunan
keanekaragaman jenis tumbuhan di sutau habitat akibat degradasi akan
berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu (Setiawan,
Wimbaningrum and Fatimah, 2018).
Berdasarkan penelitian, diperoleh data 112 Individu capung dari 10
Spesies capung dan dari 6 famili capung yaitu Libellulidae, Aeshnidae,
Euphaeidae, Protoneuridae, Platycnemididae dan Lestidae. Kelimpahan Relatif
yang paling rendah yaitu Gynachanta bayadera dan Nososticta insignis sebesar
1,8%, sedangkan yang paling tinggi yaitu Orthetrum sabina sebesar. 34,23%
(Triyanti and Arisandy, 2020).
Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang
diterapkan secara acak pada 4 kawasan yang ada di Wana Wisata Alas Bromo,
Karanganyar, Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 15 spesies
yang termasuk ke dalam 4 famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan
Lycaenidae. Dari 15 spesies yang ditemukan, terdapat 4 spesies yang selalu
ditemukan pada 4 kawasan sampling yaitu Troides helena, Mucalesis mineus,
Euploea mulciber, dan Jamides alecto (Bromo, Utara and Tengah, 2015).
Kupu-kupu merupakan bagian dari biodiversitas yang harus dijaga
kelestariannya. Kupu-kupu memberikan keuntungan bagi kehidupan manusia.
Secara ekologis kupu-kupu memberikan sumbangan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem dan memperkaya biodiversitas. Dukuh Banyuwindu
merupakan salah satu pedukuhan di Desa Limbangan terletak di lembah dan
berperan sebagai daerah ekoturisme (Rahayuningsih et al., 2012).
Hasil penelitian bahwa serangga hama yang ditemukan adalah ordo
hemiptera (kepik) yang ditemukan terdiri dari 4 spesies: kepik bertungkai (anasa
tristis), kepik hijau (Nezara viridula), walang sangit (leptocorica acuta) dan
semut hitam (Dolichoderus thoracicus smith), ordo orthoptera (belalang) famili
acrididae (belalang bersungut pendek), dan ordo coleoptera famili chrisomelidae
yang ditemukan di areal persawahan terdiri dari satu spesies: kumbang daun biji-
bijian (oulena melanoplus) (Sarumaha and Pracaya, 2020),
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
Orthoptera:Acrididae di ekosistem sawah Desa Banyuasin Kecamatan Riau Silip
Kabupaten Bangka dan kondisi habitat Orthoptera:Acrididae di ekosistem sawah
Desa Banyuasin Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka. (Irwanto et al., 2021).
Kupu-kupu adalah serangga holometabola yang kelangsungan hidupnya
tergantung pada ketersediaan tanaman pakan.Tujuan penelitian ini adalah
mempelajari keanekaragaman spesies kupu-kupu dan mengamati interaksinya
dengan tumbuhan berbunga di Hutan Pendidikan Gunung Walat.
Keanekaragaman kupu-kupu diamati dengan menggunakan metode scan sampling
dan metode Mark (Bahar, Atmowidi and Peggie, 2016).
Berdasarkan studi disimpulkan bahwa Taman Wisata Alam Kerandangan
ini memiliki berbagai macam spesies kupu-kupu di dalamnya. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan kekerabatan kupu-kupu (ordo Lepidoptera) di Taman
Wisata Alam Kerandangan (Imran, 2019).
1.2 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa mampu membedakan pembagian tubuh serangga dan
embelan-embelan lain yang membangunnya dan mengenal anatomi integumen
dan proses molting yang terjadi pada larva serangga.
BAB 2
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dari praktikum kali ini adalah hari Sabtu, 02 Oktober 2021,
Pukul 08:00 – 10:00. Tempat praktikum dilaksanakan Desa Batu Jungul, Kec.
Muara Pinang, Kab. Empat Lawang, Sumatera Selatan.

2.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum entomologi ini adalah:
1. Siapkan spesimen (belalang, kupu-kupu, dan capung)
2. Suntiklah spesimen tersebut dengan menggunakan alat suntik dan Alkohol 70
%
3. Foto bagian utuh srangga secara keseluruhan diatas kertas milimeter blok
4. Lalu potong/pisahkan setiap bagian tubuh serangga (caput, thorax, abdomen,
sayap dan tungkai)
5. Siapkan kertas milimeter blok, kemudian foto bagian-bagian tubuh serangga
yang telah dipotong sebelumnya diatas kerta milimeter blok
6. Lampirkan foto tersebut ke dalam hasil laporan.
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


Adapun hasil dari praktikum kali ini tentang anatomi luar serangga
adalah sebagai berikut :
3.1.1 Capung (yellow winged darter)
Gambar Keterangan
Caput
3
1. 2 1. Mata majemuk
2. Antenna
3. Osseli
4. Alat mulut (Mandibulata)

Thoraks
1 2 3 1. Protoraks
2. Mesotoraks
3. Metatoraks

Abdomen
3
1 2 1. Abdominal segment
2. Embelan (penanda jenis)
3. Genital sekunder (bagian yang
hanya dimiliki oleh capung
jantan)
Sayap
1
1. Forewing
2. Handwing
2

Tungkai
1
1. Kaki depan
2. Kaki tengah
2 3. Kaki belakang

3.1.2 Belalang (Dissosteira carolina)


Gambar Keterangan

1 Caput
2
1. Antena
2. Mata majemuk
3 3. Osseli
4. Alat mulut (mandibulata)
4

Thoraks
2 1 1. Protoraks
3 2. Mesotoraks
3. Metatoraks
Abdomen
1
1. Abdominal segment
2. Ovipositor
3. spiracle

2
3

Sayap
1 1. Forewing
2. Handwing

Tungkai
1 3
1. kaki pertama
2
2. kaki tengah
3. kaki belakang (untuk
melompat)

3.1.3Kupu-Kupu (Rhopalocera)
Gambar Keterangan

Caput
1 2
1. Antena
2. Belalai
3. Mata

3
Thoraks
3
1. Protoraks
2. Mesotoraks
2 3. Metatoraks

1
Abdomen
1. Abdominal segment

Sayap
1 1. Forewing
2. Handwing

Tungkai
1 2 1. Kaki depan
2. Kaki belakang
3.2 Pembahasan
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan
jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000
spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga
di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama (Kalshoven 1981). Sebagian
bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami (Christian dan Gotisberger
2000). Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000
spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru
ditemukan hampir setiap tahun(Meilin and ., 2016).

Praktikum entomologi materi anatomi luar serangga adalah materi


praktikum yang dilakukan dengan tujuan Agar praktikan mampu membedakan
pembagian tubuh serangga dan embelan-embelan lain yang membangunnya dan
mengenal anatomi integumen dan proses molting yang terjadi pada larva serangga.
Pada praktikum kali ini serangga yang digunakan adalah serangga yang memiliki
caput, torax, abdomen,sayap, dan tungkai , diantaranya adalah kupu-kupu
(Rhopalocera) , belalang (Dissosteira carolina), capung (). Tahapan pemotongan
bagian-bagian tubh serangga terdiri dari proses penyuntikkan serangga dengan
kadar alkohol 70 %, pemotongan bagian-bagian tubuh serangga dan
pendokumentasian bagian-bagian tubuh serangga. Proses oraktikum ini dilakukan
dengan mencari serangga-serangga tersebut dihabitat tempat tinggal masing-masing
serangga.

Serangga kupu-kupu (rhopalocera) serangga yang tergolong ke dalam ordo


lepidoptera umumnya aktif di waktu siang hari (diurnal), kupu-kupu
(rhopalocera)Beristirahat atau hingap dengan menegakkan sayapnya,biasanya
memiliki warna yang indah cemerlang , Kupu-kupu dikenal dengan seragga
penyerbuk tanaman, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah
kupu-kupu umumnya hidup dengan menghisap madu bunga (nektar/sari kembang).
Serangga ini cukup mudah saat di potong-potong tubuhnya dikarenakan ukurannya
yang agak besar.
Serangga belalang (Dissosteira carolina) biasanyahidup di kawasan alam
terbuka yang lembah dengan banyak rumput serta tanaman rendah lainnya,
meskipun beberapa spesies lainnya hidup di hutan ataupun hutan blantara.beberapa
lainnya berada di tebing, tanah, dan bebatuan lembab berlumut dan mengonsumsi
lumut. Serrangga ini adak susah di potong karena ukuran belalang tidak terlalu
besar dan tekstur kulitnya lumayan keras.
Capung (yellow winged darter) berasal dari ordo odonata yang umumnya
menyebar di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai, dan danau, hingga ke pekarangan
rumah dan lingkungan, pada proses pemotongan bagian-bagian capung harus
dilakukan secara hati-hati dikarenakan sayap dari capung lumayan rapuh, jadi harus
dilakukan dengan hati-hati supaya tidak merusak sayap dan tidk menggagalkan
proses idrntifikasi.

Jadi proses identifikasi bagian-bagian anatomi luar serangga adalah proses


dimana serangga di suntik di bagian abdomen terlebih dahulu supaya serangga
dapat dipotong dengan mudah dan tidak menyiksa serangga, kemudian dipotong-
potong tiap bagian tubuh serangga seperti caput (kepala), torax (badan), abdomen
(perut), sayap dan tungkai. Pada proses pemotongan bagian-bagian serangga
hendaklah dilakukan dengan hati-hati supaya bagian tubuh serangga tidak
mengalami kerusakan sehingga tidak merusak hasil.
Kemudian proses selanjutnya adalah proses dokumentasi lalu mencari keterangan-
keterangan yang lebih rincih dari tiap bagian yang sudah dipotong sehingga proses
identifikasi pun dapat dipahami atau dimengerti nama-nama dari bagian-bagian
tubuh srangga (kupu-kupu, capung, belalang).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, M. (2017) ‘Karakter morfologi dan morfometri capung ciwet (pantala


flavences) di kawasan tiga juhar kecamatan sinembah tanjung muda hulu,
sumatera utara’.
Bahar, I., Atmowidi, T. and Peggie, D. (2016) ‘KEANEKARAGAMAN KUPU -
KUPU SUPERFAMILI PAPILIONOIDEA ( LEPIDOPTERA ) DI
KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI ,
JAWA BARAT DIVERSITY OF BUTTERFLIES SUPERFAMILY
PAPILIONOIDEA ( LEPIDOPTERA ) IN GUNUNG WALAT
EDUCATION FOREST , WEST JAVA’, (Barth 1991), pp. 71–82.
Bromo, A., Utara, B. L. and Tengah, J. (2015) ‘Keanekaragaman kupu-kupu
( Insekta : Lepidoptera ) di Wana Wisata Diversity of butterflies ( Insects :
Lepidoptera ) in Alas Bromo , Karanganyar , Central Java’, 1(September),
pp. 1284–1288. doi: 10.13057/psnmbi/m010604.
Imran, A. (2019) ‘Hubungan Kekerabatan Kupu-Kupu ( Ordo Lepidoptera )
Berdasarkan Ciri Morfologi Di Taman Wisata Alam Kerandangan’, 3(3),
pp. 1–11.
Irwanto, R. et al. (2021) ‘Keanekaragaman Belalang (Orthoptera:Acrididae) Pada
Ekosistem Sawah Di Desa Banyuasin Kecamatan Riau Silip Kabupaten
Bangka’, 6, pp. 78–85.
Rahayuningsih, M. et al. (2012) ‘keanekaagaman jenis kupu-kupu superfamili
paplionoidaedi dukuh banyuwindu desa limbangan kabupaten kendal’,
Sarumaha, M. and Pracaya, M. (2020) ‘Identifikasi serangga hama pada tanaman
padi di desa bawolowalani’,
Seftia, A., Wulandari, N. and Setyawati, T. R. (2019) ‘Komposisi Spesies Capung
( Odonata ) di Kawasan Cagar Alam Mandor Kecamatan Mandor
Kabupaten Landak Kalimantan Barat’,
Setiawan, R., Wimbaningrum, R. and Fatimah, S. (2018) ‘Keanekaragaman Jenis
Kupu-Kupu ( Lepidoptera : Rhopalocera ) di Zona Rehabilitasi Blok Curah
Malang Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri The Diversity of
Butterfly ( Lepidoptera : Rhopalocera ) in The Rehabilitation Zone Of
Curah Malang Block , Resort Wonoasri Meru Betiri National Park’,
Triyanti, M. and Arisandy, D. A. (2020) ‘Fauna Capung Di Bukit Cogong
Kabupaten Musi Rawas’, 12, pp. 181–187. doi:
10.25134/quagga.v12i2.2804.Received.

Anda mungkin juga menyukai