Anda di halaman 1dari 3

Tugas : Fisiologi Tumbuhan

Nama : Rezza Monica


Nim : ACD 115 051

JAWABAN :
1. Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan
organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam
suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau
pada fase-fase tertentu.

Gambar proses metabolit sekunder.

`
2. 3 jalur utama kelompok pembentukan metabolit sekunder yaitu ;
1) terpen (misalnya volatil, glikosida kardiak, karotenoid, dan sterol
Terpen atau terpenoid, merupakan kelas MS terbesar dengan ciri pada umumnya tidak larut
air. Terpen disintesis dari asetil-CoA atau intermediet glikolisis dan dibentuk oleh
penggabungan unit-unit isopren berkarbon lima. Kelompok terpen disintesis melalui jalur
asam mevalonat (MVA) dan metileritritol fosfat. Semua terpen berasal dari gabungan elemen
berkarbon lima yang memiliki tulang punggung karbon bercabang dari isopentana. Elemen
struktur dasar dari terpen disebut juga unit-unit isopren karena terpen dapat terdekomposisi
pada suhu tinggi untuk menghasilkan isopren, sehingga kadang-kadang disebut sebagai
isoprenoid. Terpen diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit penyusunnya yang berkarbon
lima, meskipun modifikasi yang ekstensif kadang kala membuatnya sukar untuk memilah
residu-residu berkarbon lima 8 aslinya. Struktur khas terpen adalah mengandung kerangka
karbon (C5)n, dan diklasifikasi sebagai hemiterpen (C5), monoterpen (C10), seskuiterpen
(C15), diterpen (C20), sesterterpen (C25), triterpen (C30), dan tetraterpen (C40).
Senyawa-senyawa terpenoid memiliki sifat antimikroba, antijamur, antivirus, antiparasit,
antihiperglikemik, antialergenik, antiradang, antipasmodik, imunomodulator, dan
kemoterapetik, bermacam-macam tergantung pada jenisnya. Terpen merupakan racun dan
pencegah makan terhadap sejumlah serangga dan mamalia herbivor, jadi berperan penting
dalam pertahanan kingdom tumbuhan. Sebagai contoh, ester monoterpen yang disebut
piretroid, ditemukan di daun dan bunga spesies Chrysanthemum, menunjukkan aktivitas
insektisidal.
2) fenolik (misalnya asam fenolat, kumarin, lignan, stilbena, flavonoid, tanin, dan lignin)
Tumbuhan memproduksi berbagai jenis MS yang mengandung gugus fenol, suatu hidroksil
fungsional pada cincin aromatik. Senyawa ini diklasifikasikan sebagai senyawa fenolik atau
fenolik. Fenolik tumbuhan merupakan kelompok yang secara kimiawi heterogen, hampir
10.000 berupa senyawa tunggal:
(1) ada yang hanya larut di Asam mevalonat Metileritritol fosfat Dimetilalil PP (DMAPP)
(C5) Isopentenil PP (IPP) (C5) Hemiterpen (C5) Monoterpen (C10) Iridoid Seskuiterpen
(C15) Diterpen (C20) Sesterterpen (C25) Triterpenoid (C30) Steroid (C18-C30) Tetraterpen
(C40) Karotenoid 12 pelarut organik.
(2) ada yang berupa asam-asam karbosilat dan glikosida yang larut air.
(3) yang lain merupakan polimer tak larut berukuran besar. Senyawa fenolik terdiri dari
berbagai kelompok: flavonoid sederhana, asam-asam fenolat, flavonoid kompleks, dan
antosianin.
Senyawa fenolik biasanya dikaitkan dengan respon pertahanan pada tumbuhan. Meskipun
demikian senyawa fenolik juga berperan penting dalam proses-proses lain, misalnya atraktan
zat untuk mempercepat polinasi, warna untuk kamuflase dan pertahanan terhadap herbivor,
dan aktivitas antibakteri dan antifungi. Kategori kedua dari polimer fenolik tumbuhan yang
memiliki sifat pertahanan, selain lignin adalah tanin. Senyawa ini merupakan toksin umum
yang dapat mereduksi pertumbuhan dan kehidupan herbivor jika dimakan. Selain itu, tanin
berperan sebagai penolak berbagai jenis hewan. Mamalia, misalnya sapi, rusa, dan kera secara
khusus menghindari tumbuhan atau bagian tumbuhan yang memiliki kandungan tanin tinggi.
Buah yang belum matang, misalnya, seringkali memiliki tanin kadar tanggi, yang mencegah
hewan memakan buah tersebut sampai bijinya cukup matang untuk disebarkan. Herbivor yang
biasanya makan tumbuhan bertanin tinggi tampaknya memiliki beberapa adaptasi untuk
mengilangkan tanin dari sistem pencernaan mereka. Tanin tumbuhan juga berperan sebagai
pertahanan terhadap mikroorganisme. Dari daun, akar, dan seresah, tumbuhan melepaskan
berbagai metabolit primer dan sekunder ke lingkungan. Pelepasan senyawa sekunder oleh
tumbuhan berakibat negatif pada tumbuhan lain di dekatnya disebut sebagai alelopati.
Senyawa ini dapat mereduksi pertumbuhan tumbuhan di dekatnya dengan melepaskan bahan
kimia ke dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan akses terhadap cahaya, air, dan hara.
Penurunan hasil tanaman yang disebabkan oleh gulma atau residu dari pertanaman
sebelumnya dapat disebabkan hasil dari alelopati.
3) senyawa yang mengandung nitrogen (misalnya alkaloid dan glukosinolat)
Metabolit sekunder yang memiliki nitrogen sebagai bagian dari strukturnya, jumlahnya sangat
melimpah. Termasuk kategori ini adalah yang dikenal sebagai pertahanan antiherbivor seperti
alkaloid dan glikosida sianogenik. Hal yang sangat menarik adalah MS bernitrogen disintesis
dari asam-asam amino yang umum. Alkaloid dulu diduga limbah nitrogen, senyawa
penyimpanan nitrogen, atau pengatur tumbuh, namun masih sedikit bukti yang mendukung
fungsi-fungsi tersebut. Sebagian besar alkaloid sekarang dipercaya berfungsi sebagai
pertahanan terhadap herbivor, khususnya mamalia, karena toksisitasnya dan kemampuan
pencegahan. Berbagai senyawa pelindung bernitrogen selain alkaloid ditemukan pada
tumbuhan, misalnya glikosida sianogenik dan glukosinolat.

3. Manfaat senyawa metabolit sekuder yaitu ;


Contoh metabolit sekunder komersial dan kegunaannya
a. Shikonin
Senyawa ini dihasilkan dari kultur sel Lithospermum erithorhizon. Kegunaan atau manfaat
senyawa ini adalah sebagai anti bakteri, zat pewarna, kosmetik, untuk luka, dll. Secara alami,
Sikonin dapat diisolasi dari akar pada saat tanaman umur 5 – 7 tahun, namun kandungannya hanya
sekitar 1-2 %. Sedangkan produksi Sikonin melalui Kultur akar rambut menggunakan alat
bioreaktor kapasitas 20.000 liter dapat menghasilkan sekitar 12 – 15%.

b. Ginsenoida
Senyawa metabolit sekunder ini diproduksi dari akar tanaman Ginseng. Senyawa ini berguna
untuk menambah vitalitas dan banyak digunakan sebagai campuran obat dan minuman. Senyawa
ini telah diproduksi secara komersial (skala industry) melalui kultur akar menggunakan alat
bioreactor dengan kapasitas 20.000 liter
c. Vinblastin dan Vincristine
Senyawa metabolit sekunder ini merupakan Alkaloid untuk obat penyakit leukemia. 

Anda mungkin juga menyukai