Anda di halaman 1dari 4

Pertahanan tumbuhan :

I.        Pertahanan konstitutive (berkesinambungan) berupa :


1.       Adanya dinding sel, struktur dinding sel yang kuat ini, memungkinkan tumbuhan dapat
bertahan dari serangan patogen dan serangga herbivor. Adapun penyusun dinding sel primer
tumbuhan berupa selulosa, polisakarida, microfibril, glycans, pektin, lignin (strukturnya
keras, umumnya terdapat pada jaringan sklerenkim dan sebagian kolenkim), cutin, dan
suberin
2.       Sel idioblas, adanya zat kimia beracun ini, dapat merobek mulut serangga herbivor dan
hewan herbivor. Sel idioblas terbagi atas 4 jenis yaitu :
-          Sel berpigmen yang mengandung tannin (pahit)
-          Sel sclereid yang memiliki struktur yang keras yang sulit dikunyah oleh serangga dan hewan
herbivor
-          Sel crystalliferous yang mengandung kristal kalsium oksalat yang dapat merobek mulut
herbivor dan dapat menjadi racun jika tertelan
-          Sel silika yang memberi kekuatan dan sifat kaku pada rumput teki sehingga serangga sulit
memakannya.
3.       Lapisan kutikula epidermis (zat lilin), dengan adanya lapisan lilin pada epidermis tumbuhan,
akan mencegah kurangnya air pada tanaman dan mencegah jamur hidup (dikarenakan jamur
dapat tumbuh di daerah lembab dan banyak air) dan mencegah spora jamur berkecambah.
-          Adanya stomata yang menutup jika ada patogen yang berkaitan pula dengan mekanisme
kerja MAMPs*
                       (*akan dibahas di pertahanan induksi tumbuhan)
-          Adanya trikoma, dapat mencegah serangga bertelur pada permukaan daun tanaman kedelai
dan mencegah patogen masuk ke epidermis
4.       Terdapat kulit kayu, kulit terluar dari tanaman berupa phellem yang kedap air serta
strukturnya keras karena ada suberin dan mencegah patogen masuk sampai ke sel-sel hidup
yang berada di lapisan bawahnya, terdapat pula kandungan lignin yang strukturnya keras dan
kaku.

II.                  Pertahanan induksi


1.       Resitensi basal atau innate immune
Terjadi jika sel-sel tanaman mengenali mikroba dengan adanya molekul MAMPs (microbe-
associated molecular patterns) termasuk protein spesifik, LPS, dan komponen dinding sel
yang ditemukan pada mikroba sehingga sel tanaman dapat bertahan yang disebut dengan
resistensi basal atau innate immune.
Bila patogen berhasil masuk menginfeksi tumbuhan, terdapat 2 respon yang terjadi yaitu :
-          Compatible respon : tumbuhan akan sakit karena terinfeksi
-          Incompatible respon : tumbuhan tetap sehat karena mampu mengenali patogen dan
meniadakan patogen dengan sistem imun resisten/innate.
2.       Jika resistensi basal ditembus oleh patogen, terdapat pertahanan yang disebut HR
(Hypersensitive response) yang ditandai dengan sel tumbuhan sengaja bunuh diri di lokasi
tempat terjadinya infeksi, yang dapat membatasi akses patogen untuk mengambil nutrisi
dengan mengorbankan sedikit sel nya untuk menyelamatkan bagian tumbuhan yang lain.
Setelah respon HR diinduksi, tanaman dapat tahan terhadap patogen dalam jangka waktu
yang lama. Sistem ini disebut pula SAR (systemic acquired resistance)
3.    Terdapat fitohormon (molekul penting yang berperan dalam regulasi signaling tanaman)
terdiri dari hormon classic (auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan ethylene (ET) ).
Serta molekul kecil berupa Salycic acid (SA), Jasmonate acid (JA), dan Brassinosteroid.
Yang berperan utama dalam signaling primer yaitu SA, JA, dan ET. SA --> SAR (melawan
patogen hemibiotriph dan biotroph. JA dan ET --> ISR (Induced Systemic Resistance)
berperan melawan patogen necrotroph dan serangga herbivor.
4.       Terdapat pula pertahanan tumbuhan melawan virus secara genetik yang disebut dengan RNA
silencing. Virus menghasilkan  untai RNA atau DNA selama replikasi dalam sel inang.
Tanaman mengenali untai RNA/DNA tersebut lalu mencernanya dan template untai
RNA/DNA yang dicerna tersebut dapat digunakan untuk menanggapi/merespon jika diserang
oleh virus di kemudian hari. Mekanisme pertahanan ini mirip dengan sel memori pada
vertebrata.
5.       Pertahanan kimiawi
Dihasilkan senyawa metabolit pada tumbuhan :
a.       Metabolit primer yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi.
Misal : glukosa, asam amino, asam nukleat, dan protein
b.      Metabolit sekunder yang digunakan untuk pertahanan :
6.       Adanya elicitor yang terdapat pada kelenjar liur serangga herbivor akan direspon oleh
tanaman dengan melepaskan VOCs (Volatile Organice Compounds) misalnya senyawa
terpenoid yang merupakan produk metabolit sekunder.
7.       Dihasilkan enzim :
a.       Enzim inhibitor berupa inhibitor amilase, inhibitor proteinase
b.      Enzim hidrolitik berupa enzim lisozim yang dapat merusak dinding sel bakteri dan enzim
kitinase yang dapat mendegradasi dinding sel jamur
8.       Dihasilkan protein antimikroba misal defensin yang menghambat jamur, bakteri, dan
nematoda
9.       Molekul H2O2. Molekul ini merespon jika terdapat patogen berupa jamur. Adapun
mekanisme kerjanya terdiri dari 2 bagian :
a.       Jamur yang menyerang pektin dinding sel tumbuhan, akan dihentikan oleh H2O2 yang
menghentikan aksi penzim pektinase dari jamur dengan cara, peroksidase bereaksi dengan
pektinase dan bahan kimia yang tidak beruna tersebut lalu dihancurkan.
b.      Mekanisme kerja yang lain dari molekul H 2O2 yaitu H2O2  menginduksi tanaman untuk
menghasilkan senyawa phytoalexins (mirip protein antivirus) . kerjanya menghambat sintesis
protein dan pertumbuhan. H2O2 di membran plasma akan memicu respon kimia untuk
menginformasikan inti sel yang terinfeksi dengan mRNA --> ribosom dan diproduksi
phytoalexins.
Metabolit Sekunder
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER
Secara umum kandungan metabolit sekunder dikelompokkan berdasarkan
sifat dan reaksi khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu.
Adapun pengelompokkan kandungan metabolit sekunder pada bahan alam
hayati adalah sebagai berikut :
1.      Alkaloid_merupakan kelompok senyawa yang mengandung nitrogen dalam bentuk
gugus fungsi amin. Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
besar. Pada umumnya, alakaloid mencakup senyawa yang bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom N sebagai bagian dalam surem siklik. Alkaloid
sering kali beracun bagi manusia dan memiliki kegiatan fisiologi yang menonjol
dan sering digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid biasanya tanpa warna
dan bersifat optis aktif. Alkaloid biasanya berbentuk kristal dan jarang berbentuk
cair. Alkaloid tidak dapat diidentifikasi dengan ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan kromatografi tunggal. Biasanya alkaloid diidentifikasi dengan
diekstraksi menggunakan pelarut alkohol yang bersifat lemah dan diendapkan ke
dalam ammonia pekat. Pemurnian selanjutnya dilaksanakan dengan ekstraksi.
Adanya alkaloid dapat diuji dengan menggunakan berbagai pereaksi
alkaloid. Ada lima golongan alkaloid, yaitu tembakau, tropana, opium, ergat, dan
kavolfia.

2.      Triterpenoid / Steroi adalah sekelompok senyawa turunan asam mevalonat. Semua


jenis triterpenoid dipisahkan dengan cara yang sama, yaitu berdasarkan KLT dan
KGC. Identitas dipastikan dengan menentukan titik didih. Triterpenoid tersebar
luas dalam dammar, gabas, dan kutin tumbuhan. Asam damar adalah asam
triterpenoid yang sering bersama-sama dengan gompolisakarida dalam damar gom.
Triterpenoid yang paling penting dan tersebar luas adalah triterpenoid pentasiklik.
Senyawa ini ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagrum, tetapi yang paling
umum pada tumbuhan berbiji.Pada pemeriksaan triterpenoid dalam tumbuhan,
jaringan kering harus dihilangkan lemaknya, lalu diekstraksi dengan methanol
panas. Selanjutnya, ekstrak metanol yang telah dihidrolisis dapat diperiksa
langsung.Uji deteksi lain yang digunakan adalah uji deteksi yang dipakai untuk
triterpenoid secara umum, misalnya H 2SO4 saja atau diencerkan dengan air
alkohol. 3. Flavonoid adalah kelompok senyawa fenil propanoid dengan kerangka
karbon C6-C3-C6. Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air dan dapat
diekstraksi dengan etanol 70%. Flavonoid merupakan senyawa fenol. Oleh karena
itu, warnanya akan berubah jika bertambah basa atau ammonia Flavonoid dan
isoflavonoid adalah salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang banyak
terdapat pada tumbuh-tumbuhan, khususnya dari golongan leguminoceae (tanaman
berbunga kupu-kupu). Kandungan senyawa flavonoid dalam tanaman sangat
rendah yaitu sekitar 25 %. Senyawa-senyawa tersebut pada umunya dalam keadaan
terikat / konjugasi dengan senyawa gula. 4.      Fenolik merupakan kelompok
senyawa aromatis dengan gugus fungsi hidoksil. Cara klasik untuk mendeteksi
senyawa fenol sederhana ialah dengan menambahkan larutan besi (II) klorida 1 %.
Pigmen fenolik warnanya dapat dilihat selama proses isolasi dan proses pemurnian.
Salah satu golongan fenolik yaitu melamin tumbuhan pada penguraian basa yang
menghasilkan fenol sederhana. 5. Saponin adalah kelompok senyawa dalam bentuk
glikosida atau steroid. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat
yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah
sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer,
saponin sangat beracun untuk ikan dan tumbuhan yang mengandung saponin telah
digunakan sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin juga
digunakan sebagai anti mikroba.Dikenal dua jenis saponin, yaitu glikosida
triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid. Kedua jenis saponin ini larut
dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter. Saponin steroid paling umum
ditemukan dalam keluarga liliceae, amarillidaceae, dan droscoreaceae.
6.      Kumarin adalah kelompok senyawa fenil provanoid dengan kerangka benzene
dan pirin C6-C3. Hampir semua kumarin alam mempunyai oksigen. Kumarin
terdapat dalam semua bagian tumbuhan dan tersebar luas di dunia tumbuhan, tetapi
yan terutama terdapat dalam rumput-rumputan (graminae), angrek, jeruk
(rutaceae), dan polong-polongan (leguminasae). Kumarin yang paling umum
terdapat pada tumbuhan tinggi ialah skopoletin.Kumarin mempunyai berbagai efek
fisiologi terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan efeknya adalah
menghambat atau menstimulasi asam indol-3-asetat oksidase, menstimulasi
produksi etilena, menghambat sintesis selulosa. Pada hewan, kumarin mempunyai
efek toksik terhadap mikroorganisme dan dapat membunuh serangga. 7.      Zat
warna Kuinon adalah senyawa berwarna yang mencapai kromospor dasar, seperti
kromospor pada benzo kuinon yang terdiri atas dua gugus karbonil yang
berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbon.Untuk mengidentifikasi kuinon,
dapat dipilih empat kelompok, yaitu benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon,
kuinon isoprenoid.Tiga kelompok pertama biasanya terhidrolisasi dan bersifat
senyawa fenol. Dengan demikian, diperlukan hidrolisis asam untuk melepaskan
kuinon bebasnya.

Anda mungkin juga menyukai