Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos
yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu
organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut alelokimia)
ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
organisme lain di sekitarnya. Sebagian alelopati terjadi pada tumbuhan dan dapat
mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh atau mati.
Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan
zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut
(juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Contoh jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu. (Indriyanto, 2006)
Mekanisme Alelopati
Fenomena alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar
mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme. interaksi tersebut meliputi
penghambatan dan pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang
dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan dalam mekanisme itu disebut
alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme
tertentu namun tidak terhadap organisme lain (Soerianegara dan Indrawan, 1982).
1
Alelokimia pada tumbuhan dibentuk di berbagai organ, mungkin di akar, batang,
daun, bunga dan atau biji. Pada umumnya alelokimia merupakan metabolit sekunder yang
dikelompokkan menjadi 14 golongan, yaitu asam organik larut air, lakton, asam lemak rantai
panjang, quinon, terpenoid, flavonoid, tanin, asam sinamat dan derivatnya, asam benzoat dan
derivatnya, kumarin, fenol dan asam fenolat, asam amino non protein, sulfida serta
nukleosida. (Rice,1984; Einhellig, 1995b). Pelepasan alelokimia pada umumnya terjadi pada
stadium perkembangan tertentu, dan kadarnya dipengaruhi oleh stres biotik maupun abiotik
(Rice, 1984).
Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap
pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui
serangkaian proses yang cukup kompleks, namun menurut Einhellig (1995b) proses tersebut
diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran
membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap
penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata
dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis protein,
pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau seluruh
hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel
yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran. (Einhellig,
1995)
2
3. Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang
berada di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian
daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan
lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
4. Pembusukan organ tumbuhan
Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia
yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ
yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah
senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa
dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada
musim berikutnya.
3
IV. Manfaat dan Peranan Alelopati
Selain dapat merugikan tanaman pertanian, alelopati juga mempunyai beberapa
manfaat dan peranan bagi pertanian antara lain :
1. Untuk mengendalikan gulma dan penyakit
2. Mencegah timbulnya pencemaran
3. Menambah ketersediaan unsur hara
4. Meminimalkan kerugian dari akibat radiasi matahari dengan pengelolaan iklim
mikro, pengelolaan air dan pengendalian erosi.
Mimba
(Azadirachta Menghambat tanaman yang tumbuh dalam
indica) dan jarak 5 meter.
eukaliptus
4
Tanaman Leucaena yang ditanam secara
Golongan bersilangan dengan tanaman pangan di
Leucaena, dalam sistem tumpang sari dapat
contohnya mengurangi hasil panen gandum dan
lamtoro kunir, namun meningkatkan hasil panen
jagung dan padi.
Daftar Pustaka
Einhellig FA. 1995a. Allelopathy: Current status and future goals. Dalam Inderjit, Dakhsini
KMM, Einhellig FA (Eds). Allelopathy. Organism, Processes and Applications.
Washington DC: American Chemical Society. Hal. 1 – 24.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Rice EL. 1984. Allelopati Second Edition. Orlando FL : Academic Press.
Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri
Malang.