Anda di halaman 1dari 9

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 ALELOPATI ADRIAL IKHWAN RRA1C411025 PENDIDIKAN BIOLOGI PMIPA FKIP UNIVERSITAS JAMBI

ABSTRAK Semua jenis tumbuhan mempunyai kebutuhan hampir sama, mereka memerlukan sinar matahari, air, unsur hara untuk melakukan pertumbuhannya dan juga memerlukan ruangan sebagai tempat hidupnya. Didalam populasi tanaman biasanya sering kali terjadi persaingan. Karena secara umum semua tanamah memiliki kebutuhan yang hampir sama. Sehingga akan saling bersaing untuk mendapatkan kebutuhannya. Dalam persaingan tersebut biasanya suatu tanaman memiliki senjata untuk melumpuhkan pesaingnya, misalnya suatu tanaman mengeluarkan zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman jenis lain, peristiwa tersebut dinamakan alelopati. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari pengaruh alelopati/jenis tumbuhan terhadap perkecambahan tanaman palawija. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 November 2013 di gedung FKIP Universitas Jambi. Hasil praktikum menunjukkan terdapat berbagai perbedaan pertumbuhan kecambah dari masing-masing alelopati yang diberikan. Kata kunci : Alelopati, persaingan tumbuhan, ekstrak

Latar Belakang Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopathy. Alelopati adalah suatu peristiwa di mana individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang menghambat pertumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 tersebut dan juga merupakan suatu bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia. Senyawa kimia bersifat alelopati bisa berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, cabang, atau bagian dibawah tanah seperti akar. Alelopati juga diartikan sebagai pengaruh negatif dari suatu tumbuhan tingkat tinggi terhadap perkecambahan.

Kajian Pustaka Alelopati merupakan pelepasan senyawa bersifat toksik yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitarnya dan senyawa yang bersifat alelopati disebut senyawa alelokimia. Definisi lain, alelopati adalah pengaruh langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuah terhadap tumbuhan lainnya, baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif melalui pelepasan senyawa kimia ke lingkungannya (Anonim, 2011). Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui penguapan, eksudat akar, pelindian, dan atau dekomposisi. Setiap jenis alelokimia dilepas ke lingkungan dengan mekanisme tertentu tergantung organ pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya. Mekanisme pengaruh alelokimia terhadap tanaman sasaran berjalan melalui proses yang sangat kompleks. Proses diawali di membrane plasma dengan terjadi kekacauan struktur, modifikasi saluran membrane, atau hilangnya fungsi enzim ATR ase. Dan pada akhirnya mengganggu pembelahan dan pembesaran sel (Wiroatmojo, 1992). Beberapa senyawa alelopati menghambat pembelahan sel-sel akar,

menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel, menghambat respirasi akar, menghambat sintesis protein, menghambat aktivitas enzim, serta menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan. Efek penghambatan bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsun.akan tetapi proses penghambatan yang terjadi di alam belum bisa diketahui secara pasti (Setyawati, 2001). Senyawa alelopati dapat dikelompokkan pada 5 jenis, yaitu : Asam fenolat, Koumarat, Terpinoid, Flafinoid, dan Scopulaten (penghambat fotosintesis). Sebagian besar senyawa alelopati yang dihasilkan melalui eksudat akar adalah berupa asam
2

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 fenolat. Tanaman pangan ada juga yang menghasilkan senyawa alelopat, yaitu jagung,padi, dan ubi jalar. Tanaman perkebunan yang diindikasikan menghasilkan senyawa alelopati adalah jahe,kopi arabika, nilam, dan beberapa tanaman yang bersifat obat (Gilani, 2010). Alelopati menguntungkan bagi tanaman yang menghasilkannya tapi merugikan bagi tanaman sasatan. Tumbuhan yang

menghasilkan alelokimia umunya mendominasi daerah tertentu sehingga populasi hunian pada umumnya adalah populasi tumbuhan yang menghasilkan alelokimia. Dengan adanya proses interaksi ini,penyerapan air dan nutrisi terkonsentrasi pada tanaman penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap senyawa ini (Djazuli, 2011). Adapun pengaruh alelopat pada tanaman menurut Wibowo(2011) yaitu: Menghambat penyerapan hara dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan Menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan Mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan Menghambat respirasi akar Menghambat sintesis protein Menurunkan daya permeabilitas membran sel tumbuhan Menghambat aktivitas enzim.

Menurut Sukman (1991 : 231 ) menyatakan bahwa tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta

perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar.

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 Menurut Soerjani (2001 : 1978) menyatakan bahwa sebagai allelopat, substansi kimiawi itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman maupun gulma. Bertindaknya allelopat tersebut setelah tumbuhan atau bagian tumbuhan mengalami pelapukan, pembusuk, pencucian ataupun setelah dikeluarkan berupa eksudat maupun penguapan. Tumbuhan yang suseptibel bila terkena substansi semacam itu akan mengalami gangguan yang berupa penghambatan pertumbuhan atau penurunan hasil. Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kebutuhan yang sama terhadap factor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang sustu jenis tanaman mengeluarkan suatu jenis senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jenis-jenis tanaman lain dan mungkin juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anakannya sendiri, dan inilah yang merupakan suatu peristiwa yang dikenal dengan allelopati (Onrizal. 2008). Menurut Odum, ( 1998 : 206 ).menyatakan bahwa Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan, kadangkadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme organisme. Hambatan dan gangguan allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan perpanjangan sel, aktivitas giberelin dan IAA, penyerapan hara mineral, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata, sistem protein, dan aktivitas enzim tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya daya hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari tanaman antara lain jenis tanaman yang menghasilkan, macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman mengalami perombakan.

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bagian daun alang-alang dan akasia, akuades, blender, mangkuk biji kacang hijau, cawan petri, kapas, , pisau, gunting. Prosedur Kerja Pertama dibuat dahulu ekstrak alang-alang dan akasia dengan memotong kecil-kecil daun alang-alang dan diblender dengan menggunakan air 1 liter untuk satu plastik besar daun alang-alang. Begitu juga dengan ekstrak akasia, hanya menggunakan 1 liter air. Selanjutnya ekstrak alang-alang dan akasia diencerkan dengan perbandingan ekstrak : air yaitu : 1 : 5, 1 : 10, 1 : 15. Kemudian diletakkan kapas satu lapis diatas empat cawan dan yang tiga dibasahi dengan ekstrak alang-alang/akasia yang sudah diencerkan, sedangkan yang satu menggunakan air sebagai kontrol. Setelah basah diletakkan biji kacang hijau diatas kapas, dan diamati selama tujuh hari. Setiap hari ditambahkan ekstrak pada kapas sampai basah. Dan kapas diganti dua hari sekali. Dicatat hasi pada tabel pengamatan.

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 Hasil Ekstrak Alang-alang Hari ke 1 1 2 3 4 5 6 7 5cm Kontrol 2 3 x 1 2 Panjang Kecambah (cm) Dalam Perlakuan 1:07 3 x 1 2 1:14 3 x 1 2 1:21 3 x

5cm 15cm 5cm 5cm 2cm 3cm -

5cm 5cm 5cm 15cm 5cm 10cm 3cm 3 cm -

5cm 5cm 15cm 5cm 5cm 5cm 15cm 2cm 5cm 5cm 5cm 10cm -

65cm 5cm 2cm 1cm 2cm 1cm -

16 cm 5cm 5cm 6cm 2cm 1cm -

Pembahasan Pada praktikum kali ini yaitu tentang alelopati dengan melakukan pengamatan mengenai pengaruh alelopati dari ekstrak ilalang dan akasia terhadap kecambah kacang. Adapun Alelopati adalah suatu peristiwa di mana individu tumbuhan menghasilkan zat kimia yang menghambat pertumbuhan jenis lain yang bersaing dengan tumbuhan tersebut dan juga merupakan suatu bentuk interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia. Dalam pengamatan yang dilakukan, setiap kelompok hanya melakukan pengamatan terhadap salah satu ekstrak alelopati saja dan kelompok kami mendapatkan pengamatan dengn ekstrak ilalang. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh berbagai perbedaan pertumbuhan kecambah dari berbagai macam konsntrasi zat alelopat yang digunakan. Dari hasil dapat di lihat bahwa biji yang diberikan ekstrak ilalang dengan konsentrasi 1:5 lebih cepat pertumbuhannya

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 dibandingkan ekstrak ilalang dengan konsentrasi 1:10. Begitu juga pada pertumbuhan kacang hijau dengan konsentrasi 1:15 yang pada pertumbuhan perkecambahannya lebih lambat dibandingkan dengan konsentrasi 1:5 dan 1:10 yang rendah. Hal ini bisa disebabkan karena alang-alang merupakan gulma. Gulma adalah tanaman tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuh di antara tanaman pokok. Beberapa gulma sering menjadi inang hama dan penyakit tanaman tertentu atau mengandung zat tertentu (zat allelophaty) yang dapat merugikan tanaman pokok. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan akan mengurangi kuantitas hasil, sedangkan persaingan dan gangguan gulma menjelang panen berpengaruh besar terhadap kualitas hasil. Perbedaan cara penanaman, laju pertumbuhan dan umur varietas yang ditanam, dan tingkat ketersediaan unsur hara juga akan menentukan besarnya persaingan gulma dengan tanaman (Djojosumarto, 2001). Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan gulma tahunan yang

keberadaannya sangat tidak dikehendaki oleh kaum petani khususnya. Tumbuhan ini banyak terdapat di lahan pertanian di daerah tropis dan subtropis. Alang-alang dapat menghasilkan hormon alelopati, yaitu zat yang dapat mematikan tumbuhan lain. Akibat pada suatu lahan dapat terjadi monokultur, dan yang ada hanya alang-alang. Dengan mengacu pada kemampuan alelopati untuk mematikan tumbuhan lain, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati yang terdapat pada rimpang alang-alang terhadap pertumbuhan gulma teki (Cyperus rotundus) (Wijaya, 1998). Selain itu Alelopati menyebabkan penurunan permiabilitas membran sel, menghambat pembelahan, pemanjangan dan pembesaran sel, menurunkan

kemampuan penyerapan air dan unsur hara terlarut. Penurunan permiabilitas sel akibat alelopati menjadikan sel tidak elastis sehingga menghambat lalu lintas air dan hara terlarut melewati membran sel. Permiabilitas sel yang menurun menyebabkan hambatan lewatnya air dan hara terlarut. Hambatan tersebut terjadi pada saat proses penyerapan unsur hara yaitu masuknya air dan hara terlarut ke sel akar maupun transportasi unsur hara dan hasil fotosintesis diantara sel-sel jaringan.

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013

Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa pada tumbuhan kacang hijau yang diberikan ekstrak ilalang dapat menghambat pertumbuhan kacang hijau tersebut. Perbedaan konsentrasi dari setiap pemberian ekstrak alelopati juga memberikan perbedaan terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau yang diteliti. Selain itu, pembentukkan senyawa alelopati pada suatu tumbuhan merupakan proses interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan

kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.

[EKOLOGI UMUM] November 6, 2013 Daftar Pustaka Anonim. 2011. Alelopati Tanaman id.scribd.com/doc/2497261/alelopat.html. Diakses pada 18 November 2013. Djazuli, M. 2011. Alelopati pada beberapa tanaman perkebunan dan tekhnik pengendalian serta prospek pemanfaatannya. Prospektif 10 (1): 44-50. Gilani, S. A. 2010. Phytotoxic studies of medical plant species of Pakistan. Journal Botany 28(1): 987-996. Odum . 1998 . ekologi tumbuhan .Rineka cipta : Jogjakarta Onrizal dan Kusmana, C. 2005. Ekologi Hutan. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian. Medan : Universitas Sumatera Utara. Setyawati, N. dan E. Suprijono. 2001. Efikasi alelopati teki formulasi cairan terhadap gulma. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 3(1): 16-24. Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Rajawali Pers Wibowo,D.M. 2011. Teknologi Pengendalian Gulma. id.scribd.com/doc/alelopat.html. Diakses pada 7 Oktober 2012. Wijaya, F.H. 1998. Pemanfaatan Allelopati Pada Rimpang Alang-Alang (Imperata cylindrica) sebagai herbisida Organik Pengendali Gulma Teki (Cyperus rotundus). Magelang : SMU Nusantara. Wiroatmojo, J. 1992. Alelopati pada tanaman Jahe. Buletin Agronomi. 10(3): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai