Anda di halaman 1dari 14

Bab VI

FEROMON DAN ALELOPATI

PENDAHULUAN
Penggunaan pestisida kimia dalam
pengendalian hama tanaman saat ini
banyak menimbulkan dampak negatif
1. Masalah pencemaran lingkungan
2. Menyebabkan resistensi hama
3. Meninggalkan residu pestisida pada
produk hasil pertanian
Diperlukan penggunan pestisida
nabati
atau biopestisida

Feromon
Istilah feromon (pheromone) berasal dari bahasa
Yunani, yaitu phero yang artinya pembawa dan mone
artinya sensasi. Sifat senyawa feromon adalah tidak
dapat dilihat oleh mata, volatil (mudah menguap),
tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan.
Feromon seks serangga dapat dimanfaatkan dalam
pengelolaan serangga hama, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu
1. untuk memantau serangga hama
2. sebagai perangkap massal
3. mengganggu perkawinan (matting distruption)

Lanjutan
Feromon seks memiliki sifat yang
spesifik untuk aktivitas biologis,di
mana jantan atau betina dari spesies
yang lain tidak akan merespons
terhadap feromon yang dikeluarkan
betina atau jantan dari spesies yang
berbeda
Feromon terbagi 2 menurut fungsinya
yaitu Feromon releaser dan Feromon
primer

Feromon releaser,
Merupakan
feromon
yang
memberikan
pengaruh
langsung
terhadap sistem syaraf pusat individu
penerima untuk menghasilkan respon
tingkah laku dengan segera.
Feromon ini terdiri atas tiga jenis, yaitu
feromon seks, feromon jejak, dan
feromon alarm.

Feromon primer
Merupakan feromonyang berpengaruh
terhadap sistem syaraf endokrin dan
reproduksi individu penerima sehingga
menyebabkan perubahan-perubahan
fisiologis.

Pemanfaatan senyawa
feromon sintesis (feromoid)
Senyawa
feromon
seks
beberapa
spesies
serangga telah diidentifikasi, dan telah pula dibuat
sintesisnya antara lain Spodoptera litura.
1. Helicoverpa armigera dengan bentuk senyawa
(z,z)-13, 15-oktadekadiena-1-ol asetat dan (z,z)11, 13-oktadekadiena-1-ol asetat
2. Senyawa kimia feromon seks Lasioderma
serricorne (F.) telah pula diidentifikasi dan
dikarakterisasi dengan bentuk senyawa 4,6dimetil-7-hidroksinonan-3-one

Feromon seks
Cara penggunaan feromon tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Sebagai alat monitor keberadaan dan
perkembangan populasi serangga hama di
lapangan.
2. Untuk penangkapan massal serangga jantan
(mass trapping).
3. Untuk mengacaukan proses perkawinan
(mating disruption).
4. Membantu proses penyebaran entomopatogen
(autodissemination).

Beberapa keunggulan feromon seksadalah:


1. Bersifat
selektif
untuk
spesieshama
tertentu,
2. Mampu menekan populasi serangga
secara nyata,
3. Bersifatramah lingkungan, dan
4. Menurunkan biaya penggunaan insektisida
hingga Rp2juta/ha dibandingkan dengan
tanpamenggunakan feromon seks yang
mencapai Rp46 juta/ha

Alelopati
Allelon yang berarti satu sama lain, dan
pathos yang berarti menyakiti. Alelopati
adalah suatu peristiwa dimana tumbuhan
mengeluarkan alelopati (sekresi zat kimia)
yang merugikan pertumbuhan jenis lain
yang tumbuh disekitarnya.
Alelopati juga dapat didefinisikan sebagai
produksi substansi oleh suatu tanaman
yang merugikan tanaman lain atau bagi
mikroba.

Beberapa senyawa alelopati


menghambat pembelahan sel-sel akar
sehingga menghambat pertumbuhan
yaitu dengan:
1. Mempengaruhi pembesaran sel.
2. Menghambat respirasi akar.
3. Menghambat sintesis protein.
4. Menghambat aktivitas enzim.
5. Menurunkan daya permeabilitas
membran pada sel tumbuhan.

Pada
hakekatnya
senyawa
alelopati
dapat
dihasilkan oleh semua organ tumbuhan meliputi
batang, akar, daun, rimpang, buah, dan biji serta
dapat keluar melalui jaringan dengan berbagai cara
seperti penguapan, aksudat akar, lindian dan
dekomposisi bagian tubuhnya. Alelopati dapat
dihasilkan oleh gulma, tanaman pangan dan
hortikultura (semusim), tanaman berkayu, residu dari
tanaman gulma, serta mikroorganisme, contoh :
Ditemukan
pada tahun 1928 oleh Davis pada
larutan hasil leaching dari Black Walnut (Kenari hitam)
Alelopati juga dapat merusak dan menghambat
pertumbuhan tanaman penghasil senyawa alelopati
itu sendiri yang disebut dengan autotoksik

Pemanfaat Senyawa
Alelopati
1. Eksudat rhizome alang-alang sangat efektif untuk
menghambat pertumbuhan gulma daun lebar.
penggunaan ekstrak ini perlu dibatasi mengingat
ekstrak alang-alang tersebut juga dapat menghambat
pertumbuhan tomat dan ketimun.
2. Ekstrak akar jagung dapat digunakan untuk
menghambat gulma melalui peningkatan aktivitas
enzim katalase dan peroksidase.
3. Selanjutnya Halbrent (1996) melaporkan bahwa rotasi
tanaman dengan tanaman pupuk hijau (Brassica
napus L.) yang memproduksi senyawa alelopati dapat
menekan penyakit nematoda di dalam tanah.

KESIMPULAN
Feromon merupakan senyawa yang dilepas oleh salah
satu jenis serangga yang dapat mempengaruhi serangga
lain yang sejenis dengan adanya tanggapan fisiologi
tertentu. Berbeda dengan hormon, feromon menyebar ke
luar tubuh dan hanya dapat mempengaruhi dan dikenali
oleh individu lain yang sejenis (satu spesies). Feromon
terbagi atas feromon releaser dan feromon primer.
Alelopati adalah produksi substansi oleh suatu tanaman
yang merugikan tanaman lain atau bagi mikroba.
Berdasarkan sifat kimia yang dimilikinya, senyawa ini
dapat meracuni biji-biji yang berada disekitarnya atau
tumbuhannya sendiri baik waktu perkecambahan atau
dewasa jika konsentrasinya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai