Anda di halaman 1dari 13

Bimbingan

30 JUNI 2020
PERBEDAAN UMN DAN LMN
UMN:
1. Tonus otot meninggi atau hypertonia LMN:
Akibat hilangnya pengaruh inhibisi korteks motoric tambahan 1. Seluruh gerakan, baik yang volunter
terhadap inti-inti intrinsic medulla spinalis. maupun yang reflektotik tidak dapat
2. Hiperefleksia dibangkitkan. Kelumpuhan disertai
Merupakan keadaan setelah impuls inhibisi dari susunan pyramidal
dan ekstrapirimidal tidak dapat disampaikan kepada motoneuron.
oleh: hilangnya reflek tendon, tidak
3. Klonus adanya reflek patologis
Hiperefleksia sering diiringi oleh klonus. Tanda ini adalah gerak 2. Tonus otot menghilang
otot reflektorik, yang bangkit secara berulang-ulang selama 3. Atrofi otot cepat terjadi.
perangsangan masih berlangsung.
4. Reflex patologik
5. Tidak ada atrofi pada otot-otot yang lumpuh
6. Reflex automatisme spina
TRAKTUS KORTIKOSPINALIS
● Traktus ini berasal dari korteks motorik dan berjalan melalui substantia alba serebri
(korona radiata), krus posterior kapsula interna (serabut terletak sangat berdekatan
disini), bagian sentral pedunkulus serebri( krus serebri), pons, dan basal medulla
( bagian anterior), tempat traktus terlihat sebagai penonjolan kecil yang disebut
piramid.

● Karena stimulasi listrik terhadap bagian-bagian berbeda dari gyrus precentral


menimbulkan kontraksi bagian-bagian berbeda dari sisi tubuh yang berlawanan, kita
dapat mewakili bagian tubuh pada daerah cortex ini.
● Serabut desenden berkonvergensi pada corona radiate dan kemudian melintas
melalui ekstremitas posterior capsula interna.

● Traktus yang berlanjut melalui tigaperlima bagian tengah basis pedunculi otak
tengah.

● Pada saat memasuki pons, traktus terbagi-bagi menjadi banyak berkas oleh serabut
pontocerebellar transversa.

● Dalam medulla oblongata, berkas-berkas dikelompokkan secara bersama


disepanjang batas anterior untuk membentuk suatu pembesaran yang diketahui
sebagai pyramid
● Pada sambungan medulla oblongata dan medulla spinalis, sebagian besar serabut
menyilang garis tengah pada decussation pyramidum dan memasuki columna alba
anterior dari medulla spinalis untuk membentuk traktus kortikospinalis lateralis

● Serabut selebihnya tidak menyilang pada decussatio, tetapi turun dalam columna
alba medulla spinalis sebagai traktus kortikospinalis anterior.
● Serabut ini akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir pada columna grisea
anterior segmen-segmen medulla spinalis dalam daerah servikalis dan torakalis
atas

● Traktus kortikospinalis turun sepanjang medulla spinalis, serabutnya berakhir dalam


columna grisea anterior (cornu anterior) semua segmen-segmen medulla spinalis
Cardioemboli Tromboemboli Atherotrombosis

Umur Muda Tua Tua

Onset Aktivitas Aktivitas Istirahat

Onset Hiperakut (<1 jam) Akut (>1 jam)


Akut (> 1 jam) Subakut (<7 hari)

Gejala MAX MAX Worsening


Membaik Menetap Gradual

Riwayat TIA + + +

Tanda TIK +/- - -

Tekanan darah Normal/ meningkat Tinggi Tinggi

Faktor risiko Kelainan jantung Hipertensi, DM, Hipertensi, DM,


dislipid, merokok Dislipid, merokok
Prinsip penanganan stroke

Prinsip 5B
Breathing : stabilisasi jalan nafas. Suplementasi O2 bila SpO2 < 95%
Brain : bed rest dengan head up 30 derajat. Pemantauan tingkat kesadaran, tanda tanda peningkatan
TIK, defisit neurologis
Bladder : pemantauan cairan masuk - cairan keluar. Monitoring tanda-tanda retensio urin
Blood : Pemantauan tekanan darah. Pemberian infus NaCl 0.9% 20 TPM
Bowel : manajemen nutrisi pasien
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.
1. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
2. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
3. Memberikan oksigen bila diperlukan
4. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 20-30 derajat
5. Memantau irama jantung
6. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
7. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
8. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram intravena (bila hipoglikemia berat)
9. Menilai perkembangan gejala stroke selama perjalanan ke rumah sakit layanan
sekunder
10. Menenangkan penderita
Rencana Tindak Lanjut
1. Memodifikasi gaya hidup sehat
a. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok
b. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
c. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes
d. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.

2. Mengontrol faktor risiko


a. Tekanan darah
b. Gula darah pada pasien DM
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung

3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet: asetosal, klopidogrel

Anda mungkin juga menyukai