DEFINISI
Infeksi kronik Terutama mengenenai :
Kulit Saraf tepi
ETIOLOGI
Mycobacterium leprae
Bakteri berbentuk batang Basil Tahan Asam Gram positif Pjg 1 8 , 0,2 0,5 Obligat intraseluler Pertumbuhan baik pada
EPIDEMIOLOGI
Awal : Afrika & Asia Tengah Dunia Mengenai segala usia : bayi lansia 15 25 th >> : = 2 : 1
PATOGENESIS
M. Leprae (dlm droplet infeksius) Masuk mll saluran pernapasan atas / droplet mengenai kulit yg terbuka Fagositosis oleh Sel Schwann & makrofag Sist. Imunitas Seluler (SIS) yg baik
Kerusakan saraf tdk bermyelin (sensoris & autonom) anastesia, anhidrosis Kerusakan saraf motorik bermyelin atrofi otot
Basil ditangkap oleh histiosit (makrofag) multiplikasi di dlm makrofag menyebar ke jaringan lain mll darah, limfe/cairan jaringan
TUJUAN : 1. Menentukan infeksius/non-infeksius 2. Menentukan kemungkinan infeksius 3. Menentukan kemungkinan terjadinya kecacatan 4. Menentukan lama terapi
TT
BT
BB
BL
LL
MADRID
Tuberculoid
Border line
Lepromatous
WHO
Paucy Bacillar
Multi Bacillar
( 1988 )
Leprosy
Leprosy
GAMBARAN KLINIS
Indeterminate (I)
TT
BT
BB
BL
LL
Infeksius (-)
Infeksius (-)
Infeksius (-)
Infeksius
Infeksius
Infeksius
>> Anak2
Lesi 2 3
Lesi Satelit
Punch Out
Makula hipopigmentasi
GAMBARAN KLINIS
Indeterminate TT BT BB BL Hipoestesia, penurunan produksi keringat & pertumbuhan rambut Kerusakan saraf Lepromin (-) BTA (+) 3 - 4 LL
Anastesi (-)
Lepromin Lepromin Lepromin (+) 4 (+) 3 (+) 1 -2 BTA (-) BTA (+) / (-) BTA (+) 3
Boerderline Lepromatosa (BL) tampak beberapa lesi khas borderline, plak eritem anular, makula/papul eritem yg tersebar luas, pd lesi y,ang besar bagian sentarl bbrp ada yang anastesi
Lepra Lepromatosa (LL) Penyakit lepra lanjut dg infiltrasi yg bergabung menjadi nodus-nodus di daerah alis, cuping hidung, dagu maupin kedua cuping telinga (Facies Leonina)
Lepra Lepromatosa (LL) gambaran makula, plak eritem yang nyata, distribusi simetris.
DIAGNOSIS LEPRA
Bila ditemukan salah satu/lebih tanda kardinal sbb. : 1. Lesi kulit hipopigmentasi / kemerahan dengan kehilangan sensasi yang jelas 2. Adanya kerterlibatan saraf perifer yang ditandai dengan pembesaran/penebalan saraf perifer yg disertai dg kehilangan sensasi 3. BTA (+) pada hapusan serum kulit Bila (-) Observasi 3 6 bln Tanda 5A :
Pemeriksaan Bakteriologik
Kedua cuping telinga Lesi kulit yang aktif (min. 2 lesi) Sekret nasal/hembusa napas sulit
Jumlah BTA
1000 / field 100 1000 / field 10 100 / field 1 10 / field 1 10 / 10 fields 1 10 / 100 fields 0 / 100 fields
IM menunjukkan : 1. 2. 3. Respon terhadap terapi Resistensi obat Pasien dalam keadaan infeksius/tidak
TERAPI
Multi Drug Therapy (MDT) Tujuan : 1. Pencegahan thd resistensi obat 2. Memperpendek waktu pengobatan 3. Untuk mengurangi risiko penularan infeksi
WHO (1997) Paucibacillary (PB) Single Lesion - Lesi Tunggal Paucibacillary Leprosy - 2 5 lesi kulit Multibacillary Leprosy (MB) - >5 lesi kulit
PB SINGLE LESION
CHILD ADULT
Rifampicin 300 mg
Ofloxacin 200 mg Minocycline 50 mg
Rifampicin 600 mg
Ofloxacin 400 mg Minocycline 100 mg
PB 2 5 SKIN LESIONS
CHILD Monthly Treatment : Day 1 : Rifampicin 450 mg Dapsone 50 mg Daily Day 2 28 Dapsone 50 mg/daily ADULT Monthly Treatment : Day 1 : Rifampicin 600 mg Dapsone 100 mg Daily Day 2 28 Dapsone 100 mg/daily
MB
CHILD Monthly treatment Day 1 : Rifampicin 450 mg Clofazimine 150 mg Dapsone 50 mg Daily Day 2 28 : Clofazimine 50 mg / daily Dapsone 50 mg / daily ADULT Monthly treatment Day 1 : Rifampicin 600 mg Clofazimine 300 mg Dapsone 100 mg Daily Day 2 28 : Clofazimine 50 mg / daily Dapsone 100 mg / daily
REAKSI LEPRA
Reaksi Tipe 1 : Reaksi Reversal
Dsr patogenesis & patofisiologi Reaksi Hipersensitivitas Tipe 4
(Tipe Lambat)
Dpt tjd pd semua tipe lepra terutama grup borderline krn Tjd akibat peningkatan SIS spesifik yg cepat thd BTA pd pasien yg
(Kompleks Imun)
IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur Jenis kelamin Pekerjaan Alamat Status Tanggal pemeriksaan
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA: Bercak merah dan merasa tebal pada daerah wajah, tangan, kaki dan badan. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengeluh munculnya bercak kemerahan pada wajah, timbul mendadak dan terasa gatal. Tidak lama kemudian muncul bercak yang sama di tangan dan kaki. Gatal namun tidak nyeri. Pasien sempat berobat ke puskesmas sebelumnya hanya diberi obat salep. Setelah memakai obat tersebut, pasien merasa sakitnya berkurang dan bercak kemerahan mulai menghilang. Karena merasa sudah sembuh, pasien menghentikan penggunaan salep. Sekitar 4 bulan yang lalu bercak kemerahan muncul kembali di tempat yang sama, selain itu muncul bercak kemerahan pada cuping telinga kanan dan mulai muncul bercak di perut. Semakin lama bercak menjadi semakin banyak dan pasien mengeluh kulitnya terasa tebal. Karena keluhan terus bertambah, pasien kembali periksa ke Rumah Sakit.
Menurut pangakuan pasien, nenek pasien memiliki kelainan kulit mirip pasien, namun tidak pernah diperiksakan ke petugas kesehatan.
RIWAYAT PENGOBATAN :
Pasien pernah ke puskesmas diberi salep, namun pasien tidak tahu namanya.
PEMERIKSAAN FISIK
KU : cukup
K/L : a/i/c/d : -/-/-/ Pembesaran KGB : (-) Thorax : cor : S1 S2 tunggal, murmur (-)
Pulmo : ves +/+, rho-/-, wh -/ Abd : flat. BU (+), timpani, soepel Ext : AH ++/++, OE --/--
STATUS DERMATOLOGI
Effloresensi
Makula eritematus, batas jelas, berbentuk bulat lonjong dengan berbagai diameter (2-15 cm) di regio facialis, ekstremitas superior, ekstremitas inferior, abdomen anterior dan posterior. Anastesi +. Cuping telingan kanan juga terdapat makula eritematus.
Pemeriksaan Sensorik : Rasa raba : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu diluar lesi. Rasa tusuk : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu diluar lesi Rasa suhu : tidak dilakukan Pemeriksaan Motoris : Mata : lagoftalmus (-) Ekstrimitas superior : tahanan baik Ekstremitas inferior : tahanan baik
(-/-) N. ulnaris : menebal D/S (+/+), nyeri D/S (+/+) N. tibialis posterior : menebal D/S (-/-), nyeri D/S (-/-) N. peroneus lateral : menebal D/S (-/-), nyeri D/S (-/-)
Pemeriksaan komplikasi
Facies leonina (-)
Madarosis (-) Saddle nose (-)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan bakteriologis
BI : +2
Resume
Laki- laki, umur 23 tahun, datang dengan keluhan sejak 2 tahun yang
lalu, pasien mengeluh munculnya bercak kemerahan pada wajah, timbul mendadak dan terasa gatal. Tidak lama kemudian muncul bercak yang sama di tangan dan kaki. Gatal namun tidak nyeri. Pasien diberi obat salep. Setelah memakai obat tersebut, pasien merasa sakitnya berkurang dan bercak kemerahan mulai menghilang. Karena merasa sudah sembuh, pasien menghentikan penggunaan salep. Sekitar 4 bulan yang lalu bercak kemerahan muncul kembali di tempat yang sama, selain itu muncul bercak kemerahan pada cuping telinga kanan dan mulai muncul bercak di perut. Semakin lama bercak menjadi semakin banyak dan pasien mengeluh kulitnya terasa tebal. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Riwayat alergi makanan dan obat (-). Pasien pernah pergi ke puskesmas diberi salep, namun pasien tidak tahu namanya. Menurut pengakuan pasien, nenek pasien memiliki kelainan kulit mirip pasien, namun tidak pernah diperiksakan ke petugas kesehatan.
batas jelas, berbentuk bulat lonjong dengan berbagai diameter (2-15 cm) di regio facialis, ekstremitas inferior, abdomen anterior dan posterior. Anastesi (+). Cuping telinga kanan juga terdapat makula eritematus. Pada pemeriksaan saraf tepi, ditemukan penebalan pada N. Ulnaris D/S. Hipostesi pada tes sensitibilitas raba dan nyeri di dalam dan disekitar lesi. Tidak ada gangguan motorik. Tampak kulit kering terutama pada permukaan lesi. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan indeks bakteri (IB) +2
Diagnosis banding
Pitiriasis Alba
Pitiriasis Rosea DIAGNOSIS KERJA
Planning
Terapi kausatif :
MDT- MB selama 12-18 bulan : o Rifampisin 600 mg / bulan diminum di depan petugas. o Klofazimin 300 mg/ bulan diminum di depan petugas. o DDS 100 mg/ hari. Klofazimin 50 mg/hari diminum di rumah.
Prognosis
Dubia ad bonam