PENDAHULUAN
Rinosinusitis kronik adalah suatu penyakit inflamasi dan infeksi dari sinus
selama 12 minggu: kongesti nasal, terasa sakit atau tertekan pada wajah,
obstruksi nasal, adanya sekret di hidung bagian anterior dan posterior, serta
dengan polip nasi, produksi mukus yang tidak berwarna, dan nanah atau
lain: polusi udara, virus, bakteri, jamur, genetik, defisiensi imunologi, dan
kelainan anatomi. Oleh karena itu sering kali sulit untuk menentukan
Interview Survey di Amerika Serikat pada tahun 2012 dari 243.921 responden
orang Asia dan 13,8% terjadi pada orang kulit putih. Penelitian di Canada
sinusitis (Deconde & Soler, 2016). Selain itu berdasarkan penelitian yang
menyerang 11% orang dewasa di Eropa dan sekitar 12% orang dewasa di
2,1% (Prancis), 4,4% (Finlandia), 4,2% (Amerika Serikat), Korea 2,5% atau
2,6% (Korea) dan 1,1% (Cina) (Zhang et al., 2017). Berdasarkan hasil
akut maupun kronik terhitung sebanyak 15 juta kunjungan pasien rawat jalan
dan 1,5 juta lainnya adalah kunjungan pasien rawat inap dan emergensi
dengan penyakit kronik lain, orang yang menderita rinosinusitis kronik secara
signifikan mempunyai batasan yang lebih besar dalam fungsi sosial daripada
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan pada tahun 2016 didapatkan
ansietas, diabetes mellitus dan gangguan tidur (Schlosser et al., 2016). Pasien
dengan rinosinusitis kronik juga banyak kehilangan hari-hari kerja atau hari-
hari sekolahnya serta mengeluarkan uang lebih dari 500 dollar amerika setiap
penyakit lain seperti bronkitis kronik, penyakit ulkus, asma atau hay fever
melalui prosedur pembedahan. Saat ini kuisioner Sino Nasal Outcome Test-
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia (Rudmik, Soler, & Smith,
2014).
keuntungan yang lebih jika dibandingkan dengan kuisioner yang lain karena
kualitas hidup seperti gangguan tidur dan gangguan psikologis (Galitz &
Halperin, 2016).
pembedahan.
Moeloek?
kronik.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sumber