Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINI PROJECT

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA (PIDI)

GAMBARAN KARATERISTIK IBU HAMIL TERHADAP PEMERIKSAAN


ANTENATAL CARE(ANC) TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEMUMU PADA TAHUN 2022

Disusun Oleh:
dr. Bebby Alvi Nesya

Pembimbing :
dr. M. Tito Alvanza

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA ANGKATAN IV TAHUN
2023
PUSKESMAS KEMUMU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Mini Project

Judul Laporan : GAMBARAN JUMLAH PEMERIKSAAN ANTENATAL


CARE (ANC) TRIMESTER 1 DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEMUMU PADA TAHUN 2022
Periode : November 2022 – Mei 2023
Diajukan Oleh : dr. Bebby Alvi Nesya

Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Puskesmas Kemumu

dr. M. Tito Alvanza


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mini project ini dengan baik. Penulis
melaksanakan mini project untuk memenuhi tugas Program Internship Dokter Indonesia
serta menambah wawasan dan keterampilan di bidang kesehatan masyarakat.
Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama menjalani program
internship. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan selama menjalani internship
kepada :
1. dr. M.Tito Alvanza sebagai pembimbing Dokter Internship Puskesmas Kemumu
yang telah meluangkan waktu, memberikan ilmu, bimbingan dan pengarahan
yang sangat banyak dalam menyusun mini project ini.
2. Ibu Royanti Simanjuntak, S.ST sebagai Kepala Puskesmas Kemumu yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pengarahan selama di Puskesmas.
3. Dokter dan Petugas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kemumu yang telah banyak
membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan data
penelitian yang diperlukan.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan mini project ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa mini project ini tidak sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan masukan demi perbaikan selanjutnya. Penulis
berharap agar mini project ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3.Tujuan.........................................................................................................3
1.4.Manfaat.......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5


2.1. Pengertian Kehamilan.................................................................................5
2.2. Konsep Antenatal Care (ANC)...................................................................5
2.3. Antenatal Care (K4)...................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................17


3.1. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................17
3.2. Desain Penelitian.......................................................................................17
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian................................................................17
3.4. Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian.......................................18
3.5. Metode Pengolahan dan Analis Data........................................................18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................19


4.1. Hasil Penelitian.........................................................................................19
4.2. Pembahasan...............................................................................................23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................26


5.1.Kesimpulan...............................................................................................26
Saran.........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

iv
LAMPIRAN..........................................................................................................31

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Indonesia Sehat merupakan satu program dari Agenda
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini
didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program
Indonesia Sehat yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor
HK.02.02/Menkes/ 52/2015.
Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko kematian
ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang menandai selama
kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan nasib ibu
dan bayinya. Dalam mempercepat penurunan kematian ibu, Kementrian
Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan pelayanan
kesehatan ibu di masyarakat. (1). Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota
ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari
65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand.2
Menurut laporan WHO tahun 2014 angka kematian ibu (AKI) di
dunia yaitu 289.000 jiwa dan Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedang pada tahun 2015 angka kematian Ibu turun dari 4.999 menjadi
4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017.2
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama kehamilannya dan dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan/SPK. Tenaga kesehatan yang
dimaksud diatas adalah dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter
umum, bidan dan perawat. Penurunan angka kematian ibu melahirkan
menjadi salah satu dari delapan tujuan (goals) yang dirumuskan, (K1 dan
K4 minimal 4 kali) K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan

1
petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan kunjungan
ibu hamil yang ke empat (K4) adalah kontak ibu hamil yang ke empat atau
lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan, dengan distribusi kontak sebagai berikut : minimal 1 kali pada
trimester I, minimal 1 kali trimester II dan minimal 2 kali trimester III,
maupun indikator ANC untuk evaluasi program pelayanan kesehatan ibu di
Indonesia seperti cakupan K1 dan K4. 24
Didapatkan 95,4 persen dari kelahiran mendapat ANC (K1 dan K4
minimal 4 kali merupakan indicator ANC) tanpa memperhatikan periode
trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Cakupan K1 berfungsi
dengan rentang antara 71,7 persen (Papua) dan 99,6 persen (Bali). Namun
untuk cakupan ANC minimal 4 kali, di Yogyakarta (96,5%) lebih tinggi
dibandingkan dengan Bali (95,8%). Selisih antara K1 dan ANC minimal 4
kali menunjukan adanya kehamilan yang tidak optimal mendapat
pelayanan ANC. Indikator K1 dan K4 merujuk pada frekuensi dan periode
trimester saat dilakukan ANC menunjukan adanya keberlangsungan
pemeriksaan kesehatan selama hamil. Setiap ibu hamil yang menerima
ANC pada trimester I (K1 ideal) seharusnya mendapatkan pelayanan ibu
hamil secara berkelanjutan dari trimester I (K1 ideal) seharusnya
mendapatkan pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan dari trimester I
hingga trimester III. Hal ini dapat dilihat dari indicator ANC K4. Cakupan
K1 ideal secara nasional adalah 93,5 persen dengan cakupan terendah di
Papua (56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). Cakupan K4 secara nasional
adalah 90 persen dengan cakupan terendah adalah Maluku (41,4%) dan
tertinggi di Yogyakarta (85,5%). Berdasarkan penjelasan diatas. selisih
dari cakupan K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa
terdapat 12 persen dari ibu hamil yang menerima K1 ideal tidak
melanjutkan ANC, sesuai standar minimal K4 (4). Di Indonesia dari
cakupan kunjungan (K1 pada tahun 2013 sebanyak 92,7% dari target
93,5% dan cakupan kunjungan K4 sebesar 79,6% , tahun 2007 meningkat
menjadi 80,3%, tahun 2008 mencapai 82%, tahun 2009 mencapai 85,5%,
pada tahun 2010 mencapai 85,6%, pada tahun 2011 mencapai 88,8% dan

2
pada tahun 2012 mencapai 90,8% sedangkan di tahun 2013 mengalami
sedikit penurunan. Ini masih terdapat ibu hamil yang tidak melakukan
kunjungan ke fasilitas kesehatan.3,16,24

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, terdapat rumusan


masalah yaitu faktor apakah yang menyebabkan ibu tidak melakukan ANC
trimester di Fasyankes Kemumu

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu hamil terhadap
pemeriksaan ANC trimester 1 yang datang ke pelayanan kesehatan wilayah
kerja Puskesmas Kemumu periode Januari – Desember 2022.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat bagi Penulis

1. Memperoleh pengethauan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.


2. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan statistik
kedokteran kedalam penelitian.
3. Memperoleh daya nalar, minat dan kemampuan meneliti dalam bidang penelitian.
4. mening katkan pengetahuan peneliti tentang ANC

1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi
perumusan program baru di Puskesmas Kemumu sehingga angka kunjungan ibu hamil
meningkat.

1.2.1 Manfaat bagi Masyarakat


1. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil tentang
pentingnya pemeriksaan ANC.

2. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi petugas poli KIA saat
melakukan pemeriksaan ANC agar lebih baik lagi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses fisiologi yang memberikan perubahan
pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh
system genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar untuk
mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim selama
proses kehamilan berlangsung. Kehamilan merupakan suatu proses
perubahan identitas serta peran bagi setiap anggota keluarga. Pada masa
kehamilan ibu sering kali mengalami suatu ketidakseimbangan psikologis
yang mungkin disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan tersebut
sehingga berbagai dukungan dan bantuan sangat penting dan dibutuhkan
bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Hutahaean,
2009). Sikap penerimaan ibu terhadap kehamilannya, sangat
mempengaruhi kesehatan atau keadaan umum ibu serta keadaan janin
dalam kehamilannya.23
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 240 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam bulan, triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan.22

2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)


2.2.1 Pengertian Antenatal care (ANC)
Antenatal Care (ANC) adalah salah satu upaya pencegahan awal
dari aktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Antenatal care(ANC) untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi
terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian
ibu dan memantau keadaan janin(Mardiatun, 2015). Pentingnya
melakukan pemeriksaan antenatal care(ANC) dibuktikan melalui risiko-

4
risiko yang dapat terjadi ketika tidak memeriksakan pertumbuhan dan
perkembagan baik janin maupun ibu. Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin
dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan).2,13
Cakupan pelayanan antenatal care (ANC) terdiri dari cakupan K1
dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yangpertama kali
mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling
sedikit empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Seorang ibu hamil dikatakan memiliki pemeriksaan antenatal care
lengkap ketika ibu hamil mendapatkan pelayanan sesuai standar paling
sedikit 4 kali selama masa kehamilan.22

2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)


Adapun tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara ekslusif.

5
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelainan mati dan kematian
neonatal.
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.22

2.2.3. Kunjungan Antenatal Care Ibu Hamil


Masa antenatal mencakup waktu kehamilan mulai hari pertama
haid yang terakhir (HPHT) atau Last Menstruation Period (LMS) sampai
permulaan dari persalinan yang sebenarnya, yaitu 280 hari, 40 minggu, 9
bulan 7 hari. Untuk menerima manfaat pelayanan antenatal wanita hamil
dapat memanfaatkan kunjungan kehamilan/ kunjungan antenatal.8
Setiap wanita hamil sedikitnya dapt melakukan kunjungan
kehamilan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu Kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28
minggu).
3. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara 28-36 dan sesudah
minggu ke 36). Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya, atau
jika merasa khawatir sewaktu-waktu dapat melakukan kunjungan.6

A. Kunjungan Trimester 1

Kunjungan Trimester 1 pada kehamilan dilakukan sebelum minggu


ke-14. Kegiatan yang dapat dilakukan:
1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya.
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan usia kehamilan.
4. Mengajari ibu cara mengatasi ketidaknyamanan.
5. Mengajari dan mendorong perilaku yang sehat (cara hidup sehat
bagi wanita hamil, nutrisi dan mengantisipasi tanda-tanda bahaya
kehamilan).

6
6. Menimbang BB, mengukur TB, serta memberi imunisasi Tetanus
Toksoid dan tablet besi.
7. Mulai mendiskusikan mengenai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi kegawat daruratan.
8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
9. Mendokumentasikan pemeriksaan dan asuhan.6
B. Kunjungan Trimester 2

Kunjungan Trimester 2 pada kehamilan dilakukan sebelum


minggu ke-28. Kegiatan yang dapat dilakukan: Sama seperti
kunjungan trimester 1, ditambah menentukan tinggi fundus,
kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsi (tanya ibu tentang gejala-
gejala pre- eklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema dan periksa
urine untuk mengetahui proteinuria).6

C. Kunjungan Trimester 3

Kunjungan Trimester 3 pada kehamilan dilakukan 2 kali yaitu:


1. Antara minggu 28-36. Kegiatan yang dapat dilakukan: Sama
seperti pada hamil minggu 14-28, ditambah palpasi abdominal
untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
2. Setelah 36 minggu. Kegiatan yang dapat dilakukan: Sama seperti
setelah 36 minggu, ditambah deteksi letak janin dan kondisi lain
serta kontraindikasi untuk bersalin diluar RS.6

2.3 Antenatal Care (K4)


2.3.1 Cakupan Antenatal Care K4
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai
berikut: sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan
trimester ke-2 (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-
3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36.
Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

7
keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk
dalam K4.2

2.3.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Cakupan


Pemeriksaan Kehamilan K4
A. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan
(praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan
meningkatkan kesehatannya.15
Pendidikan berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang
kehamilan dengan resiko. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin baik penerimaan informasi tentang kehamilan dengan resiko
sehingga akan semakin mendukung upaya pengendalian kehamilan
dengan resiko pada suatu daerah.1
Pendidikan formal menghasilkan perilaku yang diadopsi oleh
individu, namun pada sebagian orang tingkat pendidikan tidak
mempengaruhi pola sikap, hal tersebut lebih besar berasal dari
lingkungan yang diterima oleh setiap individu.Tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam
menerapkan perilaku hidup sehat.21
Hal ini sejalan dengan penelitian Nuraeni (2016) yang
mengemukanan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi dan pengetahuan yang baik cenderung untuk lebih
memeriksakan kehamilannya dari pada ibu yang pendidikan rendah
dan berpengetahuan yang kurang. 17, 25

B. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan
suatu tindakan, jika seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik
terhadap kesehatan maka orang tersebut akan memahami pentingnya
menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan dalam
kehidupannya. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam

8
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap
hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta
yang mendukung tindakan seseorang.15
Pemahaman ibu hamil yang baik tentang kehamilan akan
mendukung Ibu hamil memiliki sebuah motivasi untuk melakukan
sesuatu yang bersifat positif dan bermanfaat sehingga menimbulkan
perilaku untuk mengikuti kelas ibu hamil. Suatu perilaku
membutuhkan adanya motivasi yang cukup pada seseorang untuk
melaksanakan suatu tindakan dengan berhasil, tanpa motivasi orang
tidak akan dapat berbuat apa-apa karena motivasi menyebabkan
seseorang bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan, motivasi
timbul oleh adanya pengetahuan, keyakinan (kepercayaan), sarana
yang ada dan kebutuhan yang dirasakan.9
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih
dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan
keluarganya.Faktor yang mempengahi tingkat pengetahuan terkait
kehamilan dengan resiko adalah perbedaan latar belakang masyarakat
pada suatu daerah. Latar belakang tersebut meliputi usia, pendidikan,
jenis pekerjaan, sosial ekonomi dan sumber didapatnya informasi. Hal
ini sesuai dengan teori Notoatmodjo.1

C. Dukungan Keluarga
Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga keluarga
adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya; seisi rumah; orang seisi
rumah yang menjadi tanggungan; sanak saudara; kaum kerabat; satuan
kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat.Dukungan
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu (Effendy, 1998). WHO mendefinisikan pengertian
Determinan Sosial Kesehatan sebagai berikut.11
Keluarga merupakan salah satu determinan sosial kesehatan
dimana keluarga adalah lingkungan hidup seseorang yang sangat
berpengaruh dalam membentuk perilaku seseorang.Kehamilan sering

9
membuat seorang wanita tertekan karena dia harus mengubah gaya
hidupnya dan sering harus memikirkan seribu macam hal dalam waktu
yang bersamaan. Banyak hal bisa membuatnya frustasi dan puncak
dari semua itu adalah dia harus mengalami ketidaknyamanan baik
secara fisik maupun emosional berkaitan dengan perubahan tubuhnya
dan juga emosinya yang sering naik-turun. Pada masa tersebut,
keluarga yang merupakan komponen terdekat bagi ibu hamil sangat
dibutuhkan dalam mendukung masa sulit sang ibu.5,11
Bagi para calon ayah, mereka tidak boleh menganggap enteng
tahapan-tahapan kehamilan sang istri. Berikut beberapa hal yang bisa
dilakukan suami seperti memberikan perhatian, mendampingi istri
memeriksakan kehamilan, membawakan tas atau barang belanjaannya,
menjaga kesehatan bersama, menjadi teman yang aktif, membuat
keputusan bersama dalam menyambut kelahiran sang bayi(Ana, 2010).
Dukungan keluarga juga merupakan faktor yang sangat menentukan
status kesehatan ibu.Keluarga merupakan orang-orang terdekat ibu
yang seharusnya memberikan motivasi lebih kepada ibu serta
mendukung baik secara moril maupun materil.Jika seluruh keluarga
mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia, siap menjalani masa kehamilan, persalinan
dan masa meyusui.
Menurut penelitian Fitrayeni (2015), Ibu hamil yang tidak
mendapatkan dukungan keluarga 2,54 kali berisiko melakukan
kunjungan ANC tidak lengkap dibanding ibu yang mendapat
dukungan keluarga.Berdasarkan penelitian Laminullah, dkk (2015)
menyimpulkan bahwa di antara variable-variabel lainnya dukungan
keluarga merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
kunjungan antenatal care (ANC).
Leifer (2008) dalam bukunya “Maternity Nursing : An
Introductory Text”, mengklasifikasikan tipe keluarga menjadi 8
(delapan) macam, diantaranya yaitu :

10
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak kandung yang hidup bersama.
b. Keluarga Campuran (Blended or Reconstituted Family) : Keluarga
yang terdiri dari kombinasi dua keluarga dengan anak-anak dari
salah satu keluarga maupun dari kedua keluarga tersebut.
c. Keluarga Hidup Bersama (Cohobitating family) : Keluarga yang
terdiri dari pasangan yang hidup bersama tanpa adanya jalinan
penikahan yang memiliki anak kandung dari kedua pasangan
tersebut, atau anak dari salah satu pasangan, atau anak hasil adopsi.
d. Keluarga Komunal (Communal Family) : Keluarga yang terdiri dari
beberapa keluarga yang hidup bersama yang berbagi tanggung
jawab kerja maupun pengasuhan anak.
e. Keluarga Tambahan (Extended Family) : Keluarga yang terdapat
lebih dari satu generasi, yang meluas hingga termasuk saudara-
saudara di luar keluarga inti (seperti kakek-nenek, bibi, paman, dan
keluarganya)
f. Keluarga Gay atau Lesbian (Same-sex Family) : Keluarga yang
terdiri dari pasangan sesama jenis, gay maupun lesbian dengan atau
tanpa anak; anak hasil adopsi, dari hubungan sebelumnya.
g. Keluarga Orang Tua Tunggal (Single Parent Family) : Keluarga
yang terdiri dari individu yang tidak dalam status hubungan
pernikahan, perceraian, duda atau janda, yang memiliki setidaknya
satu anak.
h. Keluarga Orang Tua Tiri (Stepparent Family) : Keluarga yang
terdiri dari seseorang yang pernah menikah yang memiliki minimal
satu anak.12

Gallo dan Reichel (1998) dalam Mutiara (2014) membagi jenis-


jenis dukungan keluarga menjadi 3 (tiga) jenis :
a. Dukungan Fisiologis
Dukungan fisiologis merupakan dukungan yang dilakukan
dalam bentuk pertolongan-pertolongan dalam aktivitas sehari-hari

11
yang mendasar, seperti dalam hal mandi, menyiapkan makanan dan
memperhatikan gizi, toileting, menyediakan tempat tertentu atau
ruangan khusus, merawat seseorang bila sakit, membantu kegiatan
fisik sesuai kemampuan, seperti senam, menciptakan lingkungan
yang aman, dan lain-lain.
b. Dukungan Psikologis
Dukungan psikologis yakni ditunjukkan dengan memberikan
perhatian dan kasih saying pada anggota keluarga, memberikan
rasa aman, membantu menyadari, dan memahami tentang
identitas.Selain itu, meminta pendapat atau melakukan diskusi,
meluangkan waktu bercakap-cakap untuk menjaga komunikasi
yang baik dengan intonasi atau nada bicara jelas, dan
sebagainya.Keluarga memiliki fungsi proteksi yang melingkupi
selain memenuhi kebutuhan makanan dan tempat tinggal, juga
memberikan dukungan dan menjadi tempat yang „aman‟ dari dunia
luar.
c. Dukungan Sosial
Dukungan sosial diberikan dengan cara menyarankan
individu untuk mengikuti kegiatan spiritual seperti pengajian,
perkumpulan arisan, memberikan kesempatan untuk memilih
fasilitas kesehatan sesuai dengan keinginan sendiri, tetap menjaga
interaksi dengan orang lain, dan memperhatikan norma-norma yang
berlaku.14

D. Dukungan Petugas Kesehatan


Menurut teori Green (2005), petugas kesehatan
bertanggungjawab terhadap kesehatan ibu hamil. Dukungan petugas
kesehatan berupa tanya jawab tentang apa yang dirasakan ibu hamil,
kapan harus meminum obat dan vitamin, kapan harus melakukan
kunjungan antenatal care (ANC), dan memberikan penyuluhan pada
ibu hamil serta keluarga tentang pentingnya kunjungan antenatal care
(ANC). Petugas yang mendukung akan memperkuat terbentuknya

12
kunjungan antenatal care (ANC) yang berkesinambungan. Pemberian
petunjuk bagaimana mengurangi rasa takut menghadapi kehamilan
dan persalinan, membuat ibu hamil percaya terhadap petugas
kesehatan yang melaksanakan pemeriksaan kehamilan dan
memberikan pertolongan saat terjadi masalah.
Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
memengaruhi frekuensi kunjungan ANC ibu hamil.Semakin baik
sikap petugas kesehatan maka semakin sering pula seorang ibu hamil
mengunjungi fasilitas kesehatan untu memeriksakan kehamilannya.
Belum meratanya petugas kesehatan yang ada di daerah terpencil juga
dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.20

E. Standar Pelayanan Antenatal Care


Depkes RI (2010), menyatakan bahwa dalam penerapan praktis
asuhan kebidanan pada ibu menggunakan standar minimal pelayanan
antenatal “10T”,
yang terdiri :
a. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
b. Ukur Tekanan Darah
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri
d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Lengkap
e. Pemberian Tablet Besi minimal 90 tablet selama kehamilan
f. Tes Laboratorium
g. Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah)
h. Tentukan persentasi janin dan hitung DJJ
i. Tetapkan status gizi
j. Tatalaksana kasus.

Sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus


sesuai standar pada tahun 2014 yaitu menjadi “14 T”, meliputi :
a. Timbang berat badan (T1).

13
Berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Berat badan
yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapatkan
perhatian khusus karena memungkinkan terjadinya penyulit
kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5
kg/minggu, jika ditemukan hal demikian segera rujuk.
b. Ukur tekanan darah (T2).
Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila
melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi.
c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Pemberian tablet Fe (320 mg Fe sulfat dan 0,5 mg asam folat)
untuk semua ibu hamil sebanyak 1 kali tablet selama 90 hari.
Jumlah tersebut mencukupi kebutuhan tambahan zat besi selama
kehamilan yaitu100 mg.
e. Pemberian imunisasi TT (T5)
f. Pemeriksaan Hb (T6)
g. Pemeriksaan Veneral Diseases Reserch Laboratory (VDRL)(T7)
Merupakan screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Janin yang terinfeksi dapat
mengalami gejalanya saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir.
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara
(T8)
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
l. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
m. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13)
n. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria
(T14).18

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan


Analisis Data Sekunder (ADS).ADS merupakan suatu metode dengan memanfaatkan
data sekunder sebagai sumber data utama.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kemumu menggunakan data sekunder yang


didapat dari petugas pelaksana Program ibu hamil. Penelitian dimulai pada bulan januari
sampai desember tahun 2022.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu


penelitian. Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan
ANC di fasilitas Kesehatan Puskesmas Kemumu bulan Januari sampai Desember 2022
berjumlah 69 orang.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini untuk mengambil
sampel digunakan data sekunder yang diambil dari data rekam medik pasien dengan
menggunakan metode random sampling dimana semua individu dalam populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel yang
didapatkan sebanyak 43 sampel.

3.4 Alur Penelitian

Populasi Penelitian Sampel Penelitian Data Ibu Hamil yang melakukan pemeriksaan
ANC Januari – Desember 2022 Pengolahan Data  Pelaporan Hasil

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat data sekunder dari rekam medik
15
Ibu hamil di Kelurahan Kemumu yang melakukan pemeriksaan ANC pada januari sampai
Desember 2022 di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kemumu yang didapatkan dari
petugas terkait.

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai