Anda di halaman 1dari 32

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : IVA ( GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI )

SUB POKOK BAHASAN : Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan


IVA

SASARAN : Wanita dalam usia subur

WAKTU : 19.05 WIB

HARI/TANGGAL : 17 Oktober 2017

TEMPAT : Di Rumah Ny.M

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum

Setelah ibu mengikuti penyuluhan selama 30 menit, Ibu dapat


mengetahui tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan
IVA

2. Tujuan Khusus

2.1 Tujuan Khusus Penatalaksanaan IVA


Setelah peserta mengikuti penyuluhan Tentang pemeriksaan IVA,
peserta dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian / Batasan dari IVA Test.
2. Tujuan IVA Test.
3. Syarat IVA Test.
4. Jadwal IVA Test.
5. Keuntungan IVA Test.
6. Penatalaksanaan Skrining IVA Test

a. Persiapan Skrining IVA


b. Cara Kerja IVA Test.
c. Hasil IVA Test.

B. Materi Penyuluhan
Terlampir

C. Proses Penyuluhan Kegiatan

No. Waktu Tahap Kegiatan

1. 5 menit Pendahuluan 1. Menyampaikan salam


2. Perkenalan
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan
4. Memberikan stimulasi mengenai pentingnya
topik ini

2. 10 Penjelasan Memberi penjelasan secara berurutan materi tentang


menit materi IVA

3. 5 menit Evaluasi  Evaluasi


 Salam

4. 10 Penutup 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan


menit 2. Menyampaikan terima kasih atas perhatian
dan waktunya
3. Mengucapkan salam penutup

D. METODE

Pemeriksaan IVA (Ispeksi Visual dengan Asam Asetat) dilakukan


dengan cara mengoleskan asam cuka 3 % sampai dengan 5 % . Bila
terlihat warna putih berarti ada keganasan sel dan bisa berubah menjadi
kanker. Pemeriksaan IVA hanya sebentar dan tidak sakit.

E. ALAT/BAHAN/MEDIA

1. Sabun dan air untuk cuci tangan

2. Lampu yang terang untuk melihat serviks

3. Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi

4. Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi

5. Meja ginekologi

6. Lidi kapas

7. Asam asetat 3 – 5%

8. Larutan klorin 0,5%

9. Format pencatatan

F. EVALUASI
1. PROSEDUR

a. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode


tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.
b. Menggunakan handscone steril
c. Melakukan vulva higyene
d. Memperhatikan vulva dan vagina apakah ada tanda-tanda infeksi
e. Memasang speculum dalam vagina
f. Masukkan lidi wotten yang telah dicelupkan dengan asetat 3-5%
kedalam vagina sampai menyentuh porsio
g. Oles lidi wotten keseluruh permukaan porsio searah jarum jam dan lihat
hasilnya :
 Tidak ada perubahan warna
h. Oleskan Betadine menggunakankasa steril dan tampon tang searah jarum
jam
i. Mengeluarkan speculum dari vagina secara perlahan-lahan.Beritahu ibu
bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan dengan hasil negatif (-)
j. Rendam alat-alat dan melepas sarung tangan (merendam dalam larutan
klorin 0,5%)
k. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode tujuh
langkah
l. Menemui klien kembali
m. Mencatat hasil tindakan dalam status.

G. SUMBER KEPUSTAKAAN

• Bari, Abdul, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

• Wikjosastro, dkk. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.
MATERI PENGETAHUAN IVA

A. IVA (Inspeksi visual Asam Asetat)

1. Pengertian IVA (Inspeksi visual Asam Asetat)


IVA adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan
mata telanjang) setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian
asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi
peningkatan osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat hipertonik ini
akan menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan kolaps
dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan
dari pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan serviks akan
tampak bewarna lebih putih.

2. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes
diagnosa lainnya adalah :

a. Mudah, praktis, mampu laksana


b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA

a. Kinerja tes sama dengan tes lain


b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan
mengenai penatalaksanaannya

3. Jadwal IVA
Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-
55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55
tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada
wanita usia 25-60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur
hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.Di Indonesia,
anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun
dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

4. Syarat mengikuti test IVA


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

5. Pelaksanaan Skrining IVA


Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan
alat sebagai berikut:

a. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.


b. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada
posisi litotomi.
c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
d. Spekulum vagina
e. Asam asetat (3-5%)
f. Swab-lidi berkapas
g. Sarung tangan

6. Langkah-Langkah Melakukan IVA.


a. Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang akan dilakukan
informed consent.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
 Handcoen.
 Speculum cocor bebek.
 Tampon tang.
 Kom kecil steril.
 Kapas lidi asam asetat 3-5% dalam botol.
 Kapas DDT dalam kom steril.
 Selimut.
 Lampu sorot.
 Tempat sampah.
c. Lettakkan alat secara ergonomis.
d. Menyiapakan pasien dengan posisi litotomi pada tempat tidur
ginekolog, perhatikan privacy dan kenyamanan klien.
e. Mengatur lampu sorot kearah vagina ibu agar serviks tampak jelas.
f. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dengan cuci
tangan tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk.
g. Menggunakan handscoen steril.
h. Melakukan vulva hygiene dengan kapas sublimat.
i. Memasukkan spekulum kedalam vagina.
 Tangan kiri membuka labiaminora, spekulum dipegang dengan
tangan kanan, dalam keadaan tertutup kemudian masukkan
ujungnya kedalam introitus vagina dengan posisi miring.
 Putar kembali spekulum 45 derajat kebawah sehingga menjadi
melintang dalam vagina kemudian didorong masuk lebih dalam
kearah forniks posterior sampek puncak vagina.
 Buka speculum pada tangkainya secara perlahan-lahan dan atur
sampai porsio terlihat dengan jelas.
 Kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian diganti
dengan tangan kiri memengang spekulum.
j. Masukkan kapas lidi yang telah diberi asam asetat 3-5% ke dalam
vagina sampai menyentuh portio.
k. Mengoleskan kapas lidi keseluruh permukaan porsio dengan searah
jarum jam, lihat hasilnya.
l. Membersihkan porsio dengan kasa steril mengunakan tampon tang.
m. Mengeluarkan speculum dari vagina.
n. Merapikan ibu dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
o. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan cuci
tangan tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk bersih.
p. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
q. Melakukan dokumentasi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : Kesehatan Reproduksi Remaja

SUB POKOK BAHASAN :


1. Pengertian kesehatan reproduksi remaja
2. Fungsi reproduksi wanita dan tanda-tanda
kematangan wanita
3. SADARI
4. Penyakit Menular Seksual (PMS)
5. Pernikahan Dini

SASARAN : Remaja di usia subur

WAKTU : 21.12 WIB

HARI/TANGGAL : 17Oktober2017

TEMPAT : Di Rumah Tn.S

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan remaja di dapat
memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi remaja.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan remaja dapat :

a. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi remaja.


b. Menjelaskan fungsi reproduksi wanita dan tanda-tanda
kematangan wanita.
c. Nengajarkan cara melkukan perawatan payudara sendiri
d. Menjelaskan Penyakit Menular Seksual (PMS).
e. Menjelaskan tentang pernikahan dini

B. Metode dan Media

a. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media

1. Flip chart

C. Proses Penyuluhan

No Kegiatan Waktu
Tahap
. penyuluhan peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam dan 1. Menjawab 10 menit


perkenalan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan

3. Mendengarkan
2 Kegiatan 1. Menanyakan pengertian 1. Menjawab 60 menit
Inti tentang kesehatan pertanyaan
reproduksi remaja
2. Memberikan tanggapan
2. Mendengarkan
positif
3. Menjelaskan pengertian
kesehatan reproduksi 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan fungsi dan
reproduksi wanita dan memperhatikan
tanda-tanda kematangan
wanita
5. Memberi kesempatan 4. Mendengarkan
untuk bertanya dan
6. Menjelaskan bagaimana memperhatikan
merawat organ
reproduksi
7. Menjelaskan Penyakit
Menular Seksual (PMS) 5. mendengar dan
8. Memberi kesempatan memperagakan
untuk bertanya
6. Mendengarkan
dan
memperhatikan

7. Bertanya

8. Mendengarkan
dan
memperhatikan

9. Mendengarkan
dan
memperhatikan

10. Bertanya
3 Penutup Mengevaluasi pengetahuan 1. Mendengar dan 10 menit
remaja tentang materi yang memberi umpan
disampaikan balik
1. Menyimpulkan materi
penyuluhan
2. Ekspress feeling
2. Mendengarkan

3. Memberi salam penutup


3. Mengungkapkan
perasaan
4. Menjawab salam

F. Evaluasi
Prosedur: Penyuluhan

Proses: Tanya Jawab

G. Sumber Pustaka

 Glasier Anna, Kesehatan Rebroduksi, 2006, Jakarta.


 Prawihardjo Sarwono, Ilmu Kandungan, 2008, Jakarta.
 Llewellyn-Jones Derek, Setiap Wanita, 2005, Jakarta
 Dr. Nurhasalam,M.nurs.(Hons), HIV/AIDS,2 007, Jakarta

H. LAMPIRAN

1. Fungsi Reproduksi Wanita


Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :

1. Mulai menstruasi.
2. Payudara dan bokong membesar.
3. Indung telur membesar.
4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5. Vagina mengeluarkan cairan.
6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7. Tubuh bertambah tinggi
Menstruasi atau Haid

Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat
terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi
lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai
pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun.
Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi
meliputi :

1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum


menstruasi yang akan datang.
2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap
menerima hasil pembuahan.
4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim
dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang
26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada
umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau
bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara
30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan
daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.

2. SADARI

A. Pengertian
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
meggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas.
B. Etiologi
Indikasi utama sadari adalah karena :
Untuk mendeteksi terjadinya Cancer Payudara dengan mengamati
payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan
warna kuli, putting bersisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah..
Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan
terkena kanker. Hal ini tentu membuat kita khawatir. Meski begitu, kita bisa
mengubah ketakutan menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencegah penyakit
yang jadi momok kaum wanita ini.
1. Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan,
olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker.
Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari.
2. Kurangi berat badan
Setelah menopause, perempuan yang obesitas punya risiko lebih besar
terkena kanker payudara dibanding rekannya yang punya berat badan normal.
Meski begitu, kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga
mendatangkan risiko yang sama.
3. Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus
bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang
kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar dibanding mereka yang
cukup vitamin D.
4. Batasi alcohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang
minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker
payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol
tidak lebih dari satu gelas per hari.
5. Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya
dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri,
dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur.

6. Lakukan deteksi dini


Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan
stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan
payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri
oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor 1,2
sentimeter.

C. Waktu pelaksanaan
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan pada saat setelah menstruasi.

D. Prosedur pelaksanaan
SADARI bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical
Breast Examination /Â CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat
bermanfaat untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.Ada tiga langkah
penting untuk melakukan SADARI, yaitu:

1. Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.


Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat
lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk
melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa
payudara sebelah kiri.Â
2. Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah di atas permukaan yang keras. Saat melakukan pemeriksaan
pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan
lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara
kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam.
Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12),
kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam
12. Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting.
Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara,
termasuk puting selesai diperiksa. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah
kiri.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah
Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan
melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun
penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan
akan terasa seperti benjolan
3. Tempo permeriksaan
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para
wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5
sampai ke-7 setelah masa haid bermula, ketika payudara mereka sedang
mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang
membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Para wanita yang telah
berusia 20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE
tahunan, dan harus melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka
telah memasuki usia 40.
a. Cara Merawat organ reproduksi wanita

a. Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan
sabun yang lembut.
b. Cuci tangan sebelum menyentuh vagina
c. Jika habis BAB dan BAK selalu “cebok” dengan arah dari depan ke
belakang (ke arah anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan
membawa bakteri dari anus ke vagina.
d. Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun
(100%). Bahan lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah
dan panas dan membuat vagina menjadi lembab. Kondisi ini sangat
disukai bakteri dan jamur untuk berkembangbiak.
e. Hindari penggunaan bahan dodoran, cairan pembasuh (douches), sabun
yang keras, serta tissue yang berwarna dan berparfum.
f. Hindari menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk
mengeringkan vagina.
g. Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban
yang berlebihan di daerah vagina
3. Penyakit Menular Seksual (Penyakit Kelamin)

Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko


tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun
perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih
besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS.
Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah
tertular. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :

1. Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.

2. Minum jamu tradisional.

3. Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :

1. Gonorrea.

2. Clamidia.

3. Sifilis.

4. Herpes genital.

5. Trikonomiasis.

6. Ulkul mole (chancroid).

7. Kutil kelamin.

8. HIV-AIDS

I. Gonorrea (GO)

* Kuman penyebabnya : Neisseria gonnorrhoeae.

* Masa inkubasi atau penyebaran kuman : 2 – 10 hari setelah hubungan seks.

* Tanda-tanda : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat
kelamin.

* Komplikasi yang timbul : infeksi radang panggunl, mandul, menimbulkan


kebutaan pada bayi yang dilahirkan.

* Pemeriksaan : pewarnaan gram dan biakan agar.


II. Sifilis (Raja Singa)

* Kuman penyebab : Trepanema palidum.

* Masa inkubasi : tanpa gejala berlangsung 3 – 13 minggu, lalu timbul benjolan


sekitar alat kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. 6 – 12
minggu setelah hubungan seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat
hilang sendiri tanpa disadari. 5 – 10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan
syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.

* Komplikasi pada wanita hamil : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti
kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental.

* Pemeriksaan : tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma Reagent)


dan TPHA (Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).

III. Trikonomiasis

* Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Keluar cairan vagina


encer berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk; Sekitar kemaluan
bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman.

* Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur,
memudahkan penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH.

IV. Ulkus Mole (Chancroid)

* Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.

* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Luka lebih dari diameter 2
cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya
pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar
getah bening di lipat paha berwarna keme .

V. Klamidia
rahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.

* Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular,
memudahkan penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaag Gram dan Biakan


agar selama seminggu.

* Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis,


karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun
sehingga tidak memeriksakan diri.

* Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan;


Nyeri di rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.

* Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang


panggul; Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada
bayi baru lahir; Memudahkan penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan
Giemsa.

VI. Kutil Kelamin

* Disebabkan oleh Human Papiloma Virus.

* Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin
(seperti jengger ayam).

* Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor; bisa
berubah menjadi kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS.

* Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata
biasa.

VII. HIV-AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang
menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang
merupakan bagian paling penting dalam system kekebalan tubuh.

AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan


gejala-gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Seseorang yang terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan
orang yang tidak terinfeksi. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal
terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut
perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang
penyakit dan tubuh akan melemah.

Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya
atau miskin, heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal.
Resiko tertular HIV tidak berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita
lakukan.

HIV dapat ditularkan dengan cara :

1. Hubungan seksual tanpa pelindung dengan Orang Dengan HIV-AIDS


(ODHA).

2. Menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya


jarum suntik pada pengguna dan pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat
tindik.

3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV.

4. Dari ibu ODHA kepada bayi yang dikandung dan disusuinya.

HIV tidak dapat ditularkan kepada orang lain melalui :

1. Bersalaman atau berpelukan.

2. Makanan dari piring yang pernah digunakan ODHA.

3. Batuk atau bersin ODHA.


4. Gigitan nyamuk.

5. Berenang ditempat berenang yang sama dengan ODHA.

6. Mengunjungi ODHA dirumah atau dirumah sakit.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : Alat Kontrasepsi


2. Sub Pokok Bahasan :

 Pengertian alat kontrasespsi


 Macam-macam alat kontrasepsi
 Kelebihan dan kekurangan pada setiap alat kontrasepsi
3. Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun IA Desa Tj.
Selamat
4. Hari/Tanggal : 17Oktober 2017
5. Tempat : Rumah Ny.”M”
6. Pukul/Jam : 21.12WIB s/d selesai
7. Waktu : 60’

A. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui dan memahami
tentang alat kontrasepsi.

 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu dpat/mampu mengetahui tentang
alat kontrasepsi.

B. Materi Bahan Ajar


Terlampir.
C. Proses Penyuluhan/Kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu


No. Penyuluh Peserta

Pendahulua
1. n  Menjawab salam 5’
 Mengucapkan salam  Mendengarkan/
 menyebutkan nama memperhatikan
 Menyebutkan tujuan
pelaksanaan penyuluhan.

2. Penyajian Peserta memperhatikan 30’


Menyajikan materi/ dan mendengarkan
penyampaian materi penjelasan dari penyaji
menjelaskan :
1. Pengertian kontrasepsi
2. Tujuan alat kontrasepsi
3. Macam-macam alat
kontrasepsi
4. Kelebihan dan kekurangan
alat kontrasepsi

3. Penutup Tanya jawab/ evaluasi 1. Mengajukan pertanyaan 25’


1. Memberi kesempatan2. peserta mengisi
klien untuk bertanya kuesioner
2. Mengkaji ulang3. Bersama-sama
pengetahuan peserta menyimpulkan
dengan kuesioner 4. Menjawab salam
3. Menyimpulkan materi
4. Salam penutup

8. Metode
 Ceramah dan Diskusi

9. Alat dan Bahan


 LCD, Laptop, Clip Chart,Spidol

10. Evaluasi
a. Prosedur : Pengisian Kuesioner
b. Bentuk pertanyaan : Multiple Choice
c. Soal pertanyaan :
 Apa tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi yang ibu kenal
 Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang ibu ketahui
 Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi jenis suntik dan IUD

11. Daftar Pustaka


Syaifudin, Abdul Bari Dkk, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

LAMPIRAN
1. MATERI KONTRASEPSI

Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan . Upaya


itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mmpengaruhi fertilitas

2. Tujuan alat kontrasepsi

a. Untuk mecegah terjadinya kehamilan


b. Untuk kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujukan keluarga kecil
yang bahagia sejahtera yang mengendalikan kelahiran sekaligus dalam rangka
menjamin terkendalinya pertambahan penduduk di Indonesia
c. Untuk mewujudkan keluarga sejahtera

3. Jenis-jenis alat kontrasepsi

METODE KONTRASEPSI SEDERHANA


1) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada
penis sebagai tempat penampungan air mani yang keluar pada saat senggama,
bekerja mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan. Indikasinya yaitu semua pasangan usia subur yang ingin
berhubungan seksual dan belum ingin kehamilan.

2) Coitus Interuptus atau senggama terputus

Metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum


terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini
kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga
memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu tepat.

3) KB Alami (metode kelender)


Metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual
pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur)
terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya
bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari
setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat
hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

4) Diafragma

Merupakan Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina


dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat
dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan
posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.

METODE KONTRASEPSI HORMONAL


a) Pil KB
1) Kelebihan :
 Sangat ampuh bila digunakan secara benar dan tiada putus.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak khawatir akan terjadi kehamilan,
sehingga lebih bisa dinikmati.
 Bisa di gunakan segala usia, dari remaja hingga menopause.
 Kesuburan segera kembali, setelah di hentikan.
 Bisa mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim, kanker indung telur,
kista, dan penyakit payudara.
 Mengatur siklus haid, mengurangi rasa sakit kala haid dan mengurangi
jerawat.

2) Kekurangan :
 Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama.
 Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid, terutama bila lupa minum
pil atau terlambat.
 Sakit kepala ringan.
 Berat badan naik sedikit (bagi sebagian orang merupakan manfaat).
 Berhenti haid.
 Satu blister pil harus tersedia tiap 28 hari.
 Tidak dianjurkan bagi yang sedang menyusui, karena akan memprngaruhi
kualitas dan kuantitas asi.
 Walau sangat jarang terjadi, dapat menyebabkan gangguan emosi termasuk
depresi.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/ AIDS.

b) Suntikan
1) Kelebihan :
 Mudah digunakan, hanya sekali suntik tiap tiga bulan dan bias kembali subur
bila dihentikan.
 Bisa digunakan ibu menyusui 6 bulan seteleh melahirkan dan tidak
mempengaruhi asi
 Memberikan perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur, dan
pembengkakan pinggul.
 Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak perlu khawatir akan terjadi
kehamilan
 Bisa digunakan perempuan yang sudah punya anak ataupun yang belum.
 Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.

2) Kekurangan :
 Diawal pemakaian bisa terjadi perdarahan ringan atau bercak darah.
 Dapat terjadi perdarahan berat diawal pemakaian (tetapi kasus ini jarang
terjadi)
 Berhenti haid yang biasa terjadi setelah setahun penggunaan.
 Bisa menyebabkan kenaikan berat badan, rata-rata 1 sampai 2 kg ditahun
pertama.
 Kesuburan lambat kembali, sampai tingkat DMPA dalam tubuh menurun, dan
butuh waktu 4 bulan atau lebih bila di bandingkan dengan pil, IUD, atau
kondom.
 Perlu kembali mendapatkan suntikan setelah 3 bulan.
 Tidak bisa segera di hentikan atau di keluarkan dari tubuh bila ingin hamil
atau terjadi efek samping.
 Tidak bisa memberi perlindungan terhadap IMS atau HIV atau AIDS.

. c) Implant

Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant,


dan Implanon. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi.Pemasangan dan pencabutan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih.Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut.Aman dipakai saat
laktasi (menyusui).

1.) Keuntungan:

 Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

 Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan.

 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

 Bebas pengaruh estrogen

 Tidak mengganggu senggama (hubungan seksual)

 Tidak mengganggu produksi ASI

 Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan


2.) Kekurangan:

 Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa


perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta amenorhea.

 Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual,


pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.

 Membutuhkan tindak pembedahan minor.

d) IUD
1) Kelebihan :
 Mencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
 Tidak menggangu hubungan seks.
 Tidak terpengaruh terhadap obat-obatan.
 Bisa segera subur kembali. Begitu AKDR di keluarkan bisa hamil kembali.
 Tidak mempengaruhi jumlah dan mutu ASI.
 Mencegah kehamilan di luar kandungan.

2) Kekurangan :
 Perubahan Haid (biasa terjadi dalam 3 bulan pertama, tapi kian berkurang
setelah 3 bulan).
 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin,
bila menggunakan AKDR.
 Membutuhkan prosedur medis karena memerlukan pemeriksaan panggul
untuk dapat memasang AKDR
 Memasang dan mengeluarkan AKDR harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
 Bisa keluar dari rahim tanpa di ketahui.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin termasuk HIV/ AIDS.
11. Daftar Pustaka
Syaifudin, Abdul Bari Dkk, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Manuaba Chandranita Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita, Jakarta :EGC

Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,


Trans Info Media
DAFTAR TABLE

I. IDENTIFIKASI KELUARGA

DATA UMUM KEPALA KELUARGA


Tabel A.1
DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN UMUR DI DESA JATI KESUMA
KEC.NAMORAMBE KAB. DELI SERDANG TAHUN 2017
Jenis Kelamin
Total
No Kelompok Umur Laki-laki Pr
f % f % f %
1 <20 tahun 0 0,00 0 0 0 0
2 >20-35 tahun 0 0,00 0 0 0 0
3 >35-49 tahun 9 99,99 0 0 9 99,99
4 >49-60 tahun 0 0,00 0 0 0 0
5 >60 tahun 0 0,00 0 0 0 0
Total 0 0,00 0 0 9 99,99
Analisa Data :
Berdasarkan tabel di atas mayoritas kepala keluarga Berjenis Kelamin Laki laki Dengan
Kelompok Umur >35-49 tahun berjumlah 9 orang (99,99 %)

Tabel A.2

DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN AGAMA DI DESA JATI


KESUMA KAB. DELI SERDANG TAHUN 2017

Total
No Agama KK
f %
1 Islam 9 99,99
2 Katolik 0 0,00
3 K.Protestan 0 0,00
4 Hindu 0 0,00
5 Budha 0 0,00
Total 9 99,99
Analisa Data :
Berdasarkan tabel mayoritas kepala keluarga beragama islam dengan jumlah 9 orang (90%)
Tabel A.3

TABEL DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN SUKU DI DESA JATI


KESUMK
Analis Data: KAB. DELI SERDANG TAHUN 2017

Berdasarkan tabel mayoritas kepala keluarga bersuku Jawa dengan jumlah 8 orang (80%),
dan minoritas kepala keluarga

Anda mungkin juga menyukai