Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

S DENGAN
ASMA BRONKHIAL DI RUANG MAWAR RSUD UNGARAN

FITRIA AGUSTINA
NIM : 1503041

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Asma merupakan penyakit yang disebabkan oleh peningkatan
respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam-macam stimuli yang
ditandai dengan penyempitan sementara bronkus atau bronkhiolus dan
sekresi yang berlebih-lebihan dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchus
(hiperaktivitas terhadap rangsangan).

B. Penyebab/ Faktor Predisposisi


1. Faktor Ekstrinsik
Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan
oleh adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara
(antigen -inhalasi), seperti debu rumah, serbuk-serbuk dan bulu
binatang.
2. Faktor Intrinsik
a. Alergen : makanan, debu rumah, bulu binatang.
b. Infeksi : virus yang menyebabkan ialah para influenza virus,
respiratory syncytial virus (RSV), bakteri misalnya pertusis dan
streptokokkus, jamur misalnya aspergillus, parasit.
c. Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, bau tajam.
d. Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, amgin, dan kelembaban
udara.
e. Emosional : takut, cemas dan tegang.
f. Aktivitas yang berlebihan, misalnya berlari.
3. Faktor Pencetus
Kegiatan jasmani : kegiatan jasmani yang berat seperti: berlari, naik
sepeda.
C. Klasifikasi
1. Asma alergik
Asma alergik disebabkan oleh allergen atau laergen-alergen yang
dikenal (misalanya serbuk sari, binatang, amarah, makanan, dan
jamur). Kebanyakan allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien
dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat keluarga yang
alergik dan riwayat medis masa lalu eczema atau rhinitis alergik.
Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak
dengan asma alergik sering dapat mengatasi kondisi sampai remaja.
2. Asma idiopatik atau non-alergik
Asma idiopatik atau non-alergik tidak berhubungan dengan allergen
spesifik. Factor-faktor seperti common cold, infeksi traktus
respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat
mencetuskan serangan. Beberapa agens farmakologi, seperti aspirin
dan agens anti-inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis
beta-adrenergik, dan agens sulfit (pengawet makanan) juga mungkin
menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non-alergik menjadi
lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema. Beberapa pasien
akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karateristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik
atau non-alergik.
D. Patofisiologi/Pathway
Patofisiologi asma diawali dengan reaksi inflamasi pada saluran
pernapasan yang memicu terjadinya perubahan patologi yang berupa
bronki menjadi hiperresponsif dan terjadi bronkospasme. Sehingga
menganggu proses pertukaran udara dan ventilasi. Kebanyakan pasien
berupaya mengatasi penyakit asmanya dengan baik, namun, pasien yang
mengidap penyakit asma perlu ditangani secara serius karena reaksi asma
bias mengarah pada gagal nafas dan akhirnya menyebabkan kematian
Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversible. Obstruksi dapat
disebabkan oleh:
1. Kontraksi otot-otot yamg mengelilingi bronki, yang menyempitkan
jalan napas
2. Pembengkakan membrane yang melapisi bronki
3. Pengisian bronki dengan mucus yang kental
Dari sebab-sebab di atas, asma dapat disebabkan oleh salah satunya
atau lebih. Selain itu disebabkan juga karena otot-otot bronchial dan
kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental banyak dihasilkan dan
alveoli menjadi hiperinflamasi, dengan udara terperangkap di jaringan
paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini, tetapi yang paling
diketahui adalah keterlibatan system imunologis dan system saraf otonom.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang
buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)
menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang tehadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan
produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamine, bradikinin, dan
prostaglandin serta anafilaksis dari subatansi yang bereaksi lambat.
pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan
kelenjar jalan napas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan
membrane mukosa, dan pembentukan mucus sangat banyak.
Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronchial
diatur oleh impuls saraf vagal melalui system parasimpatis. Pada asma
idiopatik atau nonalergi, ketika ujung saraf pada jalan napas dirangsang
oleh factor seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan,
jumlah asetrilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolon ini
secara langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang
pembentukan mediator kimiawi yang dibahas diatas. Individu dengan
asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respons parasimpatis
Intrinsik (infeksi, psikososial, stress)

Ekstinsik (inhaled
alergi)

Penurunan stimuli reseptor terhadap


iritan pd tracheobronchial
Bronchial mukosa menjadi
sensitif oleh Ig E

Hiperaktif non specifik stimuli


Peningk mast cell pd
penggerak dari cell mast
tracheobronchial

Stimulasi reflek Pelepasan histamin Perangsang reflek reseptor


reseptor syarat tjd stimulasi pd
tracheobronchial
parasimpatis pd bronkial smooth shg
mukosa bronchial tjd kontraksi bronkus

Peningk permiabilitas
Stimuli bronchial smooth +
vaskuler akibat
kontraksi otot bronchiolus
kebocoran protein +
cairan dlm jar

Perubahan jaringan, pening Ig E dalam serum

Respon dinding bronkus

bronkospasme Udema mukosa Hipersekresi mukosa

Bronkus menyempit
whezing Penumpukan sekret
kental
Ventilasi terganggu
Sekret tak keluar

Bakteri meningkat

Bernapas
mlll mulut Batuk tdk
peradangan efektif

Keringnya Ketidak efektifan


Hipetermia mukosa pembersihan
jalan nafas
Resiko infeksi
E. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
2. Identitas
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
4. Review of sistem (ROS)
a. Gejala (Subyektif)
b. Tanda (Obyektif)

F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan
gangguan fisiologis (asma)
2. Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan
((informasi)
G. Rencana Tindakan Keperawatan Berdasarkan NIC, NOC

NO DIAGNOSA TUJUAN KEPERAWATAN RENCANA TINDAKAN


KEPERAWATAN ( NOC ) (NIC )
(NANDA)
1 Ketidak efektifan  Status Respirasi : jalan nafas Manajemen jalan nafas
pembersihan jalan nafas paten/lancar  Jaga kepatenan jalan nafas : buka jalan nafas,
berhubungan dengan  Status Respirasi :Ventilasi suction, fisioterapi dada sesuai indikasi
efektif  Identifikasi kebutuhan insersi jalan nafas
gangguan fisiologis
 Status Respirasi : Pertukaran buatan
(asma)  Monitor pemberian oksigen
gas Efektif
 Tidak terjadi aspirasi  Monitor status respirasi : adanya suara nafas
tambahan.
Setelah dilakukan asuhan  Identifikasi sumber alergi : obat,makan an,
keperawatan selama …… x 24 dll, dan reaksi yang biasa terjadi
jam :  Monitor respon alergi selama 24 jam
 Klien mampu mengidentifikasi  Ajarkan/ diskusikan dgn klien/keluraga untuk
dan mencegah faktor yang dapat menghindari alergen
menghambat jalan nafas  Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
 Menunjukkan jalan nafas yang  Pertahankan status hidrasi untuk menurunkan
paten : klien tidak merasa viskositas sekresi
tercekik, tidak terjadi aspirasi,  Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2,
frekuensi pernafasan dalam obat bronkhodilator, obat anti allergi, terapi
rentang normal : nebulizer, insersi jalan nafas, dan
Respirasi: Bayi: 30-50/menit pemeriksaan laboratorium: AGD
Balita: 30-40/menit Penghisapan jalan nafas
Anak: 22/menit  Tentukan kebutuhan penghisapan sekret
Dewasa:16-20/mnt melalui oral maupun tracheal
 Tidak ada suara nafas abnormal  Monitor saturasi oksigen klien dan status
 Mampu mengeluarkan sputum hemodinamik selama dan setelah
dari jalan nafas penghisapan
 Menunjukkan pertukaran gas  Catat tipe dan jumlah sekresi
efektif Pencegahan Aspirasi
- pH : 7.35 – 7.45  Monitor tingkat kesadaran, reflek batuk,
- PaCO2 : 35 – 45 % muntah dan kemampuan menelan.
- PaO2 : 85 – 100 %  Tinggikan posisi kepala tempat tidur 30-45
- BE : + 2 s/d – 2 meq/L derajad setelah makan, untuk mencegah
- SaO2 : 96-97 % ( perifer) aspirasi dan mengurangi dispnea
 Tidak ada dyspnea dan sianosis,
mampu bernafas dengan mudah
 Menunjukkan ventilasi adekuat
 Ekspansi dinding dada simetris,
tidak ada : penggunaan otot-otot
nafas
2  Knowledge : disease proces Teaching :
Defisiensi Pengetahuan  Knowledge: health behavior  Disease berikan penilaian tentang tingkat
berhubungan dengan pengetahuan pasien dan keluarga
kurangnya pajanan  Gambarkan tanda dan gejala serta penyebab
Kriteria hasil : kekambuhan
((informasi)
 Diskusikan cara menghindari pemicu
 Pasien dan keluarga menyatakan terjadinya asma
pemahaman tentang penyakit,  Diskusikan perubahan gaya hidup
kondisi dan prognosis dan  Rujuk pasien pada group atau kelompok
program pengobatan yang sesuai
 Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
 Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat / tim
kesehatan lain.
H. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang
dilaksanakan dengan sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan
rencana keperawatan terapi atau tidak serta untuk melakukan pengkajian ulang
dan diharapkan masalah dapat teratasi.
1. Jalan nafas menjadi efektif
2. Klien memahami tentang perawatan dan penyakitnya
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : NUROKHIM

Tempat Praktek : RSUD UNGARAN RUANG MAWAR

Tanggal : 22 Maret 2018

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Kamis Tanggal 22 Maret 2018 Jam 14.00 WIB Ruang
Mawar RSUD UNGARAN
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama :Ny. S
Umur :59 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Suku Bangsa :Suku Jawa, Bangsa Indonesia
Status Perkawinan :sudah kawin
Pendidikan Terakhir :SD
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Alamat :Segeni Rt 03 Rw 01 Pagersari bergas
No. RM :211263
Tanggal Masuk RS :20 Maret 2018 Jam 01.00 WIB
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :Tn. S
Umur :63 tahum
Jenis Kelamin :Laki - laki
Pendidikan Terakhir :SD
Pekerjaan :Wirasasta
Alamat : Segeni Rt 03 Rw 01 Pagersari bergas
Hubungan Dengan Pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
a. Pasien mengatakan pasien sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan saat di rumah pasien sesak, batuk sudah 1 tahunan,
mual dan demam, sehingga pasien dan keluarga pasien memutuskan untuk
membewa pasien ke RSUD UNGARAN untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah mengalami sesak 3 tahun yang lalu dan mempunyai riwayat
penyakit Hipertensi
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mempunyai riwayat penyakit Hipertensi
5. Genogram
Pasien merupakan ibu dari 4 orang anak, 2 laki laki dan 2 perempuan dan
sudah mempunyai cucu 3

C. Review Of Sistem (ROS)


Keadaan umum :Compos mentis
Skala Koma Glasgow :Verbal:6, Mata:4, Motorik:5
Tanda-tanda vital :Nadi :100x/menit,
Suhu :38oC
RR :30x/menit
Tensi :130/90 mmhg
1. Sistem Pernafasan
Gejala Subyektif :klien mengatakan sesak nafas
a. Riwayat penyakit Pernafasan:Asma
b. Pemajanan terhaap udara berbahaya
c. Kebiasaan merokok :suami perokok, dan sebagai ibu rumah
tangga yang bertugas memasak
d. Batuk :Ya
e. Sputum :YA, warna putih
f. Penggunaan alat bantu: Oksigen dengan nasal kanule 2 lt/ menit
Gejala Oyektif :klien Nampak sesak
Inspeksi
a. Kelainan tulang belakang : tidak ada kelainan tulang belakang
b. Warna kulit :Sianosis
c. Terdapat luka post operasi :tidak ada luka post operasi
d. Terpasang WSD :tidak terpasang
e. Clubing finger :tidak ada
f. Dada :simetris
g. Pergerakan dada :Simetris, tidak teratur
h. Frekuensi dan irama pernafasan:30x/menit
i. Pola nafas :dyspneu
j. Retraksi :kadang - kadang
Palpasi
a. Taktil fremitus :Fremitus kanan sama dengan kiri
b. Nyeri tekan :tidak ada nyeri tekan
c. Massa abnormal :tidak ada
d. Ekspansi paru :ada
Perkusi : sonor
Auskultasi
a. Suara nafas :Ronchi ada, whezing ada
b. Friction Rub : tidak ada

2. System Kardivaskuler
Subjektif : -
Objektif :
a. Inspeksi : tidak ada kelainan pada dada
b. Palpasi : nadi 108 x/ mnt irama kuat dan teratur,
c. Perkusi : dalam batas normal
d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan suara jantung
3. Sistem Gastroinstestinal
Gejala subjektif :
a. Diet biasa Tipe : lunak 1700 kkal rendah garam
b. Pola diet :3 kali sehari, makan terakhir siang
c. Nafsu/selera makan:baik
d. Nyeri ulu hati :tidak ada
e. Alergi makanan :tidak ada
f. Masalah menguyah:tidak ada masalah mengunyah
g. Pola BAB :BAB 1x pada siang hari
h. Kesulitan BAB :tidak ada kesulitan BAB
i. Riwayat hemoroid:tidak ada riwayat hemoroid
Tanda Obyektif: pasien tidak ada gangguan pada system pencernaan
4. System perkemihan
Subjektif : pasien mengatakan bahwa pasien BAK dan BAB tidak ada
maslah selama di rumah sakit
Objektif :
5. System persyarafan
Subjektif : -
Objektif : pasien dapat berbicara dan meggerakan tubuhnya dengan baik
6. System reproduksi
Subjektif : -
Objektif : tidak dilakukan pemeriksaan
7. System Immune
Subjektif :.
Objektif : tidak dikaji
8. System Muskuloskeletal
Subjektif : -
Objektif : tidak ada kelainan
9. System Endokrin
Subjektif : -
Objektif : tidak ada gangguan pada system endokrin
10. System Integumen
Subjektif : -
Objektif : tidak ada gangguan
11. Sistem sensori
Subyektif:-
Obyektif:tidak ada gangguan
12. System Hematologi
Tidak ada gangguan
D. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tgl 28 November 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


CBC
HEMOGLOBIN 13.8 g/dl 11.7 - 15.5
LEUKOSIT 10.54 10^3/ul 3.6 - 11
HEMATOKRIT 40.06 % 35 - 47
ERITROSIT 4.06 10^6/ul 3.8 - 5.2
TROMBOSIT 262 10^3/ul 150-440
MCV 86 FL 80-100
MCH 29.7 Pg 26-34
MCHC 34.4 g/dL 32-36
KIMIA KLINIK
GDS 115 Mg/dL 70-150

2. Pemeriksaan Diagnostik
Hasil pemeriksan ro thoraks tanggal 20 Maret 2018
Kesan : susp. Cardiomegali
Gambaran pnemonia, DD/ proses spesifik

Pemeriksaan EKG dengan kesan : Sinus tachicardi dan flat T


3. Terapi medikasi

TANGGAL DAN WAKTU


20 - 3 - 2018 21 - 3 - 2018 22 - 3 - 2018
NAMA DOSIS INDIKASI
NO Pa Sian Malam Pag Siang Malam Pagi Sian Malam
OBAT
gi g i g
1 Ceftriaxone 2x1g Antibiotik
Untuk infeksi
(IV)
2 Nebl vent / 6 jam Peningkatan
flixotide produksi
seksret
3 OBH Syr 3x1 C Mukolitik
Pengencer
dahak (batuk)
4 methilprednis 2x30 Kortikosteroid
olon Untuk alergi
mg (IV)
dan
melonggarkan
pernafasan
5 ondancetron 2x1 Mual, muntah
ampul dan kembung
6 Omiperazol 2x1 Generik
ampul obat untuk
lambung
7 Paracetamol 3x500 Penurun panas
tablet
8 Terpasang 18 Mngembalikan
infus RL tts/menit cairan elektolit
apabila dehirasi
9 candesartan 1 x 16 Menurunkan
mg tekanan darah
10 amlodipin 1x10 Menurunkan
mg tekanan darah

4. Tanda-tanda vital

TANGGAL DAN WAKTU


JENIS 21 - 3 - 2018 22 - 3 - 2018
NO
PEMERIKSAAN
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 Tekanan Darah 130/90 130/80 130/70 130/9
2 Suhu 38 37 37 36
3 Nadi 108 98 108 101
4 Pernafasan 32 32 30 30
II. ANALISA DATA

DATA INTERPRESTASI MASALAH


NO
(SIGN/SYMPTOM) (ETIOLOGI) (PROBLEM)
Ds:
 Pasien mengatakan pasien sesak
 Pasien mengatakan pasien batuk
c.
Do:
 Batuk tidak efektif
 Gelisah
1  Sputum produktif gangguan fisiologis (asma) Ketidak efektifan pembersihan jalan
 Karakteristik sputum: berwarana
nafas
putih
 TD: 130/90 mmHg
 N: 108 x/mnt
 S:37C
 RR:30x/menit

2. DS : Proses infeksi Hipertermi

- Klien mengatakan Badannya panas


- Pasien mengatakan tidak mau minum
karena mual
DO : Nadi : 100x/ menit

Pernafasan : 20x/ menit


Suhu tubuh : 380 C
Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Pasien menggigil
- leukosit : 10.53
Ds:
 Pasien mengatakan sakitnya sering
kambuh dan tidak tau cara
pencegahan
Do:
 Keluarga bertanya tentang
3 penyembuhan pasien Kurang pajanan informasi Defisiensi pengetahuan
 Keluarga dan pasien tidak dapat
menjawab saat ditanya tentang cara
perawatan dirumah
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)
1. Ketidak efektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan gangguan fisiologis (asma)
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi
IV. RENCANA KEPERAWATAN

NO TANDA
TUJUAN DAN NOC NIC
DP TANGAN
Tujuan: setelah dilakukan tindakan a. Atur posisi tidur untuk memaksimalkan
keperawatan selama 3x24 jam maka ventilasi.
masalah Ketidak efektifan pembersihan b. Monitor pemberian oksigen, vital sign
jalan nafas akan teratasi dengan kriteria c. Identifikasi sumber alergi : obat,makan an, dll,
hasil: dan reaksi yang biasa terjadi
 Menunjukkan jalan nafas yang d. Monitor respon alergi selama 24 jam
paten : klien tidak merasa tercekik, e. Ajarkan/ diskusikan dgn klien/keluraga untuk
DX tidak terjadi aspirasi, frekuensi menghindari alergen
1 pernafasan dalam rentang normal : f. Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
 Tidak ada suara nafas abnormal g. Kolaborasi dgn Tim medis : pemberian O2,
 Mampu mengeluarkan sputum dari obat bronkhodilator, obat anti allergi, terapi
jalan nafas nebulizer, insersi jalan nafas
 Tidak ada dyspnea dan sianosis,
mampu bernafas dengan mudah
 Menunjukkan ventilasi

DX TUJUAN : Perawatan Hipertermi :


2
Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital
keperawatan selama 3 x 24 hipertermi 2. Monitor suhu tubuh dengan alat yang sesuai
teratasi , dengan kriteria hasil : 3. Monitor urin output
Hipertermi dengan indikator 4. Instruksikan pasien mengenai tanda dan
menununjukkan: gejala awal kondisi sakit yang berhubungan
1. Hipertermi dari sedang(2) menjadi dengan panas dan kapan mencari bantuan
ringan(4) petugas kesehatan.
 Skala 36 ringan, 37 sedang 38 5. Anjurkan minuman yang mengandung
cukup berat dan lebih 38 berat elektrolit
2. Sakit kepala atau pusing dari skala 6. Berikan kompres hangat untuk menurunkan
1( berat) menjadi 4(ringan) suhu tubuh pasien
1. Tanda - tanda vital dengan 7. Kolaborasikan pemberian obat antipiretik
indikator:Tanda - tanda vital dalam Manajemen cairan:
batas normal
Kontrol Hipertermi dengan indikator: 1. Catat input dan out put pasien
1. Mampu mengontrol peningkatan 2. Monitor status hidrasi pasien( membran
suhu tubuh ( tahu penyebab mukosa lembab dan denyut nadi adekuat
peningkatan suhu tubuh, mampu 3. Berikan terapi cairan IV yang sesuai
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi Manajemen pengobatan :
hipertermi. 1. Tentukan obat yang diperlukan dan kelola
menurut resep
2. Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
yang sesuai
3. Monitor efek samping obat
4. Tentukan kemampuan pasien untuk
mengobati diri sendiri dengan cara yang tepat
5. Berikan informasi tentang obat yang
diberikan ke pasien

Tujuan: setelah dilakukan tindakan  Teaching disease berikan penilaian tentang


keperawatan selama 2x24 jam maka tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
masalah defisiensi pengetahuan akan  Gambarkan tanda dan gejala serta penyebab
teratasi dengan kriteria hasil: kekambuhan
DX  Pasien dan keluarga mengetahui  Diskusikan cara menghindari pemicu
3 tentang penyakitnya terjadinya asma
 Expresi wajah tidak menunjukkan  Diskusikan perubahan gaya hidup
ketakutan dan kekhawatiran  Rujuk pasien pada kelompok yang sesuai
 Dapat mengetahui cara untuk
mencegah terjadinya asma.
V. CATATAN KEPERAWATAN

NO HARI TANDA
IMPLEMENTASI RESPON PASIEN
DP TANGGAL TANGAN
DX Kamis,22 - 3 a. Mengatur posisi tidur untuk  Pasien mengatakan pasien tidur
1,2 2018 memaksimalkan ventilasi. dengan posisi semi fowler atau
Pukul 14.00 b. Memonitoring pemberian setengah duduk
oksigen, vital sign  Pemberian oksigen sebanyak 2
c. Mengidentifikasi sumber liter dan vital sign
alergi : obat,makan an, dll, TD:130/80 mmhg
dan reaksi yang biasa terjadi N:100x/menit
d. memonitoring respon alergi S:37x/menit
selama 24 jam RR:30x/menit
e. Mengajarkan/ diskusikan dgn  Tidak ada alergi obat tetapi
klien/keluraga untuk pasien alergi dengan makan laut
menghindari alergen seperti ikan
f. Mengajarkan tehnik nafas  Keluarga pasien tidak
dalam dan batuk efektif memberikan makan yang
g. Kolaborasi dgn Tim medis : membuat pasien alergi
pemberian O2, obat  Relaksasi nafas dan dan batuk
bronkhodilator, obat anti efektif dilakukan selama 10
allergi, terapi nebulizer, menit dilakukan selama
insersi jalan nafas  Nebl vent pulm flexotide
h. Memberikan kompres hangat  Ambroxol 1 tablet, Paracetamol
500 mg
 Omeprazol 1amp
 Ondancetron 1 amp
 Paracetamol 1 tab.

Kamis,22 - 3  Memberikan edukasi tentang  Pasien memahami bahwa sakitnya


2018 penyakit dan manajemen adalah sakit yang mudah kambuh
Pukul 14.00 pengobatan
 Menggali tanda dan gejala  Pasien mengatakan bahwa jika
serta penyebab kekambuhan pasien kelelahan atau cuaca dingin
yang diketahi pasien maka sesak nafas bertambah
 mendiskusikan cara
DX menghindari pemicu  Pasien akan berusaha senam dan
3 terjadinya asma hidup sehat
 mendiiskusikan perubahan
gaya hidup
 Menganjurkan pasien untuk
kumpul pada kelompok yang
sesuai

DX Jumat,23 - 3 2018 a. Mengatur posisi tidur untuk  Pasien mengatakan masih sesak
1,2, Pukul 14.00 memaksimalkan ventilasi. sehingga tidurnya masih stengah
3 b. Memonitoring pemberian duduk atau semi fowler
oksigen, vital sign  Oksigen tetap di berikan sebanyak
c. Melakukan tehnik nafas dalam 2 liter dan tanda-tanda vital
dan batuk efektif  TD:130/90
d. Kolaborasi dgn Tim medis :  S:36
pemberian O2, obat  N:108
bronkhodilator, obat anti  RR:30
allergi, terapi nebulizer,  Melakukan nafas efektif dan
insersi jalan nafas batuk efektif selama 10 menit
 Nebl vent pulm flexotide
 Ambroxol 1 tablet, Paracetamol
500 mg
 Omeprazol 1amp
 Ondancetron 1 amp

Jumat,23 - 3 2018 a. Melakukan reedukasi tentang  Pasien dapat menjawab dengan benar
Pukul 14.00 penyakit asma dan dapat menjelaskan tentang
b. Mengkaji ulang tingkat penyakitnya
pengetahuan pasien tentang  Pasien sudah mengetahui cara
penyakitnya menghindari pemicu asma
c. Mengkaji ulang cara  Pasien mengetahui cara perawatan
perawatan di rumah diri di rumah
DX
a. Memberikan kompres hangat  Pasien terlihat lebih nyaman
1,2,
3
VI. CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI TANGGAL TANDA


RESPON PERKEMBANGAN
DP PUKUL TANGAN
S :pasien mengatakan masih sesak dan batuk namun sudah perbaikan
O : TD:130/90
S:36
Jumat,23 - 3 2018
DX N:100 x/ menit
Pukul 14.00
1 RR:30
A :masalah teratasi sebagian
P :lanjutkan intervensi 1,2,3,4

S : Pasien mengatakan badannya sudah turun panasnya


O : pasien tidak menggigil
DX
Suhu 37C
2
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien dan keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang sakitnya
Jumat,23 - 3 2018
DX O : Pasien tampak tenang, tidak bertanya tanya tentang penyakitnya
Pukul 14.00
3 A :masalah teratasi
P :-

Anda mungkin juga menyukai