Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ASMA


BRONCHIALE

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I


MAHASISWA PRODI D3 KEPERAWATAN MALANG
POLTEKKES KEMENKES MALANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Ica Cres Diana


NIM : P17220194062
Tingkat : III-B
Kelompok : 4B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG JURUSAN
KEPERAWATAN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Teori
A. Definisi Asma Bronchiale
Asma adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang biasanya
menginfeksi saluran pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperresponsif
pada jalan pernafasan, yang ditandai dengan suatu gejala episodik
berulang berupa batuk, sesak nafas, mengi dan rasa berat di dada
terutama pada waktu malam hari dan dini hari (Yusnik Adi Putra, Ari
Udiyono, 2018).
Asma bronchiale adalah suatu kondisi paru-paru kronis yang ditandai
dengan kesulitan bernafas, dan menimbulkan gejala sesak nafas, dada
terasa berat, dan batuk terutama pada malam menjelang dini hari.
Dimana saluran pernafasan mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan
penyempitan atau peradangan yang bersifat sementara (Muttaqin, 2018)
dalam (Umiyati, 2021)

B. Etiologi
Terdapat dua penyebab terjadinya asma bronchiale, disebabkan oleh
faktor predisposisi dan faktor pencetus (presipitasi) (Muttaqin, 2017)
dalam (Umiyati, 2021), yaitu:
1. Faktor predisposisi
a. Genetik
Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya
bakat alergi ini penderita sangat mudah terkena penyakit asma
brokial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu
hipersensitifitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor Pencetus
a. Alergen
Adanya zat-zat tertentu yang bila diisap atau dimakan dapat
menimbulkan serangan asma misalnya debu rumah, bulu binatang,
spora jamur, beberapa makanan laut dan sebagainya.
b. Infeksi saluran pernafasan
Saluran pernafasan terutama disebabkan oleh virus. Virus
influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering
menimbulkan asma bronkial.
c. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma,
perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma bronkial.
d. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang
2- 15% klien asma bronkial. Misalnya orang yang bekerja di
pabrik kayu, polisi lalu lintas, penyapu jalanan.
e. Olahraga atau kegiatan jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma bronkial akan mendapatkan
serangan asma bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang
berlebihan. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma.
f. Stres
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma
bronkial, selain itu juga dapat memperberat serangan asma
bronkial yang sudah ada. Disamping gejala asma bronkial harus
segera diobati. penderita asma bronkial yang mengalami stres
harus diberi nasehat untuk menyelesaikan masalahnya.
g. Obat-obatan
Beberapa klien dengan asma bronkial sensitif atau alergi terhadap
obat tertentu seperti, penisilin, salsilat, beta blocker, kodein dan
sebagainya.
h. Polusi udara
Pasien asma bronkial sangat peka terhadap udara berdebu, asap
rokok, asap pabrik atau asap kendaraan, asap yang mengandung
hasil pembakaran dan oksida foto kemikal, serta bau yang tajam.

C. Klasifikasi
Keparahan asma juga dapat dinilai secara retrospektif dari tingkat
obat yang digunakan untuk mengontrol gejala dan serangan asma. Hal ini
dapat dinilai jika pasien telah menggunakan obat pengontrol untuk
beberapa bulan. Yang perlu dipahami adalah bahwa keparahan asma
bukanlah bersifat statis, namun bisa berubah dari waktu-waktu, dari
bulan ke bulan, atau dari tahun ke tahun, (GINA, 2015) dalam
(Permenkes RI No. 43 2019, 2019) :
1. Asma Ringan Adalah asma yang terkontrol dengan pengobatan
tahap 1 atau tahap 2, yaitu terapi pelega bila perlu saja, atau
dengan obat pengontrol dengan intensitas rendah seperti steroid
inhalasi dosis rendah atau antogonis leukotrien, atau kromon.
2. Asma Sedang Adalah asma terkontrol dengan pengobatan tahap
3, yaitu terapi dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis
rendah plus long acting beta agonist (LABA).
3. Asma Berat Adalah asma yang membutuhkan terapi tahap 4 atau
5, yaitu terapi dengan obat pengontrol kombinasi steroid dosis
tinggi plus long acting beta agonist (LABA) untuk menjadi
terkontrol, atau asma yang tidak terkontrol meskipun telah
mendapat terapi. Perlu dibedakan antara asma berat dengan asma
tidak terkontrol. Asma yang tidak terkontrol biasnya disebabkan
karena teknik inhalasi yang kurang tepat, kurangnya kepatuhan,
paparan alergen yang berlebih, atau ada komorbiditas. Asma yang
tidak terkontrol relatif bisa membaik dengan pengobatan.
Sedangkan asma berat merujuk pada kondisi asma yang
walaupun mendapatkan pengobatan yang adekuat tetapi sulit
mencapai kontrol yang baik.

D. Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, jamur, parasit, alergi,
iritan, cuaca, kegiatan jasmani yang berlebihan dan psikis akan
merangsang reaksi hiperreaktivitas bronkus dalam saluran pernafasan
sehingga merangsan sel plasma menghasilkan imunoglubin E (IgE). IgE
selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel mast, kemudian sel
mast tersensitasi. Sel mast tersensitasi akan mengalami degranulasi, sel
mast yang mengalami degranulasi akan mengeluarkan sejumlah mediator
seperti histamin, bradikinin. Mediator ini menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga timbul edema mukosa, peningkatan
produksi mukus dan kontraksi otot polos bronkiolus. Hal ini akan
menyebabkan proliferasi akibat terjadinya sumbatan dan daya
konsulidasi pada jalan nafas sehingga proses pertukaran O2 dan CO2
terhambat akibatnya terjadi gangguan ventilasi. Rendahnya masukan O2
ke paru-paru terutama pada alveolus menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan
hiperventilasi, yang akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik dan
penurunan CO2 dalam kapiler (hipoventilasi) yang akan menyebabkan
terjadi asidosis respiratorik. Hal ini dapat menyebabkan paru-paru tidak
dapat memenuhi fungsi primernya dalam pertukaran gas yaitu
membuang karbondioksida sehingga menyebabkan konsentrasi O2 dalam
alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi, dan akan berlanjut
menjadi gangguan perkusi dimana oksigenasi ke jaringan tidak memadai
sehingga terjadi hipoksemia dan hipoksia yang akan menimbulkan
berbagai manifestasi klinis (Umiyati, 2021)
Pada asma bronkial, diameter bronkiolus lebih kurang selama
ekspirasi daripada inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru
selama sekresi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus
tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya akibat dari tekanan
eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.
Pada penderita asma bronkial biasanya bisa melakukan inspirasi dengan
baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini
menyebabkan dispnea (Price, 2016).
Pathway

Faktor Pencetus Serangan Asma


Bronchiale

Faktor Ekstrinsik : Alergen (debu, Faktor Intrinsik :


serbuk-serbuk, bulu binatang)
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas, stress
- Fisik : Cuaca dingin perubahan
temperatus
- Infeksi : Parainfluenza virus,
peneumonia, mycoplasmal
- Iritan : kimia
- Aktifitas yang berlebihan

Antigen merangsang IgE di sel mast,


maka terjadi reaksi antigen & antibody

Mengeluarkan mediator sel mast


(mediator kimiawi) Histamin,
Bradikinin, Prostaglandin

Bronkospasme Edema mukosa Sekresi Inflamasi

Penyempitan Jalan Nafas


Pola napas tidak efektif
Batuk, sesak napas, wheezing
Kurang tidur, tidur
terganggu
Bersihan Jalan Napas Tidal
Efektif
Gangguan Pola Tidur
E. Tanda dan Gejala
Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronchial adalah batuk
dispnea dan mengi. Selain gejala di atas ada beberapa gejala yang
menyertai di antaranya sebagai berikut (Mubarak 2016 :198) dalam
(Yuliana, 2020) :
1) Takipnea dan Orthopnea
2) Gelisah
3) Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan
4) Kelelahan
5) Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan
berbicara
6) Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam
dada disertai pernafasan lambat
7) Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang di banding inspirasi
8) Gerakan-gerakan retensi karbondioksida, seperti berkeringat,
takikardi, dan pelebaran tekanan nadi.
9) Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam
dan dapat hilang secara spontan.

F. Komplikasi
1) Bila serangan asma sering terjadi dan telah berlangsung lama,
maka akan terjadi emfisema dan mengakibatkan perubahan bentuk
toraks, yaitu toraks menbungkuk ke depan dan memanjang. Pada
foto rontgen toraks terlihat diafragma letaknya rendah, gambaran
jantung menyempit, corakan hilus kiri dan kanan bertambah.
2) Pada asma kronik dan berat dapat terjadi bentuk dada burung dara
dan tampak sulkus Harrison.
3) Bila sekret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat
sehingga dapat terjadi atelektasis pada lobus segmen yang sesuai.
4) Bila atlektasis berlangsung lama dapat berubah menjadi
bronkietasis dan bila ada infeksi akan terjadi bronkopneumnia.
5) Serangan asma yang terus menerus dan berlangsung beberapa hari
serta berat dan tidak dapat diatasi dengan obat-obat yang biasa
disebut status asmatikus. Bila tidak ditolong dengan semestinya
dapat menyebabkan kematian, kegagalan pernafasan dan
kegagalan jantung.

F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Padila (2018) dalam (Umiyati, 2021), yaitu :
1. Pengukuran Fungsi Paru (spirometri)
Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
bronkodilator aerososl golongan adrenergik. Peningkatan FEV
atau FVC sebanyak lebih dari 20%menunjukkan diagnosis asma
bronkial.
2. Uji provokasi bronkus
Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan FEV
sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung
80-90% dari maksimum dianggap bermakna bila menimbulkan
penurunan PEFR 105 atau lebih.
3. Pemeriksaan tes kulit: Untuk menunjukkan antibody IgE
hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa Gas Darah (AGD/Astrup)
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat
hipoksemia, hiperkapnea, dan asidosis respiratorik.
b. Sputum
Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan
asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang
menyebabkan trensudasi dari edema mukosa, sehingga
terlepaslah sekelompok sel-sel epitelnya dari perlekatannya.
Pewarnaan gram penting untuk melihat adanya bakteri, cara
tersebut kemudian diikuti kultur dan uji resistensi terhadap
antibiotik.
c. Sel eosinofil
Pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai1000-
1500/mm3 baik asma instrinsik maupun ekstrinsik, sedangkan
hitung sel eosinosil normal antara 100-200/mm3.
d. Pemeriksaan darah rutin dan kimia
Jumlah sel leukosit yang lebih dari 15.000/mm3 terjadi karena
adanya infeksi SGOT dan SGPT meningkat disebabkan
kerusakan hati akibat hipoksia dan hiperkapnea.
e. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi pada klien asma bronkial
biasanya normal, tetapi prosedur ini harus tetap dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan adanya proses patologi di
paru atau komplikasi asma seperti pneumothoraks,
pneumomediastinum, atelektasis.

G. Penatalaksanaan
Terdapat dua jenis penatalaksanaan pada pasien dengan asma bronkial
(Smeltzer & Bare, 2018), yaitu :
1. Penatalaksaan Farmakologi
a. Agonis adrenergik – beta 2 kerja – pendek
b. Antikolinergik
c. Kortikosteroid : inhaler dosis – terukur (MDI)
d. Inhibitor pemodifikasi leukotrien / antileukotrien
e. Metilxantin
2. Penatalaksanaan Non Farmakologi
a. Penyuluhan Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan
klien tentang penyakit asma
b. Pola hidup sehat meningkatkan kebugaran fisik.
c. Berhenti atau tidak merokok.

2. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Menurut Nuraruf & Kusuma (2015) dalam (Permenkes RI No. 43 2019,
2019), meliputi :
1. Biodata
Identitas pasien berisikan nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, tanggal masuk sakit, rekam medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah dispnea
(sampai bisa berhari-hari atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi (pada
beberapa kasus lebih banyak paroksimal).
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Terdapat data yang menyatakan adanya faktor prediposisi timbulnya
penyakit ini, di antaranya adalah riwayat alergi dan riwayat penyakit
saluran nafas bagian bawah (rhinitis, utikaria, dan eskrim).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien dengan asma sering kali didapatkan adanya riwayat penyakit
turunan, tetapi pada beberapa klien lainnya tidak ditemukan adanya
penyakit yang sama pada anggota keluarganya.
5. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Pemeriksaan dada dimulai dari torak posterior, klien pada posisi
duduk
2) Dada diobservasi
3) Tindakan dilakukan dari atas (apeks) sampai kebawah
4) Inspeksi torak posterior, meliputi warna kulit dan kondisinya, skar,
lesi, massa, dan gangguan tulang belakang, seperti kifosis,
skoliosis, dan lordosis.
5) Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan
pergerakkan dada.
6) Observasi tipe pernapasan, seperti pernapasan hidung pernapasan
diafragma, dan penggunaan otot bantu pernapasan.
7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan
fase eksifirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya 1:2. Fase ekspirasi
yang memanjang menunjukkan adanya obstruksi pada jalan napas
dan sering ditemukan pada klien Chronic Airflow Limitation (CAL)
/ Chornic obstructive Pulmonary Diseases (COPD)
8) Kelainan pada bentuk dada
9) Observasi kesimetrisan pergerakkan dada. Gangguan pergerakan
atau tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit
pada paru atau pleura
10) Observasi trakea abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang
dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.

b. Palpasi
1) Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan
mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasikan keadaan kulit,
dan mengetahui vocal/ tactile premitus (vibrasi)
2) Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat
inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak.
3) Vocal premitus, yaitu gerakan dinding dada yang dihasilkan ketika
berbicara(Nuraruf & Kusuma, 2015)

c. Perkusi Suara perkusi normal :


1) Resonan (sonor) : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan
paru normal.
2) Dullnes : bunyi yang pendek serta lemah, ditemukan diatas bagian
jantung, mamae, dan hati.
3) Timpani : musical, bernada tinggi dihasilkan di atas perut yang
berisi udara
4) Hipersonan (hipersonor) : berngaung lebih rendah dibandingkan
dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang berisi darah.
5) Flatness : sangat dullnes. Oleh karena itu, nadanya lebih tinggi.
Dapat terdengar pada perkusi daerah hati, di mana areanya
seluruhnya berisi jaringan. (Nuraruf & Kusuma, 2015)

d. Auskultasi
1) Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup
mendengarkan bunyi nafas normal, bunyi nafas tambahan
(abnormal).
2) Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui
jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih.
3) Suara nafas normal meliputi bronkial, bronkovesikular dan
vesikular.
4) Suara nafas tambahan meliputi wheezing : peural friction rub, dan
crackles.(Nuraruf & Kusuma, 2015)

B. Diagnosa Keperawatan Asma Bronchial


Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian yang dilakukan secara
klinis mengenai respon pasien terhadap masalah kesehatan yang dialami baik
secara aktual dan potensial (SDKI, 2016), kemungkinan diagnose yang akan
muncul :
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hambatan Upaya Nafas
(Kelemahan otot Pernafasan).
2. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Hipersekresi
Jalan Napas
4. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur

C. Intervensi Keperawatan
Setelah ditemukan diagnosa keperawatan, maka dilakukan intervensi dan juga
kriteria hasil dengan melihat Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI
PPNI, 2019) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI PPNI, 2019)
sebagai berikut :
Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
Pola Napas Tidak Setelah dilakukan Intervensi Utama : Manajemen
Efektif (D.0005) tindakan Jalan Napas Observasi :
Definisi : Inspirasi keperawatan 1. Monitor pola napas (frekuensi,
dan atau ekspirasi selama ....x24 jam kedalaman, usaha napas)
yang tidak diharapkan pola 2. Monitor bunyi napas tambahan
memberikan nafas membaik, (mis. gurgling, mengi, wheezing,
ventilasi adekuat. Dengan kriteria ronkhi kering)
hasil : Terapeutik :
Pola Napas 3. Posisikan semi-Fowler atau
1. Ventilasi Fowler
semenit 4. Berikan minum hangat 5. Berikan
meningkat (5) oksigen, jika perlu
2. Tekanan Edukasi :
Ekspirasi 6. Anjurkan asupan cairan
meningkat (5) 2000ml/hari, jika tidak
3. Tekanan kontraindikasi
inspirasi 7. Ajarkan teknik batuk efektif
meningkat (5) Kolaborasi :
4. Dispnea 9. Kolaborasi pemberian
menurun (5) bronkhodilator, ekspektoran,
5. Pemanjangan mukolitik, jika perlu
fase ekspirasi
menurun (5)
6. Frekuensi
napas
membaik (5)
7. Kesulitan
bernapas
membaik (5)
Defisit Setelah dilakukan Intervensi Utama : Edukasi
pengetahuan tindakan Kesehatan Observasi :
(D.0111) keperawatan 1. Identifikasi kesiapan dan
Definisi : Ketiadaan selama .....x24 jam kemampuan
atau kurangnya diharapkan menerima informasi
informasi yang keluarga mampu 2. Identifikasi faktor-faktor yang
berkaitan dengan memahami dapat meningkatkan dan
topik tertentu. masalah dan menurunkan motivasi perilaku
pengetahuan hidup bersih dan sehat
meningkat, Terapeutik :
Dengan kriteria 3. Sediakan materi dan media
hasil : pendidikan kesehatan
Tingkat 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan
pengetahuan sesuai kesepakatan
1. Keluarga dan 5. Berikan kesempatan untuk
klien mampu bertanya
memahami Edukasi :
tanda dan gejala 6. Jelaskan faktor
asma risiko yang dapat mempengaruhi
2. Keluarga dan kesehatan
klien mampu 7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
memahami sehat
penyebab dari 8. Ajarkan stratergi yang dapat
asma digunakan untuk meningkatkan
3. Keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat
klien mampu
memahami
pencegahan dari
asma
4. Keluarga dan
klien mampu
memahami
penanganan
asma
Bersihan Jalan Setelah dilakukan Intervensi Utama :
Napas Tidak perawatan ....x24 Latihan Batuk Efektif
Efektif (D.0001) jam diharapkan Observasi :
Definisi : jalan nafas 1. Identifikasi kemampuan batuk
Ketidakmapuan meningkat, 2. Monitor adanya retensi sputum
membersihkan Dengan kriteria 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
sekret atau hasil : saluran nafas
obstruksi jalan Bersihan Jalan Terapeutik :
napas untuk Napas 4. Atur posisi semi-Fowler atau
mempertahankan 1. Batuk efektif Fowler
jalan nafas tetap meningkat (5) 5. Pasang perlak atau bengkok di
paten. 2. Produksi pangkuan pasien
sputum menurun 6. Buang sekret pada tempat sputum
(5) Edukasi :
3. Adanya suara 7. Jelaskan tujuan dan prosedur
nafas mengi batuk efektif
menurun (5) 8. Anjurkan tarik napas dalam
4. Adanya suara melalui hidung
nafas wheezing selama 4 detik, ditahan selama 2
menurun (5) detik, kemudian keluarkan dari
5. Dispnea mulut dengan bibir mencucu
menurun (5) (dibulatkan) selama 8 detik
6. Kegelisahan 9. Anjurkan mengulangi tarik napas
dari menurun dalam hingga 3 kali
(5) 10. Anjurkan batuk dengan kuat
7. Frekuensi napas langsung setelah tarik napas
dari memburuk dalam yang ke-3
menjadi
membaik
8. Pola napas
menjadi
membaik (5)
Setelah dilakukan Luaran Utama
perawatan ....x24 Dukungan Tidur
jam diharapkan Observasi :
pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan
membaik, Dengan tidur
kriteria hasil : 2. Identifikasi faktor pengganggu
1. Keluhan sulit tidur
tidur membaik 3. Identifikasi makanan dan
(5) minuman yang mengganggu
2. Keluhan sulit tidur
terjaga 4. Identifikasi obat tidur yang
membaik (5) dikonsumsi
3. Keluhan tidak Terapeutik :
puas tidur 5. Batasi waktu tidur siang
membaik (5) 6. Fasilitasi menghilangkan stress
4. Keluhan sebelum tidur
istirahat tidak 7. Tetapkan jadwal tidur rutin
cukup 8. Lakukan prosedur untuk
membaik (5) meningkatkan kenyamanan
Edukasi :
9. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
10. Anjurkan menepati kebiasaan
tidur
11. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
12. Anjurkan faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur
13. Ajarkan relaksasi otot autogenic
atau cara nonfarmakologis
lainnya.

D. Implementasi
Implementasi merupakan perwujudan dari intervensi keperawatan
meliputi tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan keperawatan
pada pasien dengan Asma Bronkial secara teoritis mengacu pada teori sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang diangkat (Nurarif, 2015) dalam (Umiyati,
2021).

E. Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan implementasi. Klien adalah fokus evaluasi. Langkah-
langkah dalam mengevaluasi asuhan keperawatan adalah menganalisis respon
klien, mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di masa depan (Somantri, 2009).
Perumusan evaluasi formatif meliputi empat komponen yang dikenal
dengan istilah SOAP, yaitu :
1. S (Subjektif) : perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang
dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
2. O (Objektif) : perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat
atau tim kesehatan lain.
3. A (Analisis) : penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun
objektif) apakah berkembang kearah perbaikan.
4. P (Perencanaan) : rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil
analisis diatas yang berisi melanjutkan perencaan sebelumnya apabila
keadaan atau masalah belum teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI No. 43 2019. (2019). Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. In ペイン


クリニック学会治療指針2 (Issue 2).
SDKI, P. (2016). SDKI – Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia.
http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/
SIKI PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi
dan Tindakan Keperawatan (p. 527).
SLKI PPNI. (2019). Daftar Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) – SLKI
– Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Vol.
3.
Somantri, I. (2009). Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernapasan.
Umiyati. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma Bronkial Dengan Masalah
Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif Di Kelurahan Wirogunan Kota
Pasuruan. 4(1), 6.
Yuliana, S. (2020). Karya Tulis Ilmiah Literatur Review : Asuhan Keperawatan Pada
Klien Asma Bronchial Dengan Masalah Gangguan Pola Tidur Menggunakan
Terapi Relaksasi Otot Progresif Lumbantobing Sibolga Tahun 2020 Sri Yuliana
Sibarani Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Juru. 1–60.
Yusnik Adi Putra, Ari Udiyono, S. Y. (2018). GAMBARAN TINGKAT
KECEMASAN DAN DERAJAT SERANGAN ASMA PADA PENDERITA
DEWASA ASMA BRONKIAL (Studi di WilayahKerja Puskesmas Gunungpati,
Kota Semarang Tahun 2016). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1),
357–364.

FORMAT PENGKAJIAN DATA


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
BIODATA :
Nama : Nn. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Status Perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Pegawai swasta
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat :
No. Register : 001005
Tanggal MRS : 05 Oktober 2021
Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2021
Diagnosa Medis : Asma Bronchiale

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
Klien mengatakan sejak 2 hari yang lalu merasa sesak , batuk, dan pilek sehingga
pada tanggal 5 Oktober 2021 klien dibawa keluarganya IGD RSUD Ciamis.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05 Oktober 2021 pukul 09.00, klien
mengatakan klien mengeluh sesak. Sesak bertambah ketika berbaring serta
beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Klien mengatakan sesak dirasakan
seperti tertimpa beban berat di dada. Frekuensi napas klien 30x/menit. Sesak
dirasakan sering terutama pada malam hari saat hendak tidur dan saat bangun
tidur.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Ibu klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat penyakit Asma yang mulai
diketahui sejak klien berusia 8 tahun dan terakhir kambuh saat klien berusia 18
tahun. Ibu klien mengatakan bahwa asma kambuh saat cuaca dingin, saat sakit
batuk pilek, dan saat terkena asap atau debu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah memiliki riwayat
penyakit Asma maupun riwayat alergi sebelumnya. Dalam keluarga, penyakit
Asma baru diderita oleh klien saja.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA WAKTU TIDUR
1. Waktu tidur :
- Sebelum MRS : 7-8 jam
- Setelah MRS : 5-6 jam
2. Waktu bangun :
- Sebelum MRS : jam 04.30
- Setelah MRS : jam 04.30
3. Masalah tidur :
Kurang nyenyak karena sesak napas dan batuk
4. Hal-hal yang memepermudah tidur : tidak ada
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun : batuk

B. POLA ELIMINASI
1. BAB : 1 kali/hari berwarna kuning kecoklat
2. BAK : 3-5 kali/hari
3. Kesulitan BAB/BAK ; tidak ada
4. Upaya/ cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada masalah

C. POLA MAKAN DAN MINUM


1. Jumlah dan jenis makanan :
Frekuensi makan 3x/hari, porsi sedikit, jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk
2. Waktu Pemberian Makan : Pagi, siang, dan malam
3. Jumlah dan Jenis Cairan : 5-8 gelas/hari
4. Waktu Pemberian Cairan : saat merasa haus
5. Pantangan : tidak ada
6. Masalah Makan dan Minum : tidak ada
a. Kesulitan mengunyah : tidak
b. Kesulitan menelan : tidak
c. Mual dan Muntah : tidak
d. Tidak dapat makan sendiri : dapat makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah : tidak ada

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :


1. Pemeliharaan Badan : Saat sakit klien hanya dilakukan seka oleh ibu klien
menggunakan air hangat setiap pagi dan sore hari
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut : klien menggosok gigi 2x/ hari
3. Pemeliharaan Kuku : bersih

E. POLA KEGIATAN/ AKTIVITAS LAIN :


Klien berbaring di ranjang dan mampu melakukan mobilitas diatas tempat tidur,
berjalan ke kamar mandi, tetapi perlu dibantu saat melakukan pemeliharaan badan
seperti seka.

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : Klien mampu berkomunikasi dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan pasien : Ibu klien
C. Rekreasi : Dilakukan apabla ada waktu luang bersama keluarga
Hobby : Memasak
Penggunaan waktu senggang : Memasak dan beristirahat
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Berasa lebih baik
E. Hubungan dengan orang lain/ interaksi sosial : Klien berinteraksi dengan orang
lain dengan baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Ibu klien (Ny. S)
DATA SPIRITUAL
A. Ketaan beribadah : Klien melaksanakan sholat 5 waktu setiap hari
B. Keyakinan terhadap sehat/ sakit : Klien yakin bahwa sakit yang dialami akan
sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien yakin bahwa semua penyakit pasti
dapat disembuhkan

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum : Lemah/ Composmentis (E=4, V= 6, M=5)
B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 37 °C
Nadi : 110x/ menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Respirasi : 30x/ menit
Tinggi badan : 160 cm
Berat Badan : 57 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Lonjong
Ubun-ubun : Tidak ada benjolan
Kulit kepala : bersih tidak ada ketombe dan lesi
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata keadaan
bersih
Bau : tidak berbau
Warna : hitam kecoklatan
c. Wajah : Simetris
Warna kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : Lengkap
2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : normal lengkap
c. Konjunctiva dan sclera : Konjungtiva anemis, sclera tidak
ikterik
d. PupIl : pupil tampak isokor
e. Kornea dan Iris : normal kanan dan kiri
f. Ketajaman Penglihatan / Visus : normal
g. Tekanan Bola Mata : tidak terdapat tekanan pada bola mata

3. Hidung
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Tampak simetris, posisi septum
nasal ditengah
b. Lubang Hidung : lubang hidung normal dan tidak terdapat pembengkakan
pada sinus
c. Cuping Hidung : tampak pernapasan cuping hidung saat klien bernapas

4. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran Telinga : normal
c. Ketegangan telinga : normal
d. Lubang Telinga : lubang telinga pasien tampak bersih, tidak terdapat
serumen dan tidak ada lesi
e. Ketajaman pendengaran : normal, dapat mendengar suara dengan baik

5. Mulut dan Faring


a. Keadaan bibir : simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat
stomatitis
b. Keadaan gusi dan gigi : bersih
c. Keadaan lidah : bersih

6. Leher
a. Posisi Trakhea : posisi trackea normal
b. Tiroid : tidak terdapat pembesaran tiroid
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak teraba
e. Vena Jugularis : normal
f. Denyut Nadi Coratis : tidak terdapat kelain/ normal
D. Pemeriksaan Integumen (kulit)
a. Kebersihan : kulit tampak bersih
b. Kehangatan : akral teraba hangat
c. Warana : sawo matang
d. Turgor : baik
e. Tekstur : elastis
f. Kelembapan : lembab
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : simetris antara payudara kanan dan kiri, tidak
terdapat benjolan
b. Warna payudara dan areola : coklat tua
c. Kelainan-kelainan payudara dan putting : tidak ada
d. Axila dan Clavicula : axila dan clavikula normal

F. Pemeriksaan Thorak/ dada


1. Inspeksi Thorak :
a. Bentuk thorak : simetris
b. Pernafasan :
- Frekuensi : 30x/ menit
- Irama : cepat dan dangkal
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : sesak nafas

2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara (vocal fremitus) : normal
b. Perkusi : resonan
c. Auskultasi :
- Suara nafas : vesikuler
- Suara Ucapan : serak
- Suara tambahan : wheezing dan ronkhi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Palpasi : teraba detak jantung
- Ictus Cordis : tidak terlihat
b. Perkusi
- Batas-batas jantung : perkusi batas janrung berada di ICS II line sternal
kiri- ICS II line sternal kanan, pinggang jantung berada di ICS IV line
sterna kanan dan apeks jantung berada di ICS IV line sterna kanan
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : reguler
- Bunyi jantung II : reguler
- Bising/ murmur : tidak terdapat bising/ murmur
- Frekuensi denyut jantung : 110x/ menit
-

G. Pemriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : datar tidak ada lesi atau bintik kemerehan
- Benjolan/ massa : tidak ada
b. Auskultasi
- Pemeriksaan usus : 8x/ menit
- Bunyi jantung anak/ BJA : tidak ada
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan/ massa : tidak ada benjolan/ massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada pembesaran hepar
- Lien : tidak ada pembesaran lien
- Titik Me. Burne : tidak ada
d. Perkusi
- Suara abdomen : timpani
- Pemeriksaan ascites : tidak ada

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut pubis : normal
b. Meatus urethra : normal
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia eksterna dan daerah inguinal : tidak
ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : normal
b. Kelainan-kelainan pada anus : tidak ada
c. Perineum : tidak ada

I. Pemeriksaan Muakuloskeletal (Ekstrimis)


a. Kesimetrisan otot : otot simetris
b. Pemeriksaan oedema : tidak ada odema
c. Kekuatan otot : 5555
d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan

J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/ GCS : E=4, V=6, M=5
2. Tanda-tanda rangsangan otak (Meningeal Sign) : Klien dapat menerima
rangsangan berupa sentuhan, suhu, tekanan, dan rasa sakit serta gerakan
3. Fungsi motoric : normal
4. Fungsi sensorik : normal
5. Refleks :
a. Refleks fisiologis : normal
b. Refleks patologis : normal

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi emosi/ perasaan : cemas
b. Orientasi : baik (pada waktu, orang disekitar, dan tempat)
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : baik
d. Motifikasi (kemampuan) : -
e. Persepsi : klien yakin bahwa akan sembuh dan bisa melakukan aktivitas
sepertia biasa
f. Bahasa : Indonesia

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Asma Bronchiale
B. Pemeriksaan Diagnostik/ penunjang medis :
1. Laboratorium
HEMATOLOGI
Hemoglobin : 11,4 g/dL (12-16 g/Dl)
Hematokrit : 31,7 (35-45%)
Leukosit : 20,7 (7,0-17,0 103 /uL)
Trombosit : 472 (150-450 103 /uL)
Eritrosit : 6,47 (4,0-5,5 103 /uL)
Hitung Jenis Leukosit :
Neutrofil : 71% (50-70%)
Lymposit : 13% (25-40%)
Monosit : 10% (3-7%)
Eosinofil : 6% (2-6%)
Basofil : 0% (0-1%)
KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu : 115 mg/dL (70-200 mg/dL)
2. Rontgen : -
3. ECG : -
4. USG : -
5. Lain-lain :

PENATALAKSANAAN TERAPI
KAEN 3B 40 ml/jam Intravena
Dexamethasone 3x3 mg Intravena
Combivent 3x2,5 mg Inhalasi
Oksigen (nasal kanul) 2 lt/menit Inhalasi
Cefixime 2x1 cth Oral
Ambroxol Syrup 3x1 cth Oral

ANALISA DATA
Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


DS : Bersihan jalan nafas Hipersekresi jalan nafas
- Klien mengatakan tidak efektif
sesak nafas, sesak
bertambah ketika
berbaring serta
beraktivitas
- Sesak dirasakan
sering terutama pada
malam hari saat
hendak tidur dan saat
bangun tidur

DO :
- Klien tampak sulit
mengeluarkan dahak
- Orthopnea
- Frekuensi napas
klien cepat yaitu 30
x/menit
- Suara napas
tambahan wheezing
dan ronkhi
DS : Pola Nafas Tidak Hambatan Upaya Nafas
klien mengatakan sesak Efektif
bertambah ketika
berbaring serta
beraktivitas

DO :
- Terdapat pernapasan
cuping hidung
- Tampak retraksi otot
dada
- Napas tampak cepat
dan dangkal
- Orthopnea
- TTV :
TD: 110/70 mmHg
N : 110 x/menit
RR: 30 x/menit
S : 37,1°C

DS : Gangguan Pola Tidur Sesak Nafas dan Batuk


- Klien mengatakan
tidur terganggu
karena sesak nafas
dan batuk
- Klien mengatakan
tidur kurang lebih 5-6
jam
- Klien mengatakan
tidak puas tidur
- Klien mengeluh
istirahat tidak cukup
DO :
- Klien terlhat

lemas
- Klien tampak

pucat
- Klien tampak lesu

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasiem : Nn. A


Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005
MASALAH MASALAH
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
Tgl Paraf Tgl Paraf
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d 05-10-2021 Ica Cres D
Hipersekresi jalan nafas d.d Klien
mengatakan sesak nafas, sesak
bertambah ketika berbaring serta
beraktivitas, sesak dirasakan sering
terutama pada malam hari saat hendak
tidur dan saat bangun tidur, sulit
mengeluarkan dahak, Orthopnea,
Frekuensi napas klien cepat yaitu 30
x/menit, terdapat suara wheezing dan
ronkhi

2 Pola Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan 05-10-2021


upaya nafas d.d sesak bertambah ketika
berbaring serta beraktivitas, terdapat
pernapasan cuping hidung, tampak
retraksi otot dada, napas tampak cepat
dan dangkal , Orthopnea, TD: 110/70
mmHg, N : 110 x/menit, RR: 30 x/menit,
S : 37,1°C

3 Gangguan Pola Tidur b.d Sesak nafas 05-10-2021


dan batuk d.d mengeluh lelah, dispnea
saat/setelah melakukan aktivitas, merasa
lemah
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Nn. A
Umum : 20 tahun
No. Reg : 001005

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD


1 5 September Pola Nafas Tidak Efektif b.d Ica Cres Diana
2021 Hambatan upaya nafas d.d sesak
bertambah ketika berbaring serta
beraktivitas, terdapat pernapasan
cuping hidung, tampak retraksi
otot dada, napas tampak cepat
dan dangkal , Orthopnea, TD:
110/70 mmHg, N : 110 x/menit,
RR: 30 x/menit, S : 37,1°C
2 5 September Bersihan jalan nafas tidak efektif Ica Cres Diana
2021 b.d Hipersekresi jalan nafas d.d
Klien mengatakan sesak nafas,
sesak bertambah ketika berbaring
serta beraktivitas, sesak dirasakan
sering terutama pada malam hari
saat hendak tidur dan saat bangun
tidur, sulit mengeluarkan dahak,
Orthopnea, Frekuensi napas klien
cepat yaitu 30 x/menit, terdapat
suara wheezing dan ronkhi
3 5 September Gangguan Pola Tidur b.d Sesak Ica Cres Diana
2021 nafas dan batuk d.d mengeluh
lelah, dispnea saat/setelah
melakukan aktivitas, merasa
lemah,
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Nn. A
Umum : 20 tahun
No. Reg : 001005
NO HARI/TGL DIAGNOSA KEP TUJUAN DAN TINDAKAN RASIONAL
KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1 Selasa, 05 Sep Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas 1. Mengetahui
2021 Efektif (D.0005) tindakan keperawatan (1.01011) batas normal
b.d Hambatan selama 3x24 jam,  Observasi : TTV klien
upaya nafas d.d diharapkan Pola nafas 1.Monitor pola nafas 2. Mengetahui
sesak bertambah membaik, luaran Pola (frekuensi, kedalaman, batas normal
ketika berbaring Nafas (L.01004). usaha nafas) nafas klien
serta beraktivitas, Dengan kriteria hasil : 2.Monitor bunyi nafas 3. Untuk
terdapat 1. Tekanan ekspirasi tambahan mengetahui
pernapasan cuping meningkat (5) 3.Monitor sputum (jumlah, bunyi nafas
hidung, tampak 2. Pernafasan cuping warna, dan bau) tambahan
retraksi otot dada, hidung menurun (5)  Terapeutk : pada klien
napas tampak 3. Penggunaan otot 4.Posisikan semi fowler 4. Untuk
cepat dan dangkal bantu nafas atau fowler mengetahu
, Orthopnea, TD: menurun (5) 5.Berikan minuman hangat jumlah,
110/70 mmHg, N : 4. Depsnea menurun 6.Lakukan fisioterapi dada warna, bau
110 x/menit, RR: (5) 7.Berikan oksigen dari sputum
30 x/menit, S : 5. Otopnea menurun  Edukasi : 5. Melegakan
37,1°C (5) 8.Anjurkan asupan cairan klien untuk
6. Frekuensi nafas 2000 ml/hari bernafas
membaik (5) 9.Anjurkan teknik batuk 6. Membantu
7. efektif mengencerka
 Kolaborasi n sputum
10. Kolaborasi pemberian 7. Membantu
obat bronkodilator, mengeluarkan
ekspektoran dan sputum
mukolitik 8. Membantu
pernafasan
klien
9. Untuk
mencukupi
kebutuhan
cairan klien
10.Membantu
meningkatkan
bersihan jalan
nafas
11. Sebagai
pengobatan
farmakologis
2 Selasa, 05 Sep Bersihan jalan Setelah dilakukan Latihan Batuk Efektif 1.
2021 nafas tidak efektif tindakan keperawatan (1.01006) kemampuan
b.d Hipersekresi selama 3x24 jam,  Observasi batuk klien
jalan nafas d.d diharapkan Bersihan 1. 2.
Klien mengatakan jalan napas meningkat, batuk mengetahui
sesak nafas, sesak luaran Bersihan jalan 2. Monitor adanya retensi jumlah sputum
bertambah ketika napas (L.01001). sputum 3.
berbaring serta Dengan kriteria hasil : 3. Monitor tanda dan ada tanda-
beraktivitas, sesak 1. gejala infeksi saluran tanda
dirasakan sering (5) nafas terjadinya
terutama pada 2. infeksi saluran
malam hari saat (5)  Terapeutik : nafas
hendak tidur dan 3. 4. Atur posisi semi-Fowler 4.
saat bangun tidur, membaik (5) atau Fowler nyaman untuk
sulit mengeluarkan 4. 5. Pasang perlak atau klien dengan
dahak, Orthopnea, (5) bengkok di pangkuan asma
Frekuensi napas 5. pasien 5.
klien cepat yaitu 6. Buang sekret pada secret yang
30 x/menit, tempat sputum dikeluarkan
terdapat suara  Edukasi : tercecer
wheezing dan 7. Jelaskan tujuan dan 6.
ronkhi prosedur batuk efektif terjadinya
8. Anjurkan tarik napas penyebaran
dalam melalui hidung virus
selama 4 detik, ditahan 7.
selama 2 detik, dan keluarga
kemudian keluarkan mengetahu
dari mulut dengan bibir dari tujuan
mencucu (dibulatkan) tersebut
selama 8 detik 8.
9. Anjurkan mengulangi melonggarkan
tarik napas dalam jalan nafas
hingga 3 kali 9.
10. Anjurkan batuk dengan jalan nafas
kuat langsung setelah longgar
tarik napas dalam yang 10.
ke-3 yang tertahan
 Kolaborasi dapat
11. Kolaborasi pemberian dikeluarkan
mukolitik atau 11.
ekspetoran mencairakan
secret

3 Selasa, 05 Sep Gangguan Pola Setelah dilakukan Dukungan Tidur (1.05174) 1. Klien tidur 5
2021 Tidur b.d Sesak tindakan keperawatan  Observasi : jam tidak
nafas dan batuk selama 3x24 jam 1. Identifikasi nyenyak
d.d mengeluh diharapkan gangguan pola aktivitas dan tidur 2. Rasa tidak
lelah, dispnea pola tidur membaik, 2. Identifikasi nyaman
saat/setelah Luaran Pola Tidur faktor gangguan tidur karena sesak
melakukan (L.05045) dengan 3. Identifikasi yang di alami
aktivitas, merasa kriteria hasil : makanan dan minuman 3. Klien terlalu
lemah 1. Keluhan yang menganggu tidur banyak minum
sulit tidur  Terapeutik : sebelum tidur
berkurang (5) 4. Modifikasi 4. Meningkatkan
2. Keluhan lingkungan kualitas tidur
pola tidur berubah 5. Tetapkan klien
berkurang (5) jadwal tidur rutin 5. Meningkatkan
3. Keluhan 6. Lakukan jumlah jam
istirahat tidak prosedur untuk tidur klien
cukup berkurang meningkatkan supaya tidur
(5) kenyamanan puas
4. Keluhan tidak puas  Edukasi : 6. Meningkatkan
tidur berkurang (5) 7. Anjurkan menepati kenyamanan
kebiasaan waktu tidur tidur klien
8. Anjurkan menhindari 7. Agar tidur
makanan/minuman klien tercukupi
yang menganggu tidur 8. Hindarkan
9. Ajarkan relaksasi otot minum kopi,
autogenic atau cara the, dan
nonfarmakologi lainnya minum air
putih
menjelang
tidur
9. Agar klien
rileks dan
cepat tertidur

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005
TANGGAL/JA NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD
M KEP
05 September 1 1. Memonitor pola nafas Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 (frekuensi, kedalaman, usaha menerima tindakan dan
nafas) mengikuti apa yang sudah
2. Memonitor bunyi nafas dianjurkan.
tambahan
3. Memonitor sputum (jumlah,
warna, dan bau)
4. Memberikan posisi semi fowler
atau fowler
5. Memberikan minuman hangat
6. Melakukan fisioterapi dada
7. Memberikan oksigen 3lt/mnt
8. Menganjurkan asupan cairan
2000 ml/hari
9. Mengajarkan teknik batuk
efektif
10. Melakukan kolaborasi
pemberian obat bronkodilator,
ekspektoran dan mukolitik
05 September 2 1. Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 batuk klien menerima tindakan dan
2. Memonitor adanya retensi sputum mengikuti apa yang
3. Memonitor tanda dan gejala sudah dianjurkan.
infeksi saluran nafas
4. Mengatur posisi semi-Fowler
atau Fowler
5. Memasang perlak atau bengkok
di pangkuan pasien
6. Membuang sekret pada tempat
sputum
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
8. Menganjurkan/ mengajarkan tarik
napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
9. Menganjurkan klien mengulangi
tarik napas dalam hingga 3 kali
10. Menganjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik napas
dalam yang ke
11. Melakukan kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspetoran

05 September 3 1. Mengidentifikasi pola aktivitas Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 dan tidur menerima tindakan dan
2. Mengidentifikasi faktor mengikuti apa yang sudah
gangguan tidur dianjurkan.
3. Mengidentifikasi makanan dan
minuman yang menganggu tidur
4. Memodifikasi lingkungan
5. Meneetapkan jadwal tidur rutin
6. Melakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
7. Menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
8. Mengnjurkan menhindari
makanan/minuman yang
menganggu tidur
9. Mengajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005
TANGGAL/JA NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD
M KEP
06 September 1 1. Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 kedalaman, usaha nafas) menerima tindakan dan
2. mengikuti apa yang sudah
3. dianjurkan.
dan bau)
4.
fowler
5.
6.
7.

06 September 2 2. Memonitor adanya retensi sputum Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 3. Memonitor tanda dan gejala infeksi menerima tindakan dan
saluran nafas mengikuti apa yang
5. Memasang perlak atau bengkok di sudah dianjurkan.
pangkuan pasien
6. Membuang sekret pada tempat
sputum
10. Menganjurkan batuk dengan
kuat langsung setelah tarik napas
dalam yang ke 3
06 September 3 6.Melakukan prosedur untuk Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 meningkatkan kenyamanan menerima tindakan dan
9.Mengajarkan relaksasi otot autogenic mengikuti apa yang sudah
atau cara nonfarmakologi lainnya dianjurkan.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005
TANGGAL/JA NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PASIEN TTD
M KEP
07 September 1 1.Memonitor pola nafas (frekuensi, Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 kedalaman, usaha nafas) menerima tindakan dan
6.Melakukan fisioterapi dada mengikuti apa yang sudah
dianjurkan.
07 September 2 2. Memonitor adanya retensi sputum Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 menerima tindakan dan
mengikuti apa yang
sudah dianjurkan.

06 September 3 9.Mengajarkan relaksasi otot Keluarga dan klien Ica Cres Diana
2021/ 09.00 autogenic atau cara menerima tindakan dan
nonfarmakologi lainnya mengikuti apa yang sudah
dianjurkan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Nn. A
Umur : 20 tahun
No. Reg : 001005
NO DX TANGGAL, 05 Sep 2021 TANGGAL, 06 Sep 2021 TANGGAL, 07 Sep 2021
KEP
1 S : S : S :
Klien mengatakan masih sesak Klien mengatakan sesak berkurang pasien mengatakan sudah tidak
ketika berbaring serta beraktivitas sesak nafas
O:
O: - Terdapat pernapasan cuping hidung O :
- Terdapat pernapasan cuping - Tampak retraksi otot dada - Tidak ada pernafasan cuping
hidung - Pola napas mulai membaik hidung
- Tampak retraksi otot dada - Orthopnea berkurang - Retraksi otot dada membaik
- Napas tampak cepat dan dangkal - Hasil TTV : - Pola nafas membaik
- Orthopnea TD: 110/70 mmHg - Nafas membaik
- TTV : N : 100 x/menit - Tidak nampak adanya
TD: 110/70 mmHg RR: 25 x/menit orthopnea
N : 110 x/menit S : 37°C - Hasil TTV :
RR: 30 x/menit A: TD: 110/70 mmHg
S : 37,1°C Pola napas tidak efektif teratasi N : 94 x/menit
A: sebagain RR: 19 x/menit
Pola napas tidak efektif belum P: S : 36,7°C
teratasi Lanjutkan intervensi 1 dan 6 A:
P: I : Pola napas tidak efektif teratasi
Lanjutkan intervensi 1-7 - Memonitor pola nafas (frekuensi, P:
I : kedalaman, usaha nafas) Hentikan intervensi
- Memonitor pola nafas (frekuensi, - Memberikan posisi semi fowler I :
kedalaman, usaha nafas) atau fowler Tindakan dihentikan
- Memberikan posisi semi fowler - Melakukan fisioterapi dada E:
atau fowler - Memberikan oksigen 3lt/mnt Klien membaik dan tidak ada
- Memberikan minuman hangat E: gejala yang timbul
- Melakukan fisioterapi dada Klien tampak membaik, sesak nafas
- Memberikan oksigen 3lt/mnt berkurang
E:
Setelah dilakukan tindakan sesak
nafas berkurang
2 S : S : S:
- Klien mengatakan masih sesak - Klien mengatakan sesak berkurang O:
nafas sesak dan bertambah meskipun berbaring - Klien dengan baik
ketika berbaring serta - Klien mengatakan sesak sudah mengeluarkan dahak setelah
beraktivitas jarang dirasakan ketikan malam dilakukan tindakan
- Sesak dirasakan sering terutama hari saat hendak tidur dan bangun - Tidak Nampak adanya
pada malam hari saat hendak tidur orthopnea
tidur dan saat bangun tidur O: - Frekuensi nafas klien
O: - Klien mampu mengeluarkan dahak menurun 19x/menit
- Klien tampak sulit mengeluarkan setelah dilakukan tindakan - Tidak ada suara tambahan
dahak - Orthopnea menurun A:
- Orthopnea - Frekuensi nafas klien menurun Bersihan jalan nafas tidak
- Frekuensi napas klien cepat 25x/menit efektif teratasi
yaitu 30 x/menit - Wheesing dan ronkhi membaik P:
- Suara napas tambahan A : Hentikan intervensi
wheezing dan ronkhi Bersihan jalan nafas tidak efektif I :
A: teratasi sebagian Tindakan dihentikan
Bersihan jalan nafas tidak efektif P : E:
belum teratasi Lanjutkan intevensi no 2 Klien merasa membaik dan
P: ingin segerah pulang
Lanjutkan intervensi 2,3,5,6,10 I :
I : - Memonitor adanya retensi sputum
- Memonitor adanya retensi - Memonitor tanda dan gejala infeksi
sputum saluran nafas
- Memonitor tanda dan gejala - Menganjurkan batuk dengan kuat
infeksi saluran nafas langsung setelah tarik napas dalam
- Menganjurkan batuk dengan yang ke 3
kuat langsung setelah tarik napas E:
dalam yang ke 3 Setelah dilakukan tindakan bersihan
E: jalan nafas mulai membaik
Setelah dilakukan tindakan bersihan
jalan nafas mulai membaik
3 S: S: S:
- Klien mengatakan tidur - Klien mengatakan tidur masih Klien mengatakan sudah tidak
terganggu karena sesak nafas terganggu karena masih sesak mengalami gangguan pola tidur
dan batuk nafas dan batuk O:
- Klien mengatakan tidak puas - Klien mengatakan semenjak - kesulitan tidur menurun,
tidur menepati jadwal rutin untuk tidur pola tidur membaik, keluhan
- Klien mengeluh istirahat tidak pola tidur pasien berubah menjadi istirahat tidak cukup
cukup lebih baik, dan sesak nafas pada menurun
O: pasien sudah sedikit berkurang A:
- Klien terlihat lemas O: Gangguan pola tidur teratasi

- Klien tampak pucat - keluhan sulit tidur menurun P:


keluhan pola tidur menurun dari Hentikan intervensi
- Klien tampak lesu
- Klien nampak bugar dan tidak I:
A:
pucat Tindakan dihentikan
Gangguan pola tidur belum teratasi
A: E:
P:
Gangguan pola tidur teratasi sebagian Pola tidur membaik
Lanjutkan intervensi no 6 dan 9
P:
I:
Lanjutkan intervensi no 9
- Memodifikasi lingkungan
I:
- Meneetapkan jadwal tidur rutin
- Melakukan prosedur untuk
- Melakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
meningkatkan kenyamanan
- Mengajarkan relaksasi otot
- Menganjurkan menepati
autogenic atau cara
kebiasaan waktu tidur
nonfarmakologi lainnya
- Mengnjurkan menhindari E:
makanan/minuman yang Pola tidur pasien berubah menjadi
menganggu tidur sedikit lebih baik
- Mengajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
E:
Pasien terlihat kelelahan karena
tidak dapat tertidur dengan baik
FORMAT DOKUMENTASI
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS


Pengkajian diambil tanggal : 05 September 2021
Tanggal masuk : 05 September 2021
Ruang/ Kelas : Dahlia/ 2
No Kamar : 05
Diagnosa masuk : Asma Bronchiale

I. IDENTITAS
1. Nama : Nn. A
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Karyawan swasta
9. Alamat/ No. Telp : Malang/ 0813657598
10. Penanggung Jawab : Orang tua klien

II. RIWAYAT SEBELUM SAKIT


1. Penyakit berat yang pernah diderita : Asma
2. Obat-obatan yang biasa dikonsumsi : Anti asma
3. Kebiasaan berobat : Dokter praktik
4. Alergi obat/ makanan : Tidak ada
5. Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
III.RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan utama : Sesak nafas
2. Tanggal mulai sakit : 04 September 2021
3. Proses terjadinya penyakit : Berangsur-angsur
4. Faktor pencetus : Alergi udara dingin cuaca dingin, saat
sakit batuk pilek, dan saat terkena asap atau debu.
5. Upaya yang telah dilakukan : Memberikan oksigen hirub dirumah
6. Tanda-tanda Vital :
S : 37,1ºC
N: 110x/menit
TD : 110/70 mmHg

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga : Tidak ada
menderita penyakit keturunan (DM, Hipertensi, Asma)
2. Penyakit yang sedang diderita oleh anggota keluarg : Asma

V. PENGKAJIAN SISTEM
1. Sistem pernapasan (B1 = Breathing)
Data subyektif : Klien mengatakan sesak dan sulit saat bernafas
Data obyektif (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) :
- Terdapat pernapasan cuping hidung
- Tampak retraksi otot dada
- Napas tampak cepat dan dangkal
- Orthopnea
- TTV :
TD: 110/70 mmHg
N : 110 x/menit

RR: 30 x/menit
S : 37,1°C
- Sulit mengeluarkan dahak
- Terdapat suara tambahan wheezing dan ronchi
2. Sistem kardiovaskular (B2 = Blood)
Data subyektif : Tidak ada keluhan
Data obyektif (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) : Tidak ada
keluhan
3. Sistem neurologi (B3 = Brain)
Data subyektif : Tidak ada keluhan
Data obyektif (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) : Tidak ada
keluhan
4. Sistem perkemihan (B4 = Bladder)
Data subyektif : Tidak ada keluhan
Data obyektif (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) : Tidak ada
keluhan
5. Sistem pencernaan (B5 = Bowel)
Data subyektif : Tidak ada keluhan
Data obyektif (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) : Tidak ada
keluhan
6. Sistem musculoskeletal (Bone)
Data subyektif : Tidak ada keluhan
Data obyektif (inspeksi, palpasi) : kekuatan otot 5555
7. Sistem lain yang terkait (system endokrin, reproduksi, imunologi dsb) : Baik
8. Pola istirahat : Sering terbangun karena sesak dan batuk, tidur kurang
lebih 5-6 jam
9. Pola personal Hyigiene : Seka 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x
dalam seminggu
VI. PSIKOSOSIAL
1. Sosial/ interaksi : Interaksi dengan orang sekitar baik
2. Konsep diri : Baik
3. Spiritual : Baik

VII. TINDAKAN MEDIS DAN OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN


1. KAEN 3B 40 ml/jam Intravena
2. Dexamethasone 3x3 mg Intravena
3. Combivent 3x2,5 mg Inhalasi
4. Oksigen (nasal kanul) 2 lt/menit Inhalasi
5. Cefixime 2x1 cth Oral
6. Ambroxol Syrup 3x1 cth Oral

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Laboratorium
a. HEMATOLOGI
Hemoglobin : 11,4 g/dL (12-16 g/Dl)
Hematokrit : 31,7 (35-45%)
Leukosit : 20,7 (7,0-17,0 103 /uL)
Trombosit : 472 (150-450 103 /uL)
Eritrosit : 6,47 (4,0-5,5 103 /uL)
Hitung Jenis Leukosit :
Neutrofil : 71% (50-70%)
Lymposit : 13% (25-40%)
Monosit : 10% (3-7%)
Eosinofil : 6% (2-6%)
Basofil : 0% (0-1%)
b. KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu : 115 mg/dL (70-200 mg/dL)
2. Radiologi : -
3. Informasi lain-lain :
T Data Subyektif Diagnosa Planing Implementasi Rasional Evaluasi T
gl & Data Keperawata T
Obyektif n
5 DS : Pola Nafas Manajemen 1. Memonitor 1. Mengetahui S : IC
Se - Klien Tidak Efektif Jalan Nafas pola nafas batas normal Klien A
p mengatakan b.d Hambatan (1.01011) (frekuensi, TTV klien mengatak
20 sesak nafas, upaya nafas  Observasi : kedalaman, 2. Mengetahui an masih
21 sesak d.d sesak 1. Monitor usaha nafas) batas normal sesak
bertambah bertambah pola nafas 2. Memonitor nafas klien ketika
ketika ketika (frekuensi, bunyi nafas 3. Untuk berbaring
berbaring berbaring kedalaman, tambahan mengetahui serta
serta serta usaha 3. Memonitor bunyi nafas beraktivit
beraktivitas beraktivitas, nafas) sputum tambahan as
- Sesak terdapat 2. Monitor (jumlah, warna, pada klien
dirasakan pernapasan bunyi nafas dan bau) 4. Untuk O:
sering cuping tambahan 4. Memberikan mengetahu - Terdapa
terutama hidung, 3. Monitor posisi semi jumlah, t
pada malam tampak sputum fowler atau warna, bau pernapa
hari saat retraksi otot (jumlah, fowler dari sputum san
hendak tidur dada, napas warna, dan 5. Memberikan 5. Melegakan cuping
dan saat tampak cepat bau) minuman klien untuk hidung
bangun tidur dan dangkal ,  Terapeutk hangat bernafas - Tampak
Orthopnea, : 6. Melakukan 6. Membantu retraksi
DO : TD: 110/70 4. Posisikan fisioterapi dada mengencerka otot
- Klien tampak mmHg, N : semi 7. Memberikan n sputum dada
sulit 110 x/menit, fowler atau oksigen 3lt/mnt 7. Membantu - Napas
mengeluarka RR: 30 fowler 8. Menganjurka mengeluarka tampak
n dahak x/menit, S : 5. Berikan n asupan cairan n sputum cepat
- Orthopnea 37,1°C minuman 2000 ml/hari 8. Membantu dan
- Frekuensi hangat 9. Mengajarkan pernafasan dangkal
napas klien 6. Lakukan teknik batuk klien - Orthopn
cepat yaitu 30 fisioterapi efektif 9. Untuk ea
x/menit dada 10. Melakukan mencukupi - TTV
- Suara napas 7. Berikan kolaborasi kebutuhan TD:
tambahan oksigen pemberian cairan klien 110mm
wheezing  Edukasi : obat 10. Memba Hg
dan ronkhi 8. Anjurkan bronkodilator, ntu N:
asupan ekspektoran meningkatka 110x/m
cairan 2000 dan mukolitik n bersihan nt
ml/hari jalan nafas S:
9. Anjurkan 11. Sebagai 37,1ºC
teknik pengobatan RR :
batuk farmakologis 30x/mnt
efektif
 Kolaborasi A:
10.Kolaborasi Pola
pemberian napas
obat tidak
bronkodil efektif
ator, belum
ekspektor teratasi
an dan P:
mukolitik Lanjutkan
intervensi
1-7
I :
- Memon
itor
pola
nafas
(frekue
nsi,
kedala
man,
usaha
nafas)
- Membe
rikan
posisi
semi
fowler
atau
fowler
- Membe
rikan
minum
an
hangat
- Melaku
kan
fisioter
api
dada
- Membe
rikan
oksigen
3lt/mnt
E:
- Setelah
dilakuk
an
tindaka
n sesak
nafas
berkura
ng

2 DS : Bersihan Latihan 1. 1.Mengetahuai S : IC


klien jalan nafas Batuk Efektif si kemampuan kemampuan - Klien A
mengatakan tidak efektif (1.01006) batuk klien batuk klien menga
sesak bertambah b.d  Observasi 2. Memonitor 2. takan
ketika berbaring Hipersekresi 1. Identifi adanya retensi mengetahui masih
serta jalan nafas kasi sputum jumlah sesak
beraktivitas d.d Klien kemam 3. Memonitor sputum nafas
mengatakan puan tanda dan 3. sesak
DO : sesak nafas, batuk gejala infeksi bila ada dan
- Terdapat sesak 2. Monitor saluran nafas tanda-tanda bertam
pernapasan bertambah adanya 4. Mengatur terjadinya bah
cuping ketika retensi posisi semi- infeksi ketika
hidung berbaring sputum Fowler atau saluran berbar
- Tampak serta 3. Monitor Fowler nafas ing
retraksi otot beraktivitas, tanda 5. Memasang 4. serta
dada sesak dan perlak atau nyaman berakti
- Napas dirasakan gejala bengkok di untuk klien vitas
tampak cepat sering infeksi pangkuan dengan - Sesak
dan dangkal terutama saluran pasien asma dirasa
- Orthopnea pada malam nafas 6. Membuang 5. kan
- TTV : hari saat sekret pada secret yang sering
TD: 110/70 hendak tidur  Terapeutik tempat sputum dikeluarkan teruta
mmHg dan saat 4. Atur 7. Menjelaskan tercecer ma
N : 110 bangun tidur, posisi tujuan dan 6. pada
x/menit sulit semi- prosedur batuk terjadinya malam
RR: 30 mengeluarka Fowler efektif penyebaran hari
x/menit n dahak, atau 8.Menganjurkan/ virus saat
S : 37,1°C Orthopnea, Fowler mengajarkan 7. henda
Frekuensi 5. Pasang tarik napas dan keluarga k tidur
napas klien perlak dalam melalui mengetahu dan
cepat yaitu 30 atau hidung dari tujuan saat
x/menit, bengkok selama 4 detik, tersebut bangu
terdapat suara di ditahan selama 8. n tidur
wheezing dan pangkua 2 detik, melonggark O:
ronkhi n pasien kemudian an jalan - Klien
6. Buang keluarkan dari nafas tampak
sekret mulut dengan 9. sulit
pada bibir mencucu bersihan mengel
tempat (dibulatkan) jalan nafas uarkan
sputum selama 8 detik longgar dahak
 Edukasi : 9.Menganjurkan 10. - Orthop
7. Jelaskan klien secret yang nea
tujuan mengulangi tertahan -
dan tarik napas dapat Frekue
prosedur dalam hingga dikeluarkan nsi
batuk 3 kali 12.Membantu napas
efektif 10.Menganjurkan mencairakan klien
8. Anjurkan batuk dengan secret cepat
tarik kuat langsung yaitu
napas setelah tarik 30
dalam napas dalam x/menit
melalui yang ke - Suara
hidung 11. Melakukan napas
selama 4 kolaborasi tamba
detik, pemberian han
ditahan mukolitik atau wheez
selama 2 ekspetoran ing
detik, dan
kemudia ronkhi
n A:
keluarka Bersihan
n dari jalan
mulut nafas
dengan tidak
bibir efektif
mencucu belum
(dibulatk teratasi
an) P:
selama 8 Lanjutkan
detik intervensi
9. Anjurkan 2,3,5,6,10
mengula I :
ngi tarik -
napas Memon
dalam itor
hingga 3 adanya
kali retensi
10.Anjurkan sputum
batuk -
dengan Memon
kuat itor
langsung tanda
setelah dan
tarik gejala
napas infeksi
dalam saluran
yang ke- nafas
3 -
 Kolaborasi Menga
12. Kolabor njurkan
asi batuk
pemberi dengan
an kuat
mukoliti langsun
k atau g
ekspetor setelah
an tarik
napas
dalam
yang ke
3
E:
Setelah
dilakukan
tindakan
bersihan
jalan
nafas
mulai
membaik
3. DS : Gangguan Dukungan 1.Mengidentifikasi 1. Klien tidur S: IC
- Klien Pola Tidur Tidur pola aktivitas 5 jam tidak - Klien A
mengatakan b.d Sesak (1.05174) dan tidur nyenyak mengat
tidur nafas dan  Observasi 2. Mengidentifika 2. Rasa tidak akan
terganggu batuk d.d 1. Identifikasi si faktor nyaman tidur
karena sesak mengeluh pola gangguan tidur karena sesak tergang
nafas dan lelah, dispnea aktivitas 3. Mengidentifika yang di gu
batuk saat/setelah dan tidur si makanan dan alami karena
- Klien melakukan 2. Identifikasi minuman yang 3. Klien terlalu sesak
mengatakan aktivitas, faktor menganggu banyak nafas
tidur kurang merasa gangguan tidur minum dan
lebih 5-6 jam lemah, tidur 4. Memodifikasi sebelum batuk
- Klien 3. Identif lingkungan tidur - Klien
mengatakan ikasi 5. Menetapkan 4. Meningkatk mengat
tidak puas makanan jadwal tidur an kualitas akan
tidur dan rutin tidur klien tidak
- Klien minuman 6. Melakukan 5. Meningkatk puas
mengeluh yang prosedur untuk an jumlah tidur
istirahat tidak menganggu meningkatkan jam tidur - Klien
cukup tidur kenyamanan klien supaya mengel
DO :  Terapeutik 7. Menganjurkan tidur puas uh
- Klien 4. Modifi menepati 6. Meningkat istiraha

terlhat kasi kebiasaan kan t tidak


lingkungan waktu tidur kenyamana cukup
lemas
5. 8. Menganjurkan
Tetapkan n tidur O:
- Klien
jadwal menhindari klien - Klie
tampak tidur rutin makanan/minu 7. Agar tidur n
pucat 6. Lakuk man yang klien
terli
- Klien an prosedur menganggu tercukupi
hat
tampak untuk tidur 8. Hindarkan
meningkatk 9. Mengajarkan minum lema
lesu
an relaksasi otot kopi, the, s
kenyamana autogenic atau dan minum - Klie
n cara air putih n
 Edukasi : nonfarmakolog menjelang tamp
7. i lainnya
Anjurkan tidur
ak
menepati 9. Agar klien
puca
kebiasaan rileks dan
waktu tidur cepat t
8. Anjurkan tertidur - Klien
menhindari tamp
makanan/m ak
inuman
lesu
yang
A:
menganggu
Gangguan
tidur
pola tidur
9. Ajarkan
belum
relaksasi
teratasi
otot
P:
autogenic
Lanjutkan
atau cara
intervensi
nonfarmak
no 6 dan
ologi
lainnya 9
I:
- Memod
ifikasi
lingkun
gan
- Meneet
apkan
jadwal
tidur
rutin
- Melaku
kan
prosed
ur
untuk
mening
katkan
kenya
manan
- Menga
njurkan
menepa
ti
kebiasa
an
waktu
tidur
- Mengnj
urkan
menhin
dari
makana
n/minu
man
yang
menga
nggu
tidur
- Mengaj
arkan
relaksa
si otot
autoge
nic atau
cara
nonfar
makolo
gi
lainnya
E:
Pasien
terlihat
kelelahan
karena
tidak
dapat
tertidur
dengan
baik
T Data Subyektif Diagnosa Planing Implementasi Rasional Evaluasi T
gl & Data Keperawata T
Obyektif n
6 DS : Pola Nafas Manajemen 1. Memonitor 1. Mengetahui S : IC
Se - Klien Tidak Efektif Jalan Nafas pola nafas batas normal Klien A
p mengatakan b.d Hambatan (1.01011) (frekuensi, TTV klien mengatak
20 sesak nafas, upaya nafas  Observasi : kedalaman, 2. Mengetahui an sesak
21 sesak d.d sesak 1. Monitor usaha nafas) batas normal berkurang
bertambah bertambah pola nafas 2. Memonitor nafas klien
ketika ketika (frekuensi, bunyi nafas 3. Untuk O:
berbaring berbaring kedalaman, tambahan mengetahui - Terdapa
serta serta usaha 3. Memonitor bunyi nafas t
beraktivitas beraktivitas, nafas) sputum (jumlah, tambahan pernapa
- Sesak terdapat 2. Monitor warna, dan bau) pada klien san
dirasakan pernapasan bunyi nafas 4. Memberikan 4. Untuk cuping
sering cuping tambahan posisi semi mengetahu hidung
terutama hidung, 3. Monitor fowler atau jumlah, - Tampa
pada malam tampak sputum fowler warna, bau k
hari saat retraksi otot (jumlah, 5. Memberikan dari sputum retraksi
hendak tidur dada, napas warna, dan minuman hangat 5. Melegakan otot
dan saat tampak cepat bau) 6. Melakukan klien untuk dada
bangun tidur dan dangkal ,  Terapeutk fisioterapi dada bernafas - Pola
Orthopnea, 4. Posisikan 7. Memberikan 6. Membantu napas
DO : TD: 110/70 semi oksigen 3lt/mnt mengencerka mulai
- Klien tampak mmHg, N : fowler n sputum memba
sulit 110 x/menit, atau 7. Membantu ik
mengeluarka RR: 30 fowler mengeluarka - Orthop
n dahak x/menit, S : 5. Berikan n sputum nea
- Orthopnea 37,1°C minuman berkura
- Frekuensi hangat ng
napas klien 6. Lakukan - Hasil
cepat yaitu 30 fisioterap TTV :
x/menit i dada TD:
- Suara napas 7. Berikan 110/70
tambahan oksigen mmHg
wheezing dan  Edukasi : N:
ronkhi 8. Anjurkan 100x/
asupan menit
cairan 2000 RR: 25
ml/hari x/menit
9. Anjurkan S : 37°C
teknik A:
batuk Pola
efektif napas
 Kolaborasi tidak
10.Kolaborasi efektif
pemberian teratasi
obat sebagain
bronkodil P:
ator, Lanjutkan
ekspektor intervensi
an dan 8,12 dan
mukolitik 13
I :
- Memon
itor
pola
nafas
(frekue
nsi,
kedala
man,
usaha
nafas)
- Membe
rikan
posisi
semi
fowler
atau
fowler
- Melaku
kan
fisioter
api
dada
- Membe
rikan
oksigen
3lt/mnt
E:
Klien
tampak
membaik,
sesak
nafas
berkurang
6 DS : Bersihan Latihan 2. Memonitor 2.Untuk S : IC
Se klien jalan nafas Batuk Efektif adanya retensi mengetahui - Klien A
p mengatakan tidak efektif (1.01006) sputum jumlah sputum mengat
20 sesak bertambah b.d  Observasi 3. Memonitor 3.Mencegah akan
21 ketika berbaring Hipersekresi 1. Identifikasi tanda dan gejala bila ada sesak
serta jalan nafas kemampuan infeksi saluran tanda-tanda berkura
beraktivitas d.d Klien batuk nafas terjadinya ng
mengatakan 2. Monitor 5. Memasang infeksi meskip
DO : sesak nafas, adanya perlak atau saluran un
- Terdapat sesak retensi bengkok di nafas berbari
pernapasan bertambah sputum pangkuan pasien 1. Posisi yang ng
cuping ketika 3. Monitor 6. Membuang nyaman - Klien
hidung berbaring tanda sekret pada untuk klien mengat
- Tampak serta dan tempat sputum dengan akan
retraksi otot beraktivitas, gejala 10. Menganjurkan asma sesak
dada sesak infeksi batuk dengan 5.Mencegah sudah
- Napas dirasakan saluran kuat langsung secret yang jarang
tampak cepat sering nafas setelah tarik dikeluarkan dirasak
dan dangkal terutama napas dalam tercecer an
- Orthopnea pada malam  Terapeutik yang ke 3 6.Mencegah ketikan
- TTV : hari saat 4. Atur terjadinya malam
TD: 110/70 hendak tidur posisi penyebaran hari
mmHg dan saat semi- virus saat
N : 110 bangun tidur, Fowler 10.Supaya hendak
x/menit sulit atau secret yang tidur
RR: 30 mengeluarka Fowler tertahan dan
x/menit n dahak, 5. Pasang dapat bangun
S : 37,1°C Orthopnea, perlak tidur
Frekuensi atau dikeluarkan O:
napas klien bengkok - Klien
cepat yaitu 30 di mampu
x/menit, pangkua mengel
terdapat suara n pasien uarkan
wheezing dan 6. Buang dahak
ronkhi sekret setelah
pada dilakuk
tempat an
sputum tindaka
 Edukasi : n
7. Jelaskan - Orthop
tujuan nea
dan menuru
prosedur n
batuk - Frekue
efektif nsi
8. Anjurkan nafas
tarik klien
napas menuru
dalam n
melalui 25x/me
hidung nit
selama 4 - Wheesi
detik, ng dan
ditahan ronkhi
selama 2 memba
detik, ik
kemudia A:
n Bersihan
keluarka jalan
n dari nafas
mulut tidak
dengan efektif
bibir teratasi
mencucu sebagian
(dibulatk P:
an) Lanjutkan
selama 8 intevensi
detik no 2
9. Anjurkan
mengula I :
ngi tarik -
napas Memon
dalam itor
hingga 3 adanya
kali retensi
10.Anjurkan sputum
batuk -
dengan Memon
kuat itor
langsung tanda
setelah dan
tarik gejala
napas infeksi
dalam saluran
yang ke- nafas
3 -
 Kolaborasi Menga
13. Kolabor njurkan
asi batuk
pemberi dengan
an kuat
mukoliti langsun
k atau g
ekspetor setelah
an tarik
napas
dalam
yang ke
3
E:
Setelah
dilakukan
tindakan
bersihan
jalan
nafas
mulai
membaik
6 DS : Gangguan Dukungan 6.Melakukan 6.Meningkatka S: IC
Se - Klien Pola Tidur Tidur prosedur untuk n kenyamanan - Klien A
p mengatakan b.d Sesak (1.05174) meningkatkan tidur klien mengat
20 tidur nafas dan  Observasi kenyamanan 9.Agar klien akan
21 terganggu batuk d.d 1.Identifikasi 9.Mengajarkan rileks dan tidur
karena sesak mengeluh pola relaksasi otot cepat tertidur masih
nafas dan lelah, dispnea aktivitas dan autogenic atau tergang
batuk saat/setelah tidur cara gu
- Klien melakukan 2.Identifikasi nonfarmakologi karena
mengatakan aktivitas, faktor lainnya masih
tidur kurang merasa gangguan sesak
lebih 5-6 jam lemah, tidur nafas
- Klien 3.Identifikasi dan
mengatakan makanan batuk
tidak puas dan - Klien
tidur minuman mengat
- Klien yang akan
mengeluh menganggu semenj
istirahat tidak tidur ak
cukup  Terapeutik menep
DO : 4. Modifikasi ati
- Klien lingkungan jadwal
terlhat 5. Tetapkan rutin
lemas jadwal untuk
- Klien tidur rutin tidur
tampak 6. Lakukan pola
pucat prosedur tidur
- Klien untuk pasien
tampak lesu meningkatk beruba
an h
kenyamana menjad
n i lebih
 Edukasi : baik,
7. Anjurkan dan
menepati sesak
kebiasaan nafas
waktu tidur pada
8. Anjurkan pasien
menhindari sudah
makanan/m sedikit
inuman berkura
yang ng
menganggu O:
tidur - keluha
9. Ajarkan n sulit
relaksasi tidur
otot menur
autogenic un
atau cara keluha
nonfarmak n pola
ologi tidur
lainnya menur
un
dari
- Klien
nampa
k
bugar
dan
tidak
pucat
A:
Gangguan
pola tidur
teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi
no 9
I:
- Melaku
kan
prosed
ur
untuk
mening
katkan
kenya
manan
- Mengaj
arkan
relaksa
si otot
autoge
nic atau
cara
nonfar
makolo
gi
lainnya
E:
Pola tidur
pasien
berubah
menjadi
T Data Subyektif Diagnosa Planing Implementasi Rasional Evaluasi T
gl & Data Keperawata T
Obyektif n
7 DS : Pola Nafas Manajemen 1.Memonitor pola 1. Untuk S : IC
Se - Klien Tidak Efektif Jalan Nafas nafas (frekuensi, mengetahui pasien A
p mengatakan b.d Hambatan (1.01011) kedalaman, kenormalan mengatak
20 sesak nafas, upaya nafas  Observasi : usaha nafas) frekuensi, an sudah
21 sesak d.d sesak 1. Monitor 6.Melakukan kedalam, tidak
bertambah bertambah pola nafas fisioterapi dada dan usaha sesak
ketika ketika (frekuensi, nafas klien nafas
berbaring berbaring kedalaman 2. Membantu
serta serta , usaha melonggark O:
beraktivitas beraktivitas, nafas) an jalan - Tidak
- Sesak terdapat 2. Monitor nafas dan ada
dirasakan pernapasan bunyi mebantu pernafa
sering cuping nafas keluarnay san
terutama hidung, tambahan dahak cuping
pada malam tampak 3. Monitor hidung
hari saat retraksi otot sputum - Retraks
hendak tidur dada, napas (jumlah, i otot
dan saat tampak cepat warna, dan dada
bangun tidur dan dangkal , bau) membai
Orthopnea,  Terapeutk k
DO : TD: 110/70 4. Posisikan - Pola
- Klien tampak mmHg, N : semi nafas
sulit 110 x/menit, fowler membai
mengeluarka RR: 30 atau k
n dahak x/menit, S : fowler - Nafas
- Orthopnea 37,1°C 5. Berikan membai
- Frekuensi minuman k
napas klien hangat - Tidak
cepat yaitu 30 6. Lakukan nampak
x/menit fisioterap adanya
- Suara napas i dada orthopn
tambahan 7. Berikan ea
wheezing dan oksigen - Hasil
ronkhi  Edukasi : TTV :
8. Anjurkan TD:
asupan 110/70
cairan 2000 mmHg
ml/hari N : 94
9. Anjurkan x/menit
teknik RR: 19
batuk x/menit
efektif S:
 Kolaborasi 36,7°C
10.Kolaborasi A:
pemberian Pola
obat napas
bronkodil tidak
ator, efektif
ekspektor teratasi
an dan P:
mukolitik Hentikan
intervensi
I :
Tindakan
dihentika
n
E:
Klien
membaik
dan tidak
ada gejala
yang
timbul
7 DS : Bersihan Latihan 2. Memonitor .2. Untuk S: IC
Se klien jalan nafas Batuk Efektif adanya retensi mengetahui Klien A
p mengatakan tidak efektif (1.01006) sputum jumlah sputum mengatak
20 sesak bertambah b.d  Observasi an sudah
21 ketika berbaring Hipersekresi 1. Identifikasi tidak
serta jalan nafas kemampua sesak dan
beraktivitas d.d Klien n batuk secret
mengatakan 2. Monitor sudah
DO : sesak nafas, adanya tidak lagi
- Terdapat sesak retensi dirasakan
pernapasan bertambah sputum O:
cuping ketika 3. Monitor - Klien
hidung berbaring tanda dan dengan
- Tampak serta gejala baik
retraksi otot beraktivitas, infeksi mengel
dada sesak saluran uarkan
- Napas dirasakan nafas dahak
tampak cepat sering  Terapeutik setelah
dan dangkal terutama 4. Atur posisi dilakuk
- Orthopnea pada malam semi- an
- TTV : hari saat Fowler tindaka
TD: 110/70 hendak tidur atau n
mmHg dan saat Fowler - Tidak
N : 110 bangun tidur, 5. Pasang Nampa
x/menit sulit perlak atau k
RR: 30 mengeluarka bengkok di adanya
x/menit n dahak, pangkuan orthopn
S : 37,1°C Orthopnea, pasien ea
Frekuensi 6. Buang - Frekue
napas klien sekret pada nsi
cepat yaitu 30 tempat nafas
x/menit, sputum klien
terdapat suara  Edukasi : menuru
wheezing dan 7. Jelaskan n
ronkhi tujuan dan 19x/me
prosedur nit
batuk efektif - Tidak
8. Anjurkan ada
tarik napas suara
dalam tambah
melalui an
hidung A:
Selama detik, Bersihan
ditahan jalan
selama 2 nafas
detik, tidak
kemudian efektif
keluarkan teratasi
dari mulut P:
dengan Hentikan
bibir intervensi
mencucu I :
(dibulatkan Tindakan
) selama 8 dihentika
detik n
9. Anjurkan E:
mengulangi Klien
tarik napas merasa
dalam membaik
hingga 3 dan ingin
kali segerah
10.Anjurkan pulang
batuk
dengan
kuat
langsung
setelah
tarik napas
dalam yang
ke-3
 Kolaborasi
11. Kolaboras
i
pemberian
mukolitik
atau
ekspetoran

7 DS : Gangguan Dukungan 9.Mengajarkan 9.Agar klien S: IC


Se - Klien Pola Tidur Tidur relaksasi otot rileks dan Klien A
p mengatakan b.d Sesak (1.05174) autogenic atau cepat tertidur mengatak
20 tidur nafas dan  Observasi cara an sudah
21 terganggu batuk d.d 1. Identifikas nonfarmakologi tidak
karena sesak mengeluh i pola lainnya mengalam
nafas dan lelah, dispnea aktivitas i
batuk saat/setelah dan tidur gangguan
- Klien melakukan 2. Identifikas pola tidur
mengatakan aktivitas, i faktor O:
tidur kurang merasa gangguan - kesulita
lebih 5-6 jam lemah, tidur n tidur
- Klien 3. Identifikas menuru
mengatakan i makanan n, pola
tidak puas dan tidur
tidur minuman memba
- Klien yang ik,
mengeluh mengangg keluhan
istirahat tidak u tidur istiraha
cukup  Terapeutik t tidak
DO : 4. Modifikasi cukup
- Klien lingkungan menuru
terlhat 5. Tetapkan n
lemas jadwal A:
- Klien tidur rutin Gangguan
tampak 6. Lakukan pola tidur
pucat prosedur teratasi
- Klien untuk P:
tampak lesu meningkatk Hentikan
an intervensi
kenyamana I:
n Tindakan
 Edukasi : dihentika
7. Anjurkan n
menepati E:
kebiasaan Pola tidur
waktu tidur membaik
8. Anjurkan
menhindari
makanan/m
inuman
yang
menganggu
tidur
9. Ajarkan
relaksasi
otot
autogenic
atau cara
nonfarmak
ologi
lainnya

Anda mungkin juga menyukai