OLEH :
Nama : Rofina Bora., S.Kep
Nim : 223111051
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-
luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab
resiko kematian bisa datang. Gangguan asma bronkial juga bisa muncul
2.1.2 Etiologi
1. Asma ekstrinsik/alergi
2. Asma instrinsik/idopatik
3
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik atau emosi sering
3. Asma campuran
intrinsik.
belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita
1. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari
rerumputan.
6. Lingkungan kerja.
7. Obat-obatan.
8. Emosi.
1. Alergen
Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila diisap atau dimakan dapat
3. Tekanan jiwa
Tekanan jiwa bukan penyebab asma tetapi pencetus asma, karena banyak
orang yang mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asma
orang yang agak labil kepribadiannya. Hal ini telah menonjol pada
bila melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan. Lari cepat
asma-EIA) terjadi setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat
5. Obat-obatan
Beberapa klien dengan asma bronkial sensitif atau alergi terhadap obat
7. lingkungan kerja
klinis termasuk obstruksi jalan nafas reversible. Ciri-ciri yang sangat penting
dari sindrom ini, di antaranya dispnea, suara mengi, obstruksi jalan nafas
bersamaan. Serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, serta sesak nafas.
Gejala yang sering terlihat jelas adalah penggunaan otot nafas tambahan, dan
2.1.5 Patofisiologi
oleh liimfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan
molekul IgE yang berkaitan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang
jumlah banyak untuk periode waktu tertentu. Akan tetapi, sekali sensitivitasi
telah terjadi, klien akan memperlihatkan respons yang sangat baik, sehingga
terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat dilihat pada
pemberian obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi
dan obat lain tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan
pada klien asma, sama halnya dengan klien lain, dapat menyebabkan
peningkatan reaktivitas jalan nafas dan hal tersebut harus dihindari. Obat
sulfat, seperti kalium metabisulfit, kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit
dan sulfat klorida, yang secara luas digunakan dalam industri makanan dan
senyawa ini, seperti salad, buah seger, kentang, kerang, dan anggur.
lainnya dari internal klien akan mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan
anafilaktosin. Hasil dari reaksi tersebut adalah timbulnya tiga gejala, yaitu
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Saatnya serangan
(Soemantri, 2009)
9
2.1.7 Komplikasi
1. Status asmatik
3. Pneumothorax
5. Atelektasis
6. Aspirasi
8. Asidosis
sifat proses keperawatan yang siklis dan dinamis, berpusat pada klien,
2.2.1 Pengkajian
pengumpulan data yang akurat dan lengkap (Kozier, Berman, & Snyder,
2018).
1. Identitas Klien
a. Usia: asma bronkial dapat menyerang segala usia tetapi lebih sering
b. Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan di usia dini sebesar 2:1 yang
(Soemantri, 2018)
2. Keluhan Utama
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma bronkial adalah
Riwayat penyakit sekarang yang biasa timbul pada pasien asma yaitu
(Soemantri, 2017).
e. Pola Hidup
pada perempuan yang merokok atau tinggal pada daerah yang padat
1. Nutrisi
Terjadi penurunan berat badan yang cukup drastis sebagai akibat dari
(Padila, 2019).
2) Eliminasi
Penderita asma dilarang menahan buang air besar dan buang air kecil.
2017).
3. Aktivitas
a. Istirahat/tidur
Susah tidur karena sering batuk atau terbangun akibat dada sesak
b. Aktivitas
(Muttaqin, 2016).
13
2) ADL
sesak nafas.
wajah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak rontok, tidak ada oedema.
c. Pemeriksaan telinga
d. Pemeriksaan mata
f. Pemeriksaan leher
kelenjar tiroid
lesi/tidak,ada benjolan/tidak.
h. Pemeriksaan thorak
1) Pemeriksaan paru
(Marelli, 2018).
(Djojodibroto, 2016).
2) Pemeriksaan jantung
Perkusi : pekak.
tambaha/tidak.
i. Pemeriksaan abdomen
Perkusi : tympani.
j. Pemeriksaan integumen
Inspeksi : kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi, tidak ada
oedema.
merata.
Tes ini dilakukan pada spirometri internal. Penurunan Fev sebesar 20%
atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung 80-90% dari
atau lebih.
3. Pemeriksaan Kulit
tubuh.
4. Pemeriksaan Laboratorium
respiratorik.
asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang
d. Pemeriksaan darah rutin dan kimia: jumlah sel leukosit yang lebih
hiperkapnea.
bronkial biasanya normal, tetapi prosedur ini harus tetap dilakukan untuk
masalah klien. Diagnosis adalah langkah yang sangat penting dalam proses
Snyder, 2017).
dan bronkospasme
pengunyahan.
Hipoksemia
Penyempitan atau obstruksi proksilal dan bronkus pada tahap ekskresi dan inspirasi
Suplai O2 keotak
Koma
Retensi O2
Asidosis respiratorik Intoleransi aktivitas
nafsu makan ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakefek tifankurang dari kebutuhan tubuh
pola nafas
Gambar 2.2 Pathway Asma (Sumber : Nurarif dan Kusuma, 2015)
2.2.7 Implementasi
klien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
1. Independen
2. Interdependen
3. Dependen
sebagainya dalam hal pemberian pada klien sesuai dengan diit yang
2.2.8 Evaluasi
Fitrianda, M. I. (2016) ‘Asuhan Keperawatan Pada An. A dan An. N dengan Asma
Bronkial dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan bersihan Jalan Napas di
Ruang Bougenville RSUD di Ruang Bougenville RSUD Dr. Haryoto Lumajang’.
Haris, H., Julhana, J. and Nadira, U. (2018) ‘Pengaruh Guided Imagery Terhadap
Frekuensi Napas Pada Pasien Asma Di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota
Bima Tahun 2017’, Quality : Jurnal Kesehatan, 12(2), pp. 16–22. doi:
10.36082/qjk.v12i2.43.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
1st edn. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 1st edn.
JAKARTA: DPP PPNI.
Putra, S. H., Arafat, R. and Syam, Y. (2020) ‘Pengaruh Purse Lips Breathing
Terhadap Status Peningkatan Oksigenasi Perifer Dan Fungsi Ventilasi Paru Pada
Pasien PPOK’, Jurnal Keperawatan Muhammadiyah E.
Putri, S. R. (2018) ‘Asuhan Keperawatan Pasien Asma Pada Ny. Th Dan Ny. S
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersih Jalan Napas’.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
1st edn. JAKARTA: DPP PPNI.