Anda di halaman 1dari 9

Kasus

Anak B (laki-laki) brusia 4tahun dibawa ibunya ke UGD di Rumah Sakit Islam Surabaya
dengan keluhan berat badan tidak naik. Bb sekarang 14 kg. Ibu mengatakan anak mendadak suhu
meningkat 39 - 40 derajat Celsius disertai mengigil nafas sesak cepat, nafas bunyi saat perkusi
redup, saat di aukskutasi suara nafas ronchi basa yg halus dan nyaring. Setelah minum susu
sering muntah batuk produktif dengan sputum purulen dengan warna kuning kehijauan. 3 bulan
ini 3 kali mrs dengan kasus yang sama. Klien tdk suka brmain dngan teman sebaya, cnderung
menyendiri dan menangis terus apalagi saat dilakukan Riwayat ayah merokok dan pernah
aspirasi. Pada pemeriksaan diagnostic ada penurunan PO2 dan peningkatan pCO2. Leukosit >
17500. Thorak posterior n anterior abnormal, pada pengobatan asimptomatis mendapatkan
antitusif anti piretik, ekspektoran dan roborantia.

1.6 Learning Objektif

1. Apa yang dimaksud dengan Bronkitis Kronis?


2. Apakah tanda dan gejala Bronkitis Kronis?
3. Bagaimana pathogenesis dan WOC Bronkitis Kronis?
4. Bagaimana etiologi Bronkitis Kronis?
5. Bagaimana cara penanganan Bronkitis Kronis pada anak?
6. Bagaimana epidemiologi Bronkitis Kronis?
7. Bagaimana pemeriksaannya?
8. Bagaimana asuhan keperawatan Bronkitis Kronis ?
9. Bagaimanakah hubungan penyakit ini dengan tumbuh kembang anak?
10. Bagaimana peran perawat terhadap penyakit Bronkiris Kronis ?

BAB II
PEMBAHASAN LEARNING OBJEKTIF

2.1 Definisi Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus, yaitu saluran udara ke paru-paru
kebagian bawah. Biasanya bronchitis bersifat ringan dan seiring berjalannya waktu bisa
sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada penderita berusia lanjut dan yang memiliki
penyakit menahun seprti jantung atau paru-paru, bronchitis bisa menjadi penyakit yang
serius.
Bronchitis dibagi menjadi dua:
1. Bronchitis akut
Virus yang sama yang menyebabkan pilek seringkali memicu terjadinya bronchitis
akut. Tapi anda bisa saja mengalami bronchitis karna menghirup asap rokok atau
polutan yang berasal dari bahan pembersih rumah tangga dan lainnya.
Bronchitis bisa juga terjadi akibat seringnya asam lambung masuk kedalam saluran
makanan di tenggorokan dan sebagian jatuh disaluran nafas atas. Kondisi ini disebut
gastroesofageal reflux disease (GERD). Dan para pekerja yang kerap terpapar partikel
debu tertentu atau asap bisa juga mengalami bronchitis. Tapi bronchitis akut ini bisa
sembuh jika dipenderita tak lagi terpapar material pembuat iritasi itu.
2. Bronchitis kronis
Ketika peradangan dan penebalan lapisan bronkus menjadi permanen, itu bisa disebut
sebagai bronchitis kronis. Anda bisa di anggap penderita bronchitis kronis jiks
mengalami batuk hamper sepanjang hari selama sedikitnya 3 bulan dalam setahun
selama 2 tahun berturut-turut. Namun, bagi erokok yang menderita bronchitis kronis,
biasanya mereka mengalami batuk hamper setiap hari. Tak seperti bronchitis akut,
bronchitis kronis adalah penyakit serius dan terus menerus. Penyebab utamanya adalah
merokok, tapi polusi udara, debu atau gas beracun dapat juga memicu kondisi ini.

2.2 Tanda dan Gejala Bronkitis Kronis

Ada beberapa tanda dan gejala pada kondisi bronkitis akut dan kronis :

Batuk
Produksi mukus atau dahak (sputum) berlebih
Napas pendek
Napas berbunyi
Kelelahan
Demam dan menggigil
Dada sesak
Dalam kondisi bronkitis akut, biasanya si penderita akan tetap mengalami batuk selama
berpekan-pekan meski sudah sembuh dari bronkitis. Namun, gejala-gejala bronchitis kadang
menipu, karena ada kalahnya menderita penderita bronkitis tak menghasilakan dahak anda bisa
saja terkena bronchitis kronis tanpa lebih dulu mengalami bronkitis akut.

Jika anda mengalami bronkitis kronis, peradangan jangka panjang dapat menyebabkan
bronkus tergores, yang akan memicu produksi dahak berlebih. Lama-kelamaan lapisan bronkus
ini akan menebal dan saluran napas akan mengalami luka.

Tanda-tanda dan gejala bronchitis kronis antara lain :

Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
Sering mengalami infeksi saluran nafas (seperti misalnya pilek atau flu) yang di barengi
dengan batuk

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Pada bronkitis berat, setelah sebagaian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi nafas mengi,
terutama setelah batuk. Bisa juga terjadi pada pneumonia.

2.3 Patofisiology Bronkitis Kronis

Invasi virus respiratory sinsitial,


adenovirus parainfluensa, rhinovirus,
allergen, emosi atau stress, obat
obatan, infeksi asab rokok

Saluran nafas dalam

Gg pembersihan di paru -
paru

Radang
Edema bronkial
/ jalan
pembengkakan
Ketidak seimbangan Bersihan napas tidak Meningkatnya kompensasi
Pengeluaran
Timbul
Akumulasi
Anoreaksia
Kelelahan
reaksi
mukus
energi
balik
nutrisi kurang dari
Meningkatnya
Radang/inflamasi
pada
Intoleransi
mukosa/ aktifitas
efektifproduksi
secret
pada Pola napas
Kontriksi tidakparu
Hiperventilasi
Himoxemia
Atelektasi efektif
berlebihan
frekwensi
berlebihan bronkuse
mukus
berlebih
2.4 Etiology Bronkitis Kronis

Bronchitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai
bakteri (mycoplasma pneumonia dan chlamydia). Serangan bronchitis berulang bisa
terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari :
1. Sinusitis kronis
2. Bronkiektasis
3. Alergi
4. Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak

Bronchitis iritatif bisa disebabkan oleh :

1. Berbagai jenis debu


2. Asap dari asam kuat, ammonia, beberapa pelarut organic, klorin, hydrogen sulfide,
sulfur dioksida, dan bromine.
3. Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
4. Tembakau dan rokok lainnya.

2.5 Penanganan Bronkitis Kronik pada Anak

1. Pemberian oksigen
2. Pemberian antibiotic, seperti cefdinir, cefpodoksim dan levofloksasin
3. Menghindari polutan udara
4. Fisioterapi dada
5. Asupan cairan yang cukup
6. Aktivitas disesuaikan dengan istirahat
2.6 Epidemology Bronkitis Kronis

Di Indonesia, belum ada angka kesakitan Bronkitis kronis, kecuali di RS sentra-sentra


pendidikan. Sebagai perbandingan, di AS ( National Center for Health tatistics ) diperkirakan
sekitar 4% dari populasi didiagnosa sebagai Bronkitis kronis. Angka inipun diduga masih di
bawah angka kesakitan yang sebenarnya (underestimate) dikarenakan tidak terdiagnosanya
Bronkitis kronis. Di sisi lain dapat terjadi pula overdiagnosis Bronkitis kronis pada pasien-pasien
dengan batuk non spesifik yang self-limited (sembuh sendiri).

Bronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan. Frekuensi angka
kesakitan Bronkitis kronis lebih kerap terjadi pada pria dibanding wanita. Hanya saja hingga kini
belum ada angka perbandingan yang pasti. Usia penderita Bronkitis kronis lebih sering dijumpai
di atas 50 tahun.

2.7 Pemeriksaan Bronkitis Kronis

Pemeriksaan bronchitis kronis dapat dilakukan dengan pemeriksaan PO2 dan


PCO2, pemeriksaan leukosit, pemeriksaan thoraks anterior dan posterior.

2.8 Asuhan Keperawatan Bronkitis Kronis

1 Ketidakefektifan jalan napas NOC : NIC :


Kriteria hasil : - Auskultasi suara
- - Mendemonstrasikan nafas
- Minta klien nafas
batuk efektif dan
dalam sebelum
suara nafas yang
suction dilakukan
bersih, tidak ada
- Berikan O2 dengan
sianosis dan
menggunakan
dyspneu (mampu
nasal untuk
mengeluarkan
memfasilitasi
sputum, mampu suksion nasotrakeal
- Gunakan alat yang
bernafas dengan
steril setiap
mudah, tidak ada
melakukan
pursed lips)
- Menunjukkan jalan tindakan
- Anjurkan pasien
nafas yang paten
untuk istirahat dan
(klien tidak merasa
nafas dalam setelah
tercekik, irama
kateter di
nafas, frekuensi
keluarkan dari
pernafasan dalam
nasotrakeal
rentan normal, tidak
- Monitor status
ada suara nafas
oksigen pasien
abnormal) - Ajarkan keluarga
- Mampu
bagaimana cara
mengidentifikasikan
melakukan suksion
dan mencegah - Hentikan suksion dan
factor yang dapat berikan oksigen
menghambat jalan apabila pasien
nafas menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
saturasi O2, dll.

Airway management
- Buka jalan nafas,
gunakan teknik
chin lift atau jaw
thrusth bila perlu
- Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
- Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila
perlu
- Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
- Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
- Lakukan suction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu
- Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl lembab
- Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
- Monitor repirasi dan
status O2

2.9 Hubungan Penyakit Bronkitis Kronis dengan Tumbuh Kembang Anak


Pada anak usia 4 tahun kemampuan motorik akan terganggu karena adanya
penyakit bronchitis kronis seperti anak tidak bisa bermain sesuai usianya karena MRS,
dan anak cenderung menyendiri.

2.10 Peran Perawat

Dan perawat mempunyai beberapa peranan dalam melaksanakan pekerjaannya. Peranan.


peranan perawat tersebut adalah :

1. Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan.Peran ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.Peranan ini umumnya dilaksanakan oleh para
pelaksana keperawatan, baik itu dari puskesmas sampai dengan tingkat rumah sakit.

2. Peran Perawat sebagai advokat klien.Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas
informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran Perawat sebagai Edukator.Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.Biasanya bila dalam lingkungan rumah sakit diberikan sewaktu pasien akan
pulang sehingga diharapkan pasien dapat menjalankan pola hidup sehat dan juga menjaga
kesehatannya.
4. Peran Perawat sebagai koordinator.Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.Dalam
rumah sakit ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya dijalankan oleh perawat
sruktural atau kepala ruangan dan setingkatnya.

5. Peran Perawat sebagai kolaborator.Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.Sehingga perawat tidak
bisa menjalankan peranan ini bila tidak bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang
terkait.

6. Peran Perawat sebagai Konsultan.Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.Dan biasanya diberikan oleh para perawat senior dalam suatu lahan pelayanan
perawatan.

7. Peran Perawat sebagai Pembaharuan.Peran ini dilakukan dengan mengadakan


perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.Biasanya dilakukan oleh perawat dalam level
struktural.

Anda mungkin juga menyukai