Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

Aktris dan posisi :


1. Kepala Ruangan Karu : Cristi
2. Kepala Tim Katim : Grace
3. Perawat Pelaksana PP 1 : Lingkan
4. Perawat Pelaksana PP 2 : Tiwi
5. Perawat Pelaksana PP 3 : Arjuna

Pada hari Selas 19 Januari 2021


Sekitar pukul 09.00 WITA Pasien An. KN dengan diagnosis Bronkopneumonia dari ruangan
UGD di pindahkan ke ruangan perawatan anak. Pasien diantar oleh keluarga dan perawat UGD
menuju ruang perawatan anak. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis.
Sesampai di ruang anak, perawat ruangan dan perawat UGD melaksanakan serah terima pasien
baru. Setelah pasien baru diterima di Ruang Anak kemudian perawat ruang akan melaksanakan
kegiatan desentralisasi/sentralisasi obat.

PP 1 : Selamat pagi Ns., Saya Ns. Lingkan ingin memberitahu bahwa ada pasien baru An.K.N
Dengan diagnosis medis Bronkopneumonia dari ruangan UGD di pindahkan ke ruang
rawat inap anak. Keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis. Saya
telah menerima pasien dan saat ini pasien sudah berada di ruang rawat inap anak dan
saat ini saya limpahkan wewenang untuk tindakan desentralisasi/sentralisasi obat
kepada Ns. Grace
Katim : Baik Ns. Lingkan saya terima pelimpahan wewenang perawatan An.K.N untuk tindakan
selanjutnya Prosedur desentralisasi/sentralisasi obat pasien.
PP 1 : Baik Ns. Kalau begitu saya lanjutkan tugas saya yang lainnya.
Katim : Iya Ns. Lingkan silahkan dan terima kasih.
PP 1 : Sama-sama Ns. Grace, selamat pagi

Katim memintakan ijin kepada Karu untuk melaksanakan desentralisasi/sentralisasi obat pasien
Katim : Selamat pagi Ns. Cristi
Karu : Iya selamat pagi Ns. Grace, ada apa ini Ns?
Katim : Ini Ns, kita memiliki pasien baru An. KN dengan diagnose medis Bronkopneumonia
dengan keadaan umum pasien lemah dan kesadaran compos mentis, yang tadi sudah
dilakukan penerimaan Pasien Baru oleh Ns Lingkan, nah, sekarang saya akan
melakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru, bagaimana menurut Ns. Cristi?
Karu : Baik Ns. Grace, saya setuju untuk dilakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien
baru. Bagaimana tindakan pelaksanaan dan keperluan instrumennya?
Katim : Untuk tindakannya pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat. Tujuan pengelolaan obat
adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga
kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Instrument yang kita butuhkan antara lain :
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki (kita sudah memiliki)
3. Tanda bukti serah terima obat dari farmasi
4. Format pemberian obat oral dan injeksi
Karu : Untuk formatnya bisa saya lihat Ns. Grace?
Katim : Iya bisa, ini Ns (menunjukan format).
Karu : Baik Ns.Grace saya rasa persiapannya sudah matang bisa dilakukan sekarang Ns.
Katim : Baik Ns.Cristi terimakasih untuk perijinannya.
Ns. Arjuna
PP3 : Iya Ns. Katim
Katim : Kita segera saja lakukan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien baru dikamar 2A.
PP3 : Iya Ns. Grace. Jadi yang harus saya lakukan sekarang apa Ns?
Katim : Baik Ns. Arjuna kita bagi tugas, saya persiapkan lembar persetujuannya, Ns. Arjuna
yang memanggil keluarga pasien.
PP 3 : Baik Ns. Grace segera saya laksanakan.
Katim : Terima kasih Ns.
PP3 : Sama-sama Ns.
Perawat pelaksana 3 menuju ruang pasien
PP3 : Selamat pagi, dengan keluarga pasien An. K.N yang masuk pagi ini ?
KP : Iya brur, saya orang tua An. KN, ada apa ya Brur?
PP3 : Perkenal nama saya Ns. Arjuna saya perawat pelaksana yang Dinas pagi hari ini.
Ibu tadi sudah dijelaskan maupun diorientasikan mengenai ruangan oleh Ns. Lingkan,
sesuai dengan prosedur keselamatan dan kenyamanan pasien selama dirawat di Ruangan
Perawatan Anak RS. X, maka saya akan meminta persetujuan Ibu untuk pengaturan dan
pengelolaan obat pasien, tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara
bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien
dapat terpenuhi. Bagaimana Ibu setuju?
KP : Baik br, saya setuju.. selanjutnya bagaimana br?
PP3 : Baik bu, nanti kami jelaskan secara lebih rinci di ruangan, sekarang ibu ikuti saya
keruangan, kepala tim keperawatan yang menjelaskannya.
KP : Sebentar ya nak, ibu tinggal ke ruangan sebentar, biar kamu segera mendapatkan
perawatan yang baik.

Perawat Pelaksana 3 dan keluarga pasien menuju ruangan

PP3 : Selamat siang Ns.Grace


Katim : Iya, selamat siang Ns. Arjuna ini yang keluarga An.KN
KP : Iya ses, saya orang tua KN..
Katim : Ohh iya bu silahkan duduk. Perkenalkan saya Ns. Grace saya bagian Kepala Tim
perawat Dinas Pagi diruangan ini, ibu sudah sedikit dijelaskan alasan ibu saya
undang keruangan hari ini?
KP : Iya bu, saya tadi sedikit dijelaskan alasan saya diundang kemari, katanya Ns. Arjuna
akan dilakukan pengaturan dan pengelolaan obat pasien dengan meminta persetujuan
saya.
Katim : Iya bu benar sekali, jadi saya jelaskan kembali ya pak, mohon diperhatikan dengan
baik dan jika ada yang kurang dimengerti silahkan ditanyakan.
Sesuai dengan Prosedur Standart keselamatan dan kenyamanan pasien kami akan
melaksanakan Prosedur Desentralisasi/sentralisasi Obat pasien. Sentralisasi obat adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindari
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal-hal
berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi,
antara lain :
1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang sama.
3. Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk mencoba“.
4. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
5. Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadarluarsa.
7. Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak aktif.
8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu
sehingga dipakai berlebihan atau dicuri .
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional
dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diserapkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar
terima obat
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila
perlu) dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang
6 benar (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang harus diminum
beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat 
4. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penmberian
obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi dokter dan kartu obat yang
ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat atau  wadah obat kembali
keperawat setelah obat dikonsumsi, pantau efeksamping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau
petugas yang ditujuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat –
obatan yang hamper habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian
dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
pasien
Penambahan Obat:
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan alur
pemberian oabat, maka informasi ini akan dimasukan dalam buku masuk obat
sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka dokumentasi
hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat 
Obat khusus :
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek sampingyang
cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat, dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat, kegunaan obat,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan atau ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,.
Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat 
Bagaimana bu, ada yang ditanyakan?
Atau sudah cukup jelas?
KP : Sudah ses, sudah sangat jelas..
Katim : Baik bu mari saya bantu untuk mengisi berkas format persetujuan.
Ini berkasnya silahkan di baca terlebih dahulu.
KP : Baik ses..

Keluarga pasien mengisi format persetujuan Desentralisasi/sentralisasi obat

KP : Sudah ses.
Katim : Baik bu, ini ada resep yang harus bapak tebus di apotik ruangan, dan ini untuk surat
pengambilan obat bu. Saya tunggu diruangan untuk obat yang sudah ditebus silahkan
diantar kesini.
KP : Baik ses, saya tebus resep dulu ses.

Setelah keluarga pasien menebus obat

KP : Permisi ses, ini obat yang sudah saya tebus.


Katim : Baik bu, saya terima obatnya, saya cek dulu silahkan ibu duduk disini.
KP : Baik ses.
Katim : Bu ini ada obat Combivent, Dexametazon 2 amp dan Ceftriaxone 1 gr (katim
menunjukan obat yang sudah ditebus kepada keluarga Pasien) .
Silahkan ibu bertandatangan di format pernyataan serah terima ini, tapi sebelumnya
silahkan dipelajari yang tertera didalam persetujuannya.
KP : Baik ses, saya setuju dan saya tanda tangan di sebelah sini ses.
Katim : Iya bu benar . Baik bu bisa kembali keruangan dan menemani An.KN nanti
saat jam pemberian obat di antar atau di layani oleh perawat pelaksana.
Keluarga pasien keluar dari ruang Nurse stationer

Katim : Ns. Arjuna tolong ini obat An.KN di atur dalam rak obat pasien dan berikan obat untuk
siang ini.
PP3 : Baik Ns.Grace

Katim melimpahkan wewenang mengelola obat dan mendistribusikan obat pasien kepada
Perawat Pelaksana

PP2 : Permisi selamat siang ibu ?


KP : Iya sus
PP2 : Perkenalkan nama saya Ns.Tiwi, saya perawat pelaksana yang bertugas pada dinas siang
ini. Saya akan memberikan obat injeksi dan obat oral An. KN Sesuai dengan standar
aturan keselamatan pasien, maka sebelum memberikan obat saya akan menanyakan
identitas pasien terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk mengurangi sesak dan batuk.
Hak pasien dalam penerimaan obat yaitu 6 Benar :
Benar obat, benar pasien, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi.
Maka dari itu saya akan melaksanakan dengan Benar Pasien terlebih dahulu saya ingin
tanyakan identitas anak ibu sesuai dengan gelang yang anak ibu gunakan. Jadi sebutkan
nama dan tanggal lahir anak ibu dan akan saya cocokan sesuai dengan yang tertera di
gelang. Bisa dipahami ibu?
KP : Iya sus, nama anak saya An.KN Tanggal Lahir …. Dan umur 11 tahun
PP2 : Baik ibu, identitas yang ibu sebutkan sudah sesuai dengan yang tertera di dalam
Gelang. Selanjutnya saya akan memberikan obat Salbutamol 4mg via oral, diminum
pakai air hangat ya.
Nanti kalau ada yang ditanyakan lagi, atau butuh bantuan keperawatan, Ibu bisa
memanggil saya di ruang keperawatan
KP : Baik sus terima kasih
PP2 : Baik ibu kalau begitu saya permisi dulu, selamat siang dan selamat beristirahat adik

Perawat Asosiet menuju ruang keperawatan


PP2 : Ns. Grace saya sudah memberikan obat Salbutamol 4mg via oral kepada An. KN
sesuai standart keamanan pasien, dan Desentralisasi obat pasien An.KN sudah saya
rapikan di loker obat pasien.
Katim : Baik Ns. Tiwi terima kasih sudah bekerja dengan baik.
Ns. Cristi tindakan Desentralisasi/sentralisasi obat pasien An.KN sudah dilaksanakan
sesuai prosedur keselamatan pasien.
Karu : Baik Ns. Grace, terima kasih sudah bekerja dengan baik sesuai Standart operasional
Prosedur.

Anda mungkin juga menyukai