KAJIAN SITUASI
52
53
Inventaris
Administrasi
1. Ibu Yanti
1. Ibu Wiwin
2. Ibu Elly
3. Bpk. Dendi
4. Bpk. Andi
Petugas CSSD
Administrasi
Hesi Karnugrahaning
60
2. 5M+1E
a) M1- Man
1. Ketenagaan
Distribusi perawat berdasarkan jabatan, peniikan terakhir yang
bekerja di ruangan OK
Tabel 3.1 Distribusi Perawat di Ruang Kamar Bedah November 2018
Berdasarkan tabel 3.2 ketenaga kerjaan non perawat yang ada ruang
kamar bedah berjumlah 5 orang. 4 orang administrasi dan 1 orang
inventaris.
Jumlah ruang
6 X 3 X 92 1.565
= 85%
b) M2- Material
Tabel 3.6 Distribusi Fasilitas di Ruangan Kamar Bedah
induksi
21 Tempat tidur kamar 6 √
pemulihan
22 Kamar ganti dokter 2 √
23 Ruang blower 1 √
24 Ruang ganti pasien 1 √
25 Tempat buang alat 6 √
kotor
26 Lift alat kotor 1 √
27 Lift alat bersih 1 √
26 Ruang pneumatic 1 √
c) M3- Methode
1) Model Asuhan Keperawatan
Model asuhan keperawatan yang digunakan di kamar bedah adalah
model asuhan keperawatan Tim dan Fungsional.
2) Pembagian shift
a. Pagi : 07.00 – 14.00
b. Siang : 14.00 – 21.00
c. Malam : 21.00 – 07.00
3) Standar operasional prosedur
Tabel 3.8 Daftar SOP Kamar Bedah Tahun 2018
pelaporan strelisasi
4 NCS.M.A.01.004 Tata tertib masuk Di CSSD
ruang CSSD
5 NCS.M.A.01.005 Jadwal penerimaan Di CSSD
dan pengembalian alat
kotor dan bersih
6 NCS.M.A.01.006 Pengembalian alat Di CSSD
kesehatan strelisasi
7 NCS.M.A.01.001 Pengelolaan alat Di CSSD
instrument habis pakai
dari ruangan an kamar
bedah
8 NCS.M.A.01.002 Penggunaan mesin Di CSSD
Drying Cabinet
9 NCS.M.A.01.003 Penggunaan ultrasobic Di CSSD
cleaner DTH-8510
10 NCS.M.A.01.004 Penggunaan alat Di CSSD
washer disinfector
decomat 46-4
11 NCS.M.A.01.005 Dekontaminasi, Di CSSD
pencucian dan
pengeringan alat
instrument
12 NCS.M.A.01.001 Tata cara packing Di CSSD
alat/barang habis
pakai yang akan
disterilkan
13 NCS.M.A.01.002 Penggunaan mesin Di CSSD
70
sealing
14 NCS.M.A.01.003 Packing line steril Di CSSD
15 NCS.M.A.01.001 Penyimpanan cairan Di CSSD
dekontaminasi tingkat
tinggi
16 NCS.M.A.01.002 Pemakaian mesin Di CSSD
strelan everlight
17 NCS.M.A.01.003 Penggunaan mesin Di CSSD
strei-VAC
sterilizer/aerator
model 8XL,ETO
(Ethylen Oxide)
18 NCS.M.A.01.004 Penggunaan mesin Di CSSD
steam sterilizer HS-
6610 ER-2
19 NCS.M.A.01.005 Penyeterilan alat Di CSSD
dengan dekontaminasi
tingkat tinggi (DTT)
20 NCS.M.A.01.001 Uji sterilisasi alat Di CSSD
kesehatan
21 NCS.M.A.01.002 Monitoring mutu Di CSSD
sterilisasi
22 NCS.M.A.01.003 Pengukuran suhu dan Di CSSD
kelembaban ruang
penyimpanan alat
steril
23 NCS.M.A.01.004 Pengontrolan Di CSSD
autoclave dengan bio
71
test
24 NCS.M.A.01.005 Pengontrolan ETO Di CSSD
engan BIO TEST
25 NCS.M.A.01.006 Monitoring fungsi Di CSSD
mesin WSD
26 NCS.M.A.01.001 Pengembalian Di CSSD
barang/alat sterilisasi
diluar jam kerja
27 NCS.M.A.01.002 Penyimpanan dan Di CSSD
pendistribusian alat
steril
28 Panduan single use Masih di
QMR
29 Pedoman CSSD Masih di
QMR
30 Prosedur sterilisasi Masih di
barang single use QMR
31 Pemasangan kode Masih di
warna QMR
32 SK pedoman CSSD Ada di
direksi
33 SK single use Ada di
direksi
Analisis tabel 3.9 mengenai SOP CSSD berjumlah 33 SOP yang
digunakan dalam tindakan di CSSD tetapi 4 SOP masih berada di
QMR dan 2 SOP masih berada di direksi.
d) M4- money
Pasien dibagi menjadi 3 jenis pembayaran BPJS, tunai dan asuransi.
e) M5- Machine
72
23 Headline 3 √
24 Defibrillator 1 √
25 Tourniquet 1 √
26 Mesin bor craniotomy 1 √
27 Laparoscopy set 2 √
28 Bor ortopedi 3 √
f) E1- Environment
2. Weakness (kelemahan)
a. Belum optimalnya penerapan maksimal jumlah orang dalam kamar
bedah pada saat operasi berlangsung.
b. Belum optimalnya penggunaan SOP pemasangan infus.
c. Belum optimalnya manajemen waktu antara jam daftar operasi dan
jam mulai operasi.
3. Opportunities (peluang)
a. Adanya organisasi PPNI sebagai badan yang menaungi profesi
keperawatan (UU No.38 tahun 2014).
b. Adanya kampus STIK Immanuel dan Universitas Maranatha
sebagai penunjang SDM Rumah Sakit.
c. Adanya informasi pelayanan kesehatan yang baik dari media
sosial.
75
4. Threats (Ancaman)
a. Adanya Rumah Sakit yang berdekatan dengan Rumah Sakit
Immanuel seperti rumah sakit santosa, Santo Boromeus yang
memiliki akreditasi yang sama.
b. Terdapatnya fasilitas yang lebih lengkap di Rumah Sakit lain
seperti Rumah Sakit Santo Boromeus yang memiliki alat MRI
yang lebih lengkap.
76
D. Matriks SWOT
Table 3.11 SWOT analisi
berjalannya operasi.
h. Memiliki tenaga keperawatan
berpengalama dengan masa kerja
yang sudah lama 34 tahun yang
paling muda 3 tahun.
i. Adanya ruang farmasi khusus di
dalam ruang OK.
j. Ruangan kamar bedah rapih dan
bersih.
k. Adanya mahasiswa kedokteran
yang praktek di ruangan OK.
l. Lokasi Rumah Sakit strategis
karena mudah di akses.
m. Memiliki operator, dokter
spesialis bedah S.pB dan sub
S.pB.
79
dan Universitas Maranatha (contoh: leafleat, brosure, media b. Meningkatkan minat membaca
sebagai penunjang SDM Rumah sosial dll). SOP dan mengaplikasikannya
Sakit. b. Mempertahankan serta dalam tindakan yang dilakukan
c. Adanya informasi pelayanan meningkatkan kelengkapan sarana oleh perawat di ruangan.
kesehatan yang baik dari media dan fasilitas yang sudah ada untuk
sosial. menarik minat masyarakat
d. Adanya kebijakan pemerintah terhadap pelayanan kesehatan RS
tentang perlidungan konsumen Immanuel.
(UU konsumen dan permenkes c. Meningkatkan kualitas pelayanan
no.169 tentang keselamatan kesehatan agar kepercayaan
pasien dan UU perlindungan masyarakat terhadap pelayanan
konsumen no.8 tahun 1999 bagian kesehatan tetap terjaga.
2 pasal 6). d. Adanya perawat lulusan
e. Adanya HIPKABI yang S.Kep, .Ners dan perawat senior.
menaungi perawat-perawat kamar e. Memanfaatkan teknologi dalam
bedah. pelayanan di ruangan OK.
f. Adanya klinik Monalisa di depan f. Mengirim perawat kamar bedah
81
Strangeth
Opportunity
sama.
Terdapatnya fasilitas yang lebih lengkap di Rumah 0,1 3 0,3
Sakit lain, seperti Rumah Sakit Santo Boromeus
yang memiliki alat MRI yang lebih lengkap.
F. Diagram kartesius
IFE: 3, 03
EFE: 3, 8
Interprestasi data dari diagram kartesius matriks IFE dan EFE menunjukan
pada kuadran 1 merupakan situasi yang sangat menguntungkan ruangan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. yang harus di terapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.contohnya Adanya
kebijakan pemerintah tentang perlidungan konsumen (UU konsumen dan
permenkes no.169 tentang keselamatan pasien dan UU perlindungan
konsumen no.8 tahun 1999 bagian 2 pasal 6).adanya visi misi tujuan
rumah Sakit Immanuel Bandung tipe b untuk menjamin kualitas pelayanan
keperawatan yang di berikan. strategi mempertahankan kepercayaan
89
1 Belum optimalnya 5 5 5 5 4 24 I
penggunaan SOP
pemasangan infus.
2 Belum optimalnya 5 4 5 4 4 22 II
penerapan maksimun
jumlah orang dalam
kamar bedah pada saat
operasi berlangsung.
3 Belum optimalnya 2 3 4 3 4 15 III
manajemen waktu antara
jam daftar operasi dan
jam mulai operasi.
Keterangan:
2. Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalh ini.
91
Rentang niali yang digunakan yaitu 1-5 dengan kriteria nilai sebagai berikut:
Nilai 4 = penting
Berdasarkan table 3.15 hasil dari perhitungan prioritas masalah dengan metode
Bryant menunjakan hasil prioritas yang utama adalah “Belum optimalnya
penggunaan SOP pemasangan infus” dengan jumlah skor 24 Masalah yang kedua
adalah “Belum optimalnya penerapan maksimun jumlah orang dalam kamar
bedah pada saat operasi berlangsung” dengan jumlah skor 22. Dan masalah yang
ke 3 adalah “Belum optimalnya manajemen waktu antara jam daftar operasi dan
jam mulai operasi.” dengan jumlah skor 15.
3. Prioritas Masalah
a) Belum optimalnya penggunaan SOP pemasangan infus.
b) Belum optimalnya penerapan maksimun jumlah orang dalam
kamar bedah pada saat operasi berlangsung.
c) Belum optimalnya manajemen waktu antara jam daftar operasi
dan jam mulai operasi.
92
93
I. Analisis fishbone
1. Belum optimalnya penerapan maksimun jumlah orang dalam kamar bedah pada saat operasi berlangsung.
MECHINE
METHODE
ENVIROMENT
Pemasangan infus tidak
sesuai SOP. Perawat tidak
menggunakan sarung
tangan, tidak membawa
bengkok, tidak
menggunakan tourniquet
saat pemasangan infus.
95
3. Belum Optimalnya Manajemen Waktu Operasi dengan Jam yang sudah ditentukan
Belum optimalnya
penggunaan SOP
pemasangan infus.
METHODE MECHINE
ENVIROMENT
Perawat sudah Perawat sudah
mengingatkan mengkonfirmasikan
tenaga medis kepada tenaga
melalui telepon medis tentang
ruangan. jadwal operasi,
tetapi masih ada
tenaga medis yang
tidak tepat waktu
96
SOP.
3. Melakukan
Coaching
terkait
pemasangan
infus sesuai
dengan
SOP.
3 Belum Agar jam operasi Perawat 1. Melakukan Diskusi 17/11/18 Wakil kepala
optimalnya bisa berjalan ruangan, tim diskusi Departemen
manajemen sesuai dengan medis / tim dengan kamar bedah
waktu antara jam jadwal yang sudah operasi. wakil
daftar operasi ditentukan. kepala
dan jadwal mulai departemen
operasi kamar
bedah
99
mengenai
belum
optimalnya
manajemen
waktu
antara jam
daftar
operasi dan
jadwal
mulai
operasi