Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

STROKE HEMORAGIK

Disusun oleh :
ASHARI LAHEMMA
J230170023

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
A. PENGERTIAN
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan deficit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak
(Nurarif & Kusuma, 2015).
Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional di
batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu arteri
sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu
(Suyono,2013).

B. KLASIFIKASI
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Stroke iskemik/infark (Non-Hemoragik) : tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan.
b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke Hemoragik : pecahnya pembuluh darah otak.
a. Hemoragik intra serebral : pendarahan yang terjadi di dalam jaringan otak.
b. Hemoragik subarachnoid : pendarahan yang terjadi pada ruang
subarachnoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak).

C. PENYEBAB
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), penyebab stroke antara lain :
1. Non Reversible (tidak dapat diubah) :
a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding
wanita.
b. Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
c. Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.
2. Reversible (dapat diubah) :
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Kolesterol tinggi
d. Obesitas
e. Diabetes mellitus
f. Polisetemia
g. Stress emosional
3. Pola Hidup :
Merokok, peminum alkohol, obat-obatan terlarang, kurang olahraga dan
makanan berkolesterol.

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Corwin (2013) manisfestasi klinik dari stroke antara lain :
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara cadel atau pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
D. PATWAYS & INTERVENSI
Menjadi kapur/mengandung
Faktor Penimbunan lemak/kolesterol Lemak yang sudah nekrotik kolesterol dengan infiltrasi
penyebab/pencetus yang meningkat dalam darah dan berdegenarasi limfosit (thrombus)

Arteriosklerosis Pembuluh darah menjadi kaku Penyempitan pembuluh


dan pecah darah

Thrombus di 1) Kaji nyeri secara


serebral Aliran darah terhambat komprehensif
Stroke hemoragik Kompresi jaringan otak (PQRST).
2) Ukur vital sign.
3) Berikan posisi head
Stroke non up 30o
Heriasi Eritrosit bergumpal,
hemoragik 4) Ajarkan teknik non
endotel rusak
farmakologi
(relaksasi napas
Suplai darah dan O2 Proses metabolism Cairan plasma hilang dalam; distraksi).
5) Kolaborasi dalam
ke otak menurun dalam otak terganggu
pemberian analgetik.

Edema cerebral

Resiko perfusi cerebral Tidak Efektif


Peningkatan TIK

1) Monitor status neurologi dan bandingkan


dengan nilai normal
2) Atur posisi supinasi dengan kepala tempat
tidur up 30o
Arteri karotis interna Arteri vertebra basilaris Arteri cerebri media
3) Monitor adanya tromboplebitis
Nyeri akut 4) Monitor nilai laboratorium : osmolaritas
serum dan urin, natrium, kalium
5) Kolaborasi pemberian terapi analgesik sesuai
indikasi.
6) Kolaborasi pemberian terapi O2
1) Monitor intake cairan secara tepat
Disfungsi nervus II : optikus Disfungsi nervus I Disfungsi Disfungsi nervus 2) Monitor asupan kalori makanan harian
(olfaktorius), II (optikus), neurocerebrospinal, XI : assesoris 3) Observasi pasien selama dan setelah
IV (troklearis) dan XII nervus VII (facialis), IX pemberian makanan
Penurunan aliran darah (hipoglosus) (glosofaringeus) 4) Monitor berat badan pasien yang sesuai
ke retina Penurunan fungsi motorik 5) Berikan makanan melalui selang NGT
dan muskuloskeletal 6) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
diit yang tepat sesuai kondisi pasien
Penurunan kemampuan Perubahan ketajaman Ketidakmampuan
7) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
retina dalam menangkap sensori penciuman, bicara terapi sesuai indikasi.
penglihatan dan Kelemahan pada anggota
obyek/bayangan
pengecapan gerak
Kerusakan 1) Monitor kemampuan mobilisasi
Kebutaan artikular bicara pasien
Hemiparese/plegi 2) Catat kekuatan otot ekstremitas
Gangguan perubahan
kanan/kiri pasien
persepsi sensori
3) Bantu pasien melakukan ambulasi
Kerusakan komunikasi
awal jika diperlukan
Resiko jatuh verbal 4) Lakukan latihan ROM pasif/aktif
pada pasien sesuai indikasi
Penurunan fungsi nervus
5) Dorong ambulasi independen
X (vagus), nervus IX dalam batas aman
(glosofaringeus)
1) Identifikasi kekurangan Tirah baring lama Gangguan mobilitas fisik
kognitif atau fisik pasien
yang mungkin Proses menelan tidak
meningkatkan potensi efektif Luka dekubitus
jatuh
2) Monitor kemampuan
pasien untuk berpindah Refluks, disfagia Kerusakan
dari tempat tidur integritas kulit
3) Bantu pasien melakukan Defisit Nutrisi
aktivitas sesuai Anoreksi
kebutuhan
4) Sediakan alat untuk
beradaptasi : kursi untuk
pijakan, pegangan tangan
Sumber : Nurarif & Kusuma (2015)
saat berdiri
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut (Muttaqin, 2013) :
1. Angiografi Serebri : membantu menentukan penyebab dari stroke secara
spesifik seperti pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
2. Lumbal pungsi : menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
trombosis, emboli serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subaraknoid atau
perdarahan intrakranial. Kadar protein total meningkat pada kasus trombosis
sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
3. CT Scan : memperlihatkan adanya edema, hematoma, skemia dan adanya
infark.
4. EEG : mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
5. MRI : menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, Malformasi
Arteriovena (MAV).
6. USG Doppler : untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis, cairan darah/muncul plak arteriosklerotik).

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi pada penyakit stroke menurut (Satyanegara, 2010) yaitu :
1. Dini (0 – 48 jam)
a. Edeme serebri : deficit neurologis cenderung memberat, dapat
meningkatkan TIK, herniasi dan akhirnya menimbulkan kematian.
b. Infark miokard : penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2. Jangka Pendek (1 – 14 hari)
a. Pneumonia akibat immobilisasi lama.
b. Infark miokard.
c. Emboli paru : cenderung terjadi 7 – 14 hari pasca stroke, seringkali terjadi
pada saat penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren : dapat terjadi setiap saat.
3. Jangka Oanjang (> 14 hari)
a. Stroke rekuran
b. Infark miokard
c. Gangguan vaskuler lainnya : penyakit vaskuler perifer
DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, E.J. 2013. Handbook of Pathopysysiology. Alih bahasa: Predit B,U.
Jakarta: EGC.
2. Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
3. Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 3. Yogyakarta:
MediAction.
4. Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf Edisi IV. Tangerang: Gramedia Pustaka
Utama.
5. Suyono. 2013. Perawatan Medikah Bedah (Suatu pendekatan proses
keperawatan). Alih bahasa: Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan
pajajaran bandung cetakan 1.

Anda mungkin juga menyukai