Anda di halaman 1dari 13

Makalah promosi kesehatan

MAKALAH BINA SUASANA

Disusun oleh :

Enjelina Manalu 18038


Dana Wandari 18041
Syahru Amanda 18047

Dosen pengampu: widyawati S.kepNers,M.Kes

TAHUN AJARAN 2019/2020


STIKES BINALITA SUDAMA
MEDAN
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT,yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga kami
berhasil menyusun MAKALAH PROMOSI KESEHATAN” yang bejudul “BINA
SUASANA”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa
dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.
Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

i
i
Daftar isi

Kata pengantar..................................................................................................................
Daftar isi.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
C. Rumusan Masalah....................................................................................................
D. Manfaat Hasil Penulisan..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Pengertian Bina Suasana ( Dukungan Sosial )........................................................
B. Tujuan Bina Suasana...............................................................................................
C. Teori Cara Melakukan Pendekatan Bina Suasana Pada Masyarakat.......................
1.Pendekatan Individu.............................................................................................
2.Pendekatan Kelompok..........................................................................................
3.Pendekatan Masyarakat Umum............................................................................
D. Hubungan Bina Suasana Dengna Partisipasi Masyarakat.......................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Masalah kesehatan ditentukan oleh dua factor utama, yakni factor perilaku dan factor
non-perilaku (lingkungan dan pelayanan). Oleh sebab itu,upaya untuk memecahkan masalah
kesehatan juga ditujukan atau diarahkan kepada dua factor tersebut. Perbaikan lingkungan
fisik dan peningkatan lingkungan sosio-budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan
merupakan intervensi atau pendekatan (intervensi) terhadap factor perilaku.Sedangkan
pendekatan (intervensi) terhadap factor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan, yang dewasa ini lebih dikenal dengan Promosi Kesehatan
adalah sesuatu pedekatan untuk meningkatan kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mengingat tujuan akhir promosi kesehatan bukan
standar masyarakat mau hidup sehat (Will Lingness), tetapi juga mampu (Obility) untuk
hidup sehat,maka promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berprilaku hidup sehat, tetapi
juga bagaimana masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Strategi promosi kesehatan dibagi menjadi dua yakni ada konsep dan bina suasana.
Advokasi secara harifah berarti pembelaan, sokongan atau hantuan terhadap seseorang yang
mampunyai permasalahan.Sedangkan Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau
lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan.

B.     Tujuan
1.      Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan bina suasana dalam  strategi promosi
kesehatan.
2.      Pembaca dapat mengetahui cara melakukan pendekatan bina suasana yang sudah dipaparkan
dalam teori.

C.    Rumusan Masalah

1.      Pengertian Bina Suasana  ?          


2.      Apa tujuan dari bina suasana ?
3.      Bagaimana teori cara melakukan pendekatan bina suasana pada masyarakat ?

D.     Manfaat Hasil Penulisan

Dari haris penulisan ini penulis mengharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
untuk mengetahui bagaimana bina suasana dalam promosi kesetatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bina Suasana ( Dukungan Sosial )

Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.Seseorang
akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia
berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan,
majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) memiliki opini yang positif
terhadap perilaku tersebut.

Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan
berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti : tokoh masyarakat, tokoh agama,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi
pemerintah dan lain-lain. Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas
pelaksana diberbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).

Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-norma dan


kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung PHBS. Bina suasana sering
dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena pembentukan opini memerlukan
kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun perlu diperhatikan bahwa bina suasana
dimaksud untuk menciptakan suasana yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara
partisipatif dan kemitraan.

Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan


fisik dan psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan
sosial ini adalah orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah dukungan
sarana dan prasarana ketika kita akan melakukan promosi kesehatan atau informasi yang
memudahkan kita atau dukungan emosional dari masyarakat sehingga promosi yang
diberikan lebih diterima.

B.     Tujuan Bina Suasana

Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para t okoh masyarakat  sebagai  jemba tan


antara sector  kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan denganmasyarakat  (penerima
program)  kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melaui  toma pada dasarnya
adalah mensosi alisasikan program -program kesehatan,agar masyarakat  mau menerima dan
mau berpartisi pasi terhadap program kesehatan tersebut  Oleh sebab itu, strategi ini juga
dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana,atau membina suasana yang kondusif  terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial   ini antara lain: pelatihan pelatihan para toma,
seminar, lokakarya,bimbingan kepada toma,dan sebagainya.Dengan demikian maka sasaran
utama dukungan social atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai   tingkat.
(sasaran sekunder)

2
3

C.    Teori Cara Melakukan Pendekatan Bina Suasana Pada Masyarakat

Bina suasana dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu :


1. Pendekatan Individu

Bina Suasana Individu ditujukan kepada individu-individu tokoh masyarakat. Dengan


pendekatan ini diharapkan :

a. Dapat menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang sedang


diperkenalkan.
b Dapat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan.Yaitu dengan bersedia atau mau mempraktikkan perilaku yang sedang
diperkenalkan tersebut (misalnya seorang pemuka agama yang rajin melaksanakan 3 M
yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur demi mencegah munculnya wabah demam
berdarah).
c. Dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan
informasi guna menciptakan suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku individu.

2. Pendekatan Kelompok

Bina Suasana Kelompok ditujukan kepada kelompok-kelompok dalam masyarakat,


seperti pengurus Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), Majelis Pengajian,
Perkumpulan Seni, Organisasi Profesi, Orga-nisasi Wanita, Organisasi Siswa/Mahasiswa,
Organisasi Pemuda, dan lain-lain. Pendekatan ini dapat dilakukan oleh dan atau bersama-
sama dengan pemuka/tokoh masyarakat yang telah peduli.

Dengan pendekatan ini diharapkan kelompok-kelompok tersebut menjadi peduli


terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya. Bentuk
dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut bersedia juga mempraktikkan perilaku yang
sedang diperkenalkan,  mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan melakukan kontrol sosial
terhadap individu-individu anggotanya.

3. Pendekatan Masyarakat Umum

Bina Suasana Masyarakat Umum dilakukan terhadap masyarakat umum dengan


membina dan memanfaatkan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah,
situs internet, dan lain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum yang positif tentang
perilaku tersebut.

Dengan pendekatan ini diharapkan :


4

a)      Media-media massa tersebut menjadi peduli dan mendukung perilaku yang


sedang diperkenalkan.
b)      Media-media massa tersebut lalu bersedia menjadi mitra dalam rangka menyebar-luaskan
informasi tentang perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum
(opini publik) yang positif tentang perilaku tersebut.
c)      Suasana atau pendapat umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai pendukung atau
“penekan” (social pressure) oleh individu-individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya
mereka mau melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan.
Metode bina suasana dapat berupa :
1)       Pelatiha
2)      Konferensi pers
3)      Dialog terbuka
4)       Penyuluhan
5)       Pendidikan
6)       Pertunjukkan tradisional.
7)       Diskusi meja bundar (Round table discussiaon)
8)      Pertemuan berkala di desa
9)        Kunjungan lapangan
10)    Studi banding
11)  Traveling seminar.

Kemitraan dalam kesehatan berarti menggalang partisipasi semua sektor untuk 


meningkatkan harkat hidup dan derajat kesehatan, semua sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah dan non pemerintah bekerjasama berdasarkan kesepakatan dan fungsi
masing-masing.
                            
Untuk menjaga kelanggengan dan keseimbangan bina suasana diperlukan :
a)       forum komunikasi
b)      dokumen dan data yang up to date (selalu baru)
c)       mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat
d)      hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra
e)       menumbuhkan kecintaan terhadap kesehatan
f)        memanfaatkan kegiatan dan sumber-sumber dana yang mendukung upaya pembudayaan
perilaku hidup bersih dan sehat
g)       adanya umpan balik dan penghargaan
5

D.    Hubungan Bina Suasana Dengna Partisipasi Masyarakat

Bina suasana yang baik sangat berguna untuk petugas puskesmas dalam membina
partisipasi masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat .
Melaksanakan program UKBM gampang-gampang susah. Kalau partisipasi masyarakatnya
baik maka semua pekerjaan jadi mudah. Bahkan UKBM-UKBM akan menjadi semacam
saluran pemasaran bagi program kesehatan yang kita tawarkan. Tetapi bila situasi yang
terjadi sebaliknya, dimana partisipasi masyarakat rendah maka semuanya harus kita lakukan
sendiri. Bukan saja program kesehatan tidak terbantu, tetapi UKBM-nya itu sendiri akan
menjadi beban tersendiri bagi petugas lapangan untuk menghidupinya.

semua orang kesehatan pada umumnya sepakat bahwa paritisipasi masyarakat adalah
kunci keberhasilan UKM (upaya kesehatan masyarakat) di puskesmas. Tetapi justru
partisipasi inilah yang paling sering  dikeluhkan sulit oleh orang puskesmas. Banyak diantara
tamu dari berbagai daerah yang pernah studi banding di tempat saya juga mengeluhkan hal
yang sama. Beberapa alasan dikemukakan, mulai dari tingkat ekonomi rendah, pendidikan
rendah, geografi luas dan terpencil, transportasi sulit, jumlah penduduk yang terlalu banyak
bahkan menyebut etnis tertentu sebagai etnis yang memang tidak bisa diajak berubah

Mungkin sederet alasan yang dikemukakan tersebut ada benarnya. Tetapi anehnya
kondisi kebalikannya sering  dengar juga menjadi alasan pembenar mengapa partisipasi
masyarakat tidak seperti yang diharapkan. Ternyata beberapa orang mengeluhkan bahwa
mereka sulit menarik partisipasi karena masyarakatnya adalah orang-orang elit yang kaya
sehingga sulit diajak kerja sama, pinter-pinter sehingga sulit diberi tahu, desanya sudah maju
sehingga sulit diajak gotong royong untuk misalnya membentuk desa siaga. Jadi aneh karena
kondisi dan situasi apapun menjadi (baca: dianggap) hambatan. Dan yang disalahkan selalu
masyarakat. Kondisi masyarakatlah yang dianggap menyebabkan program yang berbasis
masyarakat tidak berhasil. Pertanyaannya adalah: Apakah sudah dicoba menggarap satu
dusun saja bila desanya luas, menggarap satu komunitas kecil saja dulu bila penduduknya
sangat banyak, biarkan mereka yang bicara dan bukan kita yang pidato kalau masyarakatnya
pinter-pinter. Kalau suatu entis tertentu sulit difasilitasi lalu mengapa di tempat lain berhasil
menggarap etnis yang sama?

Akan lebih baik bila penyebab kegagalan menggerakkan masyarakat lebih diarahkan
ke diri petugas sendiri. Masyarakat mana saja ada kecenderungan tidak mau repot, tidak mau
ruwet, tapi mau enak. Makanya perlu ada petugas yang harus melayani dan memfasilitasi
mereka. Di tempat yang sekarang partisipasi masyarakatnya baik sebenarnya juga pernah
memiliki masa-masa sulit di awalnya. Kemudahan tidak tiba-tiba datang dari langit dan
semua orang menurut saja pada petugas. Sama saja, di tempat manapun perlu proses untuk
mencapai keadaan seperti yang diinginkan. Kalau kita datang ke orang lain hanya saat butuh
saja dan setelah itu tidak acuh lagi, tentunya sulit berharap terlalu banyak partisipasi dari
orang tersebut
6

Sekarang sudah jaman demokrasi, tidak mudah petugas mendikte apalagi memaksa
masyarakat mengikutinya. Pada umumnya orang hanya akan melakukan apa yang mereka
sukai dan yang mereka pikir menguntungkan. Mudah dipahami bahwa esensi bina suasana
sebenarnya berada pada area perang opini. Dan kita hanya bisa menang kalau kita tahu apa
yang ada di benak mereka. Itu hanya bisa dicapai kalau benar-nenar mengenali masyarakat
dengan segala aspeknya secara cermat dan menguasai medannya. Menang berarti masyarakat
telah berpikir atau berpendapat sebagaimana arah opini atau pendapat yang kita bangun. Ingat
bukan, orang hanya akan melakukan apa yang menurut benak mereka baik atau
menguntungkan.

Tapi jangan salah, perang opini yang dimaksud bukan untuk menang-menangan.
Bagaimanapun kita tetap harus responsive terhadap aspirasi yang bergulir. Yang kita lakukan
adalah pemberdayaan masyarakat. Yang kita tuju adalah kemandirian masyarakat. Kita
memfasilitasi mereka untuk memahami masalah mereka sendiri, mencari dan menjalankan
pemecahannya dan untuk kehidupan mereka sendiri. Perang opini dalam pemberdayaan tidak
identik dengan mendominasi keinginan masyarakat.

Salah satu bagian tidak terpisahkan dalam bina suasana adalah citra diri petugas.
Yaitu bagaimana kita menilai diri kita sebagaimana orang lain menilai. Citra diri bisa
dikembangkan dan tentu akan berpengaruh positif terhadap personal branding.
Selanjutnya Image dan merek diri amat berpengaruh pada penerimaan masyarakat terhadap
apa saja yang kita bawa untuk mereka. Jadi mereka mau atau tidak sangat tergantung kita
juga. Jangan mengajak orang jadi donatur bila kita dikenal tidak terbuka masalah uang.
Jangan mengajak orang lain berperilaku hidup sehat kalau kita suka merokok di tempat
umum. Jangan mengajak orang optimis pada suatu hal kalau kita selalu gagal akan hal itu.
Dan jangan… jangan … dan seterusnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bina suasana adalah upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan atau  bina
suasana sama juga dengan Dukungan sosial adalah ketersediaan sumber daya yang
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan
dengan baik, dukungan sosial ini adalah orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Contoh
nyata adalah dukungan sarana dan prasarana ketika kita akan melakukan promosi kesehatan
atau informasi yang memudahkan kita atau dukungan emosional dari masyarakat sehingga
promosi yang diberikan lebih diterima.

Ada 3 pendekatan bina sauna ntara lain ;


1.      Pendekatan individu
2.      Pendekatan kelompok
3.      Pendekatan masyrakat umum

7
DAFTAR  PUSTAKA

Notoatmodjo, soekidjo. 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni.  Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Promosi Keseatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
http://intanputrisartika.blogspot.com/2011/09/promosi-kesehatan-bina-suasana.htmlp
http://www.scribd.com/doc/49752296/9/Bina-Suasana
http://dr-arbai.blogspot.com/2008/11/bila-bina-suasana-baik-maka-partisipasi.html
DAFTAR KONSUL

N
O MATERI TANGGAL KONSUL TANDA TANGAN

1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai