Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN

DERMATITIS

Disusun Oleh :
Milania Pitulas : 18049

Dosen Pengampu:
Santhi Marlina Sidauruk, S.Kep, Ners

PRODI KEPERAWATAN
STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, segala puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat selesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul asuhan keperawatan keluarga Balita dengan gangguan
nutrisi ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk masyarakat
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, April 2021

Milania Pitulas

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Tujuan Masalah.....................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................3
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................22
3.1. PENGKAJIAN....................................................................................22
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................23
3.3. INTERVENSI......................................................................................24
3.4. IMPLEMENTASI................................................................................24
3.5. EVALUASI.........................................................................................24
BAB IV PENUTUP...................................................................................25
4.1. Kesimpulan..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

ii
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Tujuan

1.3. Rumusan masalah


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Anak


a. Pengertian Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah
siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam
kandungan, yang berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan
terhadap anak sudah dimulai sejak anak tersebut berada didalam kandungan
hingga berusia 18 tahun (Damayanti,2008)
b. Kebutuhan Dasar Anak Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara
umum digolongkan menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi,
pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak, sanitasi,
sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih saying
(Asih), pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakansyarat yang
mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial. Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan
cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi
mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian dan
sebagainya.
c. Tingkat perkembangan anak Menurut Damaiyanti (2008), karakteristik anak
sesuai tingkat perkembangan :
1. Usia bayi (0-1 tahun) Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan
perasaan dan pikirannya dengan kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan
bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar,
haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikan
perasaannya dengan menangis. Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat
berespon terhadap tingkah laku orang dewasa yang berkomunikasi dengannya

12
secara non verbal, misalnya memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong
dan berbicara lemah lembut. Ada beberapa respon non verbal yang biasa
ditunjukkan bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini
terutama terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian
orang. Oleh karena itu, perhatian saat berkomunikasi dengannya. Jangan langsung
menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan
komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina
hubungan yang baik dengan ibunya.
2. Usia pra sekolah (2-5 tahun) Karakteristik anak pada masa ini terutama pada
anak dibawah 3 tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai
perasaan takut oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa
yang akan akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan
merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan
bagaimana akan merasakannya. Beri kesempatan padanya untuk memegang
thermometer sampai ia yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari
hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak
belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti boneka. Berbicara
dengan orangtua bila anak malu-malu. Beri kesempatan pada yang lebih besar
untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua.
Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
3. Usia sekolah (6-12 tahun) Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap
stimulus yang dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu,
apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas
sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia sekolah sudah lebih mampu
berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan katanya sudah banyak,
sekitar 3000 kata dikuasi dan anak sudah mampu berpikir secara konkret. 4. Usia
remaja (13-18) Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir

12
masa anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker dan tingkah
laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju orang dewasa. Anak harus
diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila
anak merasa cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman
sebaya atau orang dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri
dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu
bersama dan tunjukkan ekspresi wajah bahagia. d. Tugas Perkembangan Anak
Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang harus
dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat,
kestabilan jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat
kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam,
belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar
serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi. Tugas perkembangan usia
6-12 tahun adalah belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik, membentuk
sikap yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya,
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin, mengembangkan konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan yang
fundamental, mengembangkan pembentukan kata hati, moral dan sekala nilai,
mengembangkan sikap yang sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga. Tugas
perkembangan anak usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan fisiknya dan
menerima peranannya sebagai perempuan dan laki-laki, menyadari hubungan-
hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, menemukan diri
sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri, serta mengembangkan nilai-
nilai hidup.

Pengertian Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan salah satu jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat
adanya peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai dengan kulit yang memerah,

12
kering, dan pecah-pecah. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan hingga
bertahun-tahun.

Gejala Dermatitis Atopik
Setiap pengidap dapat merasakan gejala yang berbeda. Pada balita, gejala dermatitis
atopik berupa kulit bersisik, memerah, dan berkerak di area pipi, kulit kepala, tangan dan
kaki. Sedangkan pada anak-anak dan orang dewasa, gejala eksim atopik yang sering
muncul adalah ruam merah dan terasa sangat gatal di area belakang leher, lutut, dan
siku.

Selain gejala tersebut, pengidap juga dapat merasakan gejala lain, seperti:

 Ruam yang menonjol dan mengeluarkan cairan.


 Kulit kering dan bersisik.
 Kulit di telapak tangan atau area bawah mata mengerut atau kusut.
 Kulit di sekitar mata lebih gelap.
 Kulit pecah-pecah, terkelupas, hingga mengeluarkan darah.

Rasa gatal yang muncul lebih buruk saat malam hari dan jika digaruk, kulit akan menjadi
lebih tebal, timbul bopeng atau berlubang, dan menggelap. Terus-menerus menggaruk
area kulit yang bermasalah pun dapat memicu infeksi.

Penyebab Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik terjadi akibat interaksi multifaktorial, yaitu faktor genetik (keturunan),
lingkungan, gangguan fungsi sawar (pelindung) kulit, faktor imunologi, dan infeksi.

Faktor Risiko Dermatitis Atopik


Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena dermatitis atopik, yaitu:

 Riwayat pribadi atau keluarga terhadap eksim, alergi, hay fever atau asma


 Mengalami dermatitis kontak yang biasanya dialami oleh pekerja medis
 Berjenis kelamin perempuan

Sementara itu, faktor-faktor yang meningkatkan risiko pada anak-anak meliputi:

 Tinggal di area kota


 Sering dititipkan di tempat penitipan anak
 Memiliki gangguan hiperaktif (ADHD)

Diagnosis Dermatitis Atopik

12
Proses diagnosis pada dermatitis atopik dapat dilakukan dokter lewat pengumpulan
informasi. Dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti riwayat medis dan kebiasaan
menggaruk (pruritus).

Pencegahan Dermatitis Atopik
Lakukan beberapa hal ini untuk mencegah dermatitis atopik kambuh. Salah satu yang
utama adalah dengan menghindari faktor pencetus. Jika pencetus alergi adalah debu,
maka hindari debu. Jika pencetusnya berupa susu, hindari semua makanan dan
minuman yang mengandung susu. Melakukan beberapa hal berikut juga dapat
membantu:

 Bersihkan secara berkala perlengkapan tidur. Ganti seprai dan sarung bantal
guling minimal 2 minggu sekali.
 Gunakan selimut saat tidur, khususnya jika tidak tahan dengan udara dingin.
 Bersihkan rumah secara rutin.

Pengobatan Dermatitis Atopik


Tata laksana menyeluruh pada DA diperlukan karena DA merupakan interaksi
multifaktorial yang kompleks. Tatalaksana bertujuan untuk mengurangi tanda dan gejala
penyakit dan juga mencegah kekambuhan di kemudian hari. Panduan Diagnosis dan
Tatalaksana

Dermatitis Atopik di Indonesia menyebutkan bahwa tatalaksana DA meliputi


penghindaran dan modifikasi faktor pencetus lingkungan/modifikasi gaya hidup,
memperkuat dan mempertahankan fungsi sawar kulit yang optimal, menghilangkan
penyakit kulit inflamasi, mengendalikan dan mengeliminasi siklus gatal-garuk, dan
edukasi dan empowerment pengidap serta caregivers.

Bagaimana perawatan kulit pada dermatitis atopik?

Perawatan Saat Mandi


 Mandi 1–2x sehari dengan menggunakan air hangat kuku (suhu 36–37 derajat
Celcius).
 Lama mandi kira-kira 10–15 menit.
 Menggunakan sabun yang mengandung pelembab, pH 5,5–6, tidak mengandung
pewarna dan pewangi.
 Mencegah bahan iritan saat mandi, seperti sabun antiseptik

Perawatan Setelah Mandi


 Setelah mandi segera (dalam waktu 3 menit setelah mandi), oleskan pelembap
keseluruh kulit kecuali kulit kepala.
 Cara aplikasi: menggunakan tangan, dioleskan tipis di seluruh permukaan kulit
kecuali kulit kepala, apabila kulit terkena air atau bahan lain dalam waktu kurang dari 5
menit setelah pengolesan, prosedur diulang kembali.

12
Perawatan Kulit Lainnya
 Memakai pakaian yang ringan, lembut, halus, dan menyerap keringat
 Mencegah bahan iritan, seperti deterjen, sabun cair pencuci piring, dan
desinfektan saat mencuci pakaian bayi
 Menghindari faktor pencetus alergen, seperti tungau debu rumah, binatang
peliharaan, dan serbuk bunga
 Menjaga suhu ruangan tempat bayi berada agar tidak ekstrem, misalnya terlau
panas atau terlalu dingin

BAB III
LAPORAN KASUS
2.1. PENGKAJIAN
2.1.1. PENGUMPULAN DATA
DATA DEMOGRAFI
Identitas Kepala Keluarga
1. Nama Umur :Selamet
2. Status :Kepala Keluarga
3. Pekerjaan :Wiraswata
4. Pendidikan :SLTA
5. Agama :Islam
6. Alamat : Paluh Merbo
7. Tipe Keluarga :Keluarga Inti
8. Suku :Jawa
9. Aktivitas Rekreasi :Sering (taman dan pantai)
Anggota Keluarga

N Nama Umur J Peke Stat Pendidik Jenis Gol Ket


o K rjaan us an imunisasi Darah
yang sdh
didapat
1 Selam 44 th L Wira Ay SLTA - B
et k swas ah
ta
2 Juli 43 th Pr IRT Ibu - B

12
3 Maya 19 Pr - An - Lengkap B
ng thn ak
4 Anti 17 Pr - An - Lengkap B
thn ak
5 Anta 5 thn L -
k
6 Rifal 3 thn L -
k

2.1.2. STATUS SOSIAL EKONOMI


1. Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan ?
a. Kurang dari Rp. 500.000,- ( )
b. Rp. 500.000,- s/d 1.000.000,- ( )
c. Lebih dari Rp. 1.000.000,- (√ )

2. Apakah keluarga memiliki asuransi ?


a. Askes ( )
b. Askeskin ( )
c. Jamsostek ( √ )
d. Tidak punya ( )

2.1.3. FAKTOR LINGKUNGAN


Apakah keluarga memanfaatkan pekarangan yang dimiliki ?
a. Ya ( )
b. Tidak ( √ )
Bagaimana kondisi ventilasi rumah ?
Baik (>20% luas lantai) ( )

12
13

Cukup (15-20% luas lantai) ( √ )


Kurang (< 15% luas lantai) ( )
Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?
Baik (25 cm jarak baca) ( √ )
Kurang (< 25 cm jarak baca) ( )
Bagaimana kondisi kebersihan rumah ?
Bersih ( √ )
Tidak bersih ( )
2.1.4. KEPEMILIKAN TERNAK
Apabila keluarga memiliki kanadang ternak, dimanakah letak kandang ?
a. Dalam rumah ( )
b. Luar rumah ( )
Kondisi kandang dalam rumah ?
a. Sekat penuh ( )
b. Sekat sebagian ( )
c. Tidak disekat ( )
Bagaimana kondisi kandang ?
a. Bersih ( )
b Tidak bersih ( )

2.1.5. PEMBUANGAN SAMPAH


Kondisi pembuangan sampah keluarga ?
a. Ya terbuka ( )
b. Ya, tertutup ( √ )
c. Tidak ( )
d. Lain-lain, sebutkan ( )
Cara pembuangan sampah keluarga
a. Di bakar ( )
b. Di buang di sungai ( )
c. Di timbun ( √ )
14

d. Di sembarang tempat ( )
2.1.6. SUMBER AIR
Dari mana sumber air keluarga?
Sumur gali ( √ )
Sungai ( )
Mata air ( )
PDAM ( )
Tempat penyimpanan air keluarga ?
Ember/Gentong terbuka ( √ )
Ember/Gentong tertutup ( )
Tidak ada ( )
Kualitas sumber air keluarga?
Berbau ( )
Berwarna ( )
Berasa ( )
Tidak berbau, berasa, berwarna ( √ )

2.1.7. PEMBUANGAN AIR LIMBAH


Jarak sumber air dengan pembuangan limbah?
Kurang 10 meter ( )
Lebih 10 meter ( √ )
Jenis pembuangan air limbah keluarga?
Got/saluran terbuka ( )
Sungai ( )
Bak penampungan ( )
Got/selokan tertutup ( √ )
Di buang sembarangan ( )
Kondisi saluran limbah kelurga ?
Saluran tertutup lancar ( √ )
Saluran tertutup tergenang ( )
15

Saluran terbuka lancar ( )


Saluran terbuka tergenang ( )
Tempat pembuangan tinja keluarga?
Septik tank ( √ )
Jumbleng ( )
Kolam ( )
Sungai ( )
Sembarang tempat ( ).
Kepemilikan tempat pembuangan tinja keluarga ?
WC Pribadi ( √ )
WC Umum ( )
Kondisi tempat pembuangan tinja?
Terpelihara ( √ )
Tidak terpelihara ( )
Jarak sumber air dengan pembuangan tinja?
Kurang 10 meter ( )
Lebih 10 meter ( √ )

KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI


Sarana tranportasi yang dimiliki keluarga ?
Kendaraan roda 2 ( √ )
Sepeda ( )
Kendaraan roda 4 ( )
Lain-lain, sebutkan ( )
Jarak ke sarana pelayanan kesehatan?
Kurang dari 5 km ( )
Lebih dari 5 km ( √ )

SISTEM NILAI
Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukug kesehatan ?
16

Tidak ada ( √ )
Ada ( )
Sebutkan............................

DERAJAT KESEHATAN
Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
Asma ( )
TBC ( )
Hipertensi ( )
Lain-lain sebutkan........................
Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
Periksa ke Yankes ( √ )
Beli obat sendiri ( )
Tidak periksa ( )
Dukun ( )
Lain-lain sebutkan ......

KESEHATAN IBU DAN KB


Berapakah usia kehamilan Ibu ?
Trimester I ( )
Trimester II ( )
Trimester III ( )
Ibu hamil anak keberapa?
Anak Pertama ( )
Anak Kedua ( )
Anak Ketiga ( )
Anak ke > 3 ( )

Berapa kali ibu periksa kehamilan ?


1 Kali ( )
2 kali ( )
17

3 kali ( √ )
4 kali ( )
tidak pernah ( )
Kemana ibu memeriksakan kehamilannya ?
Bidan ( √ )
Dukun ( )
Dokter ( )
Puskesmas ( )
Rumah sakit ( )
Tidak pernah periksa ( )
Alasan apa ibu tidak periksa kehamilan ?
Tidak tahu ( )
Tidak punya biaya ( )
Tidak punya waktu ( )
Tidak penting ( )
Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
Lengkap ( √ )
Belum lengkap ( )
Belum / tidak memperoleh ( )
Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
Belum cukup kehamilan ( )
Tidak diberi ( )
Tidak tahu manfaat ( )
Takut efek samping ( )
Apakah ibu minum tablet SF?
Ya ( )
Tidak ( )
Alasan ibu tidak minum SF ?
Tidak tahu manfaat ( )
Tidak diberi ( )
Takut efek samping ( )
18

Apakah ibu mendapatkan gizi seimbang ?


Ya ( √ )
tidak ( )
Alasan ibu tidak mengkonsumsi gizi seimbang ?
Tidak tahu manfaat ( )
Tidak ada biaya ( )
Apakah ibu melakukan perawatan payudara ?
Ya ( √ )
Tidak ( )
Alasan Ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara
Tidak tahu ( )
Tidak sempat ( )

IBU MENYUSUI
Ibu menyusui anak dengan usia
0 – 6 bulan ( )
6 – 12 bulan ( )
1 – 2 tahun ( )
> 2 tahun ( )
Apa alasan ibu tidak menyusui anaknya
Asi tidak keluar ( √ )
Papila mamae masuk kedalam ( )
Sibuk bekerja ( )
Menderita sakit ( )
Lain-lain sebutkan
Berapa kali Ibu menyesui anaknya ?
Terpancang waktu ( )
Setiap saat ( )
Apakah ibu melakukan perawatan payudara?
Ya ( )
19

Tidak ( √ )

KELUARGA BERENCANA
BAGI PASANGAN USIA SUBUR
Apakah Ibu ikut KB?
Ya ( √ )
tidak ( )
Apa jenis kontrasepsi yang digunakan?
Suntik ( √ )
IUD ( )
Kondom ( )
MOW / MOP ( )
Pantang berkala ( )
Apakah ada keluhan dari jenis kontrasepsi yag digunakan ?
Ya ( )
Tidak ( √ )
Apa alasan tidak ikut KB ?
Tidak boleh suami ( )
Adat dan agama ( )
Tidak tahu ( )
Ingin punya anak ( )

KESEHATAN BAYI DAN BALITA


Bagaimana cara persalinan anak balita ibu?
Spontan ( √ )
Operasi ( )
Siapa yang menolong persalinan anak balita ibu?
Tenaga kesehatan ( √ )
Lain-lain ( )
Berapa berat badan anak waktu lahir?
20

< 2500 gram ( )


> 2500 gram ( √ )
Alasan anak tidak mendapat imunisasi ?
Tidak tahu manfaat ( )
Takut akibat imunisasi ( )
Tidak tersedianya yankes ( )
Anak sedang sakit ( )
Lain-lain ...........
Apa jenis makanan yang diberikan pada anak < 4 bl ?
ASI ( )
PASI ( √ )
ASI + Makanan tambahan ( )
Apa alasan pemberian PASI pada anak kurang dari 4 bulan ?
Tidak tahu ( √ )
Adat kebiasaan ( )
Apakah anak mendapatkan vitamin A ?
Ya ( √ )
Tidak ( )
Apa alasan anak tidak mendapat vitamin A ?
Belum cukup umur ( )
Tidak tahu manfaat ( )
Apakah anak mempunyai KMS ?
Ya ( √ )
Tidak ( )
Berapa kali anak dibawa ke POSYANDU ?
Setiap bulan ( √ )
Tidak teratur ( )
Berada pada titik mana berat badan anak ?
Bawah garis merah ( √ )
Atas garis titik-titik ( )
21

Garis hijau ( )
Garis titik-titik ( )
Apakah anak menderita sakit ?
Batuk pilek ( )
Diare ( )
Kulit ( √ )
Batuk > 2 miggu ( )
Tidak ( √ )

ANAK USIA SEKOLAH ( 6 – 12 TAHUN )


Bagaimana pola makan anak?
Teratur ( √ )
Tidak teratur ( )
Apakah anak sakit?
ISPA ( )
Diare ( )
Sakit kulit ( √ )
Tidak ( )
Lain-lain ( )
Apa yang dilakukan keluarga ketika anak sakit?
Dibiarkan ( )
Dibawa ke dukun ( )
Dibawa ke mantri ( )
Dibawa ke bidan ( √ )
Di bawa ke Puskesmas ( )
Dibawa ke Rumah Sakit ( )
DESA SIAGA
Apakah perlu adanya sarana kesehatan?
Ya ( √ )
Tidak ( )
22

Bagaimana cara keluarga membawa ke tempat pelayanan ?


Kendaraan pribadi ( √ )
Kendaraan umum ( )
Ambulan ( )
Lain-lain............. ( )
Apakah perlu adanya sarana transportasi bagi penderita di desa...
Ya ( √ )
Tidak ( )
Dimana perlu disiapkan kendaraan tersebut?
Balai desa ( )
Tiap RW ( )
Lain-lain.. ( √ )
LINGKUNGAN
Apakah perlu adanya tenaga terlatih bila ada bencana di masyarakat ?
Ya ( √ )
Tidak ( )
Apakah bersedia ikut menjadi petugas penanggulangan gawat darurat ?
Ya ( √ )
Tidak ( )
Kemana keluarga mencari donor darah bila membutuhkan ?
PMI ( √ )
Saudara ( )
Tetangga ( )
Lain-lain ............... ( )
Apakah perlu adanya bank darah di desa ?
Ya ( )
Tidak ( √ )
Apakah bersedia menjadi donor darah bila anggota mayarakat sedang
membutuhkan ?
Ya ( √ )
22

Tidak ( )
23

No. DATA PROBLEM ETIOLOGI DIAGNOSA


DS : Cemas Ketidakmampuan Cemas pada
Ibu merasa binggung mengenali keluarga Bpk S
dan khawatir dengan masalah khususnya ibu J
kondisi anaknya b.d
ketidakmampuan
mengenali
masalah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Cemas pada keluarga Bpk S khususnya ibu J b.d ketidakmampuan mengenali
masalah.

INTERVENSI

SKORING
DIAGNOSA KRITERIA NILAI FAKTOR
PENENTU
24

Aktual/ kurang - Sifat masalah 3 1/3  Aktual karena


sehat - Kemungkinan masalah sudah
Cemas pada masalah untuk terjadi
keluarga Bpk S diubah  Sebagian
khususnya ibu J - Potensial karena ibu M
b.d dicegah kurang
ketidakmampuan - Menonjolnya mengetahui
mengenali masalah penyebab
masalah masalah
 Rendah karena
masalah sudah
terjadi cukup
lama
 Segera
ditangani
karena keluarga
menyadari
adanya masalah
BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik kesimpulan
bahwa Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap keluarganya
tentunya pernah mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA. Masa
Balita ini terbagi atas dua masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-
masing memiliki fase bimbingan yang berbeda. Pada masa ini anak mengalami
peningkatan dan kemajuan yang menakjubkan. Keluarga dengan Balita memiliki
dua tahap perkembangan yaitu tahap keluarga dengan Childbearing dan tahap
keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam perkembangan keluarga ini ada
beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh keluarga termasuk anak
yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu diperlengkapi dengan
proses keperawatan/asuhan keperawatan keluarga dengan Balita.

25
DAFTAR PUSTAKA

Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.


http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASKEP%20KELUARGA%20DENGAN
%20 BALITA.pdf
http://umitrastikes.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-keluarga-
dengan-anak.
htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3587/1/keperawatan-siti
%20zahara.pdf
http://yayannerz.blogspot.com/2011/03/askep-keluarga-dengan-balita.html

Anda mungkin juga menyukai