DERMATITIS
Disusun Oleh :
Milania Pitulas : 18049
Dosen Pengampu:
Santhi Marlina Sidauruk, S.Kep, Ners
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, segala puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat selesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul asuhan keperawatan keluarga Balita dengan gangguan
nutrisi ini saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk masyarakat
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Milania Pitulas
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Tujuan Masalah.....................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................3
BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................22
3.1. PENGKAJIAN....................................................................................22
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................23
3.3. INTERVENSI......................................................................................24
3.4. IMPLEMENTASI................................................................................24
3.5. EVALUASI.........................................................................................24
BAB IV PENUTUP...................................................................................25
4.1. Kesimpulan..........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
12
secara non verbal, misalnya memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong
dan berbicara lemah lembut. Ada beberapa respon non verbal yang biasa
ditunjukkan bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini
terutama terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian
orang. Oleh karena itu, perhatian saat berkomunikasi dengannya. Jangan langsung
menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan
komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina
hubungan yang baik dengan ibunya.
2. Usia pra sekolah (2-5 tahun) Karakteristik anak pada masa ini terutama pada
anak dibawah 3 tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai
perasaan takut oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa
yang akan akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan
merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan
bagaimana akan merasakannya. Beri kesempatan padanya untuk memegang
thermometer sampai ia yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari
hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak
belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya.
Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti boneka. Berbicara
dengan orangtua bila anak malu-malu. Beri kesempatan pada yang lebih besar
untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua.
Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.
3. Usia sekolah (6-12 tahun) Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap
stimulus yang dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu,
apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas
sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia sekolah sudah lebih mampu
berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan katanya sudah banyak,
sekitar 3000 kata dikuasi dan anak sudah mampu berpikir secara konkret. 4. Usia
remaja (13-18) Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir
12
masa anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker dan tingkah
laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju orang dewasa. Anak harus
diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila
anak merasa cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman
sebaya atau orang dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri
dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu
bersama dan tunjukkan ekspresi wajah bahagia. d. Tugas Perkembangan Anak
Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang harus
dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas
perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan padat,
kestabilan jasmani. Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat
kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam,
belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar
serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi. Tugas perkembangan usia
6-12 tahun adalah belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik, membentuk
sikap yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya,
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin, mengembangkan konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan yang
fundamental, mengembangkan pembentukan kata hati, moral dan sekala nilai,
mengembangkan sikap yang sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga. Tugas
perkembangan anak usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan fisiknya dan
menerima peranannya sebagai perempuan dan laki-laki, menyadari hubungan-
hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, menemukan diri
sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri, serta mengembangkan nilai-
nilai hidup.
Pengertian Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik merupakan salah satu jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat
adanya peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai dengan kulit yang memerah,
12
kering, dan pecah-pecah. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan hingga
bertahun-tahun.
Gejala Dermatitis Atopik
Setiap pengidap dapat merasakan gejala yang berbeda. Pada balita, gejala dermatitis
atopik berupa kulit bersisik, memerah, dan berkerak di area pipi, kulit kepala, tangan dan
kaki. Sedangkan pada anak-anak dan orang dewasa, gejala eksim atopik yang sering
muncul adalah ruam merah dan terasa sangat gatal di area belakang leher, lutut, dan
siku.
Selain gejala tersebut, pengidap juga dapat merasakan gejala lain, seperti:
Rasa gatal yang muncul lebih buruk saat malam hari dan jika digaruk, kulit akan menjadi
lebih tebal, timbul bopeng atau berlubang, dan menggelap. Terus-menerus menggaruk
area kulit yang bermasalah pun dapat memicu infeksi.
Penyebab Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik terjadi akibat interaksi multifaktorial, yaitu faktor genetik (keturunan),
lingkungan, gangguan fungsi sawar (pelindung) kulit, faktor imunologi, dan infeksi.
Diagnosis Dermatitis Atopik
12
Proses diagnosis pada dermatitis atopik dapat dilakukan dokter lewat pengumpulan
informasi. Dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti riwayat medis dan kebiasaan
menggaruk (pruritus).
Pencegahan Dermatitis Atopik
Lakukan beberapa hal ini untuk mencegah dermatitis atopik kambuh. Salah satu yang
utama adalah dengan menghindari faktor pencetus. Jika pencetus alergi adalah debu,
maka hindari debu. Jika pencetusnya berupa susu, hindari semua makanan dan
minuman yang mengandung susu. Melakukan beberapa hal berikut juga dapat
membantu:
Bersihkan secara berkala perlengkapan tidur. Ganti seprai dan sarung bantal
guling minimal 2 minggu sekali.
Gunakan selimut saat tidur, khususnya jika tidak tahan dengan udara dingin.
Bersihkan rumah secara rutin.
12
Perawatan Kulit Lainnya
Memakai pakaian yang ringan, lembut, halus, dan menyerap keringat
Mencegah bahan iritan, seperti deterjen, sabun cair pencuci piring, dan
desinfektan saat mencuci pakaian bayi
Menghindari faktor pencetus alergen, seperti tungau debu rumah, binatang
peliharaan, dan serbuk bunga
Menjaga suhu ruangan tempat bayi berada agar tidak ekstrem, misalnya terlau
panas atau terlalu dingin
BAB III
LAPORAN KASUS
2.1. PENGKAJIAN
2.1.1. PENGUMPULAN DATA
DATA DEMOGRAFI
Identitas Kepala Keluarga
1. Nama Umur :Selamet
2. Status :Kepala Keluarga
3. Pekerjaan :Wiraswata
4. Pendidikan :SLTA
5. Agama :Islam
6. Alamat : Paluh Merbo
7. Tipe Keluarga :Keluarga Inti
8. Suku :Jawa
9. Aktivitas Rekreasi :Sering (taman dan pantai)
Anggota Keluarga
12
3 Maya 19 Pr - An - Lengkap B
ng thn ak
4 Anti 17 Pr - An - Lengkap B
thn ak
5 Anta 5 thn L -
k
6 Rifal 3 thn L -
k
12
13
d. Di sembarang tempat ( )
2.1.6. SUMBER AIR
Dari mana sumber air keluarga?
Sumur gali ( √ )
Sungai ( )
Mata air ( )
PDAM ( )
Tempat penyimpanan air keluarga ?
Ember/Gentong terbuka ( √ )
Ember/Gentong tertutup ( )
Tidak ada ( )
Kualitas sumber air keluarga?
Berbau ( )
Berwarna ( )
Berasa ( )
Tidak berbau, berasa, berwarna ( √ )
SISTEM NILAI
Apakah keluarga mempunyai keyakinan yang mendukug kesehatan ?
16
Tidak ada ( √ )
Ada ( )
Sebutkan............................
DERAJAT KESEHATAN
Apakah anggota keluarga ada yang menderita sakit ?
Asma ( )
TBC ( )
Hipertensi ( )
Lain-lain sebutkan........................
Apa yang dilakukan keluarga ketika ada anggota keluarga yang sakit ?
Periksa ke Yankes ( √ )
Beli obat sendiri ( )
Tidak periksa ( )
Dukun ( )
Lain-lain sebutkan ......
3 kali ( √ )
4 kali ( )
tidak pernah ( )
Kemana ibu memeriksakan kehamilannya ?
Bidan ( √ )
Dukun ( )
Dokter ( )
Puskesmas ( )
Rumah sakit ( )
Tidak pernah periksa ( )
Alasan apa ibu tidak periksa kehamilan ?
Tidak tahu ( )
Tidak punya biaya ( )
Tidak punya waktu ( )
Tidak penting ( )
Apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi ?
Lengkap ( √ )
Belum lengkap ( )
Belum / tidak memperoleh ( )
Alasan ibu tidak mendapatkan imunisasi ?
Belum cukup kehamilan ( )
Tidak diberi ( )
Tidak tahu manfaat ( )
Takut efek samping ( )
Apakah ibu minum tablet SF?
Ya ( )
Tidak ( )
Alasan ibu tidak minum SF ?
Tidak tahu manfaat ( )
Tidak diberi ( )
Takut efek samping ( )
18
IBU MENYUSUI
Ibu menyusui anak dengan usia
0 – 6 bulan ( )
6 – 12 bulan ( )
1 – 2 tahun ( )
> 2 tahun ( )
Apa alasan ibu tidak menyusui anaknya
Asi tidak keluar ( √ )
Papila mamae masuk kedalam ( )
Sibuk bekerja ( )
Menderita sakit ( )
Lain-lain sebutkan
Berapa kali Ibu menyesui anaknya ?
Terpancang waktu ( )
Setiap saat ( )
Apakah ibu melakukan perawatan payudara?
Ya ( )
19
Tidak ( √ )
KELUARGA BERENCANA
BAGI PASANGAN USIA SUBUR
Apakah Ibu ikut KB?
Ya ( √ )
tidak ( )
Apa jenis kontrasepsi yang digunakan?
Suntik ( √ )
IUD ( )
Kondom ( )
MOW / MOP ( )
Pantang berkala ( )
Apakah ada keluhan dari jenis kontrasepsi yag digunakan ?
Ya ( )
Tidak ( √ )
Apa alasan tidak ikut KB ?
Tidak boleh suami ( )
Adat dan agama ( )
Tidak tahu ( )
Ingin punya anak ( )
Garis hijau ( )
Garis titik-titik ( )
Apakah anak menderita sakit ?
Batuk pilek ( )
Diare ( )
Kulit ( √ )
Batuk > 2 miggu ( )
Tidak ( √ )
Tidak ( )
23
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Cemas pada keluarga Bpk S khususnya ibu J b.d ketidakmampuan mengenali
masalah.
INTERVENSI
SKORING
DIAGNOSA KRITERIA NILAI FAKTOR
PENENTU
24
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, maka kami dapat menarik kesimpulan
bahwa Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap keluarganya
tentunya pernah mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA. Masa
Balita ini terbagi atas dua masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-
masing memiliki fase bimbingan yang berbeda. Pada masa ini anak mengalami
peningkatan dan kemajuan yang menakjubkan. Keluarga dengan Balita memiliki
dua tahap perkembangan yaitu tahap keluarga dengan Childbearing dan tahap
keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam perkembangan keluarga ini ada
beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh keluarga termasuk anak
yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu diperlengkapi dengan
proses keperawatan/asuhan keperawatan keluarga dengan Balita.
25
DAFTAR PUSTAKA