Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MK KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Dosen : Dr. Ariyanti Saleh, S. Kp., M. Kes

LEADER AND LEADERSHIP


TRAITS, BEHAVIOURS AND RELATIONSHIPS
CONTIGENGENCY APPROACHHES TO LEADERSHIP

KELOMPOK I
1. SRI WAHYUNI YK (C012171002)
2. ABD. RAHMAN RARA (C012171013)
3. WAWAN KARNIAWAN (C012171024)
4. SARTIKASARI (C012171032)
5. MUHAMMAD AMIN R (C012171040)
6. DANIEL DADY (C012171050)

PRODI ILMU MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat, Hidayat serta
karunia-Nya sehingga tugas Makalah ini dapat diselesaikan dengan lancar dan
baik.
Penyusunan makalah ini di ambil dari berbagai macam sumber/refensi
yaitu di beberapa buku, website dan sumber lainnya.
Team penyusun menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini dapat
selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini team penyusun menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya.
Team penyusun juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada kami
menerima kritikan dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan tugas di
masa yang akan datang.
Akhirnya team penyusun berharap Makalah ini bisa menjadi sumber
referensi bagi insan akademik dan memberikan manfaat yang banyak bagi para
pembaca. Amin.

September 2017

Team Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diera globalisasi saat ini, terjadi perubahan-perubahan di sektor kehidupan.
Perubahan-perubahan tersebut tentu akan memengaruhi nilai-nilai tatanan
kehidupan termasuk masalah kepemimpinan. Kepemimpinan menurut
Soekarso dan Putong (2015) adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi
kehidupan lain. Kepemimpinan terbentuk karena adanya pemimpin. Pemimpin
merupakan orang yang memiliki derajat tertinggi didalam kehidupan
kelompok baik keluarga, masyarakat ataupun negara yang lebih berpengaruh
dari yang lainnya. Kepemimpinan inilah yang ditemukaan didalam suatu
organisasi (Rivai & Mulyadi, 2012).
Organisasi tanpa pemimpin bagaikan kapal tanpa nahkoda. Kepemimpinan
yang tidak berjalan secara efektif akan mempengaruhi banyak aspek, salah
satunya adalah aspek psikologis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Heijden et al (2017) bahwa kualitas kepemimpinan dapat mempengaruhi
tekanan psikologis perawat.
Kepemimpinan yang efektif tidak didapatkan dari seseorang atau beberapa
orang saja tetapi merupakan hasil bersama antara pemimpin dan orang-orang
yang dipimpinnya (Sitorus dan Panjaitan, 2011). Olehnya itu diperlukan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai kepemimpinan. Dari paparan
diatas kami akan menjelelaskan lebih lanjut tentang leader and leadership,
traits, behaviours and relationships, serta Contigengency approachhes to
leadership

3
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah bagaimana penjelasan
tentang :
1. Leader and leadership
2. Traits, behaviours and relationships
3. Contigengency approachhes to leadership
.
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan leader and leadership
2. Menjelaskan traits, behaviours and relationships
3. Menjelaskan contigengency approachhes to leadership

D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH


Dalam penulisan makalah ini penulis dberharap makalah ini bisa
bermanfaat bagi bagi insan akademik dan semoga pembaca dari berbagai
kalangan juga mendapat informasi baru dalam lingkup keperawatan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. LEADER DAN LEADERSHIP


Istilah “leader” atau “pemimpin ada sejak tahun 1.300 sedangkan kata
“leadership” atau kepemimpinan pertama kalinya dikenal dengan bahasa
Inggris sejak abad ke-19 (Marquis dan Huston, 2012). Pemimpin dan
kepemimpinan adalah dua kata yang saling berhubungan. Adapun rincian yang
lebih jelas dipaparkan sebagai berikut:
1. Pemimpin
Pemimpin adalah seseorang/individu yang yang bisa memengaruhi
lingkungan dan orang lain demi mencapai tujuan yang diinginkan (Suarli
dan Bahtiar, 2009).
Bennis (2001, dalam Marquis dan Huston, 2012) mengatakan bahwa
pemimpin harus memiliki visi yang jelas sehingga mampu menarik
perhatian banyak orang.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya untuk
mencapai suatu tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut, pemimpin
menggunakan berbagai cara agar bawahan bersedia melakukan sesuatu
baik dan benar.Hal ini sejalan yang dipaparkan oleh Sitorus dan Panjaitan
(2011), pemimpin yang efektif merupakan pemimpin yang sukses
memengaruhi orang lain untuk bekerjasama dalam kondisi menyenangkan.
Pemimpin yang efektif menghasilkan kepemimpinan yang efektif pula
sesuai penyataan Huber (2010) bahwa kepemimpinan yang efektif
berdampak pada kualitas kerja perawat, menstabilkan, meningkatan
produktivitas serta kualitas hidup perawat.
2. Kepeminpinan
Kepemimpinan menurut Suarli dan Bahtiar (2009) adalah kemampuan
memberikan inspirasi kepada orang lain untuk bekerjasama sebagai
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan berfungsi

5
sebagai alat dan membutuhan proses untuk memengaruhi orang lain dalam
melakukan sesuatu secara sukarela (Rivai dan Mulyadi, 2012).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya untuk
mencapai suatu tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut, pemimpin
menggunakan berbagai cara agar bawahan bersedia melakukan sesuatu
baik dan benar. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Komponen Peristiwa Kepemimpinan
Menurut Huber (2010) adapun hal-hal yang terkait dengan
kepemimpinan adalah:
1) Pemimpin
Pemimpin memiliki kekuasaan yang dimiliki dapat memengaruhi
tingkah laku pengikutnya menggunakan berbagai cara (Rivai dan
Mulyadi, 2012)
2) Anggota
Keberadaan anggota kelompok sangat penting didalam
kepemimpinan. Anggota kelompok ini yang memutuskan untuk
menerima atau menolak pemimpin yang akan dipilih. Didalam
pemilihan anggota juga menjadi dilema pada etika perawat sesuai
penelitian Poikkeus,Leino-Kilpi dan Katajisto (2014) bahwa pada
saat rekuitmen perawat tidak memperhatikan etika perawat dan
menjadi malasalah ketika etika perawat berbeda saat berada di
pelayanan keperawatan.
3) Situasi
Ada banyak situasi yang mempengaruhi kepemimpinan yang
berbeda-beda. Situasi dalam kepemimpinan yang dimaksud adalah
pekerjaasn pokok, beban kerja, pengawasan, interaksi
interpersonal, waktu yang digunakan dalam pengambila
keputusan, lingkungan, budaya, etos kerja dan masih banyak
lainnya. Sejalan dengan Rivai dan Mulyadi (2012) bahwa

6
kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan yang
seimbang antara anggota kelompok. Sama halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Barkhordari- Sharifabad,
Ashkatorab dan Atashsadeh-Shoorideh (2017), ada tiga yang
menpengaruhi masalah kepemimpina yaitu: masalah etika,
masalah budaya dan masalah manajerial.
4) Komunikasi
Komunikasi meupakan dasar yang berpengaruh didalam
kepemimpinan. Dengan komunikasi visi dan misi pemimpin dapat
diterima oleh anggota.
5) Tujuan
Organisasi memiliki tujuan dan masing-masing individu juga
memiliki tujuan. Ketika tujuan organisasi dan individu berbeda
maka tugas pemimpin yang menyelesaikan konflik yang terjadi.
b. Pola Dasar Kepemimpinan
Ada 2 pola dasar kepemimpinan menurut Suarli dan Bahtiar (2009),
yaitu:
1) Kepemimpinan Formal
Kepemimpinan yang bersifat resmi dalam organisasi.
2) Kepeminpinan informal
Kepemimpinan yang bersifat tidak resmi dan lebih kepada
pengakuan nyata orang-orang disekitarnya
c. Tipe Kepemimpinan
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009), gaya kepemimpinan adalah pola
tingkah laku untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan individu.
Adapun gaya kepemimpinan Lippits dan Ralph K.White (dalam
Ali,2010) adalah sebagai berikut:
1) Gaya Otoriter
Kepemimpinan gaya ototriter terdiri dari:
a) Wewenag mutlak terpusat pada pimpinan.
b) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan.

7
c) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan.
d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat.
f) Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan
g) Tiada kesempatan bagi bawahan utnuk memberikan saran,
pertimbangan dan pendapat
h) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif
i) Lebih banyak kritik daripada pujian
j) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat
k) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman.
l) Tanggungjawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh
pimpinan.
2) Gaya Demokratis
Ciri-ciri kepemimpinan gaya demokratis adalah:
a) Wewenang pimpinan tidak mutlak
b) Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
c) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.
d) Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan.
e) Komunikasi berlangsung timbal balik, baik terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan.
f) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahannya dilakukan secara wajar.
g) Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan
h) Banyak kesempatan bagi bawahan utnuk memberikan saran,
pertimbangan dan pendapat
i) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan daripada instruktif

8
j) Pujian dan kritik seimbang
k) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam
batas kemampuan masing-masing.
l) Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar
m) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindalk
n) Terdapat suasana saling percaya, saling hormat-menghormati
dan saling harga-menghargai.
o) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama
pimpinan dan bawahan.
3) Gaya Liberal
Ciri-ciri kepemimpinan liberal sebagai berikut:
a) Pimpinan melimpahka wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan.
c) Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan.
d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahannya.
f) Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan atau kegiatan para bawahannya.
g) Prakarsa selalu datang dari bawahan
h) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
i) Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
j) Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan
kelompok
k) Tanggungjawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per
orang.

9
B. TRAITS, BEHAVIOURS AND RELATIONSHIP
1. Ciri – Ciri atau Sifat Kepemimpinan
Didasarkan pada asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin
alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak punyai orang lain
seperti energi yang tidak habis-habisnya, intuisi yang mendalam,
pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan pesuasif. Teori
kepemimpinan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan
karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa dari seorang
pemimpin.
a. Karakter kepemimpinan
Dalam pendekatan sifat, pemimpin dapatdipahami dengan melihat
karakteristik pemimpin. Pendekatan sifat telah menghasilkan beberapa
daftar sifat yang dimaksudkan agar penting bagi kepemimpinan.
Bennis (1994, dalam Huber 2010) mengidentifikasi resep untuk
kepemimpinan yang berisi enam bahan: visi, semangat, integritas
(termasuk pengetahuan diri sendiri, keterbukaan, dan kedewasaan),
kepercayaan, keingintahuan, dan keberanian.(Huber,2010)
Drucker (1996, dalam Huber 2010) menuliskan bahwa pemimpin
yang efektif mengetahui empat hal berikut:
1) Satu – satunya definisi dari pemimpin adalah seseorang yang
memiliki pengikut.
2) Yang dilihat dari sebuah kepemimpinan bukanlah popularitas, tapi
hasilnya.
3) Pemimpin adalah yang memiliki visi dan memberi contoh.
4) Kepemimpinan bukanlah pangkat tapi tanggung jawab.
Penelitian yang dilakukan oleh Bennis dan thomas (2002),
mengindikasikan bahwa pemimpin luar biasa memiliki keterampilan
yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan dan muncul lebih kuat dan
lebih berkomitmen. mereka menganggap bahwa "salah satu indikator
dan prediktor yang paling dapat diandalkan untuk kepemimpinan
sejati adalah kemampuan individu untuk menemukan makna dalam

10
kejadian negatif dan untuk belajar bahkan dalam situasi yang paling
banyak dicoba. pemimpin besar memiliki empat keterampilan penting
berikut ini:
1) Kemampuan untuk melibatkan orang lain dalam sebuah
kebersamaan
2) Gaya berbicara yang khas dan menarik
3) Memiliki integritas tinggi
4) Combinasi dari kemampuan dan kekuatan untuk memahami
konteks ( adaptive capacity).
Satu model keperawatan berbasis penelitian (Mathena, 2002)
mengidentifikasi enam perilaku inti berikut ini penting untuk
kesuksesan kepemimpinan keperawatan:
1) Visi
2) Membangun tim interdisipliner
3) Analisis beban kerja
4) Analisis proses kerja
5) Analisis stakeholder
6) Perencanaan interaktif
b. Visi dan kepercayaan (trust)
Salah satu ciri seorang pemimpin adalah visi, kemampuan untuk
menciptakan visi dan menerapkannya.
Kepemimpinan didasarkan pada kepercayaan: "Kepercayaan adalah
perekat emosional yang mengikat para pemimpin dan bawahannya
dan merupakan ukuran legitimasi kepemimpinan". Perilaku yang
membangun kepercayaan mencakup berbagi informasi yang relevan,
mengurangi kontrol, dan memenuhi harapan.
c. Kepemimpinan “ does and don’ts”
Karakteristik dan skill yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
sukses.Karakteristik ini dibagi menjadi 2 bagian : kepemimpinan "dos
and don'ts." Karakteristik kepemimpinan "does" mencakup kejujuran,
energi, dorongan, keuletan, kreativitas, fleksibilitas, visibilitas,

11
stabilitas emosional, pengetahuan, keterampilan konseptual, dan
motivasi kepemimpinan. Diantara karakteristik ini,
kejujuran/kepercayaan dan kekuatanadalah yang terpenting.
Kepemimpinan didasarkan pada kepercayaan dan tidak bertahan
tanpanya. Kepemimpinan adalah kerja keras dan berkelanjutan yang
membutuhkan banyak energi. karakteristik kepemimpinan "Don’ts"
mencakup ketidakpercayaan, ketidakpekaan terhadap orang lain, sikap
acuh tak acuh, overmanaging, abrasifasi, ketidakmampuan untuk
berpikir strategis atau staf secara efektif, ketidakmampuan
membangun tim, dan memusatkan perhatian pada politik organisasi
internal (terlalu ambisius). Di antara karakteristik ini,
ketidakpercayaan dan ketidakpekaan adalah penyebab kepemimpinan
tidak efektif.
2. Perilaku
Perilaku seseorang dapat menentukan keefektifan kepemimpinan
seseorang. Dari hasil penelitian pada tahun 1940, ditemukan sifat – sifat
dan pengaruh pada prestasi dan kepuasan dari pengikut – pengikutnya.
a. Study dari University of Michigan
Melalui penelitian mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan yang
berbeda, disebut sebagai job – centered yang berorientasi pada
pekerjaan dan empliyee-centered yang berorientasi pada
karyawan.(Rivai, Mulyadi, 2012)
1) Pemimpin yang job-centered
Pemimpin yang berorientasi pada tugas menerapkan pengawasan
ketat sehingga bawahan melakukan tugasnya dengan
menggunakan prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin ini
meengandalkan kekuatan paksaan, imbalan, dan hukuman untuk
mempengaruhi sifat – sifat dan prestasi bawahannya. Perhatian
pada orang dilihat sebagai suatu hal yang “wah” yang tidak dapat
selalu dipenuhi oleh pemimpin. .(Rivai, Mulyadi, 2012)

12
2) Pemimpin yang employee-centered
Mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan dan
membantu bawahannya dalam memenuhi kebutuhannya dengan
cara menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Pemimpin yang
berpusat pada bawahan memiliki perhatian terhadap kemajuan,
pertumbuhan dan prestasi pribadi bawahannya. Tindakan –
tindakan ini diasumsi dapat memajukan pembentukan dan
perkembangan kelompok.
b. Studi dari Ohio State University
Penelitian oleh fleishman dan rekan – rekannya di ohio state
university menghasilkan perkembangan teori dua faktor dari
kepeminpinan :
1) Membentuk Struktur
Melibatkan perilaku dimana pemimpin mengorganisasikan dan
mendefinisikan hubungan – hubungan di dalam kelompok,
cenderung membangun pola dan saluran komunikasi yang jelas,
dan menjelaskan cara – cara mengerjakan tugas yang benar.
Pemimpin yang memiliki kecenderungan membentuk struktur
yang tinggi, akan berorientasi pada tujuan dan hasil.
2) Konsiderasi
Melibatkan perilaku yang menunjukkan persahabatan, saling
percaya, menghargai, kehangatan dan komunikasi antara
pemimpin dan bawahannya. Pemimpin yang memiliki kensiderasi
yang tinggi menekan pentingnya komunikasi yang terbuka dan
partisipasinya.
3. Relationship
Hubungan pemimpin-bawahan dianggap melibatkan dinamika
keterikatan, terutama bila hubungan ini memiliki komponen afektif.
Hubungan pemimpin-bawahan layaknya hubungan antara orang tua dan
anak. Namun seharusnya tidak dianggap bersifat regresif, melainkan
mencerminkan hal normal dari apa yang disebut sistem perilaku

13
keterikatan. Seorang pemimpin mencerminkan layaknya orang dewasa,
dimana seorang pemimpin menciptakan sebuah keterikatan kepada orang
lain khususnya kepada bawahan. Meskipun para pemimpin juga tidak
sempurna dan selalu salah, mereka memiliki jiwa dan kemampuan untuk
berfungsi sebagai tempat yang aman dan nyaman. Pandangan pemimpin
ini paling mudah terangsang ketika orang merasa terancam dan ketika
sumber perlindungan dan kenyamanan lain tidak memberikan tingkat
keamanan yang diinginkan. (Mayseless, 2010)
Hubungan pemimpin-bawahan bisa menimbulkan keterikatan penuh
(pada sosok yang tidak mudah ditukar dengan orang lain), dan perpisahan
dapat memicu kesedihan dan berkabung (Ainsworth, 1991 dalam
Mayiseless 2010). Namun, seringkali hubungan semacam itu
membangkitkan dinamika keterikatan dan dinamika ini dapat
dimanifestasikan dalam bentuk simbolis tanpa pertemuan tatap muka
yang sebenarnya. Salah satu ciri yang menentukan dari hubungan
keterikatan adalah kedekatan-mencari pada saat kesusahan dan
pemeliharaan ketersediaan emosional dan fisik. Dalam beberapa hal, para
pemimpin perlu dilihat dari kemampuan untuk memfasilitasi idealisasi
yang diperlukan dan persepsi bahwa mereka benar-benar lebih kuat dan
lebih bijak. Namun, pada saat-saat sulit atau ancaman, bentuk pencarian
kedekatan tertentu diharapkan terjadi. Untuk menumbuhkan rasa
kedekatan dan proaktif yang mendorong dan menopang dinamika
keterikatan, para pemimpin menggunakan berbagai cara, untuk
menjembatani jarak antara mereka dan bawahannya. Metode ini
menghasilkan keseimbangan antara jarak dan idealisasi yang dibutuhkan
untuk memproyeksikan kekuatan dan kompetensi pemimpin, di satu sisi,
dan kualitas pribadinya yang mendorong dinamika keterikatan, di sisi
lain.(Mayseless, 2010)

14
C. CONTINGENCY APPROACHES TO LEADERSHIP
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem kontigensi sosial, pertama kali
disampaikan oleh seorang konsultan manajemen bernama Mary Parker Follet.
Follet menyampaikan sebuah gagasan bahwa gaya kepemimpinan haruslah
bervariasi sesuai dengan situasi atau kondisi karyawan yang terlibat.
Pencapaian sasaran organisasi adalah dengan manjemen yang baik melalui
gaya kepemimpinan dengan pendekatan kontigensi atau pendekatan situsional,
gaya kepemimpinan ini dibagi dalam tiga pandangan (Rivai & Mulyadi, 2012) :
1. Teori Hersey dan Blanchard
Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu organisasi maka seorang
pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan
keinginan bawahan, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gaya
kepemimpinan tersebut antara lain tuntutan tugas, harapan dan tingkah
laku rekan setingkat, karakteristik karyawan, budaya organisasi serta
kebijakannya.
2. Teori Fred E. Fielder
Menurut Fiedler, tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua
kondisi kerja pada sebuah unit/organisasi, maka seorang pemimpin yang
dipilih untuk memimpin suatu unit/organisasi harus memiliki gaya
kepemimpinan tertentu yang cocok dengan kondisi kerja pada
unit/organisasi tersebut atau mengubah kondisi kerja unit/organisasi
tersebut sesuai dengan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh
pemimpin itu.
3. Martin G. Evans dan RJ House
Merupakan gaya kepemimpinan yang beriorentasi kepada keinginan atau
harapan dari karyawan. Hal ini berarti gaya kepemimpinan ini merupakan
gaya kepemimpinan yang menyesuaikan pada kondisi dimana pemimpin
dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dari para karyawan agar mereka
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga tujuan unit/organisasi
dapat tercapai.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pemimpin merupakan bagian dari kepemimpinan, sedangkan
kepemimpinan merupakan kemampuan memerikan inspirasi kepada
orang lain untuk bekerjasama sebagai kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Ciri-ciri kepemimpinan yaitu meiliki karakter, visi dan kepercayaan,
kepemimpinan “does” and “don ts”, perilaku kepemim[pinan
menpengaruhi efektifitas kepemimpinan serta relationship merupakan
hubungan keterikatan antara pemimpin dan bawahan.
3. Contingency Approaches To Leadership ada 3 pandangan yaitu: Teori
Hersey dan Blanchard, Teori Fred E. Fielder, dan Martin G. Evans dan
RJ House

B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan insan civitas akaemik
yang baik,dan semoga makalah ini memberikan dorongan, semangat, bahkan
pemikiran para pembaca baru bagi para perawat proesional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Barkhordari- Sharifabad. M., Ashkatorab, T dan Atashsadeh-Shoorideh. F.


(2017). Obstacles dan Problems of Ethical Leadership from the Perspective
of Nursing Leaders: a Qualitative Content Analysis. Journal of Medical
Ethics and Hidtory of Medicine. 10(1): 1-11. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5432950/pdf/JMEHM-10-
1.pdf

Heijden. B. I. J. M. V., Mulder. R., Konig. C., Anselmann. V. (2017). Toward A


Mediation Model For Nurses’ Well-Being. Medicine. 96(15):1-6. Doi:
http://dx.doi.org/10.1097/MD.0000000000006505

Huber, D.L. (2010). Leadership and Nursing Care Management. Edisi 4. USA:
Elsevier

Marquis. B. L., Huston, C. J. (2012). Leadership Roles dan Management Function


in Nursing: Theory and Aplication. Edisi 7. Cina: Wolters Kluwer Health.

Mayseless. O. (2010). Attachment and Leader- Follower Relationship. Journal


of Social and Personal Relationships. 27 (2): 271-280. Doi:
10.1177/0265407509360904

Poikkeus.T., Leino-Kilpi. H., dan Katajisto. J. (2014) . Supporting Ethical


Competence Of Nurses During Recruitment Performance Reviews – The
Role of the Nurse Leader. Journal of Nursing Management. 22 (2014): 792-
802. Doi: 10.1111/jonm.12033

Rivai, V., Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi 3.


Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sitoru. R., Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: CV Sagung Seto

Soekarso., Putong. I., (2015). Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta:
Erlangga

Suarli, S., Bahtiar, Y. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

17

Anda mungkin juga menyukai