Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muliadi

Penjelasan dari Kitab Habakuk 1:12-17 dan 2:1-5

PERTANYAAN DAN KEBINGUNGAN


Habakuk 1

Pertanyaan Nabi dan Jawaban Tuhan Pertama

Habakuk memulaikan dialog dengan Tuhan. Dia mengajukan dua pertanyaan:


“Berapa lama?” dan “Mengapa?” Pertanyaan itu terdengar sepanjang zaman dari
orang benar yang mengalami kejahatan dan ketidak-adilan. Waktu ada penindasan,
kejahatan, kelaliman, aniaya dan kekerasan, orang kudus seperti Habakuk berseru
kepada Tuhan. Kenapa diizinkan? Mengapa Tuhan tidak campur tangan dan
menghukum orang jahat? Tidak ada keadilan dan sepertinya orang fasik menang
atas orang benar. Berapa lama keadaan itu yang begitu menyedihkan akan
berlangsung? Apakah Tuhan akan membiarkan terus-menerus? Mengapa Ia tidak
melakukan intervensi? (1:2-6).

Tuhan menjawab Habakuk dengan berkata bahwa Ia “akan melakukan suatu


pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.”
Pekerjaan itu adalah pembangkitan orang Kasdim, yaitu tentara kerajaan Babel,
suatu bangsa yang melakukan kekerasan dan sangat menakutkan. Mereka sangat
cepat bergerak seperti macan tutul dan serigala. Mereka terbang seperti rajawali,
cepat seperti angin. Tentara kerajaan Babel akan datang menyerang, mengalahkan
dan menguasai orang Yehuda sebagai hukuman atas segala dosanya. Sungguh
segala kejahatan dan kelaliman akan dibalas! (1:6-11).

Pertanyaan Nabi yang Kedua

Nabi Habakuk kaget dan cemas mendengar jawaban itu. Bagaimana Allah dapat
menghukum umat-Nya sendiri dengan menggunakan bangsa yang lebih jahat lagi?
Habakuk menyesal pada waktu dia memikirkan tentara Babel itu yang akan datang
untuk menghancurkan dan menjajah bangsa-bangsa. Habakuk mengaku bahwa
Tuhan adalah kekal, dari dahulu. Ia Mahakudus dan Mahasuci. Ia Gunung Batu.
Kenapa manusia yang jahat dan layak dihukum menjadi seperti binatang yang
dikejar dan ditangkap oleh suatu bangsa lebih fasik yang menyembah berhala,
suatu bangsa yang tidak mengerti siapa Allah yang sebenarnya, suatu bangsa yang
tidak mengenal belas kasihan? (1:12-17).
IMAN SEBAGAI JAWABAN
Habakuk 2

Habakuk menantikan Tuhan


Karena begitu bingung dan merasa kecewa dengan mendengar jawaban itu,
Habakuk memutuskan untuk tetap mencari Tuhan dengan sabar, seperti seorang
pengintai yang menunggu berita. Dia mengambil keputusan untuk masuk menara
doa untuk berdoa dan berjaga, untuk menantikan Tuhan dan menunggu jawaban.
Sifat yang seperti itu memang menjadi contoh bagi kita yang menghadapi
kenyataan yang sulit, membingungkan dan sepertinya tidak masuk akal. (2:1).

Jawaban Tuhan: Orang benar hidup oleh iman


Tuhan mendengar dan menjawab seruan nabi Habakuk. Tuhan menyuruh Habakuk
untuk menulis dan mengukir penglihatannya dengan jelas supaya orang dapat
melihat dan membacanya. Visi itu harus ditulis, karena pesan itu bukan saja untuk
orang yang mendengarnya pada saat disampaikan oleh nabi Habakuk, tetapi perlu
ditulis untuk generasi yang mendatang yang akan membacanya. Dan nubuatan ini
bukan saja ditujukan bagi orang dekat tetapi juga bagi orang yang jauh yang hanya
sempat membacanya. Selain itu Tuhan menjelaskan bahwa penggenapannya akan
terjadi pada saat yang ditentukannya dan mungkin masih lama dan sepertinya
lambat. Namun penggenapanya pasti dan kalau saat itu tiba, akan segera terjadi.
Yesus juga berkata bahwa Tuhan akan segera membenarkan orang benar.
Bandingkan bagaimana Yesus bertanya: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu
datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Pekerjaan Tuhan yang
menyatakan keadilan, kebenaran dan kemuliaan-Nya akan dilakukan sempurna dan
segara. “Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas
bumi, sempurna dan segera." (Roma 9:28).

Yang menjadi inti penglihatannya adalah kejatuhan orang yang sombong dan
kemenangan orang yang percaya. Manusia terbagi dalam dua kategori: yang
sombong yang melawan Tuhan dan yang rendah hati dan sabar yang menunggu
kedatangan-Nya dengan iman. Yang sombong adalah orang yang akan binasa.
Yang beriman adalah orang yang akan hidup. (2:2-3).

Orang yang beriman


Tuhan berbicara kepada Habakuk: “Tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh
percayanya”. (Habakuk 2:4). Ayat ini dikutip dan dijelaskan tiga kali dalam
Perjanjian Baru. Dengan iman kita diselamatkan. (Roma1:17). Dengan iman kita
dibenarkan. (Galatia 3:11). Dengan iman kita menunggu kedatangan-Nya. (Ibrani
10:38). Ayat inilah yang menjadi inspirasi untuk Martin Luther sampai memicu
gerakan Reformasi dan inspirasi untuk John Wesley sampai memicu gerakan
Metodis. (2:2-4).

Sesudah ada perbedaan nyata dan perpisahan jelas antara orang beriman dan orang
sombong itu di antara umat Tuhan, baru akan ada hukuman atas orang jahat.
Memang seperti Alkitab berkata, hukuman harus mulai di rumah Tuhan, yaitu di
antara umat Tuhan. (1Petrus 4:17). Kunci untuk kemenangan dan untuk kebenaran
adalah iman kepada Tuhan. (1Yohanes 5:4).

Orang sombong
Yang tidak beriman adalah orang sombong yang percaya pada dirinya sendiri.
Nubuat ini secara khusus ditujukan kepada raja Babel dan pengikutnya dan juga
menggambarkan Antikristus yang akan muncul untuk mengumpulkan dan
menghimpunkan segala bangsa menjadi satu pemerintahan dunia pada akhir
zaman. Pengikutnya adalah mereka yang penuh sombong melawan Tuhan dengan
hidup menurut hawa nafsu.

Ada sifat Babel khusus yang akan membawa hukuman Allah. Walaupun bangsa itu
dipakai oleh Tuhan untuk membawa hukuman atas umat-Nya, namun Babel adalah
bangsa yang jahat dan juga kemudian harus dihukum. Semua bangsa yang punya
sifat seperti ini juga akan dihukum. Babel dan rajanya akan dihukum oleh Tuhan.
Antikristus dan semua pengikutnya akan juga dihukum. Sifat Antikristus dan
pengikutnya dijelaskan:

1. Yang sombong yang mengingini apa yang bukan mereka punya. Mereka mau
“menghabisi banyak bangsa”. Mereka mengambil laba yang tidak halal. (2:9-11).

2. Yang menindas orang lain. Mereka tidak adil dan berlaku dengan kekerasan
supaya menguntungkan diri dan membangun untuk dirinya sendiri. (2:12-13).

3. Yang menghina orang lain. Mereka memalukan dan menghina orang lain dan
mengekspos kelemahannya. Tuhan berkata bahwa mereka sendiri akan
dipermalukan. Piala dalam tangan kanan Tuhan adalah piala pembalasan yang akan
dicurahkan kepada bangsa-bangsa dunia. Piala itu disebutkan Yeremia. "Ambillah
dari tangan-Ku piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan minumkanlah isinya
kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau, (Yeremia 25:15).
Dalam kitab Wahyu piala itu khusus berhubungan dengan hukuman atas kerajaan
Babel dan Antikristus. (Wahyu 14:10; 16:19; 17:4; 18:6). (2:15-16).
4. Yang penuh kekerasan dan pembunuhan. Penumpahan darah dan kekerasan
terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya pasti akan dibalas oleh Tuhan.
(2:17).

5. Yang menyembah berhala. (2:19-20). Mereka menyembah pekerjaan tangannya


sendiri. Sifat Babel adalah meninggalkan penyembahan Tuhan Mahabesar untuk
menciptakan dan menyembah pekerjaan tangan sendiri. Celakalah mereka yang
melakukannya! (2:18-20).

Kebinasaan orang sombong dan khianat akan pasti. Tuhan berhendak menghimpun
dan menyelamatkan bangsa-bangsa. Musuh berhendak menghimpun dan
menghancurkannya. Dua kekuasaan itu sedang bekerja di seluruh bumi dan di
antara segala bangsa. Musuh bangkit untuk mengejek, mengancam dan melawan
Tuhan dan yang diurapi-Nya. Musuh bangkit untuk mencuri, merampas dan
membinasakan umat Tuhan. Musuh meneror dan melakukan kekerasan terhadap
negeri, kota dan seluruh penduduknya. Namun Tuhan akan bangkit dan
menghukumkan musuh itu.

Janji Tuhan
Di tengah pengumuman hukuman Allah atas orang jahat ada dua janji khusus yang
diberikan kepada umat Tuhan. Janji Firman-Nya menjadi dasar iman.
(Roma10:17).

Janji yang pertama, adalah janji bahwa “bumi akan penuh dengan pengetahuan
tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” (Habakuk 2:14)
Hal itu akan jelas pada waktu saat yang ditentukan Tuhan akan tiba dan
pengetahuan akan kemuliaan Tuhan akan memenuhi bumi. Waktu itu juga disebut
sebagai saat Tuhan bangkit untuk membangunkan Sion. (Mazmur 102:13-16).
Yesaya juga bernubuat: “Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku
busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan
pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. (Yesaya 11:9).

Janji yang keduanya adalah bahwa Tuhan akan ada di bait-Nya yang kudus. Bait-
Nya yang kudus ialah jemaat Tuhan, gereja Tuhan Yesus Kristus. (Efesus 2:21).
Pada saat itu, seluruh bangunan akan selesai dan Yesus sudah membangunkan
sidang jemaat-Nya, yang siap ditempatkan “di hadapan diri-Nya dengan cemerlang
tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, jemaat yang kudus dan tidak bercela”.
(Efesus 5:27). Daud bernubuat, “Bila TUHAN sudah membangun Sion, sudah
menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya. (Mazmur 102:17) Pada saat itu segenap
bumi akan berdiam di hadapan Tuhan! (Habakuk 2:20).
Tafsiran Kitab Habakuk
Hab 1:12 - Dari dahulu // Ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang
Mahakudus // Yang Mahakudus, // Tidak akan mad kami
12. Telah ditunjukkan bahwa ada selang waktu antara jawaban atas ayat 2-
11 dengan pertanyaan dalam ayat 12-17. Dalam selang waktu ini, menurut dugaan,
orang Kasdim telah ada di Yehuda dan mereka ternyata lebih buruk daripada
bangsa yang kepadanya mereka diutus untuk memberikan hukuman. Mereka telah
menghina hukum-hukum kemanusiaan. Meskipun demikian, tidak ada ditunjukkan
dalam teks bahwa ada periode waktu yang terlewatkan. Sang nabi telah mendapat
penglihatan mengenai orang Kasdim sebagai kelompok yang tangkas
mengumpulkan tawanan laksana orang menyapu pasir. Perumpamaan dalam
ayat 12-17 menggambarkan seorang nelayan yang menggunakan segala macam
cara untuk mengumpulkan tangkapan yang sangat banyak. Lalu, barangkali
peringatan sang nabi muncul dari apa yang ia yakin pasti terjadi bila alat penuh
dendam seperti itu akan dipakai oleh Allah. Tidak diragukan lagi bahwa Habakuk
sedih, bukan hanya atas kehancuran Yehuda, melainkan juga karena hajaran yang
akan menimpa orang jahat di negerinya sendiri yang tanpa terelakkan akan juga
menimpa orang beriman. Dari dahulu. Sifat kekal Allah dalam menangani umat
perjanjian-Nya sejak dahulu sering kali merupakan dasar keyakinan bagi orang-
orang beriman (bdg. Yes. 40:28; Mzm. 90:2). Tumpukan pernyataan vokatif, Ya
TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus mirip dengan ungkapan-
ungkapan kepercayaan yang mendalam yang begitu sering terdapat dalam Kitab
Mazmur. Apa yang dimaksudkan dengan Yang Mahakudus, dikemukakan dalam
ayat 13. Tidak akan mad kami. Pusey dengan tepat menyatakan bahwa ini adalah
pemikiran yang cepat dari iman. Kata-kata manusia dalam masa-masa krisis sering
kali menunjukkan keyakinan mereka yang sebenarnya dan yang paling dalam.
Penggunaan kata ganti kami, harus dipahami sebagai menunjuk pada orang-orang
yang tersisa, yang disebut "orang benar" (1:2-13), atau orang-orang yang hidup
oleh percayanya (2:4).
Hab 1:13 - Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan
13. Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan. Allah tidak mungkin
memperhatikan kejahatan dengan rasa puas atau dengan sabar, apalagi dengan
senang. Tidak hanya kekejaman bangsa Kasdim yang digambarkan. Mata Tuhan
terlalu suci untuk melihat kejahatan apa pun. Dia tidak dapat berdiam diri baik
terhadap kekejaman orang Kasdim maupun terhadap kejahatan yang terdapat di
Yehuda. Karena sang nabi telah menganggap pasti bahwa sifat Tuhan itu suci
maka ia sama sekali tidak mempertanyakan apa pun. Orang yang mempertanyakan
kemahakuasaan TUHAN, atau suatu sifat-Nya yang lain, akan mengatakan bahwa
keadilan Allah tidak dapat diperdamaikan dengan kejahatan seperti itu, dan
karenanya Allah itu tidak adil atau Dia tidak mahakuasa. Sekalipun demikian, sang
nabi mengajukan dua pertanyaan: Mengapa demikian? Sampai kapan akan
demikian? Dan dari Allah sendirilah ia mencari jawaban. Tetapi, tetap merupakan
masalah bahwa orang-orang saleh dari bangsa ini akan harus juga menderita ketika
orang-orang yang tidak saleh itu dihukum.
Hab 1:14 - Menjadikan manusia itu seperti ikan di laut
14. Menjadikan manusia itu seperti ikan di laut. Di sini TUHAN dikatakan
melakukan apa yang Ia izinkan orang lain lakukan. Sebagai akibat dari sikap Allah
yang seakan-akan acuh tak acuh terhadap kehancuran, manusia menjadi seperti
ikan yang ditangkap dari laut oleh nelayan yang memakai segala alat yang
mungkin kail, pukat dan payang (ay. 15) untuk memperbanyak tangkapannya.
Seorang penafsir mengatakan bahwa pemikiran ini berlawanan dengan pemikiran
Yesus, yang menyatakan bahwa burung pipit pun berada dalam pemeliharaan
Allah. Meskipun demikian, hanya orang yang percaya pada satu Allah yang mutlak
menguasai segalanyalah yang dapat mengeluarkan pernyataan seperti yang dibuat
oleh sang nabi di sini.
Hab 1:16 - Itulah sebabnya dipersembahkannya kurban untuk pukatnya
16. Itulah sebabnya dipersembahkannya kurban untuk pukatnya. Barangkali
ini tidak mengacu pada praktik sesungguhnya, walaupun orang Skitia dikatakan
mempersembahkan kurban binatang kepada pedang sebagai penghormatan kepada
dewa perang mereka. Yang dimaksudkan adalah bahwa bangsa Babel menganggap
kehormatan ilahi berasal dari senjata-senjata mereka dan, ini berarti, dari diri
mereka sendiri. Mereka lebih menyembah dan melayani makhluk ciptaan daripada
menyembah sang Penciptanya.
Dengan 2:1, peringatan sang nabi berakhir. Bukan dengan skeptis ia mengajukan
keluhannya kepada Tuhan, tetapi dengan iman, sebab dia sekarang siap
menantikan Tuhan, dengan yakin bahwa jawaban akan datang. Pernyataan yang
kadang kala dibuat bahwa Habakuk merupakan contoh pertama dalam Kitab Suci
mengenai seorang peragu yang jujur adalah sama sekali tidak benar. Tidak ada hal
dalam bahasa nubuatan itu yang memperlihatkan suatu elemen keraguan.
Sesungguhnya, nubuatan itu berakhir dengan sebuah catatan mengenai iman yang
mulia. Menghadapi masalah-masalah yang menghadang setiap orang yang percaya
kepada satu Allah yang baik dan mahakuasa dan bertanya mengapa begini, atau
bagaimana bisa begini, adalah satu hal tersendiri. Berbeda halnya dengan
mempertanyakan kebaikan atau keadilan Ilahi, atau kehadiran Allah, hanya karena
orang tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut
Hab 2:1 - Tempat pengintaian ... di menara
2:1. Tempat pengintaian ... di menara. Beberapa penafsir memahami artinya
sebagai suatu tempat yang tinggi atau menara sungguhan, dengan menyebutkan
contoh dari Musa (Kel. 33:21), atau Bileam (Bil. 22:41), dan dari Elia di Sinai
(Gunung Horeb, I Raj. 19:8 dst.). Tidak satu pun dari contoh-contoh ini yang
benar-benar dapat disamakan dengan yang disebut oleh Habakuk, yang barangkali
hanya memakai bahasa kiasan. Tentu saja dia sudah mempersiapkan diri melalui
meditasi dan doa untuk menerima jawaban Ilahi. Yeremia menanti selama sepuluh
hari untuk mendapat jawaban atas permintaannya (Yer. 42:7). Barangkali beberapa
selang waktu berlalu antara peringatan pada pasal 1 dengan jawaban yang diterima.
Habakuk hanya mencatat tekadnya untuk menantikan sebuah jawaban; dia tidak
mengatakan kepada kita kapan jawaban itu tiba.
Hab 2:2-4
V. JAWABAN KEDUA TUHAN: TUJUANNYA PASTI, DAN IMAN AKAN
MENDAPAT UPAH. 2:2-4.
Ketiga ayat ini berisi apa yang mungkin merupakan bagian yang paling sulit dari
nubuat tersebut, baik dari sudut penerjemahan maupun dari penafsirannya.
Hab 2:2 - Tuliskanlah penglihatan itu // Pada loh-loh // Supaya orang sambil lalu
2. Tuliskanlah penglihatan itu. Entah sang nabi benar-benar menulis penglihatan
itu pada loh-loh batu untuk dibaca umum atau tidak telah diperdebatkan selama ini,
tetapi disetujui oleh semua pihak bahwa sang nabi disuruh mencatat penglihatan
itu. Tujuan pencatatan itu ada dua: supaya orang yang membacanya bergegas
bertindak; penglihatan itu adalah untuk waktu yang telah ditentukan dan harus
dipelihara supaya kebenarannya dapat dibuktikan. Pada loh-loh (ASV). Bahan
yang berbeda-beda dipakai untuk membuat catatan, karena bangsa Yahudi telah
berhubungan dengan semua kebudayaan Timur Dekat. Yesaya dan Yeremia sama-
sama menggunakan gulungan-gulungan kitab, namun Yesaya juga disuruh untuk
memakai loh (Yes. 30:8). Masuk akal untuk berpendapat bahwa Habakuk
membuat catatan mengenai penglihatannya itu pada loh dari tanah liat, yang ia
tunjukkan agar menjadi perhatian banyak orang. Supaya orang sambil
lalu (AV., that he may run). Perkara ini harus dibuat sedemikian jelas supaya siapa
pun yang membacanya dapat bergegas dan memberitakannya. Dalam Daniel 12:4,
juga, kata-kata "banyak orang akan menyelidikinya" (AV., many shall run to and
fro) tampaknya menunjuk kepada suatu publikasi informasi, karena sesudah itu
ditambahkan bahwa pengetahuan akan bertambah.
Hab 2:3 - Menanti saatnya ... menuju Kesudahannya // Ia bersegera ... dengan
tidak menipu // Itu sungguh-sungguh akan datang
3. Menanti saatnya ... menuju Kesudahannya (AV., For an appointed time ... at
the end). Penggenapan dari penglihatan tersebut akan terjadi pada waktu Allah
sendiri. Karena dua kata yang sama (dalam versi bhs. Inggrisnya) dipakai
dalam Daniel 8:19, beberapa orang menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan itu
adalah akhir zaman, atau hari-hari yang terakhir. Di sini kata-kata itu mengacu
pada rancangan Allah mengenai orang Kasdim. Meskipun demikian, kita bisa
memahami bahwa penglihatan tersebut berhubungan dengan kehancuran dari
kekuatan dunia yang penuh dosa, di mana Babel merupakan perwujudan yang
nyata, dan bahwa baru pada zaman Mesiaslah penggenapan final dari janji itu akan
terlaksana. Ia bersegera ... dengan tidak menipu (ASV). Berbagai maksud Allah
segera akan terlaksana, walaupun menurut perkiraan manusia mungkin kelihatan
ada penundaan-penundaan yang tidak perlu. John Calvin mengatakan: "Inilah
persembahan kurban pujian yang sejati, ketika kita mengendalikan diri kita dan
tetap teguh dalam kepercayaan bahwa Allah tidak mungkin berdusta atau menipu,
walaupun kelihatannya Dia untuk beberapa waktu mempermainkan kita." Itu
sungguh-sungguh akan datang. Idiom Ibrani yang dipakai di sini telah
diterjemahkan secara harfiah dalam versi Yunani (LXX), datanglah yang akan
datang. Yang diacu adalah kepastian dari kejadian itu. Penulis Surat Kiriman
kepada jemaat Ibrani, dengan menggunakan LXX, telah menyesuaikan teks
tersebut dengan janji kedatangan Kristus yang kedua kali, sebuah peristiwa yang
sama pastinya dalam rencana Allah, walaupun dalam pandangan manusia hal itu
mungkin kelihatan terlalu lama tertunda. Demikianlah kita membaca dalam Ibrani
10:37, "Ia yang akan datang, sudah akan ada."
Hab 2:4 - Membusungkan dada // Oleh percayanya // Akan hidup // Hidup //
Masih tersisa dua pertanyaan
4. Memahami dengan jelas ayat ini sangat penting bagi orang Kristen. Dari ayat-
ayat Perjanjian Lama yang dikutip dalam Perjanjian Baru, ayat ini muncul
sebanyak tiga kali dalam konteks yang sangat vital. Hendaknya diperhatikan
bahwa di mana ayat ini digunakan dalam Perjanjian Baru, ayat ini digambarkan
sebagai sebuah prinsip yang tidak berubah tentang hubungan Tuhan dengan umat-
Nya, bukan sebagai suatu prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
sistem agama Perjanjian Baru. Dalam Habakuk, jawaban Ilahi itu dimaksudkan
untuk membangkitkan harapan dan keyakinan orang-orang yang secara rohani
adalah anak-anak Allah, sambil memberitakan malapetaka atas kekuatan dunia
orang Kasdim.
Membusungkan dada (ASV). Menyatakan bahwa yang dimaksud ini adalah
orang Kasdim, yang berbeda dengan orang Yahudi, adalah terlalu sederhana.
Tetapi karena penglihatan itu merupakan sebuah jawaban bagi pertanyaan
dalam 1:12-17, maka pada orang Kasdimlah terutama pandangan kita tertuju.
Oleh percayanya (AV, faith). Satu masalah kecil adalah: Apakah orang yang
dibenarkan oleh iman itu yang hidup, ataukah orang benar itu hidup oleh iman?
Pemakaian oleh Paulus tampaknya menekankan pada arti yang pertama, walaupun
maksud penulisannya memungkinkan untuk arti yang belakangan. Bagaimanapun
juga, sang rasul memakai kata "hidup" dengan penekanan khusus. Kata itu tidak
semata-mata berarti bertahan hidup, melainkan hidup kekal dalam kasih karunia
Allah.
Sebuah pertanyaan yang lebih penting adalah apakah kata Ibrani `emûnâ harus
diterjemahkan sebagai "iman" atau "kesetiaan." Di sebagian besar tempat dalam
Perjanjian Lama di mana kata ini dipakai, arti kedua yang digunakan, misalnya,
dalam II Raja-Raja 12:15; Yeremia 5:1. Bagaimanapun, patut diperhatikan bahwa
akar dari kata ini telah dipakai sebelumnya dalam Habakuk 1:5 dengan arti
memberikan kepercayaan pada firman atau janji Allah. Lagi pula, kesetiaan,
sebagai suatu aspek karakter manusia sekalipun, bukan terdapat dalam
kekosongan. Kesetiaan harus dipraktikkan dalam hubungan dengan seseorang atau
sesuatu. Dalam hal ini, individu itu harus setia kepada Allah, kepada firman dan
perjanjian Allah. Dia harus teguh bersandar, atau memiliki kepercayaan yang
mendalam kepada Allah sendiri. Penggunaannya dalam PB benar-benar sesuai
dengan ini.
Dapat ditunjukkan juga bahwa sangatlah baik untuk memperkaya ide kita
mengenai arti "iman" menurut Perjanjian Baru dari Perjanjian Lama. Iman
bukanlah semata-mata menyetujui suatu dalil mengenai Allah sebagaimana yang
dinyatakan dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Iman adalah kebalikan dari
kesombongan yang hebat, dari kepercayaan pada diri sendiri. Iman adalah
merendahkan diri di hadapan Allah, suatu kesiapan untuk memenuhi kehendak-
Nya. Iman adalah keyakinan bahwa Allah tidak mungkin berdusta atau pun gagal
(2:3), suatu sikap percaya bagaimanapun keadaan yang tampak di luar (3:17).
Seorang yang sangat religius seperti Habakuk hampir tidak mungkin untuk tidak
berpikir mengenai Abraham dan untuk tidak mengingat apa yang dikatakan
mengenai sang bapa leluhur itu, bahwa ia percaya kepada Tuhan dan itu
diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Akan hidup. Tak diragukan lagi bahwa dalam nubuatan ini, terdapat gagasan
mengenai kelangsungan hidup. Meskipun demikian, mengingat hubungan spiritual
yang terlibat, ini bukanlah satu-satunya gagasan. Artinya yang sebenarnya
dikemukakan dengan baik melalui permohonan Abraham dalam Kejadian 17:18,
dengan memakai kata kerja yang sama, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan
hidup di hadapan-Mu!" Hidup tidak hanya berarti memperoleh keamanan atau
perlindungan dalam kehidupan ini, melainkan menikmati kasih setia Allah, yang
lebih berarti daripada hidup. Itu berarti dikasihi oleh-Nya, menjadi obyek kasih
sayang-Nya.
Masih tersisa dua pertanyaan yang berhubungan dengan pemakaian Habakuk
2:4 oleh Paulus dalam Roma 1:17 dan Galatia 3:11. Tidakkah rasul ini memakai
kata "iman" dalam pengertian berbeda berupa suatu antitesis terhadap pandangan
bahwa perbuatan-perbuatan menurut hukumlah yang merupakan alat untuk dapat
diterima oleh Allah? Antitesis ini tidak terdapat dalam Habakuk. Lagi pula,
bukankah iman yang dibicarakan Paulus adalah iman kepada Mesias, yang
mengenai Dia tidak pernah disebutkan dalam Kitab Habakuk.
Harus diakui sejak awal bahwa Paulus tidak bermaksud untuk mengajarkan bahwa
pembenaran oleh iman kepada Kristus dikemukakan oleh sang nabi. Meskipun
demikian, - Paulus memang mengajarkan bahwa sebuah prinsip yang pasti telah
ditetapkan dalam Alkitab mengenai hubungan antara manusia dengan Allah dan
bahwa prinsip ini bekerja secara paling jelas dalam bidang kedudukan hukum
manusia di hadapan Allah. Dengan kata lain, Habakuk telah menetapkan sebuah
prinsip di mana kesetiaan, yaitu, kepercayaan yang teguh dan rendah hati pada
firman Allah, dinyatakan sebagai alat untuk mendatangkan kesejahteraan dan
keamanan bagi umat perjanjian. Paulus menyatakan bahwa alat yang sama itu
merupakan alat untuk memperoleh pembenaran di hadapan Allah. Dengan berbuat
begitu Paulus sama sekali tidak membelokkan gagasan mengenai kesetiaan, atau
iman, dari artinya yang sebenarnya. Sesungguhnya, bila para pendeta injili modern
mau memberikan untuk kata "iman" itu arti seperti yang dikandung dalam bahasa
Ibraninya, maka akan kurang kedangkalan yang terdapat dalam pengakuan iman
dan praktik kekristenan.
Di sisi lain, haruslah diakui juga bahwa Paulus, dibandingkan dengan Habakuk,
memperluas secara tak terhingga ruang lingkup dari kata "hidup," sebab dia
menggunakannya untuk kehidupan yang akan datang, untuk lingkup keselamatan
atau kesejahteraan kekal yang berbeda dengan kesejahteraan yang hanya bersifat
sementara. Bahwa sang rasul dibenarkan untuk berbuat demikian akan cepat dapat
diakui oleh orang-orang Kristen, karena para penulis Perjanjian Baru memakai
banyak bentuk dan tokoh dari Perjanjian Lama dengan kesempurnaan arti yang
jauh melebihi arti hal-hal tersebut bagi orang-orang beriman dari sistem agama
yang lebih tua. Akhirnya, berbagai antitesis antara prinsip tentang iman aktif
dengan prinsip tentang perbuatan menurut hukum yang bermanfaat sebagai alat
keselamatan, tentu saja, merupakan sebagian dari argumentasi sang rasul sendiri.
Ini adalah perkembangan logis dari sifat iman itu sendiri.
Hab 2:5 - Orang sombong dan khianat dia yang melagak // Mengangakan
mulutnya seperti dunia orang mati
5. Orang sombong dan khianat dia yang melagak (AV., Yea also, because he
transgresseth by wine, he is a proud man). Kata Ibrani yayin, "anggur," merupakan
masalah sebab kata ini muncul dalam teks sebagai subyek dari kata kerjanya. LXX
menafsirkannya secara kiasan sebagai orang sombong. Beberapa penafsir
mengubah konsonannya untuk menghasilkan sebuah kata lain, "penindas." Akan
tetapi, Tafsiran Qumran mendukung teks Ibrani. Barangkali artinya adalah bahwa
tingkah laku orang sombong dan khianat adalah seperti tingkah laku yang
dihasilkan anggur. Kita teringat akan kata-kata Kipling dalam "Recessional":
"Bila, karena mabuk melihat kekuasaan, kita melepaskan Kata-kata liar yang tidak
menaruh hormat kepada-Mu."
Mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati (sheôl). Sheol, tempat
kediaman orang yang meninggal dunia, dilukiskan sebagai sosok makhluk yang
tamak dan ingin sekali menelan umat manusia.

Daftar buku
1.Pengantar Perjanjian Lama 2. Sastra dan Nubuat
Penulis :W.S.LaSor, D.A.Hubbard, F.W.Bush
Tahun :2012
Penerbit : Bpk,Gunung Mulia
Kota Terbit:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai