Abstrak :
Kondisi mad’û akan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan tantangan dan
kebutuhan yang dihadapinya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang makin pesat. Kenyataan itu menuntut adanya perubahan dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat, termasuk pada diri da’i. Setiap da’i adalah pewaris nabi,
sehingga komunikasinya efektif bila ia menyerap sinar kemahamuliaan dan kemahatahuan
Allah dalam dirinya. Dalam teori komunikasi modern, sifat mulia itu disebut
“trustworthiness” dan sifat tahu itu disebut ”expertness”. Beberapa penilitian membuktikan
bahwa orang cenderung mengikuti pendapat atau keyakinan orang yang dianggapnya jujur
dan memiliki keahlian.
PENDAHULUAN
Da’i1 merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah2. Telah terdapat
dakwah yang sangat menentukan pemahaman baru tentang pengertian da’i
1
Secara fungsional, da’i atau mubaligh orang-orang yang sebenarnya bukan spesialis
melaksanakan sebagian dari fungsi-fungsi ulama dalam bidang agama. Azyumardi Azra, Reposisi
dalam masyarakat Islam. Istilah da’i itu sendiri Hubungan Agama dan Negara Merajut Kerukunan
lebih mengacu kepada fungsi ulama dan bahkan Antarumat (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002),
kalangan non-ulama yang mengetahui sedikit h. 74.
banyak tentang ajaran Islam untuk berdakwah 2
Tidak semua da’i sukses dan efektif di dalam
secara praktis di lapangan, di atas mimbar. Kaum dakwah. Wajib bagi para da’i memiliki derajat
ulama pada umumnya dapat dikatakan adalah da’i yang mulia dengan berhiaskan sifat tertentu,
sekaligus, tetapi sebaliknya tidak seluruh da’i dapat misalnya bersifat terpercaya, terhormat, kaya
dikatakan ulama. Secara tradisional dan pengalaman, dan jujur. Sebaiknya yang terpilih dari
konvensional, ulama dipandang sebagai orang- mereka adalah orang-orang yang ahli dalam
orang yang memiliki penguasaan mendalam atas dakwah, luwes, fasih, dan cerdas, sebagaimana
ilmu-ilmu agama dan spesialisasi fungsional dalam keharusan untuk belajar dan bagus cara
kehidupan keagamaan; pada pihak lain, fungsi da’i berpikirnya.
tidak hanya dijalankan oleh ulama, tetapi juga oleh
Halaman | 9
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
dalam arti yang seluas-luasnya. Da’i tidak selanjutnya diwujudkan dalam kehidupan
hanya milik seorang ulama atau mubaligh sehari-hari.
semata, tetapi makna da’i juga telah
Dengan demikian tugas da’i dapat
melibatkan para pakar diberbagai bidang.
meliputi segala bentuk kegiatan termasuk
Hal ini dilakukan sebagai upaya
kegiatan pendidikan, kemasyarakatan dan
kontekstualisasi ajaran Islam dengan
pembanguan. Garapan dakwah yang
perubahan dan perkembangan yang
meliputi berbagai bidang kehidupan
terjadi dari berbagai aspek kehidupan.
tersebut berangkat dari filosofi dakwah
Seorang dokter yang menyadari akan
yaitu membawa setiap individu atau
kebesaran Allah Swt dengan melihat
masyarakat dari kekufuran menuju pada
kesempurnaan struktur tubuh manusia
individu atau masyarakat yang beriman5.
dapat berdakwah dengan menyampaikan
Dengan dasar filosofi dakwah seperti itu
“kesadaran” itu pada pasiennya. Begitu
maka mengindikasikan bahwa tugas da’i
juga dengan seorang negarawan, peneliti,
tidak hanya merupakan tugas dan
teknokrat dan lainnya. Semuanya dapat
tanggung jawab bagi ulama tetapi juga
menjalankan peran sebagai da’i pada
merupakan tanggung jawab setiap muslim
bidang keahlian yang dimiliki3.
yang memiliki keahlian dalam bidang yang
Tugas para da’i yaitu memberi ditekuni.
peringatan dengan dasar al-Qur’an (inzar
bi al-Qur’ân) yaitu apa yang terkandung
Citra Da’i
dalam al-Qur’an dengan cara-cara yang
ditunjuki dalam al-Qur’an4. Dalam Dalam wacana ilmu komunikasi citra itu
pengertian yang lain, tugas juru dakwah semakna dengan kredibilitas, yaitu
adalah balagh. Balagh berarti seperangkat persepsi komunikan tentang
menyampaikan dengan keterangan yang sifat-sifat yang terdapat pada
jelas, sehingga dapat diterima oleh akal 6
komunikator . Dalam pengertian ini
dan dapat ditangkap oleh hati. Makna terkandung dua hal: Pertama, kredibilitas
balagh tidak hanya sekedar adalah persepsi komunikan; jadi tidak
mengumpulkan khalayak, lalu berpidato inheren dalam diri komunikator. Kedua,
dihadapannya, tetapi lebih dari itu yakni berkenaan dengan sifat-sifat komunikator
menyampaikan dengan penuh yang selanjutnya disebut sebagai
kebijaksanaan dan dengan penjelasan yang komponen-komponen kredibilitas.
tuntas agar dapat dipahami dan
Halaman | 10
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
Halaman | 11
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
3. Qaulan maysûran (Q.S. Al-Isra [17]: penuh rasa hormat. Prinsip ini sejalan
28).11 dengan dengan komunikasi humanistis
dari Carl Rogers dan Eric Fromm dan
Kata maysûran berasal dari kata yasara
komunikasi dialogis Martin Buber.16
yang berarti mudah.12 Oleh Al-Marâghy
ditafsirkan dengan mudah lagi lemah 6. Qaulan ma’rûfan (Q.S. An-Nisa [ 4]:
lembut.13 Menurut Jalaluddin Rahmat 5).17
bahwa qaulan maysûran diartikan dengan
Secara etimologis kata ma’rûfan berati
ucapan yang menyenangkan.
al-khair yang berarti yang baik18. Dengan
4. Qaulan layyinan (Q.S. Thaha [20]: demikian qaulan ma’rûfan mengandung
44).14 pengertian perkataan yang baik dan
pantas. Jalaluddin Rahmat menjelaskan
Qaulan layyinan secara harfiah diartikan
bahwa qaulan ma’rûfan berarti
dengan perkataan yang lembut. Berkata
pembicaraan yang bermanfaat,
lembut adalah salah satu kiat komunikasi
memberikan pengetahuan, mencerahkan
efektif yang diajarkan Islam.
pemikiran, menunjukkan pemecahan
Berkomunikasi harus dilakukan dengan
masalah.19
lembut tanpa emosi, tanpa cacian dan
makian sehingga yang diajak itu merasa Dari keenam prinsip-prinsip komunikasi
dihargai. dalam al-Qur’an tersebut di atas jika
diproyeksikan dalam frame citra da’i maka
5. Qaulan karîman (Q.S. Al-Isra [17]:
dapat diambil dua prinsip utama:
23). 15
1. Prinsip qaulan sadîdan yang
Qaulan karîman mengisyaratkan bahwa
diartikan sebagai pembicaraan yang benar,
dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah
jujur, lurus, tidak bohong serta tidak
harus disertai dengan penghormatan,
berbelit-belit. Dalam memahami
artinya lawan bicara diperlakukan dengan
11
Q.S. Al-Isra [17]: 28. ع ْن ُه ُم ا ْبتِغَا َء َ َو ِإ َّما ت ُ ْع ِر
َ ض َّن baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
ورا ً َ َ ْ ُ َ ْ
ً ُ َر ْح َم ٍة مِن َربِكَ ت َْر ُجوهَا فقل ل ُه ْم ق ْوًل َم ْيسDan kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
12
Al Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam (Beirut: Dâr kepada mereka perkataan yang mulia.
16
al-Masyruq, 1986), h. 924. Lihat Richard L. Johannesen, Ethics in Human
13
Ahmad Mustafa Al-Marâghy, Tafsir al-Marâghy, Communication, diterjemahkan oleh Dedy
Juz 25 (Dâr al-Fikr, 1974), h. 31. Mulyana dan Dedy Djamaluddin Malik dengan
Q.S. Thaha [20]: 44 وًل لَهُ قَ ْو ًًل لَيِنًا لَ َعلَّهُ يَتَذَ َّك ُر أ َ ْو
َ ُفَق
14 judul Etika Komunikasi Humanistis (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1996), h.65.
يَ ْخشَى 17
Q.S. An-Nisa [4]: 5. سفَ َها َء أ َ ْم َوالَكُ ُم الَّتِي
ُّ َو ًَل تُؤْ تُوا ال
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan ار ُزقُوهُ ْم فِي َها َوا ْكسُوهُ ْم َوقُولُوا لَ ُه ْم
ْ َّللا لَكُ ْم قِيَا ًما َو
ُ َّ َجعَ َل
kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia قَ ْو ًًل َم ْع ُروفًا
ingat atau takut. Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang
yang belum empurna akalnya harta (mereka yang
15
Q.S. Al-Isra [17]: 23. ُإِيَّاه ضى َربُّكَ أ َ ًَّل ت َ ْعبُدُوا إِ ًَّل َ ََوق ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
َ َ ْ ُ
سانًا إِ َّما يَ ْبلغ ََّن ِع ْندَكَ ال ِكبَ َر أ َح ُدهُ َما أ ْو ك ََِلهُ َما َ َوبِ ْال َوا ِل َدي ِْن إِ ْح sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja
ف َو ًَل ت َ ْن َه ْرهُ َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًًل ك َِري ًما ٍ ُ فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu kepada mereka kata-kata yang baik.
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu 18
Al Munjid…, h. 500.
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik- 19
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 79.
Halaman | 12
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
Halaman | 13
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
juga dapat dilihat pada Firman Allah pada dibangun dengan menggunakan
Surah Ash-Shaff: [61]: 2-3.24 pendekatan rasional dan argumentasi yang
logis menghindari sikap tidak jujur dalam
Dari kedua ayat di atas dapat dipahami
menyajikan informasi serta tidak
bahwa seorang da’i tidak semata-mata
menggurui dan memberikan penghargaan
mengandalkan retorika dalam
kepada pendapat yang berbeda.
penyampaian pesan, tetapi yang tidak
kalah pentingnya juga adalah dakwah itu 3. Komponen kredibilitas lainnya
harus dimulai dari diri (dakwah bi al-hal). adalah good will. Pendengar akan tertarik
Dengan begitu umat dapat bercermin pada kepada pembicara jika mereka tahu bahwa
diri seorang da’i mengenai kehidupan yang si pembicara berbicara untuk kepentingan
dituntut oleh ajaran Islam. Salah satu pendengar. Good will dapat dibangun
sebab yang menjadikan dakwah Rasulullah melalui proses ko-orientasi yaitu mencari
saw. mendapatkan hasil yang gemilang kesamaan antara pembicara dengan
karena karena sifat keteladanan, artinya pendengar dalam hal perbuatan, sikap,
apa saja yang beliau sampaikan semuanya dan nilai. Teknik lain adalah menunjukkan
telah beliau kerjakan. keterlibatan pribadi pembicara pada topik
dan kebutuhan pendengar. Komitmen
Salah satu komponen penting dari citra
dapat ditunjukkan dengan kesediaan untuk
atau kredibilitas adalah otoritas. Memiliki
memberikan informasi tambahan jika
otoritas artinya memiliki keahlian yang
khalayak membutuhkannya.
diakui. Otoritas muncul disebabkan oleh
beberapa hal: 4. Dinamisme yaitu ekspresi fisikal dari
komitmen psikologi terhadap topik. Secara
1. Otoritas terbentuk karena orang
singkat dalam membangun kredibilitas
melihat latar belakang pendidikan dan
perlu mengetahui bagaimana orang lain
pengalaman.25
menilai diri kita. Kredibilitas tidak secara
2. Komponen dalam kredibilitas adalah inheren berada dalam diri kita sendiri.
good sense artinya pendengar menyukai Kredibilitas dapat merupakan hasil
dan akhirnya menerima gagasan yang penilaian orang tentang diri kita setelah
dikemukakan oleh pembicara yang
dipandang obyektif.26 Citra objektif dapat
24
َياأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا ل َِم تَقُولُونَ َما ًَل ت َ ْف َعلُونَ () َكب َُر َم ْقتًا pendidikan umum memiliki kemampuan
ََّللا أ َ ْن تَقُولُوا َما ًَل ت َ ْفعَلون
ُ ِ َّ ِع ْن َد pengetahuan agama jauh lebih mendalam jika
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu dibandingkan dengan orang-orang yang pernah
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat dididik di lembaga pendidikan agama secara
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu formal.
26
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Bahkan yang dibutuhkan masyarakat adakalanya
25
Seorang cendekiawan yang dididik pada lembaga persoalan sehari-hari yang simpel, yang disajikan
pendidikan non agama dianggap tidak memiliki dengan jelas, segar, dan menyentuh hati. Dalam hal
otoritas untuk memberikan ceramah agama ini maka tampilnya ustadz Abdullah Gymnastiar
dibandingkan dengan sarjana yang dididik secara serta merta memperoleh sambutan luas dari
formal di lembaga pendidikan agama. Lihat masyarakat. Antara dunia penceramah dan dunia
Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan pendengar seakan tak ada batas, sehingga
Praktis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), komunikasi berlangsung cair. Komaruddin Hidayat,
h. 73. Tentunya pandangan seperti ini tidak Wahyu di Langit Wahyu di Bumi Doktrin dan
selamanya benar karena fakta menunjukkan bahwa Peradaban Islam di Panggung Sejarah (Jakarta:
betapa banyak orang yang berasal dari lulusan Paramadina, 2003), h. 214.
Halaman | 14
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
Halaman | 15
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
Halaman | 16
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
35
Ali Syari’ati, Sosiologi Agama (1995), h. 15. 39
M. Yunan Yusuf, Metode Dakwah sebuah
36
David Krech et.al, Individu and Society, Mc Pengantar Kajian…h. x.
40
Graw Hill Company, 1962), h. 82. Dakwah disampaikan dengan cara yang dapat
37 diterima masyarakat; diterima oleh nafs dan sesuai
Dawam Rahardjo, Intektual Intelegensia
Perilaku Politik bangsa, (Bandung: Mizan, 1996), dengan tingkat pemahaman mereka. Seorang da’i
h. 158-167. kadang perlu memberikan dorongan (targhib). Jika
38
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: berdakwah kepada kaum awam (pemula), jangan
Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah sekali-kali memaksa, jangan menyampaikan
dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1998), h. permasalahan-permasalahan yang tidak dapat
56. dipahami atau dianggap sulit oleh mereka. Retorika
Halaman | 17
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
agama saat ini harus berpijak pada metode mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah
pemudahan dalam fatwa dan penggembiraan dalam mempersusah. Yusuf Al-Qardhawi, Khitabunâ Al-
dakwah. Karakteristik ini mengikuti manhaj nabawi Islami fî Ashr Al-Aulamah diterjemahkan oleh M.
yang telah diajarkan kepada para sahabat beliau. Abdillah Noor Ridho dengan judul Retorika Islam
Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi bersabda, (Jakarta: Khalifah, 2004), h. 185.
"Permudalah kamu sekalian dan janganlah
Halaman | 18
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)
Halaman | 19