Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Mercusuar Volume 1 No 1 Juli 2020

CITRA DA’I DALAM UPAYA PENGEMBANGAN DAKWAH

Oleh: Nurhidayat Said


Jurusan: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar
Email : nurhidayat.said@uin-alauddin.ac.id

Abstrak :

Kondisi mad’û akan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan tantangan dan
kebutuhan yang dihadapinya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang makin pesat. Kenyataan itu menuntut adanya perubahan dalam kehidupan
sosial budaya masyarakat, termasuk pada diri da’i. Setiap da’i adalah pewaris nabi,
sehingga komunikasinya efektif bila ia menyerap sinar kemahamuliaan dan kemahatahuan
Allah dalam dirinya. Dalam teori komunikasi modern, sifat mulia itu disebut
“trustworthiness” dan sifat tahu itu disebut ”expertness”. Beberapa penilitian membuktikan
bahwa orang cenderung mengikuti pendapat atau keyakinan orang yang dianggapnya jujur
dan memiliki keahlian.

Keywords: Dakwah, Komunikasi Islam

PENDAHULUAN
Da’i1 merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah2. Telah terdapat
dakwah yang sangat menentukan pemahaman baru tentang pengertian da’i

1
Secara fungsional, da’i atau mubaligh orang-orang yang sebenarnya bukan spesialis
melaksanakan sebagian dari fungsi-fungsi ulama dalam bidang agama. Azyumardi Azra, Reposisi
dalam masyarakat Islam. Istilah da’i itu sendiri Hubungan Agama dan Negara Merajut Kerukunan
lebih mengacu kepada fungsi ulama dan bahkan Antarumat (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002),
kalangan non-ulama yang mengetahui sedikit h. 74.
banyak tentang ajaran Islam untuk berdakwah 2
Tidak semua da’i sukses dan efektif di dalam
secara praktis di lapangan, di atas mimbar. Kaum dakwah. Wajib bagi para da’i memiliki derajat
ulama pada umumnya dapat dikatakan adalah da’i yang mulia dengan berhiaskan sifat tertentu,
sekaligus, tetapi sebaliknya tidak seluruh da’i dapat misalnya bersifat terpercaya, terhormat, kaya
dikatakan ulama. Secara tradisional dan pengalaman, dan jujur. Sebaiknya yang terpilih dari
konvensional, ulama dipandang sebagai orang- mereka adalah orang-orang yang ahli dalam
orang yang memiliki penguasaan mendalam atas dakwah, luwes, fasih, dan cerdas, sebagaimana
ilmu-ilmu agama dan spesialisasi fungsional dalam keharusan untuk belajar dan bagus cara
kehidupan keagamaan; pada pihak lain, fungsi da’i berpikirnya.
tidak hanya dijalankan oleh ulama, tetapi juga oleh

Halaman | 9
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

dalam arti yang seluas-luasnya. Da’i tidak selanjutnya diwujudkan dalam kehidupan
hanya milik seorang ulama atau mubaligh sehari-hari.
semata, tetapi makna da’i juga telah
Dengan demikian tugas da’i dapat
melibatkan para pakar diberbagai bidang.
meliputi segala bentuk kegiatan termasuk
Hal ini dilakukan sebagai upaya
kegiatan pendidikan, kemasyarakatan dan
kontekstualisasi ajaran Islam dengan
pembanguan. Garapan dakwah yang
perubahan dan perkembangan yang
meliputi berbagai bidang kehidupan
terjadi dari berbagai aspek kehidupan.
tersebut berangkat dari filosofi dakwah
Seorang dokter yang menyadari akan
yaitu membawa setiap individu atau
kebesaran Allah Swt dengan melihat
masyarakat dari kekufuran menuju pada
kesempurnaan struktur tubuh manusia
individu atau masyarakat yang beriman5.
dapat berdakwah dengan menyampaikan
Dengan dasar filosofi dakwah seperti itu
“kesadaran” itu pada pasiennya. Begitu
maka mengindikasikan bahwa tugas da’i
juga dengan seorang negarawan, peneliti,
tidak hanya merupakan tugas dan
teknokrat dan lainnya. Semuanya dapat
tanggung jawab bagi ulama tetapi juga
menjalankan peran sebagai da’i pada
merupakan tanggung jawab setiap muslim
bidang keahlian yang dimiliki3.
yang memiliki keahlian dalam bidang yang
Tugas para da’i yaitu memberi ditekuni.
peringatan dengan dasar al-Qur’an (inzar
bi al-Qur’ân) yaitu apa yang terkandung
Citra Da’i
dalam al-Qur’an dengan cara-cara yang
ditunjuki dalam al-Qur’an4. Dalam Dalam wacana ilmu komunikasi citra itu
pengertian yang lain, tugas juru dakwah semakna dengan kredibilitas, yaitu
adalah balagh. Balagh berarti seperangkat persepsi komunikan tentang
menyampaikan dengan keterangan yang sifat-sifat yang terdapat pada
jelas, sehingga dapat diterima oleh akal 6
komunikator . Dalam pengertian ini
dan dapat ditangkap oleh hati. Makna terkandung dua hal: Pertama, kredibilitas
balagh tidak hanya sekedar adalah persepsi komunikan; jadi tidak
mengumpulkan khalayak, lalu berpidato inheren dalam diri komunikator. Kedua,
dihadapannya, tetapi lebih dari itu yakni berkenaan dengan sifat-sifat komunikator
menyampaikan dengan penuh yang selanjutnya disebut sebagai
kebijaksanaan dan dengan penjelasan yang komponen-komponen kredibilitas.
tuntas agar dapat dipahami dan

3 akhirat dan kehidupan yang baik di dunia;


Marwah Daud Ibrahim dan Yudi Latif (Ed.)
Teknologi Emansipasi dan Transendensi: Wacana memberi peringatan kepada orang yang kafir
Peradaban dengan Visi Islami (Bandung: Mizan, kepada Allah dan membangkang kepada rasul-rasul
1995), h. 193. dengan neraka di akhirat kelak dan kerusakan di
4 dunia. Yusuf Al-Qardhawi, Khitabunâ al-Islami fî
Kata "Al-Tabsyir" pada mulanya berarti
pemberitaan kabar gembira yang dampaknya dapat Ashr al-Aulamah diterjemahkan oleh M. Abdillah
menjadikan seseorang senang. Kemudian kata ini Noor Ridho dengan judul Retorika Islam (Jakarta:
dipakai untuk menunjukkan lawan dari kata "Al- Khalifah, 2004), h. 185.
5
Indzar" (Peringatan). Oleh sebab itu, para rasul Lihat Dawam Raharjo, Intelektual Intelegensia
Allah adalah orang-orang yang memberi kabar dan Prilaku Politik Bangsa, Risalah Cendekiawan
gembira dan memberi peringatan; memberi kabar Muslim (Bandung: Mizan, 1996), h. 159.
6
gembira kepada orang yang beriman kepada Al1ah Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi
dan taat kepada rasul-rasul-Nya dengan surga di (Bandung: Rosdakarya, 1998), h. 275

Halaman | 10
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

Komunikator yang dinilainya tinggi pada menarik dan mengendalikan


keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, komunikan.8

ahli, berpengalaman atau terlatih.


Dalam pandangan Islam citra da’i dapat
Sebaliknya, komunikator yang dinilai
dilihat dari konsep prinsip-prinsip
rendah pada keahlian dianggap tidak
komunikasi yang termuat dalam al-Qur’an.
berpengalaman, tidak tahu atau bodoh.
Kata kunci komunikasi yang banyak disebut
Sedangkan kepercayaan adalah kesan
dalam al-Qur’an adalah “qaul”. Kata “qaul”
komunikan tentang komunikator yang
dalam konteks perintah (amr) dapat
berkaitan dengan wataknya, apakah
disimpulkan enam prinsip komunikasi,
komunikator dinilai jujur, tulus bermoral,
keenam prinsip itu adalah qaulan sadîdan,
adil, sopan atau etis, atau dinilai tidak jujur
qaulan balîghan, qaulan maysûran, qaulan
dan tidak etis. Dalam hal ini Aristoteles
layyinan, qaulan karîman dan qaulan
menyebutnya dengan “good moral
ma’rûfan:
character” orang baik yang berbicara baik7.
1. Qaulan sadîdan (Q.S. An-Nisa [4]:
Koehler, Annatol dan Applbaum
9). 9
menambah empat komponen:
Sadîdan memiliki makna benar. Qaulan
1. Dinamisme, yakni komunikator yang
sadîdan yang diartikan sebagai
memiliki dinamisme bila ia
pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak
dipandang sebagai bergairah,
bohong serta tidak berbelit-belit.
bersemangat, aktif dan tegas. Dalam
komunikasi, dinamisme 2. Qaulan balîghan (Q.S. An-Nisa [4]:
memperkokoh dengan cara 63).10
berkomunikasi.
Ayat ini berbicara tentang prilaku orang
2. Sosialibitas, yakni kesan komunikan
munafik, ketika diajak untuk mematuhi
tentang komunikator sebagai orang
hukum Allah, mereka menghalangi orang
yang periang dan senang bergaul.
lain untuk patuh. Kalau mereka mendapat
3. Ko-orientasi, yakni kesan komunikan
musibah karena perbuatan mereka sendiri,
tentang komunikator sebagai orang
mereka datang mohon perlindungan atau
yang mewakili kelompok yang kita
bantuan. Orang seperti ini perlu didakwahi
senangi dan mewakili nilai-nilai kita.
dengan cara ungkapan yang mengesankan
4. Kharisma, yakni digunakan untuk
(qaulan balîghan).
menunjukkan suatu sifat luar biasa
yang dimiliki komunikator yang

7 hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang


Lihat Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi,
h. 260. benar.
8
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 261. 10
ُ َّ ‫أُولَئِكَ الَّذِينَ يَ ْعلَ ُم‬
Q.S. An-Nisa [4]: 63. ‫َّللا َما فِي‬
9
Q.S. An-Nisa [4]: 29. ‫ش الَّذِينَ لَ ْو‬
َ ‫َو ْليَ ْخ‬ ْ ‫ع ْن ُه ْم َوع‬
‫ِظ ُه ْم َوقُ ْل لَ ُه ْم فِي أ َ ْنفُ ِس ِه ْم قَ ْو ًًل‬ ْ ‫قُلُوبِ ِه ْم فَأَع ِْر‬
َ ‫ض‬
َ َّ ‫علَ ْي ِه ْم فَ ْليَتَّقُوا‬
‫َّللا‬ ِ ً‫ت ََركُوا مِ ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬
َ ‫ضعَافًا خَافُوا‬ ‫بَلِيغًا‬
ُ
َ ‫َوليَقُولوا قَ ْو ًًل‬
‫سدِيدًا‬ ْ
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

Halaman | 11
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

3. Qaulan maysûran (Q.S. Al-Isra [17]: penuh rasa hormat. Prinsip ini sejalan
28).11 dengan dengan komunikasi humanistis
dari Carl Rogers dan Eric Fromm dan
Kata maysûran berasal dari kata yasara
komunikasi dialogis Martin Buber.16
yang berarti mudah.12 Oleh Al-Marâghy
ditafsirkan dengan mudah lagi lemah 6. Qaulan ma’rûfan (Q.S. An-Nisa [ 4]:
lembut.13 Menurut Jalaluddin Rahmat 5).17
bahwa qaulan maysûran diartikan dengan
Secara etimologis kata ma’rûfan berati
ucapan yang menyenangkan.
al-khair yang berarti yang baik18. Dengan
4. Qaulan layyinan (Q.S. Thaha [20]: demikian qaulan ma’rûfan mengandung
44).14 pengertian perkataan yang baik dan
pantas. Jalaluddin Rahmat menjelaskan
Qaulan layyinan secara harfiah diartikan
bahwa qaulan ma’rûfan berarti
dengan perkataan yang lembut. Berkata
pembicaraan yang bermanfaat,
lembut adalah salah satu kiat komunikasi
memberikan pengetahuan, mencerahkan
efektif yang diajarkan Islam.
pemikiran, menunjukkan pemecahan
Berkomunikasi harus dilakukan dengan
masalah.19
lembut tanpa emosi, tanpa cacian dan
makian sehingga yang diajak itu merasa Dari keenam prinsip-prinsip komunikasi
dihargai. dalam al-Qur’an tersebut di atas jika
diproyeksikan dalam frame citra da’i maka
5. Qaulan karîman (Q.S. Al-Isra [17]:
dapat diambil dua prinsip utama:
23). 15
1. Prinsip qaulan sadîdan yang
Qaulan karîman mengisyaratkan bahwa
diartikan sebagai pembicaraan yang benar,
dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah
jujur, lurus, tidak bohong serta tidak
harus disertai dengan penghormatan,
berbelit-belit. Dalam memahami
artinya lawan bicara diperlakukan dengan

11
Q.S. Al-Isra [17]: 28. ‫ع ْن ُه ُم ا ْبتِغَا َء‬ َ ‫َو ِإ َّما ت ُ ْع ِر‬
َ ‫ض َّن‬ baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
‫ورا‬ ً َ َ ْ ُ َ ْ
ً ُ‫ َر ْح َم ٍة مِن َربِكَ ت َْر ُجوهَا فقل ل ُه ْم ق ْوًل َم ْيس‬Dan kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
12
Al Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam (Beirut: Dâr kepada mereka perkataan yang mulia.
16
al-Masyruq, 1986), h. 924. Lihat Richard L. Johannesen, Ethics in Human
13
Ahmad Mustafa Al-Marâghy, Tafsir al-Marâghy, Communication, diterjemahkan oleh Dedy
Juz 25 (Dâr al-Fikr, 1974), h. 31. Mulyana dan Dedy Djamaluddin Malik dengan
Q.S. Thaha [20]: 44 ‫وًل لَهُ قَ ْو ًًل لَيِنًا لَ َعلَّهُ يَتَذَ َّك ُر أ َ ْو‬
َ ُ‫فَق‬
14 judul Etika Komunikasi Humanistis (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1996), h.65.
‫يَ ْخشَى‬ 17
Q.S. An-Nisa [4]: 5. ‫سفَ َها َء أ َ ْم َوالَكُ ُم الَّتِي‬
ُّ ‫َو ًَل تُؤْ تُوا ال‬
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan ‫ار ُزقُوهُ ْم فِي َها َوا ْكسُوهُ ْم َوقُولُوا لَ ُه ْم‬
ْ ‫َّللا لَكُ ْم قِيَا ًما َو‬
ُ َّ ‫َجعَ َل‬
kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ‫قَ ْو ًًل َم ْع ُروفًا‬
ingat atau takut. Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang
yang belum empurna akalnya harta (mereka yang
15
Q.S. Al-Isra [17]: 23. ُ‫إِيَّاه‬ ‫ضى َربُّكَ أ َ ًَّل ت َ ْعبُدُوا إِ ًَّل‬ َ َ‫َوق‬ ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
َ َ ْ ُ
‫سانًا إِ َّما يَ ْبلغ ََّن ِع ْندَكَ ال ِكبَ َر أ َح ُدهُ َما أ ْو ك ََِلهُ َما‬ َ ‫َوبِ ْال َوا ِل َدي ِْن إِ ْح‬ sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja
‫ف َو ًَل ت َ ْن َه ْرهُ َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًًل ك َِري ًما‬ ٍ ُ ‫فَ ََل تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬ dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu kepada mereka kata-kata yang baik.
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu 18
Al Munjid…, h. 500.
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik- 19
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 79.

Halaman | 12
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

pengertian benar terdapat beberapa yakni; ethos, logos, dan pathos.


makna. Makna pertama adalah sesuai Dengan ethos komunikasi merujuk
dengan kriteria kebenaran. Untuk orang kepada kualitas komunikator.
Islam, ucapan yang benar tentu ucapan Komunikator yang jujur, dapat
yang sesuai dengan al-Qur’an, al-Sunnah dipercaya, memiliki pengetahuan yang
dan ilmu. Makna kedua; Qaulan sadîdan tinggi, akan sangat efektif untuk
adalah ucapan yang jujur serta tidak mempengaruhi khalayaknya. Dengan
berbohong.20 logos kita meyakinkan orang lain
tentang kebenaran argumentasi,
2. Prinsip qaulan balîghan. Dalam al-
sedangkan pathos, kita bujuk orang
Qur’an kata qaulan balîghan tercermin
untuk mengikuti pendapat kita.
dalam surat (QS. an-Nisa [4]:63) berkatalah
kepada mereka dengan qaulan balîghan. Setiap da’i adalah pewaris nabi.
Kata balîgh dalam bahasa Arab artinya Komunikasinya efektif bila ia menyerap
sampai, mengenai sasaran, mencapai sinar kemahamuliaan dan kemahatahuan
tujuan. Jika dikaitkan dengan kata qaul Allah dalam dirinya. Dalam teori
(ucapan, komunikasi), kata balîgh berarti komunikasi modern, sifat mulia itu disebut
fasih, jelas maknanya, terang, tepat “trustworthiness” dan sifat tahu itu disebut
mengungkapkan apa yang dikehendaki. “expertness”. Beberapa penilitian
Oleh karena itu qaulan balîghan berarti membuktikan bahwa orang cenderung
prinsip komunikasi yang efektif. mengikuti pendapat atau keyakinan orang
yang dianggapnya jujur dan memiliki
Peristilahan qaulan balîghan dalam al-
keahlian. Orang yang berakhlak rendah
Qur’an dapat diterapkan dalam beberapa
dan tidak memiliki integritas pribadi, sulit
hal:
untuk menjadi komunikator yang
a. Qaulan balîghan terjadi bila berpengaruh. Begitu pula orang yang
komunikator menyesuaikan bodoh yang kurang memiliki gairah ilmu,
pembicaraannya dengan sifat-sifat sukar untuk mengubah dan mengarahkan
khalayak yang dihadapinya. Dalam prilaku orang lain.22
istilah al-Qur’an ia berbicara fi
Dalam al-Qur’an kredibilitas seorang
anfusihim (tentang diri mereka).
da’i secara eksplisit dapat dipahami dari
Dalam hadis dikatakan
QS. Al-Baqarah [2]: 44.23 Dalam ayat di
berkomunikasilah kamu sesuai dengan
atas dijelaskan bahwa perintah untuk
kadar akal mereka.21
melakukan kebaikan itu berawal dari diri
b. Qaulan balîghan terjadi bila
pribadi terlebih dahulu sebelum
komunikator menyentuh khalayaknya
memerintahkan orang lain. Hal senada
pada hati dan otaknya sekaligus.
Aristoteles menyebut tiga cara persusi
mempengaruhi manusia yang efektif

َ‫سكُ ْم َوأ َ ْنت ُ ْم تَتْلُون‬


َ ُ‫س ْونَ أ َ ْنف‬ َ َّ‫أَت َأ ْ ُم ُرونَ الن‬
َ ‫اس ِب ْال ِب ِر َوت َ ْن‬
20
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 79. 23
21
Al-Bukhari, Shahih Bukhari (Mesir: al-Maktabah ُ َ
َ‫َاب أفَ ََل ت َ ْع ِقلون‬
َ ‫ال ِكت‬ ْ
al-Bahiyyah, 1930), Bab min khasisi bil Ilmi, No. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
hadis 225. kebajikan, sedang kamu melupakan diri
22
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi... h. (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca al
85. Kitab? Maka tidakkah kamu berpikir.

Halaman | 13
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

juga dapat dilihat pada Firman Allah pada dibangun dengan menggunakan
Surah Ash-Shaff: [61]: 2-3.24 pendekatan rasional dan argumentasi yang
logis menghindari sikap tidak jujur dalam
Dari kedua ayat di atas dapat dipahami
menyajikan informasi serta tidak
bahwa seorang da’i tidak semata-mata
menggurui dan memberikan penghargaan
mengandalkan retorika dalam
kepada pendapat yang berbeda.
penyampaian pesan, tetapi yang tidak
kalah pentingnya juga adalah dakwah itu 3. Komponen kredibilitas lainnya
harus dimulai dari diri (dakwah bi al-hal). adalah good will. Pendengar akan tertarik
Dengan begitu umat dapat bercermin pada kepada pembicara jika mereka tahu bahwa
diri seorang da’i mengenai kehidupan yang si pembicara berbicara untuk kepentingan
dituntut oleh ajaran Islam. Salah satu pendengar. Good will dapat dibangun
sebab yang menjadikan dakwah Rasulullah melalui proses ko-orientasi yaitu mencari
saw. mendapatkan hasil yang gemilang kesamaan antara pembicara dengan
karena karena sifat keteladanan, artinya pendengar dalam hal perbuatan, sikap,
apa saja yang beliau sampaikan semuanya dan nilai. Teknik lain adalah menunjukkan
telah beliau kerjakan. keterlibatan pribadi pembicara pada topik
dan kebutuhan pendengar. Komitmen
Salah satu komponen penting dari citra
dapat ditunjukkan dengan kesediaan untuk
atau kredibilitas adalah otoritas. Memiliki
memberikan informasi tambahan jika
otoritas artinya memiliki keahlian yang
khalayak membutuhkannya.
diakui. Otoritas muncul disebabkan oleh
beberapa hal: 4. Dinamisme yaitu ekspresi fisikal dari
komitmen psikologi terhadap topik. Secara
1. Otoritas terbentuk karena orang
singkat dalam membangun kredibilitas
melihat latar belakang pendidikan dan
perlu mengetahui bagaimana orang lain
pengalaman.25
menilai diri kita. Kredibilitas tidak secara
2. Komponen dalam kredibilitas adalah inheren berada dalam diri kita sendiri.
good sense artinya pendengar menyukai Kredibilitas dapat merupakan hasil
dan akhirnya menerima gagasan yang penilaian orang tentang diri kita setelah
dikemukakan oleh pembicara yang
dipandang obyektif.26 Citra objektif dapat

24
‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا ل َِم تَقُولُونَ َما ًَل ت َ ْف َعلُونَ () َكب َُر َم ْقتًا‬ pendidikan umum memiliki kemampuan
َ‫َّللا أ َ ْن تَقُولُوا َما ًَل ت َ ْفعَلون‬
ُ ِ َّ ‫ِع ْن َد‬ pengetahuan agama jauh lebih mendalam jika
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu dibandingkan dengan orang-orang yang pernah
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat dididik di lembaga pendidikan agama secara
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu formal.
26
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. Bahkan yang dibutuhkan masyarakat adakalanya
25
Seorang cendekiawan yang dididik pada lembaga persoalan sehari-hari yang simpel, yang disajikan
pendidikan non agama dianggap tidak memiliki dengan jelas, segar, dan menyentuh hati. Dalam hal
otoritas untuk memberikan ceramah agama ini maka tampilnya ustadz Abdullah Gymnastiar
dibandingkan dengan sarjana yang dididik secara serta merta memperoleh sambutan luas dari
formal di lembaga pendidikan agama. Lihat masyarakat. Antara dunia penceramah dan dunia
Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan pendengar seakan tak ada batas, sehingga
Praktis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), komunikasi berlangsung cair. Komaruddin Hidayat,
h. 73. Tentunya pandangan seperti ini tidak Wahyu di Langit Wahyu di Bumi Doktrin dan
selamanya benar karena fakta menunjukkan bahwa Peradaban Islam di Panggung Sejarah (Jakarta:
betapa banyak orang yang berasal dari lulusan Paramadina, 2003), h. 214.

Halaman | 14
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

mereka menerima informasi tentang kita sesuai disiplin keilmuan masing-masing


langsung atau tidak langsung.27 agar bisa bermanfaat dalam dakwah.
Sayyid Sabiq memberikan kerangka Strategi Pengembangan dakwah
pemikiran dalam mempertegas citra
Aktivitas dakwah pada awalnya
seorang da’i. Hal itu dapat dilihat dalam
hanyalah merupakan tugas sederhana
dua hal:
yakni kewajiban untuk menyampaikan apa
a. Aspek moralitas yang baik bagi yang diterima dari Rasulullah saw. Dakwah
seorang da’i guna menunjang dakwah dapat dilakukan oleh siapa saja dalam
menjadi lebih produktif.28 bentuk yang sangat sederhana. Sejalan
dengan perputaran masa dan pergantian
b. Mempersiapkan diri dalam
waktu, perkembangan masyarakat yang
intelektualitas. Banyak hal yang harus
semakin meningkat, tuntutan yang
dibekali oleh juru dakwah seiring dengan
semakin beragam, membuat dakwah
kemajuan di bidang sains dan teknologi
dituntut untuk dilakukan secara modern.
yang sedemikian pesatnya.29
Untuk itu diperlukan sekelompok orang
Dalam hal ini Toto Tasmara juga yang secara terus-menerus mengkaji,
mengemukakan bahwa seorang da’i harus meneliti dan meningkatkan aktivitas
senantiasa merasa membutuhkan dakwah secara profesional.31
terhadap pengetahuan (need for
Dakwah adalah usaha perubahan ke
knowledge), sehingga proses pembinaan
arah yang lebih baik dari situasi
diri mengarah kepada terbentuknya
sebelumnya. Dakwah sangat erat
pemahaman secara lengkap serta
kaitannya dengan perbaikan (ishlah),
kebutuhan pengembangan diri (need for
pembaruan (tajdid) dan pengembangan
achievment).30 Kebutuhan pengembangan
termasuk perbaikan pemahaman, cara
diri tersebut sebagai upaya merespon
berpikir dan bersikap. Dari pemahaman
terhadap perkembangan zaman yang
yang sempit dan kaku berubah menjadi
bergerak secara cepat. Gerak dakwah
berwawasan luas dan inklusif. Dari
Islam membutuhkan profesi-profesi untuk
aktivitas yang tidak bermanfaat berubah
pelayanan jasa kepada umat, sehingga ada
menjadi aktivitas yang bermakna atau
wujud riil dalam dakwah dan bukan secara
bermanfaat baik untuk kepentingan
oral semata. Peran para juru dakwah
pribadi maupun bermasyarakat. Semua hal
adalah mengarahkan potensi-potensi umat
di atas sangat berkaitan dengan metode
pengembangan dakwah untuk

27 The Preacing of Islam, diterjemahkan oleh Nawawi


Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern Pendekatan
Praktis... h. 75. Rambe dengan judul Sejarah Dakwah Islam
28 (Jakarta: Wijaya, 1981), h. 5.
Sebagaimana telah ditorehkan dalam sejarah
29
Islam bahwa dengan kemuliaan akhlak, kaum Lihat Abdul Azis, Yang Tegar di Jalan Dakwah
muslimin mendapatkan penghormatan dari bangsa (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1995), h.28
30
lain di dunia. Penduduk Emessa yang menutup Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta:
pintu gerbang kota terhadap tentara Heraklius serta Gaya Media Pratama, 1997), h. 84.
memberitahukan kepada orang-orang muslim 31
M. Yunan Yusuf, Metode Dakwah sebuah
bahwa mereka suka kepada pemerintahan dan sikap Pengantar Kajian dalam Munzier Suparta dan
adil kaum muslimin dari pada tekanan dan sikap Harjani Hefni, Metode Dakwah (Jakarta: Kencana,
tidak adil orang-orang Yunani. Thomas W. Arnold, 2006), h. viii.

Halaman | 15
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

mewujudkan kegiatan dakwah yang menghadapi setiap tantangan yang muncul


antisipatif, kreatif dan dinamis.32 di masyarakat.
Kondisi mad’û akan selalu berubah dan Ketika dakwah dipahami sebagai
berkembang sesuai dengan tantangan dan transformasi sosial maka aktivitas dakwah
kebutuhan yang dihadapinya sejalan harus bersentuhan dengan teori-teori
dengan perkembangan ilmu pengetahuan perubahan sosial yang mengasumsikan
dan teknologi yang makin pesat. terjadinya progress (kemajuan) dalam
Kenyataan itu menuntut adanya masyarakat. Gagasan tentang kemajuan
perubahan dalam kehidupan sosial budaya muncul dari kesadaran manusia tentang
masyarakat. Dakwah sebagaimana yang diri sendiri dan alam sekitarnya. Dalam
telah dijelaskan juga harus senantiasa konteks ini, realitas aktivitas dakwah
turut dalam penyesuaian strategi ke arah dihadapkan pada nilai-nilai kemajuan yang
yang lebih baik untuk mencapai sasaran perlu direspon, diberikan nilai, diarahkan
yang diinginkan. dan dikembangkan ke arah yang lebih
berkualitas.34
Teks al-Qur’an sebagai rujukan utama
materi dakwah sudah final dalam artian Satu catatan penting yang menjadi garis
tidak akan pernah berubah, tetapi demarkasi antara fase Mekkah dan fase
mengisyaratkan adanya multitafsir Madinah – sekaligus transformasi
terhadap teks ayat al-Qur’an sesuai metodologi dakwah- adalah peristiwa
dengan kondisi dan realitas yang dihadapi hijrah. Dalam perspektif metodologi
setiap umat yang selalu berkembang.33 dakwah, peristiwa ini dipandang sebagai
Kenyataan itu selalu menantang untuk langkah dakwah yang sangat revolusioner.
merumuskan strategi baru dalam Menurut Ali Syari’ati bahwa hijrah adalah
menjawab setiap persoalan yang muncul di pemutusan keterikatan masyarakat
masyarakat. Persoalan dan tantangan tidak terhadap tanah kelahirannya yang dapat
akan pernah final (al-nusus qad intahat wa mengubah pandangan manusia terhadap
al-waqa’i la tantahî). Da’i sebagai pilar alam dan mengubahnya menjadi
pelopor perbaikan umat harus memiliki pandangan yang luas dan menyeluruh.
sikap kreatif dan inovatif dalam Pada akhirnya hilanglah kejumudan,

32 dikehendakinya. Lihat misalnya Q.S. Al-Isra`


Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode
Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, [17] :49. Di situ terdapat pembuktian tentang
2002), h. 71 kepastian hari kiamat yang pada akhirnya -
33 melalui tuntunan al-Qur’an - ditemukan sendiri
Materi-materi dakwah yang disajikan oleh al-
Qur’an dibuktikan kebenarannya dengan oleh mereka yang tadinya meragukan adanya
argumentasi yang dipaparkan atau yang dapat hari kiamat. Metode semacam ini digunakan
dibuktikan manusia melalui penalaran akalnya - agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan
yang dianjurkan al-Qur’an untuk dilakukan dalam menentukan suatu kebenaran. Dengan
manusia pada saat ia mengemukakan materi demikian, ia merasa memiliki dan bertanggung
tersebut. Hal ini dapat ditemui hampir pada jawab untuk mempertahankannya. M. Quraish
setiap permasalahan yang disajikan oleh al- Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan
Qur’an. Bahkan, terkadang al-Qur’an menuntun Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat
manusia dengan redaksi-redaksi yang sangat (Bandung: Mizan, 1994), h. 286.
34
jelas dan dengan tahapan-tahapan pemikiran Asep Muhyiddin dan Agus Ahmad Safei, Metode
yang sistematis, sehingga pada akhirnya Pengembangan Dakwah..., h. 71.
manusia menemukan sendiri kebenaran yang

Halaman | 16
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

kemorosotan sosial berubah menjadi sebagai wujud perseorangan, tetapi dalam


masyarakat yang dinamis.35 kedudukannya sebagai salah seorang
anggota masyarakat. Pengganti nama pada
Hijrah pada dasarnya merupakan
kata anfusihim tertuju pada kaum
gerakan dan loncatan besar manusia. Ia
(masyarakat) yang disebutkan
meniupkan semangat perubahan dalam
sebelumnya. Ini berarti bahwa perubahan
pandangan masyarakat, yang pada
yang hanya terjadi pada satu dua orang
gilirannya menggerakkan dan
yang tidak mampu mengalirkan arus pada
memindahkan mereka dari lingkungan
masyarakat, tidak mungkin menghasilkan
beku menuju tangga kemajuan dan
perubahan masyarakat.38 Artinya kalau
kesempurnaan. Sudah menjadi rumus
perubahan yang terjadi hanya pada
kehidupan bahwa siapapun baik individu
segelintir orang dalam satu komunitas
maupun masyarakat selalu menginginkan
tidaklah bermakna perubahan karena
keadaan yang lebih baik dan lebih maju
perubahan dalam makna teori evolusi
dibanding dengan sebelumnya.36
adalah perubahan secara totalitas dalam
Berbicara mengenai kemajuan, tidak satu komunitas.
dapat dihindarkan dari pertanyaan tentang
Dakwah hakekatnya adalah segala
apa yang dimaksud dengan kemajuan.
aktivitas dan kegiatan yang mengajak
Terdapat dua interpretasi, pertama
orang untuk berubah dari satu situasi ke
kemajuan dalam arti bahwa masyarakat
situasi lain yang lebih baik. Dengan begitu
berjalan maju satu tahap ke tahap lain
maka metode atau cara yang dilakukan
tanpa penilaian bahwa tahap yang lebih
dalam mengajak tersebut haruslah sesuai
lanjut lebih baik dari tahap sebelumnya
pula dengan materi dan tujuan kemana
karena tahap itu merupakan hasil
ajakan tersebut diajukan. Pemakaian
perubahan bentuk saja. Kedua, maju dalam
metode yang tepat merupakan sebahagian
arti tahap berikutnya lebih baik (isi atau
dari keberhasilan dakwah.39 Dengan
sifatnya) dari sebelumnya. Perubahan dari
demikian dapat dipahami bahwa metode
satu tahap ke tahap berikutnya tercakup
adalah salah satu bagian yang terpenting
dalam teori evolusi.37
dalam menunjang keberhasilan dakwah.
Menurut M. Quraish Shihab surah al- Oleh sebab itu reformulasi metode dakwah
Rad yang berbicara tentang hukum dalam setiap tahapan perkembangan
perubahan, disamping berbicara tentang zaman merupakan sebuah keharusan yang
manusia sebagai totalitas, juga patut menjadi perhatian setiap insan
menekankan bahwa manusia yang dakwah.40
dimaksud bukan dalam kedudukannya

35
Ali Syari’ati, Sosiologi Agama (1995), h. 15. 39
M. Yunan Yusuf, Metode Dakwah sebuah
36
David Krech et.al, Individu and Society, Mc Pengantar Kajian…h. x.
40
Graw Hill Company, 1962), h. 82. Dakwah disampaikan dengan cara yang dapat
37 diterima masyarakat; diterima oleh nafs dan sesuai
Dawam Rahardjo, Intektual Intelegensia
Perilaku Politik bangsa, (Bandung: Mizan, 1996), dengan tingkat pemahaman mereka. Seorang da’i
h. 158-167. kadang perlu memberikan dorongan (targhib). Jika
38
M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: berdakwah kepada kaum awam (pemula), jangan
Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah sekali-kali memaksa, jangan menyampaikan
dan Pemberitaan Gaib (Bandung: Mizan, 1998), h. permasalahan-permasalahan yang tidak dapat
56. dipahami atau dianggap sulit oleh mereka. Retorika

Halaman | 17
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA


Da’i sebagai salah satu unsur dakwah Al Munjid fi al-Lughah wa al-I’lam,
memiliki peranan yang sangat menentukan Beirut: Dâr al-Masyruq, 1986.
dalam merealisasikan nilai-nilai ajaran
Al-Bukhari, Shahih Bukhari (Mesir: al-
Islam. Dalam menyampaikan pesan
Maktabah al-Bahiyyah, 1930
dakwah para da’i dapat melibatkan
berbagai keahlian dan kemampuan Al-Marâghy, Ahmad Mustafa. Tafsir al-
masing-masing dengan berpijak pada Marâghy, Juz 25 Kairo: Dâr al-Fikr, 1974.
filosofi perbaikan atau perubahan
Al-Qardhawi, Yusuf. Khitabunâ al-Islami
berdasarkan ajaran Islam. Dakwah masa
fî Ashr al-Aulamah diterjemahkan oleh M.
depan dituntut bagi setiap juru dakwah
Abdillah Noor Ridho dengan judul Retorika
untuk memiliki kepekaan sosial yang tinggi
Islam, Jakarta: Khalifah, 2004.
untuk membaca dan menganalisis setiap
perkembangan yang terjadi di masyarakat. Arnold, Thomas W. The Preacing of
Hal itu sangat penting untuk membantu Islam, diterjemahkan oleh Nawawi Rambe
setiap da’i ketika terjun kelapangan dalam dengan judul Sejarah Dakwah Islam
menyampaikan pesan-pesan dakwah. Jakarta: Wijaya, 1981.
Dakwah harus menghasilkan amaliyah Azis, Abdul. Yang Tegar di Jalan Dakwah,
manusia yang didesain sebelumnya Jakarta: Gaya Media Pratama, 1995.
melalui sarana dakwah. Pendesainan atau
Azra, Azyumardi. Reposisi Hubungan
perancangan dakwah yang salah akan
Agama dan Negara Merajut Kerukunan
menghasilkan yang salah juga, suatu hasil
Antarumat Jakarta: Penerbit Buku Kompas,
perbuatan atau accomplishment yang
2002.
keliru. Bila impact ilmu yang dilimpahkan
dakwah tadi kemudian mengalir dalam Hidayat, Komaruddin. Wahyu di Langit
tubuh manusia maka akan memberikan Wahyu di Bumi Doktrin dan Peradaban
kehidupan baru seperti energi kematangan Islam di Panggung Sejarah Jakarta:
hidup, sebagai determinan tingkah laku, Paramadina, 2003.
penuntun dalam pencaharian, melatar
Ibrahim, Marwah Daud dan Yudi Latif
belakangi pandangan hidup manusia dan
(Ed.) Teknologi Emansipasi dan
filter dalam prefensi praktek kehidupan.
Transendensi: Wacana Peradaban dengan
Maka selanjutnya dakwah dengan hasilnya
Visi Islami, Bandung: Mizan, 1995.
yang positif konstruktif itu akan
membudaya dalam struktur kehidupan Johannesen, Richard L. Ethics in Human
manusia. Communication, diterjemahkan oleh Dedy
Mulyana dan Dedy Djamaluddin Malik

agama saat ini harus berpijak pada metode mempersulit, berilah kabar gembira dan janganlah
pemudahan dalam fatwa dan penggembiraan dalam mempersusah. Yusuf Al-Qardhawi, Khitabunâ Al-
dakwah. Karakteristik ini mengikuti manhaj nabawi Islami fî Ashr Al-Aulamah diterjemahkan oleh M.
yang telah diajarkan kepada para sahabat beliau. Abdillah Noor Ridho dengan judul Retorika Islam
Diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi bersabda, (Jakarta: Khalifah, 2004), h. 185.
"Permudalah kamu sekalian dan janganlah

Halaman | 18
Citra Da’I Dalam Upaya Pengembangan……… (Nurhidayat Said)

dengan judul Etika Komunikasi Humanistis


Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.
Krech et.al, David. Individu and Society,
Mc Graw Hill Company, 1962.
Muhyiddin, Asep dan Agus Ahmad Safei,
Metode Pengembangan Dakwah Bandung:
Pustaka Setia, 2002.
Raharjo, Dawam Intelektual
Intelegensia dan Prilaku Politik Bangsa,
Risalah Cendekiawan Muslim Bandung:
Mizan, 1996.
Rahmat, Jalaluddin. Psikologi
Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 1998.

Rahmat, Jalaluddin. Retorika Modern


Pendekatan Praktis Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1998.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-
Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat Bandung: Mizan,
1994.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat Al-Qur’an:
Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah dan Pemberitaan Gaib Bandung:
Mizan, 1998.
Suparta, Munzier dan Harjani Hefni,
Metode Dakwah Jakarta: Kencana, 2006.
Syari’ati, Ali. Sosiologi Agama (1995
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah,
Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.

Halaman | 19

Anda mungkin juga menyukai