Sebelum mengikuti kegiatan praktek ini, pastikan bahwa anda telah memahami konsep-
konsep dasar tumbuh kembang anak, konsep atraumatic care, FCC, dan konsep MTBS dan
MTBM yang sudah dipelajari. Anda juga diharapkan telah memahami tehnik berkomunikasi
pada anak, cara pendekatan pada anak dan bagaimana menerapkannya saat menggunakan
MTBS/MTBM.
Kegiatan praktek ini akan memberikan pengalaman kepada anda tentang bagaimana
menggunakan MBTM sebagai salah satu pendekatan manajemen bayi dan balita sakit yang
diterapkan di puskesmas setelah mempelajari kegiatan praktek ini, diharapkan anda mampu:
URAIAN : MATERI
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan
fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit.
Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh WHO merupakan suatu bentuk
strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan
dan kecacatan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke puskesmas, keluhan tunggal
kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit seringkali memiliki
banyak keluhan lain yang menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada
balita yang menjadi fokus MTBS, semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan anak
akan ditanyakan dan diperiksa.
Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh petugas kesehatan yang
telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS yang dapat dilihat pada bagan
MTBS. Untuk melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada
orangtua/wali, apa saja keluhan-keluhan/masalah anak kemudian memeriksa dengan cara ‘lihat
dan dengar’ atau ‘lihat dan raba’. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala
berdasarkan hasil tanya-jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi penyakit, petugas
akan menentukan tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau
Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas.
Contoh begitu sistemastis dan terintegrasinya pendekatan MTBS, ketika anak sakit datang
berobat, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orangua/wali secara berurutan, dimulai
dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
Bayi baru lahir sampai dengan 2 bulan, dipakai penilaian dan klasifikasi bagi bayi uda (0-2
bulan) memakai Bagan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) yang terintegrasi di dalam
bagan MTBS. Penilaian dan klasifikasi byi muda di dalam MTBM terdiri dari:
a. Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri
b. Menilai dan mengklasifikasikan diare
c. Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus
d. Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Petugas kesehatan akan mengajari ibu yang memiliki bayi
muda tentang cara meningkatkan produksi ASI, cara menyusui yang baik, mengatasi
masalah pemberian ASI secara sistematis dan terperinci, cara merawat tali pusat,
menjelaskan kepada ibu tentang jadwal imunisasi pada bayi kurang dari 2 bulan,
menasihati ibu sara memberikan cairan tambahan pada waktu bayinya sakit, kapan harus
kunjungan ulang, dll.
e. Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi.
f. Memeriksa masalah dan keluhan lain.
1. Persiapan
Alat
Persiapan Lingkungan
a. Persiapan lingkungan / setting tempat untuk interaksi seperti di ruang tindakan MTBM di
puskesmas
b. Atur lingkungan aman dan nyaman serta libatkan orangtua untuk rasa aman anak
Pemberian Peran
a. Bentuk kelompok
b. Tentukan peran; model ibu, dan model peran perawat
c. Tentukan observer untuk mengobservasi cara penggunaan MTBM yang dilakukan
Praktikan dengan menggunakan format SOP MTBM
2. SOP Penggunaan MTBM
N PELAKSANAAN
O ASPEK YANG DINILAI
YA TIDAK
Lakukan tes malaria jika tidak ada klasi , kaji penyakit berikut :
Pada semua kasus demam didaerah risiko tinggi
Pada daerah risiko renddah jika tidak ditemukan penyebab
pada demam
Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir :
Lihat adanya luka dimulut jika ya , apakah dalam atau luas ?
Lihat adanya nanah dimata
Lihat adanya kekeruhan dikomea
Jika ya tentukan status HIV
Ibu : positif – negative –
Bayi : virofogis positif – negative –serokologis positif –
negative
Jika ibu positif HIV dan tidak ada hasil les virologis positif
pada anak tanyakan :
Apakah bayi mendapatkan asi .
Jika tidak, kapan bayi berhenti menyusu?
= 5 minggu – 6 minggu
Apakah bayi mendapat ASI pada saat pemeriksaan atau
sebelumnya?
Apakah ibu dan bayi mendapatkan ARV
Jika tidak HIV ibu dan bayi tidak diketahui , lakukan tes
serologis HIV pada ibu
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH
DAN MASALAH PEMBERIAN ASI / MINUM
Berat badan menurut ummur : rendah = 250 , rendah >
250
Apakah bayi diberi makanan atau minuman lain ASI jika
ya apakah yang diberikan?
Berapa kali minum dalam 24 jam atau apa yang
digunakan botol atau cangkir
Khusus ibu HIV positif tanyakan
Apakah ibu memberi ASI penuh ? jika tidak, apa yang
diberikan untuk menambah atau menggantikan ASI ?
Jika bayi tidak diberi ASI
Minuman atau cairan apa yang diberikan
Berapa kali dalam 24 jam
Alat apa yang digunakan botol atau cangkir
Terdapat luka atau bercak putih di mulut
Terdapat celah bibir, langit-langit
Jika bayi diberi ASI dan tidak akan dirujuk
Lakukan tentang cara menyusu
Bersikan hidung bayi jika tersumbat
Amati dentgan seksama ketika ibbiu menyusu bayi
Tentukan apakah bayi menyusu dengan baik
a. Posisi benar – posisi salah
b. Melekat denga baik, tidak merekat dengan baik –
tidak melekat dengan baik
c. Mengisap dengan adekuat – tidak efektif mengisap –
tidak mengisap sama sekali