Anda di halaman 1dari 23

Prosedur INC

NAMA KELOMPOK:
AFIQRI RAHMA PUTRA
ELSA SUPRIANTI
FAUZIAH HARIANI
FEFRINA HELDA
MONIZA PUTRI
ZAHARA MUTHIA RUSDY
Pengertian persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan ( 37 - 42 minggu) ,lahir spontan dengan
presenta belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu ataupun pada janin.(Wiknjosastro,2000)
Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi
Wanita
Alat / organ reproduksi wanita terdiri atas alat / organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai
vagina) berfungsi sebagai kopulasi, sedangkan Internal berfungsi untuk ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

1. Genetalia Ekasterna

a) Mons pubis / mons veneris

b) Labia mayora

c) Labia minora

d) Clitoris
e) Vestibulum

f) Introitus / orificium vagina

g) Vagina

h) Perineum

Genetalia Internal

Uterus adalah suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir,


dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan
adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.
a) Serviks uteri
b) Corpus uteri
c) Ligamenta penyangga uterus
d) Vaskularisasi uterus
e) Salping / Tuba Falopii
f) Ovarium

Faktor-Faktor penyebab Dimulainya Persalinan


Faktor hormonal
Faktor syaraf
Faktor kekuatan plasenta
Faktor nutrisi
Faktor partus
Tanda permulaan persalinan

1. Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)


terutama pada primi para.

2. Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.

3. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian
bawah janin.

4. False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena
adanya kontraksi lemah dari uterus.

5. Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir, darah


dari vagina (bloedy show). (Praworohardjo, 2000)
Tanda dan gejala inpartu

1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih
hebat.

2. Keluar lendir dan darah lebih banyak.

3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan


lengkap. (Praworohardjo, 2000)
Kala dalam persalinan

1. Kala I

Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:

• Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat


sampai mencapai ukuran diameter 3cm.

• Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :

 Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut menjadi 4cm

 Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9cm

 Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu 2 jam


pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap Fase-fase tersebut dijumpai pada
primigravida.
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata
perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari
500cc adalah perdarahan abnormal.
Mekanisme persalinan normal

 Engagement

 Penurunan

 Fleksi

 Putaran paksi dalam

 Ekstensi

 Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh
perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala
muncul keluar akibat ekstensi.

 Restitusi dan putaran paksi luar Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi
lahir hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran
paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip dengan gerakan
kepala.

 Ekspulsi
PERSIAPAN ALAT

No Nama alat 10 Klem tali pusat 2 buah 21 Jarum otot dan kulit

1 Barak schort 11 Gunting episiotomy 1 buah


22 catgut
12 Kateter logam/ nelaton 1 buah
2 Tutup kepala
23 Tampon vagina
13 Kasa secukupnya
3 Goegle

14 Kapas kering
24 Kassa 4-5 buah
4 Masker
15 Cairan DTT
5 Sepatu bot 25 Kom kecil
16 Tampon 2 buah
6 Duk 2 buah
17 Kapas sublimat 26 Sarung tangan 1

7 Sarung tangan 3 pasang


18 Nal holder 1 buah
27 ember
8 Benang tali / klem 19 Pinset anatomi 1 buah
28 korentang
9 ½ kocher 1 buah 20 Pinset chirugis 1 buah
29 Tempat placenta 35 Obat emergensi berupa oksitoksin dan 43 Pembungkus bayi / kain hangat 3
metergin

36 Spuit 3 cc 3 buah
30 Tetes mata antibiotic profilaksis
44 Obat mata
37 Betadin 10 %

31 Vit k
38 2 baskom kecil berisi klorin
45 Tanda pengenal

32 Oksitoksin 39 Cairan DTT 2 baskom

46 Handuk
40 Tempat sampah medis dan non medis
33 matergin

41 Doppler/lenneck
Pakai kan ibu pembalut dan
34 Bengkok 2 buah
celana dalam
42 Penghisap lendir
Prosedur kerja

1. Melakukan salam terapeutik kepada klien dan keluarga

2. Memberi tahu pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan yang akan di laksanakan
(alasan, tujuan, cara melakukan, kerja sama yang di harapkan dari klien dan keluarga)

3. Mengkaji kesiapan klien

4. Cuci tangan

5. Siapkan alat

6. Mengenali tanda dan gejala kala 2

 Mengamati tanda dan gejala dan persalinan kala 2

 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

 Ibu tersa tekanan yang semakin menigkat pada rectum dan/vaginanya

 Perineum menonjil

 Vulva vagina dan sfingter anal membuka


7. Menyiapkan pertolongan persalinan

 Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat obatan esensial untuk menolong
persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia : tempat
datar dan keras, 2 kain 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
dari tubuh bayi.

 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi

 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

 Memakai celemek plasting

 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di pakai, cuci tangan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan tangan dan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering

 Memaikai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam

 Memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan sarung tangan yang memakai sarung
tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi degan alat suntik)
8. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati dari depan ke belakang dengan
mengunakan kapas atau kasa yang di basahi cairan DTT

 Jika introitus vagina, perineum dan anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari depan
ke belakang

 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi(dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin
0,5%)

 Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap

 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi

 Melakukan dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5 kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan tersebut selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan di lepaskan.

 Memeriksa DJJ setelah kontraksi atau saat relaksasi uteru untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal(120-160 x/menit)

 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

 Medokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil penilaian pada partograf
9. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
 Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap, keadaan janin baik, dan
membantu ibu menemukan posisi yang nyaman
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi, kenyamana ibu dan janin
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran meneran untuk mendukung dan memberi
semanagat pada ibu meneran secara benar
 Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa meneran, terjadi kontraksi
yang kuat bentuk ibu keposisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
 Melaksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ada dorongan yang kuat untuk meneran
 Bombing ibu agar dapar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai.
 Bantu ibu dalam mengambil posisi yang nyaman
 Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberikan semanagat dan dukungan pada ibu.
 Berikan asupan peroral (minum yang cukup pada ibu)
 Menilai DJJ setiap kontaksi uterus selesai.
 Segera rujuk bayi jika belum ada/ tidak akaan lahir setelah 120 menit meneran (untuk primigrafida)
dalam 60 menit ( untuk multigrafida)
 Menganjurkan ibu untuk ibu berjalan, berjongkok dan mengambil posis yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
10. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
 Meletakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi
sudah membuka vagina dengan diameter 5-6cm meletakkan kain bersih yang
dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
 Membuka tutup partus set dan perhatikan kmbali kelengkapan alat dan bahan
 Memesang sarung tangan DTT pada kedua tangan
11. Pesiapan pertolongan kelahiran bayi
 lahirkan kepala .
 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu melahirkan kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan
dangkal
 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, kiem tali pusat di dua tempat dan potong di antara kedua klem klem
tersebut
 Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
 Lahirnya bahu
 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental, anjurkan ibu meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kea rah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah ke atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
 Lahirnya badan dan tungkai
 Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku ebelah
atas
 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki ( masukkan telunjuk diantar kakai dan pegang masing-masing mata kaki dengan
ibu jari dan jari-jari lainnya)
12. Penanganan bayi baru lahir
 Melakukan penilaian (APGAR)
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak aktif
 Mengeringkan tubuh bayi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tampa membersihkan verniks. Ganti handukbasah dengan handuk lain yang kering. Biarkan bayi diatas
perut ibu.
 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
 Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
 Dalam wakru 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitoksin 10 unit 10 unit IM di 1/3 paha atas distal lateral
 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat
ke arah distal( ibi) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan penguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
 Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel dada ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
pyudara ibu
 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
13. Penatalaksanaan aktif persalinan dikala tga
 Memindahkan klem tali pusat hingga jaarak 5-6 cm dari vulva
 Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu (ditepi atas simpasis) tangan yang lain menegangkan tali pusat
 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan yang lain yang mendorong uterus
kearah belakang atas (dorsokranial) secara hati-hati ( untuk mencegah inversion uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya dan ulang prosedur
diatas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu
 Melairkan plasenta
 Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (
tetap lakukan tekanan dorso-kranial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga jarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
 Beri dosis ulang oksitiosin 10 unit IM
 Lakukan katerisasi jika kandung kemih penuh
 Minta keluarga untuk menyiapakan rujukan
 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
 Jika plasenta tidak lahir 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi pendarahan, segera lakuakan plasenta manual
 Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robrk, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksporasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jri tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
 Rangsangan taktil (masase) uerus
 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakkan telapak tatangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
14. Menilai pendarahan
 Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bagian bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam
kantung plastic atau ketempat khusu
 Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebakan pendarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarah aktif segera lakuakan penjahitan
 Melakukan prosedur pasca persalinan
 memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan pervaginam
 mebiarkan bayi setiap melakukan kontak skin to skin didada ibu paling sedikit 1 jam
 sebagian besar bayi berhasil mekukan IMD dalam waktu 30-60 menit. Menyusu dari satu
payudara
 biarkan bayi berada didada ibu Selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
 setelah satu jam lakukan penimbangan bayi beri tetes mata antibioik profilaksin dan
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri anterolateral
 stelah pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
 letakkan bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu didalam 1 jam pertama
dan biarkan sampe bayi berhasil menyusu
 evaluasi
 melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua persalinan pada jam kedua persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai dengan atoni
uteri
 Mengajarkan ibu atau keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
 Mengevaluasi estimasi kehilangan darah
 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih ibu setiap 15 menit selama
1jam pertama pasca persalinan dan setiapa 30 menit selama jam kedua
pasca persalinan
 Memeriksa temperature ibu sekali setiap jam selama 2 jam pasca persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan serta bayi baernafas baik (40-60 x/i)
dan suhu tubuh normal (36,5-37,5)
 kebersihan dan keamanan
 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi.
 Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah sesuai
 Memebersihkan ibu dengan menggunakan cairan DTT. Bersihkan sisa air
ketuban, lemdir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
 Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
 Melakukan dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
 Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dengan posis
terbalik selama 10 menit
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Anda mungkin juga menyukai