Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

GLAUKOMA

Oleh:
AMBARSARI HAMIDAH
201920401011130
L-33

PEMBIMBING :
dr. Minggaringrum, Sp.M

SMF ILMU KESEHATAN MATA


RS BHAYANGKARA KEDIRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus stase Mata dengan topik
“Glaukoma”.
Laporan ini disusun dalam rangka menjalani kepaniteraan klinik bagian
Ilmu Kesehatan Mata di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan kasus ini, terutama kepada dr. Minggaringrum, Sp.M selaku
dokter pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
penyusunan dan penyempurnaan laporan kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dalam bidang
kedokteran khususnya Mata.

Kediri, 3 Maret 2020

Penyusun
RESPONSI KASUS

IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. D
- Usia : 39 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Suku : Jawa
- Agama : Islam
- Alamat : Jl Dahlia 1, Kediri
- Pekerjaan : Pegawai PT.Gudang Garam
- Datang ke Poli Mata tanggal 3 Maret 2020 pukul 12.00

ANAMNESIS
Keluhan Utama: Mata kiri kabur

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke klinik mata dengan keluhan mata kiri kabur sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien mengaku awalnya mata kiri kurang begitu jelas untuk melihat, pasien
merasa akan baik-baik saja tetapi lama-lama kabur dirasa semakin lama semakin
memberat. Pasien mencoba memakai kacamata, tetapi kabur semakin berat. Kabur
dirasakan berkurang setelah dikasih obat tetes. Pasien juga mengeluhkan kemeng
dan silau pada mata kiri saat terkena cahaya yang tiba-tiba sejak 8 bulan yang lalu.
Kemeng dirasakan hilang timbul. pasien juga mengeluhkan cekot-cekot pada mata
kiri saat dipakai sujud, dan keluhan berkurang jika tidak dipakai sujud.

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Riwayat memakai kacamata : (+) sekarang sudah tidak pernah dipakai
karena merasa tidak nyaman
- Riwayat trauma : (-)
- Riwayat alergi: obat (-), makanan (-)
- Riwayat diabetes melitus : (-)
- Riwayat hipertensi : (-)
- Riwayat operasi : (-)
- Riwayat penyakit mata: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat alergi (+)
- Ibu pasien pernah mengalami keluhan yang serupa seperti pasien

Riwayat Sosial : (-)

Riwayat Pengobatan :
– Pasien sudah berobat ke klinik mata RS Bhayangkara Kediri sejak 3 bulan yang
lalu. Pernah diresepkan kacamata, obat tetes dan obat minum, lyteers

PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
- Keadaan Umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
 Vital Sign Nadi : 90 kali / menit
 RR : 24 kali / menit

Status Oftalmologis
No. Pemeriksaan Mata kanan Mata kiri
Visus
 Visus 1.0 6/60
1.  Koreksi - -
 Distansia pupil -
 Kacamata lama - -
Segmen Anterior
 Eksoftalmus (-)  Eksoftalmus (-)
 Endoftalmus (-)  Endoftalmus (-)
2. Kedudukan bola mata  Deviasi (- )  Deviasi (- )
 Gerakan bola mata  Gerakan bola mata
(bebas ke segala arah ) (bebas ke segala arah)
 Warna hitam  Warna hitam
3. Suprasilia
 Letak simetris  Letak simetris
4. Palpebra Superior
 Edema - -
 Hiperemi - -
 Enteropion - -
 Ektropion - -
 Pseudoptosis/ptosis - -
 Benjolan - -
 Trikiasis - -
Palpebra Inferior
 Edema - -
 Hiperemi - -
 Enteropion - -
5.  Ektropion - -
 Pseudoptosis - -
 Benjolan - -
 Trikiasis - -
Konjungtiva Palpebra
 Secret (-)  Secret (-)
 Hiperemi (-)  Hiperemi (-)
 Folikel (-)  Folikel (-)
 Superior
 Papil (-)  Papil (-)
 Sikatriks (-)  Sikatriks (-)
6.  Benjolan (-) Benjolan (-)
 Secret (-)  Secret (-)
 Hiperemi (-)  Hiperemi (-)
 Folikel (-)  Folikel (-)
 Inferior
 Papil (-)  Papil (-)
 Sikatriks (-)  Sikatriks (-)
 Benjolan (-) Benjolan (-)
Konjungtiva Bulbi
 CVI - -
 PCVI - -
7.  Subconjunctival
- -
bleeding
 Pterigium - -
 Pingueculae - -
Sistem Lakrimalis
8.  Punctum lakrimalis  Terbuka  Terbuka
 Tes anel  Tidak dilakukan  Tidak dilakukan
Sklera
9.
Warna putih (+) (+)
10. Kornea
 Jernih  (+)  (+)
 Permukaan  Cembung  Cembung
 Infiltrate  (-)  (-)
 Ulkus  (-)  (-)
 Arkus senilis  (-)  (-)
 Edema  (-)  (-)
 Tes  Tidak dilakukan  Tidak dilakukan
placido
Bilik Mata Depan
 Jernih  (+)  (+)
11.
 Kedalaman normal  Normal  Dangkal
 Hifema/hipopion  (-)  (-)
Iris
12.  Warna  Coklat  Coklat
 Regular  (+)  (+)
Pupil
 Bulat  (+)  (+)
 Diameter  3,5 mm  4 mm
13.  Reflek cahaya  (+)  (+)
langsung dan tidak
langsung
Lensa
14.  Keruh  (-)  (-)
 Shadow test  (-)  (-)
Tonometri
15. Schiotz 7,5 mmHg 31,8 mmHg
Palpasi N N+1
Segmen Posterior
 Fundus Refleks (+) (+)
 Corpus viterous Jernih Jernih
16.  Papil N. II 1,5mm 3mm, pucat, atrofi
 Retina dbn dbn
 Rasio arteri/vena 2/3 2/3
 Macula Edema (-) Edema (-)
 Medialisasi - +
Tes Konfrontasi
17. Tes konfrontasi - Penyempitan lapang
pandang sisi temporal
Resume:
Pasien datang ke klinik mata dengan keluhan mata kiri kabur sejak 6 bulan yang
lalu. Pasien mengaku awalnya mata kiri kurang begitu jelas untuk melihat, pasien
merasa akan baik-baik saja tetapi lama-lama kabur dirasa semakin lama semakin
memberat. Pasien mencoba memakai kacamata, tetapi kabur semakin berat. Kabur
dirasakan berkurang setelah dikasih obat tetes. Pasien juga mengeluhkan kemeng
dan silau pada mata kiri saat terkena cahaya yang tiba-tiba sejak 8 bulan yang lalu.
Kemeng dirasakan hilang timbul. pasien juga mengeluhkan cekot-cekot dan pada
mata kiri dan pusing saat dipakai sujud, dan keluhan berkurang jika tidak dipakai
sujud.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Visus OD: 1,0,
visus OS 6/60. TIO OD: 7,5 mmHg, TIO OS: 31,8 mmHg, pupil OD: 3mm, pupil
OS: 4mm, bilik mata depan OD: dalam, bilik mata depan OS: dangkal. Tes
konfrontasi OD: (-), tes konfrontasi OS: (+). Pada pemeriksaan segmen posterior:
fundus refleks ODS: (+), corpus viterous ODS: jernih, papil N.II OD: 1,5mm,
papil N.II OS: 3mm, pucat (atrofi), retina ODS: dalam batas normal berwarna
jingga, rasio arteri/vena ODS: 2/3, makula ODS: edema (-), medialisasi OD: (-),
medialisasi OS (+).

Diagnosis:
OS glaukoma primer sudut terbuka
Terapi:
OS:
- Timolol Maleat 0,5% ED 2x1
- Potassiun Cloride 0,8, Sodium Cloride 4,4mg ED 4x sehari
- Azetazolamid 250mg tab 2x1
- Konsul Sp.M

EDUKASI
 Menjelaskan pada pasiendan keluarga bahwa pandangan mata kiri kabur
disebabkan glaukoma.

 Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan medikamentosa untuk terapi


glaukoma dengan kemungkinan membaik, sama, atau bahkan memburuk,
namun jika tidak diterapi sudah pasti memburuk.
 Menjelaskan pada pasien perlu dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium
darah untuk keperluan rencana program operasi, untuk sementara pasien
perlu menjalani medikamentosa untuk mengurangi tekanan yang tinggi pada
bola mata dan rencana akan dilakukan program operasi pada kedua mata
untuk mencegah glaukoma bertambah buruk yang dapat menyebabkan
kebutaan.
 Memberitahukan bahwa pasien akan dilakukan konsultasi pada dokter
spesialis mata sub-spesialis glaukoma untuk kemungkinan pelaksanaan
operasi
Diskusi
Pada pasien ini, penulis mendiagnosis pasien menderita OS, berdasarkan:
1. Anamnesis :
ditemukan keluhan mata kiri kabur sejak 6 bulan yang lalu. makin
memberat dan mengganggu aktifitas. Pasien juga mengeluhkan kemeng
dan silau pada mata kiri saat terkena cahaya yang tiba-tiba sejak 8 bulan
yang lalu.
2. Pemeriksaan oftalmologis :
o Visus : Tajam penglihatan VOD 1,0 ; VOS 6/60
o Pemeriksaan Segmen Anterior :
- bilik mata depan OS: dangkal
o Pemeriksaan Segmen Posterior:
- papil N.II OD: 1,5mm, papil N.II OS: 3mm, pucat (atrofi)
- medialisasi OD: (-), medialisasi OS (+)
o Tes konfrontasi: OS: Penyempitan lapang pandang sisi temporal
o Tonometri:
- TIO OD: 7,5 mmHg, TIO OS: 31,8 mmHg
- palpasi: OD: N, OS: N+1
Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil
saraf optik, dan menciutnya lapangan pandang dan dapat berakhir dengan
kebutaan. Glaukoma disebabkan oleh produksi humor akuos oleh badan
siliar, berkurang pengeluarannya di daerah sudut bilik mata depan. Terdapat
klasifikasi glaukoma yaitu glaukoma primer, sekunder, kongenital, dan
absolut. Pada pasien ini tidak diketahui apa yang menyebabkan glaukoma,
selain itu terjadi penurunan visus pada kedua bola mata sehingga dapat
digolongkan dalam glaukoma primer.
Untuk pengobatan diperlukan kombinasi beberapa golongan obat glaukoma
baik topikal maupun oral. Timolol merupakan beta bloker yang bekerja
menghambat produksi cAMPdi epitel siliaris dan acetazolamide sebagai
golongan karbonik anhidrase ninhibitor, keduanya digunakan untuk
mengurangi sekresi humor akuous. Pemberian Potassiun Cloride dan
Sodium Cloride tetes mata untuk melunakkan/ melicinkan mata yang
kering.

Anda mungkin juga menyukai