Anda di halaman 1dari 37

Urtikaria

Urtikaria merupakan reaksi vaskular pada kulit, ditandai dengan


adanya edema setempat yang cepat timbul dan menghilang
perlahan-lahan, berwarna pucat atau kemerahan umumnya
dikelilingi oleh halo kemerahan (flare) dan disertai rasa gatal yang
berat, rasa tersengat atau tertusuk.
Manifestasi Klinis

Rasa gatal yang hebat, timbul rasa terbakar/tertusuk


Lesi : eritema dan edema setempat yang berbatas tegas dengan
berbagai bentuk dan ukuran, kadang bagian tengah pucat. Bila
terlihat urtikaria dengan bentuk papular , dicurigai adanya gigitan
serangga atau sinar UV sebagai penyebabnya
Urtikaria
Tatalaksana

1. Pasien menghindari penyebab yang dapat


menimbulkan urtikaria, seperti:
 Kondisi yang terlalu panas, stres, alkohol, dan agen
fisik.
 Penggunaan antibiotik penisilin, aspirin, NSAID, dan
ACE inhibitor.
 Agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan
urtikaria.
 Antihistamin oral nonsedatif, misalnya loratadin 1 x 10
mg per hari selama 1 minggu.
 Bila tidak berhasil dikombinasi dengan Hidroksisin 3 x
25 mg atau Difenhidramin 4 x 25-50 mg per hari
selama 1 minggu.
 Antipruritus topikal: cooling antipruritic lotion, seperti
krim menthol 1% atau 2% selama 1 minggu terus
menerus.
 Apabila terjadi angioedema atau urtikaria
generalisata, dapat diberikan Prednison oral 60-80 mg
mg per hari dalam 3 kali pemberian selama 3 hari dan
dosis diturunkan 5-10 mg per hari.
Drug Eruption

Drug Eruption adalah salah satu bentuk reaksi alergi ringan


pada kulit yang terjadi akibat pemberian obat yang sifatnya
sistemik.
Obat yang dimaksud adalah zat yang dipakai untuk menegakkan
diagnosis, profilaksis, dan terapi.
Drug Eruption
Tatalaksana

 Prinsip tatalaksana adalah menghentikan obat


terduga. Pada dasarnya erupsi obat akan
menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui
dan segera disingkirkan.
 Farmakoterapi :
 Kortikosteroid sistemik: Prednison tablet 30 mg/hari
dibagi dalam 3 kali pemberian per hari selama 1
minggu.
 Antihistamin sistemik:
 Setirizin2x10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan, atau
 Loratadin 10 mg/hari selama 7 hari bila diperlukan
 Topikal: Bedak salisilat 2% dan antipruritus (Menthol
0.5% - 1%)
Vulnus laceratum, punctum

Definisi
Vulnus Laseratum merupakan luka terbuka yang terdiri dari akibat
kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit
atau otot.
Vulnus punctum adalah luka terbuka yang dari luar tampak kecil
tapi di dalam mungkin rusak berat, diakibatkan karena benda
runcing/tajam.
Penyebab
Vulnus Laseratum dapat di sebabkan oleh beberapa hal di
antaranya:
 Alat yang tumpul
 Luka karena ke benda tajam dan keras
 Kecelakaan lalu lintas dan kereta api
 Kecelakaan akibat kuku dan gigitan
Gambaran klinis:
- Luka tidak teratur
- Jaringan rusak
- Bengkak
- Perdarahan
- Akar rambut tampak tercabut atau hancur bila kekerasan di
daerah rambut
- Nyeri, dapat terlihat memar di sekitar luka
Luka robek dan luka tusuk
Luka Bakar

Kerusakan atau kehilangan jaringan tergantung pada


lamanya kontak tubuh, luas permukaan tubuh dan jenis
bahan panas seperti api, air panas (>60º C), bahan kimia,
listrik dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah
(frostbite).
Derajat Luka Bakar

Derajat 1 (luka bakar superfisial)


Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis. Luka bakar
derajat ini ditandai dengan kering, kemerahan yang biasanya akan
sembuh spontan tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari (2-10
hari). Nyeri tetapi tidak terdapat bulae.
Derajat 2
Derajat 2a (Derajat dua dangkal)
−Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
−Adnexa kulit utuh.
Derajat 2b (Derajat dua dalam)
−Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
−Bila kerusakan lebih dalam mengenai dermis, subyektif
dirasakan nyeri.
−Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari 1
bulan (3 – 9 minggu).
−Bulae (+)
Derajat 3
Meliputi seluruh kedalaman kulit, mungkin subkutis atau
organ yang lebih dalam.
Tidak ada lagi elemen epitel yang hidup, maka untuk
mendapatkan kesembuhan harus dilakukan cangkok
kulit.
Kulit yang terbakar abu-abu pucat.
Koagulasi protein (eschar) yang terjadi memberikan
gambaran luka bakar berwarna keputihan, tidak ada
bula dan tidak nyeri.
Luka bakar derajat 1
Tatalaksana

Prinsip:
• Penutupan lesi sesegera mungkin.
• Mendinginkan daerah yang terbakar.
• Pencegahan infeksi.
• Mengurangi rasa sakit.
• Pencegahan trauma mekanik pada kulit yang
vital dan elemen di dalamnya.
• Pembatasan pembentukan jaringan parut.
• Memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk
berproliferasi.
1. Pertolongan pertama
 Padamkan api / listrik
 Jauhkan korban dari sumber panas.
 Dinginkan daerah luka bakar (LB) dengan air
mengalir (20 menit), hindari hipotermia (penurunan
suhu di bawah normal, terutama pada anak dan
orang tua). Efektif sampai 3 jam setelah LB.
 Kimia → bilas dengan air mengalir
 Listrik → putuskan sumber
 Bilas dengan air bersih, obat2 nyeri
 Tutupi dgn kain, berikan O2
 Jaga jalan napas
 Mencegah infeksi : AB
 Mencegah shock : minum/infus
Di UGD
 Primary assessment
 Secondary assessment (evaluasi luka, resusitasi cairan,
monitoring lain-lain: dekompresi lambung, pain control)
 Tentukan Beratnya LB
Luas dan dalamnya LB
 Indikasi rawat inap :
a. Dewasa derajat II >15 %
b. Anak2 derajat II ≥ 10 %
c. Derajat 3 > 10 %
d. Luka pada : mulut, mata, tangan,kaki, genital
d. Penyakit lain + jln. Napas
e. Penyebabnya kimia dan listrik
Di ruangan / unit LB
 Tentukan luas dan dalam LB.
 Beri oksigen.
 Resusitasi cairan, berikan RL.
 Bersihkan kotoran, buka baju.
 Pasang kateter untuk pemantauan diuresis.
 Pasang CVP (jika LB > 40%).
 Berikan AB, ATS.
RESUSITASI CAIRAN
 Pasien dengan luka bakar > 20% memerlukan
resusitasi cairan intra vena.
 Pasien dengan luka bakar > 50% atau mempunyai
masalah medis lainnya seperti sangat muda atau
sangat tua atau mengalami inhalasi asap harus
mendapatkan monitoring tekanan vena sentral.
 8 jam pertama : ½ jumlah cairan
 16 jam berikut : sisanya
1. Impetigo

 Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada


epidermis)
 Klasifikasi Impetigo :
1. Impetigo Krustosa
2. Impetigo Bulosa
3. Impetigo Neonatorum
Impetigo Krustosa

 Etiologi: Sreptococcus B hemolyticus.


 Gejala Klinis
 Tidak disertai gejala umum, hanya terdapat pada
anak.
 Tempat predileksi di muka, yakni di sekitar lubang
hidung dan mulut
 eritema dan vesikel yang cepat memecah sehingga
menjadi krusta tebal berwarna kuning seperti madu.
Jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Sering
krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian
tengah.
Ecthyma

 Pioderma ulceratif
 Biasanya disebabkan oleh Streptococcus β haemolyticus grup A
 Pada lokasi cedera ringan
 Secara predominan mengenai tulang kering dan punggung kaki
 Umumnya menyembuh dengan pembentukan jaringan parut yang
bervariasi
Gambaran Klinik
 Umumnya pada anak, tanpa gejala umum (tanpa panas; malaise)
 Individu pada umumnya sehat → gigitan serangga, kutu kepala dan
trauma
 Diawali dengan kelainan kulit yaitu: eczema → infeksi sekunder
(Impetiginized)
 Awalnya macula erythematosus → blister/ lepuh (vesikel/ bula) + pus
kuning → pecah (rupture)

Crusted Impetigo
Ecthyma
Meninggalkan eksudat purulen kering
= Golden Yellow Crust (Honey Bee)

Bila krusta pecah, ada di perifer


dengan penyembuhan pada bagian
tengahnya: Polycyclic & Circinate
 Erosi → Impetigo Krustosa
 Ulkus → Impetigo Ulceratif
(= Ecthyma)

Crusted Impetigo
Ecthyma
 Urtika ( bentol )  pembengkakan
setempat dan cepat hilang

Urtika yang banyak = Urtikaria


( Biduran; kaligata; gidu; lapar garam)
Biduran penyebabnya banyak, jika
org tersebut punya bakat hipersensitif

Crusted Impetigo
Ecthyma
Diferensiasi Impetigo Krustosa Ecthyma
Durasi Lesi hari – minggu minggu – bulan
Gejala Tak ada s/d pruritus sakit – lembut
Lesi Kulit
- Type Vesikel – pustula pecah + Ulcerasi + krusta tebal
- Warna erosi erat
- Ukuran & Golden Yellow Crusts Krusta hemorrhagik
bentuk Kecil, bulat/ oval Lebar, bulat/ oval
- Palpasi Nyeri ringan- kasar Tender & indurated
- Susunan Scattered (menyebar jauh) Soliter/ multipel
Discrete (menyebar dekat)
Confluent (lingkaran jadi 1)
Lesi satelit (khas pada
Distribusi
- candida)

Crusted Impetigo
Ecthyma
Distribusi Muka Pergelangan kaki, dorsal kaki,
Peri-oral/ nasal paha, gluteus, “daerah dekat
trauma”

D.D Perioral/ Dermatitis Ekskoriasi gigitan serangga


seborrheic Neurotic excoriation
Dermatitis kontak alergi Ulkus hati kronik
Herpes Simplex Labialis

Crusted Impetigo
Ecthyma
 Pengobatan:
 Jika krusta sedikit  dilepaskan dan diberi salep
antibiotic.
 Jika banyak  antibiotik sistemik, terapi dilakukan 7-10
hari. Untuk membersihkan krusta dapat dilakukan
kompres 1-2x/hari. Setelah bersih diberi salep kombinasi
basitrasin dan polimiksin B.
Impetigo Krustosa
Impetigo Bulosa

 Etiologi: Staphylococcus aureus.


 Gejala Klinis
 Dapat timbul gejala konstitusi (malaise dan
demam).
 Tempat predileksi: ketiak, dada, punggung,
atau daerah yang tidak tertutup pakaian,
sering bersama-sama miliaria.
 Terdapat pada anak, bayi dan orang dewasa.
 Eritema, bula, dan bula hipopion. Kadang-
kadang waktu penderita datang berobat,
vesikel atau bula telah memecah sehingga
yang tampak hanya koleret dan dasarnya
masih eritematosa, erosi dan ekskoriasi.
 Pengobatan
Jika terdapat hanya beberapa vesikel/ bula,
dipecahkan lalu diberi salep antibiotik atau cairan
antiseptik. Kalau banyak diberi pula antibiotik sistemik.
Impetigo Neonatorum

Penyakit ini merupakan penyakit varian impetigo


bulosa yang terdapat pada neonates.
 Gejala klinis
Kelainan kulit serupa impetigo bulosa hanya lokasinya
menyeluruh, dapat disertai demam.
 Pengobatan
Antibiotik harus diberikan secara sistemik. Topikal
dapat diberikan bedak salisil 2%.
Terimakasih
Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai