A. DEFINISI
Penyakit Parkinson merupakan suatu penyakit/sindroma karena gangguan pada
ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman
dopamine dari substansia nigra keglobus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency). Parkinsonism / sindroma parkinson adalah suatu
sindrom yang ditandai oleh tremor pada waktu istirahat, rigiditas,
bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamin
dengan berbagai macam sebab.
B. EPIDEMIOLOGI
Penyakit parkinson merupakan penyakit neurologis yang mengenai
sekitar 1% darikelompok usia di atas 50 tahun dan sekitar 2% dari mereka
yang berusia lebih dari 70 tahun. Menyerang sekitar 1 di antara 250 orang
yang berusia diatas 40 tahun dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia
diatas 65 tahun.
Hipotesis neurotoksinD i d u g a b a h w a s a t u a t a u l e b i h m a c a m z a t
neurotoksin berperan dalam p r o s e s neurodegenerasi pada
parkinson. Sebagai contoh dikemukakan kemampuan zat MPTP ( I-
methyl-4phenyl-1,2,3,6-tetrahydroperidine ) atau toksin sejenis MPTP
yang secara selektif toksik terhadap substansia nigra dan lokus seruleus dan
mencetus sindrom yang serupa sengan parkinson pada manusia.
D. KLASIFIKASI
Parkinson dapat dibagi atas 3 bagian besar :
1. Primer atau paralisis agitans
Bentuk sindrom parkinson yang kronis yang paling sering dijumpaiyang
disebut juga paralisiagitans. Kira-kira 7-8 kasus parkinson termasuk jenis
ini
2. Sekunder atau simptomatis
Penyababnya belum diketahui. Beragam kelainan atau penyakit dapat
menyebabkan sindrom parkinson adiantaranya arteriosklerosis,
anoksia, obat-obatan, zat toksik, penyakit infeksi diotak.
3 . Parkinson Plus
Gejala parkinson hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit
keseluruhan.
E. PATOFISIOLOGI
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia
basalis. Jika o t a k memerintahkan suatu aktivitas (misalnya
mengangkat lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan
membantu menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikaptubuh.
G anglia basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke
talamus , yang akan menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke
korteks otak besar Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia
neurotransmiter sebagaiimpuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di
antara saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah
dopamin.Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis
mengalami kemunduransehingga pembentukan dopamin berkurang dan
hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari
kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui.
Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik
tidangmemegang peran utama.
5.Mikrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara gradual
menjadi kecil danrapat. Pada beberapa kasus. Hal ini merupakan gejala dini.
6 . P o s i s i
7 . B i c a r a
G. DIAGNOSIS
Dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan yang seksama umumnya
diagnosissindrom parkinson sudah dapat ditegakkan.Perlu dilihat ada info
sejarah penggunaan obat drug induced Parkinsonisme.
Kemungkinandiagnosis tepat jika pasien menunjukkan
bradikinesia, tremor, kekakuan
Tanda-tanda motorik biasanya berawal secara unilateral
Sekali didiagnosis, dapat dievaluasi perkembangan penyakitnya dengan
skala Hoehndan Yahr
Skala Hoehn dan Yahr :
S t a g e 0 : T i d a k a d a t a n d a - t a n d a
p e n y a k i t
Stage 1 : Tanda-tanda unilateral
Stage 1,5 : Tanda-tanda unilateral dan axial
Stage 2 : Tanda-tanda bilateral tanpa gangguan keseimbangan
Stage 2,5 : Penyakit bilateral ringan
Stage 3 : Penyakit bilateral ringan sedang, terjadi ketidak-seimbangan
tubuh,Secara fisik masih mandiri
Stage 4: Penyakit parah, tidak mampu
hidup sendiri
Stage 5: Tidak bisa berjalan atau berdiri
t a n p a b a n t u a n H anya s edikit s aja pemeriksaan penunjang lain
dibutuhkan setelah evaluasi klinik yang lengkap.
H. TERAPI
Strategi terapi Non-farmakologi :
Latihan
Edukasi
Nutrisi
PembedahanFarmakologi :
Meningkatkan kadar dopamin endogen
Mengaktifkan reseptor dopamin dengan agonis
Menekan aktivitas kolinergik dgn obat-obat antikolinergik
1.Medika mentosaa .
Levodopa
B anyak dokter yang menunda pengobatan simptomatis dengan
levodopa s ampai memang dibutuhkan. Bila gejala masih ringan, tidak
menganggu sebaiknya levodopa jangandimulai. Hal ini mengingat bahwa
efektifitas berkaitan dengan lama waktu pemakaiannnya. Bila sudah
beberapa bulan atau tahun s ering timbul komplikasi misalnya
gejala 0n-off. M e n d a d a k penderita beberapa saat immobil,
gerakan seolah membeku, jadi b e r h e n t i . Disamping itu,
didapatkan juga berbagai komplikasi lain apakah gejala sudah
mengganggukegiatan sehari-hari, kehidupan dirumah, dikantor dan efek
psikologis. Levodopa melintasisawar darah otak dan memasuki SSP. Di
sini ia mengalami perubahan enzimatis menjadidopamin. Dopamin
mengambat aktivitas neuron ganglia basal. Neuron ini juga
dipengaruhioleh aktivitas eksitasi dan sistem kolinergik. Jadi berkurangnya
inhibisi sistem dopaminergik pada nigrostrtial dapat diatasi oleh
meningkatnya jumlah dopamin dan keseimbangan antara inhibisi
dopaminergik dan eksitasi kolinergik dipulihkan.
Efe k sam pin g : naus ea, mun tah , distres abdominal, hip ote nsi
postur al, aritm ia jantun g, diskinesia, abnormalitas laboratorium
Untuk men cegah agar levodo pa ti dak diubah men jad i dopamin
diluar ota k, maka levodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim
dopa dekarboksilase ( benzerazide ) yaituenzim yang mengkonversi
levodopa menjadi dopamin.
c.Bromokriptin
d.Obat antikolinergik