Anda di halaman 1dari 23

OSTEOARTHRITIS

ANATOMI SENDI LUTUT

Sendi lutut merupakan sendi terbesar dalam tubuh, yang terdiri dari 4 tulang dan
jaringan luas ligamen dan otot. Cedera pada sendi lutut adalah diantara yang paling umum
dalam kegiatan olahraga dan memahami anatomi sendi adalah fundamental dalam memahami
setiap patologi berikutnya.

Tulang sendi lutut

Lutut terdiri dari empat tulang utama, femur (tulang paha), tibia (tulang kering
tulang), fibula (tulang kering tulang luar) dan patela (tempurung lutut). Gerakan utama dari
sendi lutut terjadi antara patela, femur dan tibia. Berada dalam kartilago artikular yang
dirancang untuk mengurangi gaya gesek akibat gerakan di antara tulang. Patela terletak pada
lekukan di ujung bawah tulang femur yang dikenal sebagai sulkus interkondilaris. Pada
permukaan luar dari tibia terletak fibula, tulang tipis panjang yang perjalanan sampai ke sendi
pergelangan kaki

Kapsul sendi lutut

Kapsul sendi adalah struktur ligamen tebal yang mengelilingi seluruh lutut. Di dalam
kapsul ini adalah membran khusus yang dikenal sebagai membran sinovial yang
menyediakan makanan untuk semua struktur di sekitarnya. Struktur lainnya termasuk
bantalan lemak infrapatellar dan bursa yang berfungsi sebagai bantal untuk pasukan eksterior
pada lutut. Kapsul itu sendiri diperkuat oleh ligamen sekitarnya.

Ligamen dari sendi lutut

Stabilitas lutut tergantung dari ligamennya. Masing-masing memiliki fungsi khusus


dalam membantu untuk menjaga stabilitas lutut yang optimal dalam berbagai posisi yang
berbeda.

Medial Colateral Ligamen (MCL) Ligament ini berjalan antara permukaan bagian dalam
tulang femur dan tibia. Menahan gaya yang bekerja dari permukaan luar lutut- tenaga valgus.

Lateral Colateral Ligamen (LCL) - Ligamentum ini berjalan dari permukaan luar tulang
femur ke fibula. Menahan gaya dari permukaan bagian dalam dari lutut- tenaga varus.

Anterior Cruciate Ligament (ACL) - salah satu struktur yang paling penting, dikarenakan
apabila terjadi cedera memerlukan pembedahan ekstensif dan rehabilitasi. Ligamen cruciatum
yang disebut demikian karena mereka membentuk lintasan di tengah-tengah sendi lutut. ACL
berjalan dari anterior (depan) dari tibia ke posterior (belakang) dari femur dan mencegah tibia
bergerak maju. Paling mudah cedera dalam gerakan memutar.

Posterior Cruciate Ligament (PCL)- Ligamentum ini berjalan dari permukaan posterior tibia
ke permukaan anterior femur dan membungkus sekitar ACL.

Menisci (tulang rawan lutut)

Setiap sendi lutut memiliki dua tulang rawan menisci, berada di (luar) tepi medial
(dalam) dan lateral dari permukaan atas tulang tibia. Merupakan komponen penting,
bertindak sebagai peredam tekanan untuk lutut serta untuk mendistribusikan berat badan
secara seimbang antara tibia dan tulang paha.

Otot sekitar sendi lutut

Dua kelompok otot utama dari sendi lutut lutut adalah quadriceps femoris dan
hamstring muscle. Keduanya memainkan peran penting, baik bergerak dan menstabilkan
sendi lutut.

Quadriceps-Kelompok otot paha depan terdiri dari empat otot individu yang berbeda yang
bergabung bersama-sama membentuk tendon quadriceps femoris. Tendon ini tebal,
menghubungkan otot ke patela dan menghubungkan ke tibia melalui tendon patela. Kontraksi
otot ini, menarik patella ke atas dan menyebabkan ekstensi lutut.

Hamstring Muscle Fungsinya meregangkan sendi lutut serta memberikan stabilitas di


kedua sisi dari garis sendi.

DEFINISI
Osteoarthritis disebut juga penyakit sendi degenerative atau arthritis hipertrofi.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan
berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai nyeri, deformitas, pembesaran sendi,
dan hambatan gerak pada sendi sendi tangan dan sendi besar yang menaggung beban.
Sering kali berhubungan dengan trauma atau mikrotrauma yang berulang ulang, obesitas,
stress oleh beban tubuh dan penyakit penyakit sendi lainnya.
Terdapat perbedaan ras dalam prevelansi OA dan pola keterlibatan sendi. Bangsa Cina
di Hongkong memiliki insidens OA panggul yang lebih rendah daripada kulit putih; OA lebih
sering ditemukan pada orang Amerika asli daripada orang kulit putih. OA sendi antarfalang
dan terutama OA panggul jauh lebih jarang pada orang berkulit hitam Afrika Selatan dari
pada kulit putih pada populasi yang sama. Tidak diketahui apakah perbedaan ini bersifat
genetic dan akibat pemakaian sendi yang berkaitan dengan gaya hidup atau pekerjaan.
Pada kasus lain hubungan hereditas dengan OA lebih jelas. Ibu dari seorang
perempuan dengan OA sendi antarfalang distal ( nodus Heberden ) memiliki kemungkinan
dua kali lebih besdar menderita OA disendi tersebut dan saudara kanmdung perempuannya
tiga kali lipat dibandingkan dengan ibu dan suadara perempuan dari perempuan yang tidak
sakit. Baru baru ini berhasil diketahui adanya mutasi titik (point mutation) di cDNA yang
mengkode kolagen tipe II pada beberapa generasi sebuah keluarga dengan kondrodisplasia
dan OA sekunder poliartikularis. Prevelansi kelainan genetic dalam molekul matriks akan
menjadi focus utama riset OA di tahun tahun mendatang.

KLASIFIKASI OA

IDIOPATIK
Local
Tangan : nodus Heberden dan Bouchard (nodal), arthritis antarfalang erosive (nonnodal), karpal-
metakarpal pertama.
Kaki : halluks valgus, halluks rigidus, jempol terkontraksi ( jempol palu/cock-up) talonavikularis
Lutut :
Kompartemen medial
Kompartemen lateral
Kompartemen patelofemoralis
Panggul :
Eksentrik (superior)
Konsentrik ( aksial, medial )
Difus ( koksa senilis)
Tulang belkang :
Sendi apofisialis
Antarvertebra (diskus)
Sppondilosis ( osteofit )
Ligamentosa ( hyperostosis, penyakit forestier, hyperostosis rangka idiopatik difus)
Tempat tunggal lainnya, mis. Glenohumeralis, akromioklavikularis, tibiolalar, sakroilliaka,
temporomandibularis.
Generalisata (OAG): mencakup tiga atau lebih daerah yang tercantum di atas (Kellgren-Moore)

SEKUNDER
Trauma
Akut
Kronik ( pekerjaan, olahraga)
Kongenital atau perkembangan
Penyakit local : legg-calve-Perthes-dislokasi panggul congenital, epifisis selip
Factor mekanis: panjang ekstremitas bawah yang tidak sama, deformitas
Valgus/varus, sindroma hipermobilitas
Displasia tulang: dysplasia epifisis, dysplasia spondiloapofisis, osteonikondistrofi
Metabolik
Okronosis (alkoptunaria)
Hemokromatosis
Penyakit Wilson
Penyakit Gaucher
Endokrin
Akromegali
Hiperparatiroidisme
Diabetes militue
Kegemukan
Hipotiroidisme
Penyakit endapan kalsium
Endapan kalsium pirofosfat dihidrat
Atrtropati apatit
Penyakit tulang dan sendi lain
Local : fraktur, nekrosis avaskular, infeksi, gout osteopetrosis, osteokondritis
Difus : Artritis rematoid, penyakit paget
Neuropatik ( sendi charchot)
Endemik
Kashin- beck
Mseleni
Lain lain
Frosbite
Penyakit casson
Hemoglobinopati
Osteoarthrithis dinilai menjadi lima derajat oleh Kellgren dan Lawrence :

Derajat 0 : tidak ada gambaran osteoartritis


Derajat 1 : osteoartritis meraguakan dengan gambaran sendi normal, tetapi
terdapat osteofit minimal
Derajat 2 : osteoartritis minimal dengan osteofit pada dua tempat, tidak terdapat
sklerosis dan kista subkondral, serta celah sendi baik
Derajat 3 : osteoartritis moderat dengan osteofit moderat, deformitas ujung
tulang, dan celah sendi sempit
Derajat 4 : osteoartritis berat dengan osteofit besar, eformitas ujung tulang,
celah sendi hilang, serta adanya sklerosis dan kista subcondral

ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa factor resiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, yaitu :
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin, wanita lebih sering
3. Suku bangsa
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolic
6. Cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga
7. Kelainan pertumbuhan
8. Kepadatan tulang, dan lain lain.

PATOFISIOLOGI
Akibat peningkatan aktivitas enzim enzim yang merusak makromolekul matriks
tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen ) terjadi kerusakan fokal tulang rawan sendi
secara progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan sendi sertya tepi
sendi ( osteofit ). Osteofit terbentuk sebagai suatu perbaikan untuk membentuk kembali
persendian, sehingga dipandang sebagai kegagalan sendi yang progresif. Perubahan ini
berperan besar menimbulkan gejala dan kecacatan.

PATOGENESIS
Kartilago sendi, organ sasaran utama pada OA, memiliki dua fungsi mekanis utama di
dalam sendi. Pertama, ia membentuk permukaan yang sangat halus sehingga pada pergerakan
sendi satu tulang menggelincir tanpa hambatan terhadap tulang yang lain. ( Dengan cairan
sinovium sebagai pelumas, koefisien gesekan untuk kartilago yang bergesekan dengan
kartilago lain, walaupun dengan beban faali, adalah 15 kali lebih rendah daripada koefesien
dua batu es yang saling bergesekan satu sama lain ). Kedua, kartilago sendi mencegah
konsentrasi tekanan sehingga tulang tidak pecah sewaktu sendi mendapat beban.
OA terbentuk pada dua keadaan; 1) Sifat biomaterial kartilago sendi dan tulang
subkondral normal, tetapi terjadi beban berlebihan terhadap sendi sehingga jaringan rusak,
atau 2) beban yang ada secara fisiologis normal, tetapi sifat bahan kartilago atau tulang
kurang baik.
Walaupun kartilago sendi sangat resisten terhadap pengausan di bawah keadaan
osilasi berulang, beban tumbukan berulang cepat menimbulkan kegagalan sendi. Secara
umum perubahan degenerative progresif yang paling dini pada OA terjadi ditempat dalam
sendi yang mendapat beban kompresi tertinggi. Timbulnya OA juga berkaitan dengan
keadaan klinis yang menurunkan kemampuan kartilago atau tulang subkondral mengubah
bentuknya. Misalnya, pada okronosis, terjadi penimbunan polimer asam homogentisat yang
menyebabkan kekakuan kartilago, pada osteoporosis, terjadi kekakuan trabekula subkondral

MANIFESTASI KLINIS
Nyeri sendi pada OA sering dikeluhkan sebagai nyeri dalam, terlokalisasi di sendi
yang terkena. Biasnaya OA diperberat oleh pemakaian sendi dan menghilang dengan istirahat
, tetapi dengan seiring dengan perkembangan penyakit nyeri tersebut menjadi menetap. Nyeri
malam hari, mengganggu tidur, sering timbul pada OA panggul lanjut dan mungkin
melemahkan pasien. Kekauan sendi yang terkena pada saat bangun pagi hari atau setelah
periode inaktivitas ( misal: berkendaraan atau menonton teater ) mungkin menonjol tetapi
biasanya menetap kurang dari 20 menit. Manifestasi sistemik bukan merupakan OA primer.
Karena kartilago sendi tidak memiliki persarafan, nyeri sendi pada OA berasal dari struktur
lain. Pada beberapa pasien, nyeri ini mungkin disebabkan oleh peregangan ujung saraf di
perosteum yang menutupi osteofit. Pada pasien lain, nyeri mungkin pada fraktur mikro di
tulang subkondral atau hipertensi medularis yang disebabkan oleh gangguan aliran penebalan
trabekula subkondral.
Pada OA stadium dini, bahkan pada pasien dengan nyeri sendi kronik, mungkin tidak
ditemukan peradangan sinovium, yang mengisyaratkan bahwa nyeri oleh satu factor yang
telah disebut diatas.
Gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak.
Umumnya timbul secara perlahan lahan, mula mula rasa kaku, kemudian timbul rasa
nyeri yang berkurang dengan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi kaku pagi,
krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi tulang.
Tempat predileksi osteoarthritis adalah sendi karpometakarpal I, metatarsofalangeal I,
apofiseal tulang belakang, lutut dan paha. Pada tulang distal timbul nodus heberden dan pada
sendi dari interfalang proksimal timbul nodus Brouchard.
Tanda tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul
keterbelakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan. Perbahan gaya hidup,
khususnya olahraga dan penurunan berat badan merupakan suatu komponen inti dalam
penanganan osteoarthritis. Anggapan bahwa OA merupakan proses yang selalu progresif itu
tidak benar. Pada banyak pasien, penyakit bersifat stabil, pada sebagaian, terjadi penurunan
nyeri sendi dan bahkan perbaikan radiografik.

Penyebab nyeri snedi pada pasien OA


Sumber Mekanisme
Sinovium Peradangan
Tulang subkondral Hipertensi medularis, mikrofraktur
Osteofit Peregangan ujung syaraf periosteum
Ligamentum Peregangan
Kapsul Peradangan, distensi
Otot Kejang

GAMBARAN LABORATORIUM DAN RADIOGRAFIK


Diagnosis pada OA biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografi. Pada
pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi umumnya tidak ada
kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai peradangan. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sklerosis tepi persendian. Mungkin terjadi
deformitas, osteofitosis, atau pembentukan kista jukusta artikular. Kadang kadang tampak
gambaran taji ( spur formation ), liping pada tepi tepi tlang, adanya tulang tulang yang
lepas.
Sebelum munculnya perubahan radiografik, kemampuan klinis mendiagnosa OA
tanpa prosedur invasive (mis.atroskopi) sangat terbatas. Berbagai pendekatan, misalnya
pemeriksaan pencitraan resonansi magnetic ( MRI ) dan ultrasonografi mahal dan tersedia
luas, dan keterbatasan resolusinya menyebabkan pemeriksaan ini tidak dilakukan secara rutin
untuk mendiagnosa atau kemajuan penyakit. Saat ini sedang banyak diusahakan evaluasi uji
serologic untuk tujuan tersebut. Pendekatan bergantung pada deteksi cairan sinovium
dan/atau serum adanya makromolekul (mis. PG, glikosaminoglikan) yang dilepaskan oleh
tulang rawan atau tulang yang mengalami degenerasi. Smapai sekarang pemeriksaan ini
belum terbukti sesuai untuk penggunaan klinis.
Subkomite criteria osteoarthritis pada The American College Of Rheumatology baru
baru ini membuat sekelompok kritertia yang memungkinkan diagnosis OA panggul, lutut,
atau tangan berdasarkan alogaritma yang menggunakan data klinis dengan atau tanpa data
radiografik dan laboratorium klinis rutin (mis. Analisis cairan sinovium, laju endap darah).
Sensitivitas dan spesifitas criteria untuk OA pada tiap tiap sendi adalah sekitar 90 persen.
Karena pada kasus yang akan dibahas yaitu mengenai OA di lutut maka akan lebih
spesifik membahas mengenai gambaran laboratorium dan radiografik mengenai OA pada
lutu. OA pada lutut dapat mengenai kompartemen femorotibialis medial atau lateral dan/atau
kompartemen patelofemoralis. Pada palpasi dapat teraba hipertrofi tulang (osteofit) dan
nyerui tekan. Efusi, bila daa, biasanya ringan. Pergerakan sendi biasanya menimbulkan
krepitus tulang. OA pada kompartemen medial dapat menimbulkan deformitas varus ( low
legged ); di kompartemen lateral menimbulkan deformitas valgus (knock knee ). Tanda
shrug yang positif ( nyeriu patella bila ditekan manual kea rah femur sewaktu kontraksi
kuadrisep) mungkin tanda OA disendi patelofemoralis.
Kondromalasia patella, yang ditandai oleh nyeri lutut dan tanda shrug positif, adalah
sindroma nyeri platelofemoralis, sering bilateral yang timbul pada remaja dan orang dewasa
muda. Pemyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki laki. Penyakit ini
ditimbulkan oleh beberapa factor (mis. Sudut kuadriseps yang abnormal, patella alta, dan
trauma). Walaupun eksplorasi lutut mungkin memperlihatkan perlunakan dan fibrilasi
kartilago di aspek posterior patella, hal ini biasanya tidak progresif, dan pada sebagaian besar
kasus, kondromalasia patella bukan merupakan precursor OA. Amalgesik atau NSAID dan
terapi fisis biasanya efektif, pada sebagaikan kasus, nyeri dapat diatasi dengan koreksi
kelainan patella secara bedah
Diagnosa banding :
- Rheumathoid arthtritis
Merupakan suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif
dan melibatkan seluruh organ tubuh. Pasien dapat pula menunjukkan gejala kelemahan
umum, cepat lelah, atau gangguan non artikular lain.
Manifestasi klinis ( Kriteria American Rheumatoid Association )
1. Morning stiffness\
2. Arthritis pada 3 daerah
3. Arthritis pada persendia tangan
4. Arthritis simetris. Maksudnya melibatkan sendi yang sama pada kedua sisi serentak
5. Nodul rheumatoid
6. Faktor rheumatoid serum positif
7. Terdapat perubahan gambaran patologis yang khas pada pemriksaa rontgen.
Diagnosis RA ditegakkan sekurang kurangnya terpenuhi 4 dari 7 kriteria diatas. Criteria 1
sampai 4 harus terdapat minimal dalam 6 minggu.
Pada pemeriksaaan laboratorium terdapat :
1. Tes factor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien RA terutama bila masih
aktif
2. Protein C-reaktif biasanya positif
3. LED meningkat
4. Leukosit normal atau meningkat sedikit
5. Anemia normositik hipokromik akibat adanya inflamasi yang kronik
6. Trombosit meningkat
7. Kadar albumin serum turun dan globulin naik.
PENATALAKSANAAN
Tujuan medikamentosa pada penderita osteoarthritis adalah untuk mengurangi nyeri,
mempertahankan mobilitas dan memperkecil kecacatan. Obat yang biasa digunakan untuk
penderita Osteoarthritis meliputi dibawah ini :
- Acetaminophen
- Nonsteroidal anti-inflamatory drugs ( NSAIDs), oral dan topical
- Intra articular corticosteroids
- Intra articular sodium hyaluronat
- Opioids
- Duloxetine
- Muscle Relaxants
- Nutriceuticals ( misal : Glucosamin/chondroitin sulfate )
Acetaminophen
Acetaminophen adalah pilihan obat untuk pasien yang memiliki riwayat hipersenitivitas
terhadap aspirin atau NSAIDs, gastritis atau pasien yang mempunyai masalah dengan
antikoagulan. Dosisnya 2,6-4g/hari
NSAIDs
NSAIDs mengandung analgesic, anti inflamasi dan antipiretik. Menggunakan obat ini jika
penggunaan acetaminophen tidak memuaskan. NSAIDs yang tergolong obat ini yaitu
piroxicam, ibuprofen, meloxicam dan sebagainya dapat digunakan. Dosis untuk osteoartrithis
biasanya - 1/3 dosis penuh untuk arthritis rhemathoid. Karena untuk pemakaian jangka
panjang, efek samping utama adalah gangguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal
Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga untk lordosis
lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit, dan pemakaian alat
alat untuk meringankan kerja sendi.
Berdasarkan The American College of Rheumatology treatment yang diberikan pada OA (hip
dan lutut ) sebagai berikut:
Arthrocentesis dengan corticosteroid injection biasanya diberikan pada OA lutut yang
sudah meberikan gambaran klinis berarti
acetaminophen sampai 4g/hari dapat diberikan
Topical anti-inflammatory medications atau capsaicin dapat diberikan hanya pada OA
lutut
Dapat juga diberikan dosis rendah nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
atau nonacetylated salicylates
full-dose NSAIDs dengan misoprostol jika terdapat resiko tinggi yang menyebabkan
perdarahan saluran cerna bagian atas.
Narcotic analgesic merupakan pilihan terkahir jika nyeri tidak bisa diatasi dengan
terapi diatas

Pengurangan beban sendi


Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan. Selain itu,
walaupun tidak ada data yang memeperlihatkan bawha penurunan berat badan akan
menurunkan prevelansi OA pada individu obesitas, penurunan tersebut akan mengurangi
resiko gejala lutut pada perempuan obesitas yang memperlihatkan tanda radiografik OA lutut.
Pada pasien OA lutut atau panggul unilateral, tongkat, yang dipegang oleh tangan
kontralateral, dapat mengurangi neyri sendi dengan mengurangi gaya kontak sendi. Penyakit
bilateral mungkin mengharuskan pasien menggunakan tongkat ketiak atau alat pembantu
berjalan. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata, dengan
nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi.
Terapi fisis
Aplikasi panas ke sendi OA dapat mengurangi nyeri dan kekauan. Berbagai modalitas
dapat tersedia yang paling murah dan mudah adalah mandi atau berendam air panas. Kadang
kadang analgesia yang lebih baik diperoleh dengan aplikasi es daripada panas.
Transcutaneus electrical nerve stimulatuion ( TENS ) mungkin bermanfaat, terutama untuk
nyeri punggung akibat OA vertebra lumbalis. Latihan isometric biasanya lebih dianjurkan
daripada latihan isotonic, karena latihan tersebut memeperkecil stress sendi.
Bedah Ortopedik
Atroplasti sendi total ( bedah penggantian sendi ) harus dicadangkan pada pasien OA stadium
lanjut yang tidak berhasil dalam penatalaksanaan medis agresif. Pada kasus semacam ini,
tindakan tersebut mungkin sangat efektif untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan
mobilitas.

Anteroposterior radiograph shows knee


replacement in 1 knee and arthritis in the other,
with medial joint-space narrowing and subchondral
sclerosis
Anteroposterior radiograph of the pelvis and hips
shows an arthritic hip not treated surgically and a
total hip replacement.

Lateral radiograph obtained after knee replacement


(same patient as in the above image).

Osteotomi, yang secara bedah lebih konservatif, dapat menghilangkan konsentrasi


beban dinamik puncak dna efektif untuk melenyapkan nyeri pada pasien OA panggul atau
lutut. Tindakan ini membrikan keuntungan besar pada pasien dengan tingkat penyakit sedang.
Penganggkatan kartilago secara atroskopik dapat mencegah sendi terkunci dan
menghilangkan nyeri.
Kondroplasti ( atroplasti abrasi ) juga memperoleh popularitas sebagai pengobatan
OA. Namun, penelitian terkontrol terhadap kemsnjurannya tidak ada, dan mutu fibrokartilago
yang tumbuh kembali melapisi tulang yang mengalami abrasi kurang dibandingkan dengan
kartilago hialin normal dalam kemampuannya menhan beban mekanis.
Selain pemberian medikamentosa dan beberapa terapi yang diberiakn diatas. Kita juga
harus berkonsultasi kepada occupational theraphy hal ini digunakan untuk kepentingan pasien
itu sendiri bagaimana dia nanti menjalani aktivitas sehari hari jika pasien mengalami
perubahan gerak sehari hari.

EDUKASI
Nasehat yang bisa diberikan kepada pasien yang menderita OA lutut yaitu tidak boleh
duduk di bawah, mengurangi aktifitas berat, tidak boleh melakukan olahraga yang high
impact, jika ingin BAB sebaiknya pada kloset duduk, mengurangi aktifitas naik turun tangga.
Dan melakukan latihan dengan ekstensi fleksi pada kaki dengan pasien duduk diatas kursi,
latihan ini dilakukan bergantian dengan kaki yang satunya secara rutin. Setelah itu latihan
ditingkatkan dengan pemberian beban kurang lebih setengah kilo pada kaki lalu dilakukan
latihan seperti yang telah disebutkan diatas.

PROGNOSIS
Umumnya baik. Sebagai besar nyeri dapat diatasi dengan obat obat konservatif.
Hanya kasus kasus yang berat memerlukan operasi.

IDENTITAS

Nama : Ny. Tutik


Umur : 59 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga

KU : nyeri lutut sebelah kanan

RPS : nyeri lutut kurang lebih satu bulan, cekot-cekot. Untuk jalan masih bisa.
Setelah bangun tidur kaki terasa kaku.

RPD : Pernah jatuh waktu naik tangga, lutut memar, tapi masih bisa jalan.
Aktivitas sehari-hari terganggu. Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu, asam
uratnya tinggi. Riwayat darah tanggi (+), diabetes (-), asma (+), maag (+).

Pemeriksaan:

Keadaan umum : Baik GCS : 456

Tinggi badan : 154 cm Berat badan : 63 kg

Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit

RR : 22 x/menit Suhu : 36,7o

Pemeriksaan fisik:

Kepala/leher : A/I/C/D: -/-/-/-, peningkatan JVP (-), struma (-)

Thorax : Cor : S1S2 tunggal regular Pulmo : rh (-), wz (-)

Abdomen : supel, meteorismus (-)

Ekstremitas : tangan: normal

Kaki: inspeksi : lutut kanan terlihat sedikit mengalami pembesaran, kiri


normal

Palpasi : lutut kanan terasa hangat, krepitasi (+), kiri normal

Gerakan sendi Kekuatan otot


Bagian tubuh Gerakan Luas gerak Otot MMT
sendi

Fleksi Penuh Fleksor 5

Penuh

Ekstensi Penuh Ekstensor 5

Leher

Fleksi lateral Penuh Fleksor lateral 5/5

Rotasi Penuh Rotator 5/5

Penuh

Fleksi Penuh Fleksor 5

Penuh

Ekstensi Penuh Ekstensor 5

Batang tubuh

Fleksi lateral Penuh Fleksor lateral 5/5

Rotasi Penuh Rotator 5/5

Penuh
Fleksi Penuh / penuh Fleksor 5/5

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 5/5

Abduksi Penuh Abduktor 5/5

Bahu

Abduksi Penuh Abduktor 5/5

Rotasi masuk Penuh / penuh Rotator internal 5/5

Rotasi keluar Penuh / penuh Rotator 5/5


eksternal

Fleksi Penuh / penuh Fleksor 5/5

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 5/5

Siku

Pronasi Penuh / penuh Pronator 5/5

Supinasi Penuh / penuh Supinator 5/5

Fleksi Penuh / penuh Fleksor 5/5

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 5/5

Pergelangan
tangan
Deviasi radial Penuh / penuh Deviator radial 5/5

Deviasi ulnar Penuh / penuh Deviator ulnar 5/5


Fleksi Penuh / penuh Fleksor 5/5

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 5/5

Jari jari tangan Abduksi Penuh / penuh Abduktor 5/5

Abduksi Penuh / penuh Abduktor 5/5

Penuh / penuh

Fleksi Penuh / penuh Fleksor 5/5

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 5/5

Abduksi Penuh / penuh Abduktor 5/5

Panggul Adduksi Penuh / penuh Adduktor 5/5

Rotasi masuk Penuh / penuh Rotator internal 5/5

Rotasi keluar Penuh / penuh Rotator 5/5


eksternal
Fleksi Penuh / penuh Fleksor 3/3

Lutut

Ekstensi Penuh / penuh Ekstensor 3/3

Dorsofleksi Penuh / penuh Dorsofleksi 5/5

Plantarfleksi Penuh / penuh Plantarfleksi 5/5

Eversi Penuh / penuh Evertor 5/5

Inversi Penuh /penuh Invertor 5/5

PEMERIKSAAN SISTEM NEUROLOGIS

Nervus I-XII : tidak ditemukan kelainan

Reflek fisiologis : BPR +/+ KPR +/+

TPR +/+ APR +/+

Reflek Patologis :babinsky : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Gordon : -/-

Gonda : -/-

Scaffer : -/-

Rosolimo : -/-

Mendel bechtrhew : -/-


Hoffman trommer : -/-

Defisit sensorik : (-)

Status lokalis genu joint

Inspeksi : deformitas (-)


Edema (-)

Rubor (-)

Palpasi : Calor (-)


Dolor (-)

Spesial test

Krepitasi : +/-
Pattela Grinding test : +/-
Anterior Drower Test : -/-
Posterior Drowel Test : -/-
Varus test (ligamen collateral lateral) : -/-
Valgus test (ligamen collateral medial) : -/-

Pemeriksaan Penunjang
Foto Genu Dextra AP/Lateral
Aligment baik
Trabekulasi tulang normal
Tak tampak garis fraktur pada tulang
Lipping pada Condylus Lateralis Femur, Condylus Latralis Tibia, dan patella margo
anterior superior
Femuro-patellar joint tampak menyempit
Tidak tampak jelas soft tissue swelling
Kesimpulan : Osteoarthritis Genu Dextra
Foto Skyline Genu Dextra
Sulcus Angle : 135o (N= 1300)
Concruence Angle : 210 (N= 6 11 0)
ASSESMENT
Osteoarthritis Genu Dextra

PLANNING
Medikamentosa: Meloxicam
Fitbone
Antasida
Rehabilitasi medic : TENS
USD

EDUKASI

tidak boleh duduk di bawah, mengurangi aktifitas berat, tidak boleh melakukan olahraga yang
high impact, jika ingin BAB sebaiknya pada kloset duduk, mengurangi aktifitas naik turun
tangga. Dan melakukan latihan dengan ekstensi fleksi pada kaki dengan pasien duduk diatas
kursi, latihan ini dilakukan bergantian dengan kaki yang satunya secara rutin. Setelah itu
latihan ditingkatkan dengan pemberian beban kurang lebih setengah kilo pada kaki lalu
dilakukan latihan seperti yang telah disebutkan diatas.

PROGNOSIS

Umumnya baik. Tergantung kepatuhan pasien. Operasi pembedahan tidak diperlukan.

RESUME

Ny. Tutik, 59 tahun, seorang ibu rumah tangga datang dengan nyeri lutut sebelah
kanan. Kurang lebih sudah dirasakan selama satu bulan terakhir. Setiap bangun tidur kaki
terasa kaku. Pernah jatuh pada saat naik tangga. Pada pemeriksaan fisik Genu Dextra
didapatkan calor, dolor, dan krepitasi. Pada pemeriksaan penunjang foto AP/Lateral dan
Skyline didapatkan Lipping pada Condylus Lateralis Femur, Condylus Latralis Tibia, dan
patella margo anterior superior, Femuro-patellar joint tampak menyempit, Sulcus Angle :
135o dan Concruence Angle : 210. Maka pasien ini didiagnosa Osteoarthritis Genu Dextra

REFERENSI
Isselbacher et al. Harrison Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Vol.4. E/13-
Jakarta: EGC.2000
Mansjoer, Arif et.al. Kapita selekta Kedokteran. Jilid 1.E/3-Jakarta: media
Aesculapius.2001
Todd P Stitik, MD. Jurnal Rehabilitation of Osteoarthritis. 2011
Carlos J Lozada, MD. Jurnal of osteoarthritis. 2013
Tjokroprawiro, Askandar et al. Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University
Press. 2007

MAKALAH REHABILITASI MEDIK


OSTEOARTHRITIS
DISUSUN OLEH :

1. Uma Damayanti 06700154


2. Merry Maheda M. 08700245
3. Fadilla Delima S. 08700291

PEMBIMBING :

dr. Mei Ria Rahayu., Sp. KFR

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

RSUD. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

2013

Anda mungkin juga menyukai