Dokter Muda
: Annisa Ramlis
: Ny. R
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir/Umur
Tempat lahir
: Muara Takus
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
:-
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Suku Bangsa
: Melayu
Pendidikan
: Tidak tamat SD
Alamat
Keluarga terdekat
: Ny. I
Alamat
Hubungan
: Adik kandung
STATUS INTERNUS
Keadaan Umum
: Baik
Bentuk badan
: Astenikus
Nadi
: 84x/menit
Suhu tubuh
: Afebris
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respiratorik
Sistem Gastrointestinal
Kelainan Khusus
: Tidak ditemukan
STATUS NEUROLOGIKUS
I. Urat saraf kepala (panca indera)
: Tidak ditemukan
: Tidak ditemukan
Mata
- Gerakan (kelumpuhan, nistagmus, dsb) : Dalam batas normal
- Persepsi (diplopia, visus, dsb)
- Pupil;bentuk
: Bulat, isokor 3 mm
- Reaksi cahaya
: +/+
- Reaksi konvergensi
: +/+
- Reaksi kornea
: Tidak dilakukan
- Pemeriksaan opthalmoskopik
: Tidak dilakukan
II. Motorik
- Tonus
: Normotonus
- Turgor
: Kembali cepat
- Kekuatan
:5
- Koordinasi
- Refleks
III. Sensibilitas
V. Fungsi-fungsi luhur
: (-)
- Tremor
: (-)
- Nasal Stifness
: (-)
: (-)
tenggerokan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak mengeluhkan ada benjolan yang menjalar tersebut pasien tidak bisa
bekerja lagi, awalnya pasien bekerja sebagai pemotong karet. Saat ini
pasien bahkan tidak bisa melakukan tugasnya lagi di rumah seperti
memasak, menyapu, mencuci piring, dan lain-lain. Kegiatan pasien di
rumah hanya makan, dan istirahat dan jarang keluar rumah.
Pasien mengaku tertekan perasaan oleh suami yang sifatnya agak keras di
rumah dan oleh anak keduanya yang sudah tamat MAN namun tidak mau
bekerja atau kuliah.
Hipertensi (-)
Pasien tidak mengetahui apakah saat lahir cukup bulan atau tidak, namun
setahu pasien tidak ada masalah saat ibu pasien mengandung dan
melahirkan pasien. Persalinan ditolong oleh dukun beranak. Berat badan
dan panjang badan ketika lahir tidak diketahui.
Saat kanak-kanak hingga remaja menurut adik pasien, pasien dikenal baik,
pandai bergaul, dan ramah
Pasien tidak tamat Sekolah Dasar karena keterbatasan biaya tetapi pasien
dapat menulis dan membaca.
Pasien sudah menikah dan mempunyai dua anak. Suami pasien bekerja
sebagai nelayan. Anak pertama sudah menikah dan berumur 25 tahun,
anak kedua baru tamat MAN setahun yang lalu. Pasien, suami,kedua anak
dan cucunya tinggal serumah.
Riwayat Keluarga :
-
Pasien merasa kecewa kepada anak keduanya yang tidak mau bekerja
ataupun kuliah, dan sikap suaminya yang cenderung keras dan sering
marah-marah.
Genogram:
Pasien
April
Mei
Juni 2015
: Selamat pagi buk. Perkenalkan nama saya Annisa Ramlis, saya dokter
muda yang bertugas hari ini. Saya akan menjaga semua hal yang
diceritakan di sini. Nama ibuk siapa?
: R dok.
DM
: Saya dari Muara Takus dok, bukan orang sini. (suara kecil, pelan)
DM
: 44 tahun.
DM
DM
: Tidak sesak dok, tidak sakit juga, tapi saya susah nelan gitu dok, kadang
mau muntah juga jadinya, seperti ada yang jalan gitu dok.
DM
AP
: Iya dok, katanya seperti ada benjolan yang jalan dari perutnya.
DM
: Iya dok. Benjolannya sebesar jempol kaki lah dok, rasanya tiap hari
naik terus ke dada sampai kerongkongan saya dok. Jadinya saya mau
muntah dok, badan saya panas-panas jadinya dok, ini lagi panas ni
badan saya.
DM
AP
DM
: Sudah lama juga ya buk, pasti sangat mengganggu sekali ya. Tidak ada
berkurang sama sekali sakitnya buk sejak 3 bulan yang lalu?
DM
: Ibuk ini udah 3 bulan sakitnya ya, jadi kalau lagi datang keluhannya
ibuk ngapain untuk mengurangi keluhannya? Ibu sudah pernah berobat?
AP
: Iya kakak saya ini awalnya minum obat yang beli di warung aja dok,
tapi tidak bekurang sakitnya. Setelah itu kami bawalah berobat ke
dokter umum, kata dokternya sakit maag dok, berkurang sih dok
keluhannya, tapi cuma sebentar, setelah itu balik lagi. Sampai nangis
kakak saya kadang nahan sakit dok.
DM
DM
: Hilang sih. Tapi balik lagi sakitnya setelah minum obat. Begitu terus
makanya saya ke sini.
DM
DM
: Selain obat obatan yang diberikan dokter untuk maag, ibuk ada
konsumsi obat lain untuk mengurangi keluhannya?
: Tidak ada.
DM
: (pasien diam)
AP
DM
: Selama sakit apa saja yang ibu lakukan di rumah? Masih bisa bekerja,
memasak, menyapu, menyuci piring?
DM
: Paling makan. Itu pun saya sudah ga nafsu makan lagi semanjak sakit,
tiap mau makan nanti kalau benjolannya naik rasa mau muntah. Kalau
tidak makan ya istirahat tidur-tiduran. Tapi saya juga ga bisa tidur
nyenyak, malah kadang ga bisa tidur.
AP
: Padahal dulu sebelum sakit kakak saya masih motong karet loh dok
bekerja. Tapi inilah semenjak sakit sudah ga bisa lagi, jangankan
motong karet, tugas di rumah saja sudah tidak bisa karena sakitnya.
DM
: Jadi ibu dulu pekerjaannya memotong karet? Sudah sejak kapan ibuk
tidak memotong karet lagi buk?
DM
: Anak saya yang sudah menikah dok. Kan dia tinggal di rumah saya
juga.
DM
: Ibuk tadi katanya ga bisa tidur. Coba ibuk ceritakan ga bisa tidurnya
bagaimana?
: Yah saya ga bisa tidur dok, kalaupun tidur ga nyenyak, gelisah terus.
DM
: Gelisah aja dok. Karna menahan sakit mungkin. Tapi kadang saya juga
ada merasa takut juga dok.
DM
: Saya takut aja nanti waktu tidur benjolannya naik lagi dok, takut saya
nanti keluhannya muncul lagi dok.
DM
: Tapi kalau pengalaman aneh seperti dengar suara-suara yang orang lain
ga dengar ibuk ga pernah kan?
DM
DM
: Saat tidak bisa tidur itu bagaimana perasaan ibuk? Ada perasaan sedih
atau cemas?
: Tidak ada dok. Yang jelas saya gelisah aja dok kadang takut.
DM
DM
: Anak pertama saya yang perempuan sudah dok. Anak kedua belum dok,
baru tamat MAN itu pun dia disuruh kuliah tidak mau, disuruh bekerja
tidak mau.
DM
DM
: Kan bekerja juga motong karet itu buk. Memangnya ibuk mau anaknya
bekerja yang seperti apa?
: Saya maunya anak saya kuliah dok, bekerja ya yang lain. Tapi dia tidak
mau dengar.
DM
: Ya begitulah dok, padahal kalau dia mau saya mau aja mencari biaya
kuliahnya.
DM
: Gatau lah dok, banyak pikiran saya. Suami saya juga marah marah aja
di rumah.
DM
: Biasanya marah-marah juga sih dok. Tapi mungkin karena saya sakit
sakitan jadi lebih sensitif dok.
DM
: Tidak ada
DM
DM
DM
: Sebelum tiga bulan ini ibuk ada sakit kepala atau terbentur, atau sering
pusing?
DM
: Ibuk tahu atau tidak dulu waktu ibu dilahirkan persalinannya dibantu
bidan atau dukun atau dokter? Ada masalah setau ibuk dulu sewaktu ibu
dilahirkan?
: Dibantu dukun beranak dok, Kalau itu saya ga ingat lagi dok, tapi setau
saya tidak ada masalah waktu saya lahir.
DM
: Ibuk I, dulu Ibuk R waktu masih kecil atau remaja sampai sudah
menikah sebelum sakit orangnya gimana? Pendiam atau periang, pandai
bergaul tidak?
AP
: Kakak saya orangnya ya biasa aja dok, bergaul kok sama orang orang
dekat rumah, ga pendiam, dari kecil seperti itu. Karena sakit ini aja jadi
jarang keluar rumah dok.
DM
: Saya tidak tamat SD dok, tidak ada uang dulu dok. Makanya saya
maunya anak saya sekolah.
DM
DM
AP
: Iya dok, kami di rumah baik baik aja tidak ada masalah.
DM
: Baik ibuk R, kita lanjut ya buk, ibuk tau siapa wakil presiden kita?
DM
: Sekarang ibuk coba 100-7 berapa setelah itu kurang lagi tujuh sampai
saya bilang berhenti ya.
DM
: Sudah buk. Ibuk tau sekarang kita lagi dimana? Saya siapa?
DM
: Selasa dok, tanggal berapa ya, saya jarang ingat tanggal, yang jelas
bulan Juni dok.
DM
DM
DM
:Baik buk, ibu silahkan tunggu namanya dipanggil di tempat tadi ya.
Terimakasih buk.
: Terimakasih dok.
Keterangan:
DM
: Dokter muda
: Pasien
AP
: Adik Pasien
: Kooperatif
: Eutimik
b. Afek
: Luas
c. Keserasian : Serasi
d. Empati
: Dapat dirabarasakan.
III. PEMBICARAAN
Menjawab sesuai pertanyaan namun agak lambat dan dengan suara yang agak
pelan.
IV. Gangguan Persepsi : Halusinasi (-), depersonalisasi (-)
V. PIKIRAN
a. Proses pikir
: Logis
: Waham (-)
c. Daya ingat
: Baik
: Baik
: Baik
f. Kemampuan Visuospasial
: Baik
g. Pikiran Abstrak
: Baik
: Baik
11
ANJURAN TERAPI
o Psikoterapi
-
dipendam sendiri.
Pasien sebaiknya lebih sabra dalam menghadapi penyakitnya, karena
penyakit dari Allah, dan Allah lah satu satunya yang bisa menyembuhkan
penyakitnya.
o Psikofarmaka
Amitriptyline 25 mg 1 dd
Clobazam 10 mg 2 dd
Neurodex 1 dd 1
PROGNOSIS
Dubia et Bonam.
12