O leh :
Ana Nurrida 2011730003
Pembimbing :
dr. Hj. Hasri Darni, Sp.M
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tanggal Pemeriksaan
: 21 Agustus 2015
KELUHAN UTAMA
Mata kanan merah dan nyeri setelah terkena soda api
RPD
RPK
Riwayat
Pengobatan
Riwayat
Psikososial
Riwayat
Alergi
Status generalis
-
Ke a d a a n u m u m : t a m p a k s a k i t s e da n g
- Ke s a d a r a n
: compos mentis
OD
OS
6/12
Visus
6/6
Ortoforia
Ortoforia
Palpebra
Konjungtiva tarsalis
superior
Konjungtiva bulbi
Konjungtiva tarsalis
inferior
Kornea
OD
OS
COA
Iris
Pupil
Jernih
Lensa
Jernih
Tidak dilakukan
Vitreus humor
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Funduskopi
Tidak dilakukan
RESUME
Diagnosis
Diagnosa kerja : Trauma kimia basa OD e.c soda
api (NaOH)
Anamnesis :
Riwayat terpajan zat kimia (cairan soda api basa)
Mata merah, nyeri, pandangan buram, fotofobia, lakrimasi, sensasi benda
asing
Pemeriksaan Oftalmologi:
Penurunan tajam penglihatan (VOD: 6/12)
Konjungtiva hiperemis belum iskemik
Combutio palpebra OD
Injeksi siliar OD
Kornea agak keruh OD
Penatalaksanaan
Di Poliklinik :
Irigasi dengan
larutan garam fisiologik
(NaCl)
Medikamentosa :
Antibiotik topikal
Antibiotik tetes mata
Edukasi
Jangan mengucek mata
Gunakan alat pelindung mata jika bekerja
dengan bahan-bahan kimia berbahaya
Pemeriksaan Anjuran
Pemeriksaan pH bola mata secara berkala dengan
kertas lakmus.
Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau
slit lamp bertujuan untuk mengetahui lokasi luka.
Pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek
Pemeriksaan tonometri untuk mengetahui tekanan
intraocular
Tes fl uorescein untuk membuktikan defek epitel
kornea
Prognosis
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad vitam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Trauma kimia basa okuli adalah trauma okuli yang
diakibatkan oleh zat basa dengan pH > 7 yang dapat
menyebabkan kerusakan struktur bola mata
Tingkat keparahan trauma dikaitkan dengan jenis,
volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat
penetrasi dari zat kimia tersebut
Etiologi
NH3
NaOH
Ca(OH)2
KOH
Klasifikasi
Menurut klasifi kasi Thoft, trauma basa dapat dibedakan
menjadi :
Derajat 1 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai dengan
keratitis pungtata
Derajat 2 : terjadi hiperemi konjungtiva disertai hilangnya
epitel kornea
Derajat 3 : terjadi hiperemi disertai dengan nekrosis
konjungtiva dan lepasnya epitel kornea
Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%
Tatalaksana
Secepatnya lakukan irigasi dengan
garam fi siologik, sebaiknya irigasi
dilakukan selama mungkin. Bila
mungkin irigasi dilakukan paling sedikit
60 menit setelah trauma. Penderita
diberi sikloplegia, antibiotika, EDTA
untuk mengikat basa.
Tatalaksana
Medikamentosa :
Steroid : untuk mengurangi infl amasi dan infi ltrasi
neutrofi l
Siklopegik : untuk mengistirahatkan iris, mencegah
iritis dan sinekia posterior
Beta blocker/carbonic anhidrase : menurunkan
tekanan intraokular
Antibiotik : mencegah infeksi kuman oportunis
Komplikasi
Simblefaron
Kekeruhan kornea
Glaukoma sekunder
Katarak traumatik
Entropion dan ftisis bulbi
Daftar Pustaka
Ilyas, S. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
J.Kanski & Bowling. 2011. Clinical Opthalmology :
A Systemic Approach. 7th Edition. United
Kingdom : Elsevier.
Perdami.2006. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter
Umum & Mahasiswa Kedokteran. Perdami
Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum,
Jakarta: EGC.