Anda di halaman 1dari 31

REFRESHING

MATA MERAH DENGAN VISUS


MENURUN

Oleh : Ana Nurrida


Pembimbing : dr. Hj Hasri SP.M

KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA RSIJ PONDOK KOPI


2015

MATA MERAH DENGAN VISUS


MENURUN

Mata merah visus menurun merupakan mata


merah akibat melebarnya pembuluh darah
konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata
akut, sehingga menyebabkan penurunan
ketajaman penglihatan

1. KERATITIS
Infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut
lapisan kornea yang terkena; yaitu keratitis superfisialis apabila
mengenai lapisan epitel atau Bowman dan keratitis profunda atau
keratitis interstisialis yang mengenai lapisan stroma
Etiologi : berkurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi
obat topikal, reaksi terhadap konjungtivitis menahun

Gejala : mata merah, rasa silau, merasa kelilipan, penurunan tajam


penglihatan

KERATITIS PUNGTATA

Keratitis pada kelenjar Bowman dengan


adanya
infiltrat
Keratitis
Pungtata
berbentuk bercak halus pada permukaanSuperfisialis
kornea
Keratitis Pungtata

Dapat terjadi pada akne rosasea, herpes simpleks, herpes


Keratitis Pungtata
Subepitel

zoster, blefaritis neuroparalitik, infeksi virus,


vaksinia,
Subepitel
trakoma, trauma radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmos,
keracunan obat seperti neomisin, tobramisin, dll

KERATITIS MARGINALIS

Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea


sejajar dengan limbus.

Bila tidak diobati dapat menyebabkan tukak pada


kornea.

Biasanya bersifat rekuren dengan adanya Streptococcus


pneumonia, Hemophilus aegepty, Moraxella lacunata, dan
Esrichia.

Gejala : mengeluh sakit seperti kelilipan, keluar banyak air


mata, sakit, dengan fotofobia berat.

Pengobatan : antibiotika, steroid dosis ringan, vitamin B dan C


dosis tinggi.

KERATITIS INTERSTISIAL
(PARENKIMATOSA)

Keratitis ini terjadi pada jaringan kornea yang lebih dalam,


merupakan keratitis nonsupuratif profunda yang disertai dengan
neovaskularisasi.

Keluhan : fotofobia, keluar banyak air mata, dan penurunan


visus. Kelainan ini biasanya bilateral. Pada kornea keruh,
sehingga iris susah dilihat.

Terdapat injeksi siliar disertai pembuluh darah ke arah dalam


sehingga memberikan gambaran merah pucat salmon patch.

Pada keratitis akibat sifilis akan ditemukan trias Hutchinson,


sadlenose, dan serologik positif terhadap sifilis.

Pengobatan : antibiotik, antijamur dan antivirus. Pada keratitis


diberikan berupa tetes mata atropin untuk mencegah sinekia.

KERATITIS BAKTERIAL

Etiologi : Staphilococccus, Pseudomonas, Hemophilus,


Streptococcus, dan enterobacteriacea
Faktor predisposisi : penggunaan kontak lens, trauma,
kontaminasi obat tetes.
Gejala : kelopak mata lengket setiap bangun pagi, mata
silau, merah, berair, dan penglihatan berkurang
Terapi gram (-)
rods

Terapi gram (-)


coccus

Terapi gram (+)


rods

Tobramisin

Ceftriaxone

Cafazoline

Ceftazidime

Ceftazidime

Vancomycin

Flouroquinolon

Moxifloxacin/
gatifloxacin

Moxifloxacin/
gatifloxacin

KERATITIS JAMUR

Adanya trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan


bagian tumbuh-tumbuhan.
Etiologi : Fusarium, filamentous, yeast, candida,
aspergillus.
Gejala : sakit mata hebat, berair, penglihatan menurun
dan silau.
Pemfis : terlihat infiltrat kelabu, disertai hipopion,
peradangan, ulserasi superfisial dan lesi satelit yang
terletak dalam stroma, disertai cincin endotel dengan plak
yang tampak bercabang.
Diagnosis dibuat dengan preparat KOH10% terhadap
kerokan kornea menunjukkan adanya hifa
Pengobatan : natamisin 5%, amphoterisin B 0,15-0,30%,
ketokonazol sistemik ( 200-600 mg/hari)

KERATITIS VIRUS

1. KERATITIS HERPES
SIMPLEKS

Bentuk infeksi keratitis herpes simpleks dibagi dalam 2


bentuk yaitu epitelial dan stromal
Epithelial akan mengakibatkan kerusakan sel epitel dan
membentuk ulkus kornea superfisialis
Stromal terjadi reaksi imunologik tubuh terhadap virus
yang menyerang reaksi antigen-antibodi yang menarik sel
radang ke dalam stroma.
Gejala : sensasi tidak nyaman, mata merah, foto fobia,
mata berair, penurunan tajam penglihatan
Pengobatan : Triffluorotimidin (TFT) 1% diberikan tiap 4
jam, acyclovir salep 3% diberikan tiap 4 jam.

2. KERATITIS HERPES
ZOOSTER

Gejala : rasa sakit pada daerah yang terkena,


pengelihatan berkurang, mata merah, rasa lelah, demam,
malaise, nyeri kepala
Pemfis : vesikel dan infiltrat pada kornea
Pemberian asiklovir oral maupun topikal; bila disertai
infeksi sekunder bakterial dapat diberikan antibiotik.
Dapat diberikan pula neurotropik, serta dapat dibantu
dengan vitamin C dosis tinggi.

KERATITIS
DIMMER/NUMULARIS

Terdapat Infiltrat bundar berkelompok dan tepinya


berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo

Keratitis ini berjalan lambat, sering kali unilateral dan


pada umumnya didapatkan pada petani yang bekerja di
sawah.
Secara subjektif, pasien mengeluh silau.
Secara objektif, mata yang terserang tampak merah
karena injeksi siliar, disertai lakrimasi.

Pemberian kortikosteroid lokal memberikan hasil yang baik


yaitu hilangnya tanda-tanda radang dan lakrimasi tetapi
penyerapan infiltrat terjadi dalam waktu yang lama, dapat
1-2 tahun

KERATITIS
FILAMENTOSA

Adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada


permukaan kornea, gambaran khusus berupa filamen
epitel halus.

Gejala : rasa kelilipan, sakit, mata merah, silau,


blefarospasme, dan epifora.

Pengobatan dengan larutasn hipertonik NaCl 5%, air mata


hipertonik.

KERATITIS FLIKTEN

Flikten adalah benjolan berwarna putih keabuan berdiameter


2-3 mm pada limbus, dapat berjumlah 1 atau lebih. Pada
flikten terjadi penimbunan sel limfoid, dan ditemukan sel
eosinofil serta mempunyai kecenderungan untuk menyerang
kornea.
Gejala : penderita terdapat benjolan putih keabuan di
pinggiran mata yang hitam. Apabila jaringan kornea terkena,
maka mata berair, silau, dan dapat disertai rasa sakit dan
penglihatan kabur.
Tatalaksana : steroid akan memberikan hasil yang

KERATITIS
NEUROPARALITIK

Akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terjadi


kekeruhan korna yang tidak sensitif disertai kekeringan
kornea
Gejala : tajam penglihatan menurun, silau dan tidak nyeri,
mata jarang mengedip, injeksi siliar, permukaan kornea
keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea
Pengobatan : air mata buatan dan salep

KERATITIS
LAGOFTALMOS

Akibat mata tidak dapat menutup sempurna, sehingga


kornea menjadi kering dan mudah mengalami trauma dan
infeksi
Dapat disebabkan oleh tarikan jaringan parut pada tepi
kelopa, eksoftalmos, parese Nervus VII, atoni orbikularis
okuli, dan proptosis karena tiroid
Pengobatan : air mata buatan dan salep untuk cegah
infeksi

KERATOKONJUNGTIVITIS
SIKA

Keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva


Etiologi : defisiensi komponen lemak air mata, kelenjar air
mata, komponen musin, penguapan berlebihan (keratitis
lagoftalmos dan neuroparalitik, tinggal di gurun), parut
pada kornea

2. TUKAK (ULKUS)
KORNEA
TUKAK (ULKUS)
MARGINAL

Peradangan kornea bagian perifer, biasanya karena alergi,


toksik, infeksi, dan penyakit kolagen vaskular
Etiologi : S. pneumoniae, H. aegepty, M. lacunata,
Escherichia
Gejala : penurunan visus disertai rasa sakit, fotofobia,
lakrimasi, blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat
Pengobatan : antibiotik dengan steroid lokal dan vit B dan
C dosis tinggi

TUKAK (ULKUS)
SENTRAL

Etiologi :
Bakteri : pseudomonas, pneumokokus, moraxella
liquefaciens, klebsiela pneumoni, E. coli, Proteus
Virus : Herpes simplex dan zooster
Jamur : candida albicans, fusarium solani, sefalosporum,
aspergilus

ULKUS MOOREN

Ulkus menahun superfisial yang dimulai dari tepi


korneadan progresif tanpa kecenderungan perforasi atau
hipopion
Lambat laun akan mengenai seluruh kornea
Dapat menghancurkan membran bowman dan stroma
Tatalaksana : steroid, antibiotika, antivirus, anti jamur,
pembedahan keratektomi

Diagnosis Banding Ulkus Kornea

Kondisi

Bakteri/jamur

Virus

Sakit

Tak ada sampai


hebat

Rasa benda asing

Fotofobia

Bervariasi

Sedang

Visus

Biasanya menurun
mencolok

Menurun ringan

Infeksi okular

Difus

Ringan - sedang

3. UVEITIS

Radang uvea hanya pada iris


iritis
Bagian tengah uvea
siklitis
Iritis disertai siklitis uveitis anterior
Badan koroid
koroiditis

UVEITIS ANTERIOR

Peradangan mengenai iris dan jaringan badan siliar,


biasanya unilateral dengan onset akut
Gejala : mata sakit, merah, fotofobia, penglihatan turun
ringan dengan mata berair,

UVEITIS POSTERIOR/
KOROIDITIS

Terdapat beberapa bentuk :


Koroiditis anterior : radang koroid perifer
Koroiditis areolar : bermula di daerah makula lutea dan
menyebar ke perifer
Koroiditis difusa/diseminata : tersebar di seluruh fundus
okuli
Koroiditis eksudatif : disertai bercak-bercak eksudat
Gejala : penglihatan buram, vitreous keruh, tidak sakit dan
fotofobia, infiltrat dalam retina dan koroid, edema papil,
perdarahan retina
Disebabkan oleh trauma, pasca bedah, infeksi (TBC, sifilis,
toksoplasma), penyakit autoimun

4. ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis bakteri
Etiologi : streptococcus,
pneumococcus,
Endoftalmitis
merupakanstaphylococcus,
peradangan berat
dalam bola
pseudomonas,
sp.
mata,
biasanya bacillus
akibat infeksi
setelah trauma atau bedah,
atau
Gejala
: rasa sakit
hebat,
palpebra hiperemis, udem, dan
endogen
akibat
sepsis
sulit dibuka,
konjungtiva
hiperemis,
Berbentuk
radang
supuratif
di dalamkornea
ronggakeruh,
mata COA
dan
keruh kadang
disertai hipopion
struktur
di dalamnya
Penyebab : kuman atau jamur yang masuk bersama
Endoftalmitis
jamur
trauma tembus
(eksogen) atau sistemik melalui pembuluh
darah
Etiologi
: aktinomises, aspergillus, phitomikosis sporothrix
(endogen)
Gejala : mata merah dan sakit, masa inkubasi 14 hari

Pengobatan: Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2


gram/hari dan kloramfenikol 3 gram/hari.

Antibiotik yang sesuai untuk kausa bila kuman adalah


stafilokok, basitrasin (topikal), metisilin (subkojuntiva)

pnemokokus, streptokokus dan stafilokokus - penisilin G


(top, subkonj)

Neiseria - penisilin G (top. Subkonj)

Pseudomonas diobati dengan gentamisin; tobramisin dan


karbesilin (top. Subkonj)

Jamur diobati dengan Amphoterisin B 150 mikrogram sub


konjungtiva, Natamycin, Miconazole

5. GLAUKOMA AKUT

Glaukoma sudut tertutup akut, ditandai dengan peningkatan


TIO secara mendadak, terjadi pada usia > 40 tahun

GEJALA KLINIK :

A. Stadium I (prodormal) :
halo (melihat seperti ada pelangi)
sakit kepala ringan
gangguan akomodasi

Objektif :
injeksio perikorneal ringan
kornea edema
COA dangkal
pupil mid dilatasi

B. Stadium II (fase akut kongestif):


sakit kepala hebat
mual & muntah
visus menurun
Objektif :
palpebra edema
konjungtiva kemosis
kornea edema
COA dangkal
Iris kripte (-)
Pupil mid dilatasi, reflex cahaya
Sinekia anterior Iris melengket ke kornea
Glaukoma Flecken bercak iris pada lensa
TIO > 50 mmHg

C. Stadium Kongestif Kronik :


- unkontrol
- visus jelek
- tanda kongestif
- TIO < 45 mmHg

Tatalaksana

Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit disusul setiap 1


jam selama 1 hari

Asetazolamid IV 500 mg, disusul 250 mg tablet setiap 4


jam setelah keluhan mual hilang

Timolol : menurunkan prod. HA

Manitol IV 1,5-2 mg/kgBB dalam larutan 20%

DIAGNOSIS BANDING GLAUKOMA, UVEITIS,


DAN KERATITIS
Gejala
subjektif

Glaukoma akut Uveitis akut

Keratitis akut

Injeksi siliar

++

+++

Injeksi
konjungtiva

++

++

++

Kekeruhan
kornea

+++

+/+++

Midriasis non
reaktif

Meiosis
iregular

Normal/meiosi
s

Dangkal

Normal

Normal

Tinggi

Rendah

Normal

Kelainan pupil
Kedalaman
BMD
TIO

Anda mungkin juga menyukai