Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

FARINGITIS KRONIK

Suharfina Nur Arifani


16 20 777 14 413

Pembimbing : dr. Bastiana, M.Kes, Sp. THT-KL


IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F
Usia : 59 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Menikah
Tanggal pemeriksaan : 16 Februari 2023
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri menelan

Anamnesis :

Seorang pasien perempuan berusia 59 tahun datang ke poli RSU. Anutapura Palu dengan keluhan nyeri

saat menelan sejak + 3 hari terakhir, keluhan dirasakan hampir setiap hari. Pasien pernah mengalami keluhan

yang sama sebelumnya. Keluhan disertai batuk (+), dahak di tenggorokan (+) , terasa seperti ada sesuatu di

tenggorokan (+), demam (-), sulit menelan (-), suara serak(-), flu (-). Pasien juga mengeluhkan kering pada

tenggorokan. Alergi terhadap obat dan makanan tertentu (-). Riwayat keluarga memiliki keluhan yang sama (-)

Keluhan pada telinga dan hidung disangkal.


Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum : Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital
o TD : 130/80 mmHg
o Nadi : 94x/menit
o Pernapasan : 20x/menit
o Suhu Axilla : 36,6⁰C
• Status Generalis : Regio kepala, thoraks, abdomen dan
ekstremitas dalam batas normal
Pemeriksaan fisik THT-KL
Pemeriksaan telinga

Daun Telinga Kanan Kiri


Bentuk Normotia Normotia
Ukuran Normal Normal
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Infeksi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada

Depan Telinga Kanan Kiri


Abses/fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan telinga
BELAKANG TELINGA KANAN KIRI

Abses/fistel Tidak ada Tidak ada


Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada

LIANG TELINGA KANAN KIRI


LUAR
Sama dengan Sama dengan
Warna
daerah sekitar daerah sekitar
Edem Tidak ada Tidak ada
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Serumen Minimal Minimal
Pemeriksaan telinga

SELAPUT GENDANG KANAN KIRI


Permukaan Intak Intak
Warna Putih Keabuan Putih Keabuan
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Cahaya Arah jam 5 Arah jam 7

TELINGAN TENGAH KANAN KIRI


(bila ada perforasi)
Mukosa Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Promontorium Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Sekret (sifat) Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Pemeriksaan hidung
BAGIAN HIDUNG KANAN KIRI
LUAR
Bentuk Normal Normal
Kelainan Kulit Tidak ada Tidak ada
Kolumella Normal Normal
Nares anterior Normal Normal
Fossa kanina Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Dinding media Normal Normal

BAGIAN HIDUNG KANAN KIRI


DALAM
Vestibulum Normal Normal

Dasar Rongga Hidung

Sekret Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada


Pemeriksaan hidung (dinding lateral)
MEATUS NASI KANAN KIRI
INFERIOR
Polip Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada

KONKA INFERIOR KANAN KIRI


Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Permukaan Licin Licin
Ukuran Normal Normal
Pemeriksaan hidung (dinding lateral)
MEATUS NASI KANAN KIRI
MEDIA
Polip Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada

KONKA MEDIA KANAN KIRI


Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Permukaan Licin Licin
Ukuran Normal Normal
Pemeriksaan hidung
Dinding Belakang
(Rhinoskopi Posterior)
HASIL
Dinding Media Koana Tidak dievaluasi
Rongga Hidung Palatum Molle Tidak dievaluasi
Ujung Post. Konka inferior Tidak dievaluasi
HASIL
Ujung post. Konka media Tidak dievaluasi
Warna Hiperemis (-)
Meatus nasi media Tidak dievaluasi
Permukaan (deviasi) Deviasi cavum nasi (-)
Edema Tidak ada Ostium tubae Tidak dievaluasi
Torus tubarius Tidak dievaluasi
Ekskoriasis (-)
Perforasi Tidak ada Fossa rosenmuler Tidak dievaluasi
Tonsil tubaria Tidak dievaluasi
Adenoid Tidak dievaluasi
Pemeriksaan hidung

Sinus Paranasalis

Kanan Kiri
Nyeri tekanan Tidak ada Tidak ada
Transiluminasi Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Pemeriksaan gigi dan mulut
PEMERIKSAAN HASIL
GIGI
Karies Tidak ada
Abses Tidak ada
Gusi Normal

PEMERIKSAAN HASIL
MULUT
Abses / Fistel Tidak ada
Sikatriks Tidak ada
Nyeri Tekan Tidak ada
Pemeriksaan kerongkongan (orofaring)
Dinding KANAN KIRI
Dorsal
Mukosa Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Granula Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Post Nasal Drips Tidak ada Tidak ada

Dinding KANAN KIRI


Lateral
Lateral Band Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan kerongkongan (orofaring)
Kanan Kiri
Isthnius fauleum Normal Normal
Areus anterior Normal Normal
Areus posterior Normal Normal
Tonsil Kanan Kiri
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Pembesaran Tidak ada (T1) Tidak ada (T1)
Detritus Tidak ada Tidak ada
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
perlengketan Tidak ada Tidak ada

Hipofaring Hasil
Fossa piriformis Tidak dievaluasi
Vallekula Tidak dievaluasi
Radiks lingua Tidak dievaluasi
Pemeriksaan tenggorokan
TENGGOROKAN HASIL
Epiglotis Tidak dievaluasi
Aritenoid Tidak dievaluasi
Plika vicalis Tidak dievaluasi
Subglotis Tidak dievaluasi
Trakea Tidak dievaluasi
Kelainan motorik Tidak dievaluasi
Pemeriksaan lainnya

Hasil
Kelenjar limfe regional Tidak ada pembesaran
Kelainan lain Tidak ada
Resume
• perempuan berusia 59 tahun

• keluhan odinofagia sejak + 3 hari terakhir, dirasakan hampir setiap hari.

• pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.

• batuk (+)

• dahak di tenggorokan(+)

• ada sesuatu di tenggorokan (+)

• kering pada tenggorokan.

• Tanda vital dalam batas normal .

• Pada pemeriksaan faringoskopi : mukosa hiperemis(+), jaringan granula hipertrofi (+), lateral band hipertrofi (+).
Foto
Klinis
Diagnosis

Faringitis kronik
Diagnosis banding

 Faringitis kronik atrofika


 Faringitis akut ec bacterial
 Faringitis akut ec viral
 Laringopharyngeal reflux
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa :

1. Hindari merokok, minuman alkohol,


makanan pedas/berminyak
Medikmentosa :
2. Pasien dianjurkan untuk berkumur-kumur
Cefadroxil 500 mg 2x1
dengan menggunakan air hangat atau antiseptic
Methyl prednisolone 4 mg 3x1
3. Pasien diinformasikan untuk minum obat
secara teratur, dan kontrol apabila obat habis. Ambroxol 30 mg 3x1
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
Quo ad fungtionam : Dubia ad Bonam
PEMBAHASAN
Definisi

Faringitis kronik adalah kondisi inflamasi dalam waktu yg lama


pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya.

Terdapat 2 bentuk faringitis kronik yaitu faringitis kronis


hiperplastik dan atropi.
Faktor Predisposisi

1. Iritasi kronik

2. Rhinitis kronik

3. Sinusitis

4. Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan debu


Patofisiologi

Iritasi kronik seperti oleh Kelenjar limfe di bawah


rokok,minuman alkohol, mukosa faring, lateral band
makanan pedas/berminyak hiperplasi

Terjadi perubahan mukosa


dinding posterior faring
Gejala klinis

 Rasa tidak nyaman atau nyeri di tenggorokan

 Rasa mengganjal pada tenggorokan

 Tidak dapat berbicara lama dikarenakan nyeri

 Batuk
Diagnosis

a. Anamnesis : Didapatkan gejala seperti nyeri menelan, batuk, dahak

di tenggorokan, terasa seperti ada sesuatu di tenggorokan

b. Pemeriksan fisik : Pemeriksaan faringoskopi didapatkan mukosa

hiperemis(+), jaringan granula hipertrofi (+), lateral band

hipertrofi(+)
Penatalaksanaan

a. Faktor-faktor penyebab harus dihindari seperti iritasi kronik, polusi udara,

rhinitis kronik, sinusitis

b. Kumur dengan larutan saline hangat pada pagi hari dapat meredakan rasa

nyeri di tenggorokan

c. Kauter granulasi limfoid disarankan. Tenggorokan disemprot dengan anestesi

lokal dan jaringan granulasi diberi perak nitrat 10-25%. Elektrokauter atau

diathermy nodul mungkin memerlukan anestesi umum


Komplikasi

 Sinusitis

 Otitis media

 Abses retrofaring

 Epiglotitis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai