Anda di halaman 1dari 29

LARINGOSKOPI INDIRECT

(DOPS)
Gita Cahaya 1718012115
Vonisya Mutia 1718012138

Pembimbing:
dr. Mukhlis Imanto, M.Kes, Sp. THT-KL

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek
2019
Ilustrasi Kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. D
Umur : 23 Tahun
Berat Badan : 55 kg
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Jawa
Status : Belum Menikah
Anamnesis

Keluhan Utama :

• Suara serak sejak 3 hari yang lalu

Keluhan Tambahan:

• Nyeri saat menelan dan berbicara,


demam, batuk.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan suara serak sejak 3 hari yang
lalu. Suara serak semakin hari semakin memberat. Pasien
mengatakan sebelum suara serak terdapat adanya batuk
pilek, namun pilek membaik setelah pasien istirahat akan
tetapi keluhan batuk masih ada. Batuk dirasakan sejak 5 hari
yang lalu, awalnya batuk kering namun lama kelamaan batuk
menjadi berdahak, dahak berwarna putih dan tidak terdapat
bercak darah. Batuk tidak diperberat pada pagi, siang atau
malam hari.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada tenggorakan ketika
berbicara dan menelan serta rasa mengganjal di
tenggorokan. Pasien juga merasakan adanya demam naik
turun selama 3 hari. Pasien menyangkal adanya riwayat
mual, muntah dan rasa terbakar pada daerah dada.
Riwayat terpukul pada bagian leher sebelumnya disangkal.
Keluhan lain seperti, hidung tersumbat, sesak/sulit
bernapas disangkal. Pasien belum pernah mengobati
keluhan ini. Pasien mengatakan keluhan ini baru pertama
kali dirasakan.
Riwayat penyakit dahulu
Keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat alergi dan asma disangkal

Riwayat penyakit keluarga


Keluhan serupa (-) Alergi (-) Hipertensi (-), DM (-)

Riwayat pribadi
Merokok (+) Olahraga jarang Minum es (+) Pasien sering
memakai suara keras
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis Kepala


• KU : Baik
• Kesadaran : Compos mentis Ekstremitas Mata
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/ menit Dalam
• RR : 20 x/ menit batas
• Suhu : 37,6 °C normal
• BB : 55 Kg Abdomen Leher
• TB : 160 cm
Thorax
Status lokalis telinga
KANAN TELINGA LUAR KIRI
Normotia Bentuk telinga luar Normotia
Normal, nyeri tarik (-), Daun telinga Normal, nyeri tarik (-),
warna kulit sama dengan warna kulit sama dengan
sekitarnya sekitarnya
Warna kulit sama dengan Preaurikular Warna kulit sama dengan
sekitar, nyeri tekan (-), fistel sekitar, nyeri tekan (-), fistel
(-), abses (-) (-), abses (-)

Normal, nyeri tekan (-), Retroaurikular Normal, nyeri tekan (-),


tidak ada benjolan tidak ada benjolan

Tidak ada Nyeri tekan tragus Tidak ada


Tidak ada Tumor Tidak ada
KANAN LIANG TELINGA KIRI
Lapang, furunkel (-), Lapang/Sempit Sempit, furunkel (-),
edem (-) edem (-)
Hiperemis (-) Warna Epidermis Hiperemis (-)
Tidak ada Sekret Tidak ada

Minimal Serumen Minimal


Tidak ditemukan Kelainan Lain Tidak ditemukan

KANAN MEMBRAN TIMPANI KIRI


Intak Bentuk Intak
Putih mutiara Warna Putih mutiara
(+) arah jam 5 Reflek Cahaya (+) arah jam 7
Tidak ditemukan Perforasi Tidak ditemukan
Retraksi (-), buldging (-) Kelainan Lain Retraksi (-), Bulging (-)
10
Hidung
KANAN HIDUNG LUAR KIRI
Warna sama dengan Kulit Warna sama dengan
sekitarnya sekitarnya
Terletak di linea mediana Dorsum nasi Terletak di linea mediana
nasi nasi
Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri tekan, krepitasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
edema (-) Ala nasi edema (-)
Tidak ditemukan Nyeri tekan frontal Tidak ditemukan
Tidak ditemukan Nyeri tekan maksila Tidak ditemukan
Normal, tidak sempit, Nares anterior Normal, tidak sempit,
simetris simetris
Tidak ditemukan Tumor, fistel Tidak ditemukan
11
Rhinoskopi Anterior
Kanan Kiri
Lapang Cavum Nasi Lapang
Tidak ditemukan Sekret Tidak ditemukan
Tidak berbau Bau Tidak berbau
Normotrofi, warna sesuai Konka Inferior Normotrofi, warna sesuai
warna kulit warna kulit
Sulit dinilai Konka Media Sulit dinilai
Deviasi (-) Septum Nasi Deviasi (-)
Tidak ditemukan Krista, abses, massa Tidak ditemukan

Rhinoskopi Posterior : Tidak dilakukan pemeriksaan


Cavum oris Tonsil
Mukosa buccal Merah muda Dextra Sinistra
Gingiva Merah muda Ukuran T1 T1
Gigi geligi Karies (-) Permukaan Rata Rata
Palatum durum & molle Merah muda Warna Merah muda Merah muda
Lidah 2/3 anterior Merah muda Kripta Tidak Melebar Tidak Melebar
Detritus (-) (-)
Peritonsil Abses (-) Abses (-)
Orofaring
Arkus faring simetris, merah muda, hiperemis (-), oedem (-)
Palatum molle & durum merah muda
Dinding posterior orofaring merah muda, granulasi (-)
Laring (Laringoskopi indirek) Hiperemis (+), oedem (+), massa/nodul (-)
Diagnosis

Diagnosis Laringitis Faringitis LPR


Banding akut akut

Diagnosis Laringitis akut ec susp bakterial


Kerja infection
Tatalaksana
Non-Medikamentosa
1. Menganjurkan pasien untuk
beristirahat cukup Medikamentosa
2. Makan makanan bergizi dan hindari
Ambroxol tab 3x 30 mg
goreng-gorengan dan makanan
Dexamethason tab 2x0,5 mg
berminyak
Cefixime tab 2x200 mg
3. Minimalisir berbicara dan bersuara
selama 2-3 hari
4. Hindari asap rokok, debu, dan
polutan/tidak merokok
5. Kontrol ke poliklinik THT
PROGNOSIS

Quo ad vitam
bonam
Quo ad functionam
Dubia ad bonam

Quo ad sanationam
Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
LARING

Merupakan bagian terbawah


saluran nafas bagian atas
Menghubungkan faring dan
trakea
Setinggi vertebrae cervical
IV-VI
Dibentuk oleh kartilago,
ligamentum, otot, dan
membran mukosa
Fisiologi Laring
PROTEKSI
01 Mencegah agar makanan dan benda asing masuk kedalam trakea
dengan
Title of jalan
your first menutup adituslaring dan rimaglotis yang secara
part
Short bersamaan.
description here

RESPIRASI
02
pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima glotis, sedangkan
bila pCO2 tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis

FONASI
03
Dibantu dengan liran udara respirasi yang konstan dan adanya
interaksi antara udara dan pita suara
LARINGITIS AKUT
Definisi: Radang akut laring yang disebabkan oleh infeksi
(biasanya bakteri dan virus) atau non infeksi
Etiologi
berlangsung kurang dari 3 minggu.
Virus Parainfluenza
influenza (tipe (tipe 1,2,3)
A dan B),

Rhinovirus Adenovirus

Haemofilus Branhamella
influenzae, catarrhalis

Streptococcus Staphylococcus
pneumoniae aureus

Streptococcus
pyogenes
Manifestasi Klinis
Nyeri tenggorok dan telinga.
Kesulitan atau nyeri menelan
Gejala radang umum seperti demam, malaise
Obstruksi Jalan napas
Gejala commmon cold
Batuk
Perubahan atau kehilangan dari suara
Kesulitan dalam bernapas atau stridor.
LARINGOSKOPI INDIREK
a. Dilakukan menggunakan kaca laring (laryngeal mirror) atau flexible
fiberoptic endoscope.
b. Laringoskopi dapat mengidentifikasi kelainan-kelainan laring dan faring baik
akut maupun kronis, benigna atau maligna

Syarat yang harus dipenuhi:

Diperlukan tempat luas untuk cermin


Diperlukan jalan yang lebar untuk cahaya
dan tidak boleh ditutup uvula sehingga
yang dipantulkan oleh cermin dari faring
penderita diminta bernafas dari mulut
ke laring sehingga lidah harus
agar uvula bergerak keatas dengan
dikeluarkan agar pangkal lidah yang
sendirinya dan menutup jalan ke
menutup jalan itu bergerak ke ventral
nasofaring
Your Date Here YOUR FOOTER HERE
INDIKASI LARINGOSKOPI
INDIREK

Batuk kronis Dyspnea Disfonia Stridor

Sakit tenggorokan
Disfagia Epistaksis Aspirasi
kronis

Kegawat daruratan:
Skrining karsinoma
angioderma, trauma
nasofaring
kepala-leher
Your Date Here
Cermin laring,
ukuran 4 (boies)
Lampu kepala Kasa steril
atau 5
(paparella)

Anestesi lokal
Lampu alkohol
Tongue spatula (semprotan atau
atau air panas
larutan kental)

ALAT DAN BAHAN


Prosedur Laringoskopi Indirek

Pasien duduk berhadapan dengan dokter, posisi pasien


sedikit lebih tinggi dibandingkan dokter

Tubuh pasien sedikit condong ke depan, dengan mulut


terbuka lebar dan lidah dijulurkan keluar, tutup lidah
dengan kasa steril lalu tarik dengan ibu jari dan jari tengah
tangan pemeriksa yang tidak dominan.

Minta pasien untuk tenang dan mengambil nafas secara


lambat dan dalam melalui mulut.
Prosedur Laringoskopi Indirek

Agar kaca laring tidak berkabut oleh nafas pasien,


hangatkan kaca laring sampai sedikit di atas suhu tubuh

Fokuskan sinar dari lampu kepala ke orofaring pasien.

Untuk mencegah timbulnya refleks muntah, arahkan


kaca laring ke dalam orofaring tanpa menyentuh
mukosa kavum oris, palatum molle atau dinding
posterior orofaring.
Your Date Here YOUR FOOTER HERE
26
Prosedur Laringoskopi Indirek

Putar kaca laring kearah bawah


sampai dapat melihat permukaan
mukosa laring dan hipofaring.

pada laringoskopi indirek, bayangan


laring dan faring terbalik: plika vokalis
kanan terlihat di sisi kiri kaca laring

Minta pasien untuk berkata


“aaaaaaa”, amati pergerakan plika
vokalis (true vocal cords) dan
kartilago arytenoid.
Plika vokalis akan memanjang dan
beraduksi sepanjang linea
mediana.

Amati gerakan pita suara (adakah


paresis, asimetris gerakan, vibrasi
dan atenuasi pita suara, granulasi,
nodul atau tumor pada pita suara).

Amati pula daerah glotis,


supraglotis dan subglotis.
Thank you
Insert your subtitle here

Anda mungkin juga menyukai