Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KASUS

Rhinoscleroma

Fikri Akbar Mustamar N 111 19 022


Nur Endang Sari N 111 19 055
Sintia Bahar N 111 19 067
Rani yati N Sapil N 111 19 012

PEMBIMBING : dr. Christian Lopo, Sp.THT-KL

Bagiah Ilmu Kesehatan THT-KL


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Palu
Identitas Pasien

•• Nama : TN. A

•• Umur : 55 Tahun

•• Jenis Kelamin : laki-laki

•• Agama : Islam

•• Pekerjaan :Wiraswasta
Anamnesis
 Keluhan Utama : Keluar darah pada hidung sebelah kanan
 Riwayat penyakit sekarang : Seorang pasien datang dengan keluhan keluar

darah dari hidung sebelah kanan sejak 3 hari SMRS. Awalnya tumbuh
benjolan yang tidak nyeri pada hidung sebelah kanan dan kemudian
perdarahan. Penurunan penciuman dirasakan karena adanya sumbatan pada
hidung sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan pusing dan lemas serta
kadang-kadang nyeri kepala. Keluhan bersin-bersin tidak didapatkan. Pasien
melakukan operasi dengan keluhan yang sama 2 bulan lalu di RS wahidin.
Keluhan pada telinga dan tenggorokan tidak didapatkan.
Anamnesis
 Riwayat Penyakit Sebelumnya : Pasien mempunyai riwayat keluhan yang
sama pada tahun 2008, 2009, kemudian kambuh kembali pada tahun 2019
dan 2020. Pasien telah melakukan operasi sebanyak 4 kali.

 Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga pasien tidak ada yang mengalami


keluhan yang sama.
Pemeriksaan Tanda Vital
Pada pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status gizi : kurang

Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/60
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 00C
PEMERIKSAAN TELINGA
Depan Kanan Kiri
Daun Kanan Kiri Telinga
Telinga

Bentuk Normotia Normotia


Abses/fistel Tidak Ada Tidak Ada
Ukuran Normal Normal

Sikatrix Tidak Ada Tidak Ada Sikatrix Tidak Ada Tidak Ada

Infeksi Tidak Ada Tidak Ada


Nyeri Tekan Tidak ada Tidak Ada
Tumor Tidak Ada Tidak Ada
PEMERIKSAAN TELINGA

Liang Kanan Kiri


Belakang Kanan Kiri telinga luar
Telinga
Warna Normal Normal

Abses/fistel Tidak Ada Tidak Ada Edema Tidak Ada Tidak Ada

Sekret Tidak Ada Tidak Ada


Tumor Tidak Ada Tidak Ada

Nyeri Tekan Tidak Ada Tidak Ada


Serumen Minimal Minimal
PEMERIKSAAN
OTOSKOPI
Gendang Kanan Kiri Telinga Kanan Kiri
Telinga tengah

Permukaan intak Intak

Mukosa Tidak di Tidak di


Warna Putih Putih evaluasi evaluasi
keabuan keabuan
Perforasi Tidak ada Tidak Ada Promontorium Tidak di Tidak di
evaluasi evaluasi

Pantulan Arah jam 5 Arah jam 7 Sekret Tidak di Tidak di


Cahaya evaluasi evaluasi
Pemeriksaan Hidung
Bagian Luar Hidung :
Kanan Kiri
Bentuk : Tumor Normal
Kelainan Kulit: Tampak hematoma Tidak Ada
Kolumella : Sulit dievaluasi Normal
Nares Anterior: Sulit evaluasi Normal
Fossa Kanina : Sulit dievaluasi Normal
Dinding Media: Sulit dievaluasi Normal
Pemeriksaan Hidung
B. Bagian Dalam
Kanan Kiri
-- Vestibulum Tampak Massa Intak
- Dasar Rongga Hidung
Secret: Sulit dievaluasi Minimal
Edema/Polip: Ada Tidak ditemukan
C. Dinding Lateral
- Meatus
Meatus Nasi
Nasi Inferior
Inferior
Polip : Sulit dievaluasi Tidak Ada
Edema:
Edema: Sulit
Sulit dievaluasi
dievaluasi Tidak
Tidak Ada
Ada
Secret: Sulit dievaluasi Minimal
- Konka Inferior Kanan Kiri
Warna:
Warna: Sulit
Sulit dievaluasi
dievaluasi Merah
Merah muda
muda
Secret: Sulit dievaluasi Minimal
Permukaan: Sulit dievaluasi Licin
Ukuran:
Ukuran: Sulit
Sulit dievaluasi
dievaluasi Normal
Normal
Pemeriksaan Hidung

D. Dinding Media Kanan Kiri


Warna : Sulit dievaluasi Merah Muda
Permukaan : Sulit dievaluasi Tidak Ada
Edema : Sulit dievaluasi Tidak Ada
Ekskoriasi : Sulit dievaluasi Tidak Ada
Perforasi : Sulit dievaluasi Tidak Ada
Pemeriksaan Hidung
E. Dinding Belakang (Rhinoskopi Posterior)
Koana : tidak dievaluasi
Palatum Mole : tidak dievaluasi
Ujung Post Konka Inferior : tidak dievaluasi
Ujung Post konka media : tidak dievaluasi
Meatus Nasi Media : tidak dievaluasi
Ostium Tubae : tidak dievaluasi
Torus Tubarius : tidak dievaluasi
Fossa Rossenmuler : tidak dievaluasi
Tonsil Tubaria : tidak dievaluasi
Adenoid : tidak dievaluasi
Pemeriksaan Hidung

F. Sinus Paranasalis Kanan Kiri


Nyeri Tekan : Ada Ada
Transluminasi : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
1. Gigi
 Karies : Tidak Ada
 Abses : Tidak Ada
 Gusi : Edema (-), Tidak Ada kelainan
2. Mulut

• Abses/Fistel : Tidak Ada

• Sikatrix : Tidak Ada

• Nyeri Tekan : Tidak Ada


PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
Hipofaring
 Fossa Piriformis : Tidak dievaluasi
 Vallekula : Tidak dievaluasi
 Radikal Lingua : Tidak dievaluasi
PEMERIKSAAN GIGI, KERONGKONGAN DAN
TENGGOROKAN
Tenggorokan
 Epiglottis : normal

 Arytenoid : normal

 Plica Vocalis : normal

 Trakea : normal

 Kelenjar Limfe Regional : normal

 Kelainan Lain : normal


Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
Darah Rutin :
WBC : 13 × 103/uL
RBC : 1,92 × 106/uL
HGB : 4,7 g/dL
HCT : 16,3 %
PLT : 245 × 103/uL
Resume
Seorang pasien datang dengan keluhan epistaksis pada hidung kanan sejak 3 hari SMRS. Awalnya tumbuh
benjolan yang tidak nyeri pada hidung sebelah kanan dan kemudian terjadi epistaksis. Pasien juga merasakan adanya
hiposmia, hiposmia dirasakan karena adanya obstruksi pada hidung sebelah kanan. Pasien juga mengeluhkan pusing
dan malaise serta kadang-kadang nyeri kepala. Pasien menyangkal adanya bersin. Pasien mempunyai riwayat
melakukan operasi 2 bulan lalu di RS wahidin yang sebelumnya mempunyai keluhan yang sama dengan keluhan
sekarang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan Darah : 100/60, Nadi : 82 x/menit, Respirasi : 20 x/menit, Suhu: 36,7 0C.
Pada pemeriksaan fisik hidung bagian luar sebelah kanan didapatkan tampak tumor, kelaianan kulit tampak hematoma.
Adanya massa pada bagian vestibulum.
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan WBC : 13 × 103/uL dan HGB : 4,7 g/dL
Diagnosa

Tumor Maligna Sinonasal et Dextra pada stadium III

Stadium III :
Tumor Primer (T)
Sinus Maxillaris
T3 : Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris, jaringan subkutaneus, dinding
dasar dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus etmoidalis.
Kavum Nasi dan Ethmoidal (T)
T3 :Tumor menginvasi dinding medial atau dasar orbita, sinus maksilaris, palatum atau fossa
kribriformis.

Metastatis ke Kelenjar Getah Bening Regional (N)


N0 : Tidak ada pembesaran kelenjar

Metastasis Jauh (M)


MO : Tidak terdapat metastasis jauh
Penatalaksanaan

• IVFD RL 18 tpm

• Transfusi PRC 2 kolf

• Triamnisolon 1 amp/12jam/iv

• Ceftriakson 1 gr/12jam/iv

• Farbion drips 1 amp/12jam/iv


Prognosis

Dubia ad Malam
Pendahuluan
Anatomi dan Fisiologi
Etiologi dan Faktor Resiko
Patofisiologi

Induksi
In situ
Invasi
Diseminasi
Klasifikasi Tumor
Tumor Jinak
JENIS TUMOR KARAKTERISTIK PENATALAKSANAA
N
PAPILOMA • Paling sering Eksisi lesi
SKUAMOSA • Mirip polip, tetapi lebih
vaskular, padat dan tidak
mengkilat
PAPILOMA • Jarang Bedah radikal (rinotomi
INVERTED • Mirip polip lateral atau maksilektomi
• Dapat residif  ganas medial)
dan invasif
DISPLASIA • Tumbuh lambat, sekitar Pembedahan tergantung
FIBROSA usia pubertas derajat deformitas atau
• Jarang nyeri ada tidaknya nyeri
ANGIOFIBROM • Bermanifestasi sebagai
A massa yang mengisi
NASOFARING rongga hidung bahkan
JUVENIL juga mengisi seluruh
rongga sinus paranasal
• mendorong bola mata ke
Tumor Ganas
JENIS TUMOR KARAKTERISTIK PENATALAKSANAAN
Karsinoma Sel • Jenis paling umum Pembedahan atau
Skuamosa • Terdiri atas : radioterapi  lesi dini (T1-
keratinizing dan T2) multimodal terapi 
nonkeratinizing tahap lanjut (T3-T4)

Undifferentiated • Jarang
Carcinoma • Sangat agresif dan
histogenesisnya tidak
pasti.
Rhabdo • 30—45% terjadi pada Multimodal terapi
myosarcoma daerah kepala dan leher
dan 10% terjadi pada
sinonasal
• agresif
Chondro • Lambat Pembedahan dan radiasi
sarkoma • 5-10% pada kepala dan pembedahan (dianjurkan
leher, >> maxilla dan  hasil histologi)
mandibula.
Tumor Ganas
JENIS TUMOR KARAKTERISTIK PENATALAKSANAAN
Limfoma • 5.8-8% dari limfoma radioterapi  lesi lokal
Maligna ekstranodal pada kepala kemoterapi  keterlibatan
Sinonasal dan leher. sistemik dan rekurensi sistemik.

Adenokarsinoma • 10 hingga 14% dari pembedahan dan adjuvant


Sinonasal keseluruhan tumor radioterapi
ganas nasal dan sinus
paranasal
• Agresif, invasif namun
tidak bermetastasis
Olfactory • 7-10% keganasan di Bedah eksisi, radioterapi
Neuroblastoma / sinonasal pada kisaran postoperatif
ENB usia 10-20 dan 50-60
Mukosal • 1% keganasan dengan Reseksi tumor dan radioterapi
Melanoma origin kepala dan leher lokoregional
Maligna • Polipoid, keabu-abuan
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Biopsi

 Merupakan diagnosa pasti/ gold standard


 Tujuan :
 Mengetahui sifat tumor
 Mengetahui tindakan pengobatan selanjutnya
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
PEMERIKSAAN X-RAY

Tanda- tanda kanker


pada pemeriksaan X-
Ray sebaiknya
dikonfirmasi dengan
pemeriksaan CT-Scan

Foto polos kepala tampak kista didalam sinus


maksilaris
CT-Scan

CT-Scan merupakan pemeriksaan superior untuk menilai batas


tulang traktus sinonasal dan dasar tulang tengkorak.
PEMERIKSAAN MRI

Digunakan untuk membedakan daerah sekitar tumor dengan


jaringan lunak, membedakan sekret didalam nasal yang tersumbat
yang menempati rongga nasal, menunjukkan penyebaran
perineural, membuktikan temuan imaging pada sagital plane, dan
tidak melibatkan paparan terhadap radiasi ionisasi.
PEMERIKSAAN PET SCAN
STAGING (T.N.M.)
Metastatis ke Kelenjar Getah Bening Regional (N)
Nx Tidak dapat ditentukan pembesaran kelenjar
N0 Tidak ada pembesaran kelenjar
N1 Pembesaran kelenjar ipsilateral ≤3 cm

Pembesaran satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm, atau multipel kelenjar


N2
ipsilateral <6 cm atau metastasis bilateral atau kontralateral < 6 cm

N2a Metastasis satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm


N2b Metastasis multipel kelanjar ipsilateral, tidak lebih dari 6 cm

N2c Metastasis kelenjar bilateral atau kontralateral, tidak lebih dari 6 cm

N3 Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm

Metastasis Jauh (M)


Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
STADIUM TUMOR GANAS DAN SINUS PARANASAL
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IVa T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
IVb T4b Semua N M0
Semua T N3 M0
IVc Semua T Semua N M1
*American Joint Comitte in Cancer (AJCC) 2010
PENATALAKSANAAN
 Pembedahan
 Umumnya ,dilakukan pada lesi jinak dan lesi dini (T1-T2)
 Eksisi paliatif : untuk mengurangi nyeri yang hebat atau
membebaskan dekompresi n. Optik dan rongga orbita,
drainase sinus paranasalis yang mengalami obstruksi.
 Radioterapi (Dilakukan pada stadiumm I dan II)
 Adjuvant : diberikan setelah dilakukannya terapi utama
seperti pembedahan
 Paliatif: pasien dengan kanker tingkat lanjut
PENATALAKSANAAN
 Kemoterapi
 Adjuvant :terapi tambahan kombinasi
 Neoadjuvant: terapi tambahan
 Concomitant: kombinasi dengan radioterapi
 Paliatif

 Dapat mengurangi rasa nyeri akibat tumor, mengurangi


obstruksi ataupun untuk debulking pada lesi-lesi masif
eksternal.

Debulking : prosedur berupa pengurangan massa tumor


KOMPLIKASI PEMBEDAHAN
PROGNOSIS
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai