Anda di halaman 1dari 16

REFERAT TRAUMA LARING

Pembimbing : dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL

Mirzan Zulyanda P
2013730068

KEPANITERAAN ILMU THT


FKK UMJ- RSUD BANJAR
2018
ANATAOMI
DEFINISI

Trauma laring adalah kejadian yang relatif


tidak biasa yang membutuhkan tepat waktu,
manajemen cedera yang tepat untuk membantu
pasien, saluran napas, dan suara
Trauma laring adalah suatu keadaan di
mana laring mengalami suatu kerusakan yang
biasanya disebabkan oleh trauma
EPIDEMIOLOGI
• Angka kejadian kasus trauma laringotrakea dilaporkan
bervariasi namun cenderung meningkat
• Dalam suatu studi population based oleh Jewett dkk,
insiden trauma laringotrakea adalah 1:137.000.
• Schaefer melaporkan insiden trauma laringotrakea adalah
1 dari 30.000 kasus trauma tumpul yang datang ke UGD.
• Bent dkk melaporkan 1 kasus laringotrakea dari 5000 kasus
trauma tumpul dan tajam yang datang ke UGD.
• Gussack dkk melaporkan insidennya < 1% dari semua kasus
trauma
• Trauma Laringotrakea lebih banyak ditemukan pada laki-
laki dari pada wanita. Symbas melaporkan
perbandingannya adalah 5:1, dan lebih sering ditemukan
pada usia produktif (19-40 tahun)
FISIOLOGI
Laring Terbuka rima glottidis menutup

Keadaan Respirasi organ fonasi

Udara mengalir melalui


laring ke dalam trakhea Ekspirasi membuat bagian
dan bronkus. Disaluran elastis pita suara bergetar
nafas tersebut terdapat dan selama proses
bagian tersempit pada tersebut, terbentuk bunyi
setingkat cartilago dengan nada yang
cricoidea. Karena itu berbeda-beda bergantung
benda asing yang pada derajat pembukaan
teraspirasi paling sering dan peregangan rima
ditemukan dibagian glottidis
tersebut
PATOFISIOLOGI

Trauma Tumpul
Trauma tumpul laring terutama disebabkan kecelakaan sepeda motor, cedera olahraga
atau perkelahian. Walaupun mandibula dan sternum secara alami melindungi laring,
hiperekstensi leher dapat terjadi selama trauma, dimana rangka laring terjepit diantara obyek dan
vertebra cervical.

• Wanita disebut lebih mungkin menderita cedera supraglotis dari pada laki laki
• Trauma tumpul cenderung mengakibatkan efek yang berbeda antara anak dengan orang
dewasa
PATOFISIOLOGI

Trauma Tembus
Luka karena pisau dan pistol adalah penyebab utama trauma tembus. Cedera
bervariasi dari laserasi minor hingga kerusahan berat dari kartilago, jaringan lunak, mukosa,
nervus, dan struktur struktur didekatnya

• Luka tembak lebih sering dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang berat daripada luka
karena pisau
• Luka karena senjata militer atau senapan pemburu dengan kecepatan tinggi menghasilkan
luka berat/parah
• Luka karena pisau menyebabkan kerusakan jaringan lunak perifer yang tidak sehebat karena
pistol dan cenderung menghasilkan luka yang bersih, tapi cukup sulit untuk menentukan
kedalaman penetrasi

• Kematian biasanya disebabkan karena kerusakan total laring, edema massif jaringan lunak,
atau karena cedera neurovaskuler
Klasifikasi

• Grup 1 : Hematoma, oedema atau laserasi minor endolaring


tanpa fraktur

• Grup 2 : Hematoma minor, oedema, kerusakan mukosa tanpa


keterlibatan kartilago dan terdapat fraktur nondisplased pada
pemeriksaan CT scan

• Grup 3 : Oedema massif, kerusaan mukosa, fraktur displaced,


keterlibatan kartilago dan atau cord immobilization.

• Grup 4 : Sama dengan grup 3 dengan tanbahan 2 atau lebih


garis fraktur, instabilitas rangka atau trauma komisura anterior yang
signifikan.

• Grup 5 : Separasi komplet laringotrakeal


Diagnosis Trauma Laring

Gejala

Hoarseness

Nyeri

Dispneu

Disfagia
Diagnosis Trauma Laring

Pemeriksaan Fisik
Tanda
Stridor
Hemoptisis
Emfisema subkutan
Laryngeal tenderness
Deformitas kartilago tyroid
Imobilitas vocal fold
Hematoma larynx
Oedem larynx
Diagnosis Trauma Laring
Computed Tomography (CT) adalah pemeriksaan radiologi
yang paling berguna dalam mengevaluasi trauma larynx.
Penggunaan CT membantu dalam mengkoonfirmasi
pemeriksaan laryngoskopi indirek dan atau laryngoskopi fiber optic
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

Evaluasi dan penanganan awal pasien trauma


larynx terdiri dari airway preservation, resusitasi
jantung, kontrol perdarahan, stabilisasi cedera
neural dan spinal, dan pelacakan menyeluruh ada
tidaknya cedera pada system organ lain
Penatalaksanaan trauma larynx dibagi
menjadi penatalaksanaan medikamentosa dan
bedah, berdasarkan pada luasnya cedera yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik dan CT.
Medikamentosa Bedah

Voice rest Trakeostomi

Steroid sistemik Endoskopi

Elevasi kepala Eksplorasi

Antibiotic Penutupan laserasi

Antireflux agent Pemasangan stent

Grafting

Fiksasi fraktur
KOMPLIKASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai