atonia uteri
Disusun oleh
dr. Santi Lismawati
Pembimbing
dr. Khairul, SpOG
Pendahuluan
Perdarahan postpartum
Di berbagai negara, paling sedikit di Indonesia perdarahan postpartum
merupakan penyebab utama kematian ibu dan
proporsinya berkisar antara 10% sampai diperkirakan mencapai 40%-50% pada tahun
hampir 60% 2003
IDENTITAS
• Keluhan Utama
Perdarahan setelah melahirkan
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
3. Hamil
ini
Riwayat Haid
• Menarche : 14 tahun
• Siklus : 28 hari
• Hari pertama haid terakhir : 7 Februari
2014
• Taksiran tanggal persalinan : 14 Nov 2014
• Riwayat Gizi :
• Nafsu makan baik, tidak ada gangguan pada miksi maupun defekasi.
Berat badan sebelum hamil 54 Kg , tinggi badan 163 cm (kesan:
normoweight).
Pemeriksaan fisik
Status Present
• Keadaan umum : Tanpak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Berat badan : 65 kg
• Tinggi badan : 163 cm
• Tekanan darah : 180/95 mmHg (pukul 00.50 wib), 85/60
mmHg (pukul 01.50 wib)
• Nadi : 90 x/menit (pukul 00.50 wib), 100 x/m
(pukul 01.50 wib)
• Pernapasan : 24 x/menit (pukul 00.50 wib), 26 x/m
(pukul 01.50 wib)
• Suhu : 36,7 OC
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (- /-
)
• Thorax
• Payudara : Hiperpigmentasi (+/+), aerola mammae menonjol
• Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
• Paru-paru : Vesikuler (+) normal, rhonki (-),
wheezing (-)
• Ekstremitas : kapilar refill time > 3 detik, akral dingin
(+), edema (-)
Status obstetri
Pemeriksaan Luar
• Abdomen tanpak cembung, striae albican (+), linea nigra (+), tinggi
fundus 2 jari diatas pusat, kontraksi lemah, nyeri tekan(-), massa(-).
Inspekulo
• Portio livide, ostium uteri eksterna terbuka, fluxus (+) darah aktif,
laserasi(-), massa(-).
Vaginal Toucher
• Portio lunak, ostium uteri terbuka 10 cm, sisa plasenta(-), adnexa
parametrium kanan kiri lemas, nyeri goyang(-), massa(-), kavum
douglas tidak menonjol.
PEMERIKSAANPENUNJANG
• Hasil Laboratorium
• HB : 11,4
• Leukosit : 26.400
• Ht : 32,8
• Gol darah : O, Rhesus (+)
DIAGNOSIS
• Bedrest
• 02 2 l/m
• Masase uterus
• IVFD RL 500 ml 2 jalur guyur
• Misoprostol (gastrul) 2 tablet secara rektal
• Drip syntocinon 1 ampl+ methergin 1 ampl 30
gtt/m
• Pemasangan urin kateter
Follow up hari 1
Follow up Follow up hari 2 Follow up hari 3
subjektif Perdarahan ±250 cc Perdarahan ±100 cc Perdarahan ±50 cc Perdarahan (-) Perdarahan (-)
lemas lemas lemas lemas lemas
Vital sign TD 130/87 mmHg TD 80/40 mmHg TD 170/100 mmHg TD 160/100 mmHg TD 145/90 mmHg
Nadi 80x/m Nadi 94 x/m Nadi 84 x/m Nadi 80 x/m Nadi 76 x/m
RR 20x/m RR 24 x/m RR 24 x/m RR 23 x/m RR 20x/m
T 37,2 0C T 37,6 0C T 380C T 360C T 36,3 0C
Status obstetri TFU 1 jari diatas pusat TFU diatas pusat TFU 1 jari dibawah pusat TFU 2 jari dibawah pusat TFU 2 jari dibawah pusat
Kontraksi krg baik Kontraksi krg baik Kontraksi baik baik Kontraksi baik baik Kontraksi baik baik
Fluxus (+) darah aktif Fluxus (-) darah tdk aktif Perdarahan (-) Perdarahan (-) Perdarahan (-)
VT : OUE terbuka 5 cm, sitosel 1 bengkok besar VT : OUE terbuka 1 cm, sitosel (-)
assesment P3A0 post partum spontan dengan perdarahan post partum dini ec atonia uteri. P3A0 post partum spontan dengan perdarahan post partum dini ec P3A0 post partum spontan dengan perdarahan post partum dini ec P3A0 post partum spontan dengan perdarahan post partum dini ec P3A0 post partum spontan dengan perdarahan post partum
atonia uteri. atonia uteri. atonia uteri. dini ec atonia uteri.
Dubia ad malam
defenisi
postpartum
Tissue (
Trauma (
sisa dan
laserasi
retensi
jalan lahir)
plasenta)
20 %
10 %
Trhombin(
koagulopati) 1 %
tone
kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus
dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek dan tidak mampu
menjalankan fungsi oklusi pembuluh darah.
Faktor risiko:
• Uterus yang teregang berlebihan: kehamilan kembar, anak sangat
besar (BB > 4000 gram) dan polihidramnion
• Kehamilan lewat waktu
• Partus lama atau cepat
• Grande multipara
• Penggunaan uterus relaxant (magnesium sullfat)
Cont...
• Infeksi uterus (chorioamnionitis, endomyometritis, septicemia)
• Perdarahan antepartum (plasenta previa atau solutio plasenta)
• Riwayat perdarahan postpartum
• Obesitas
• Umur > 35 tahun
• Tindakan operasi dengan anestesi terlalu dalam
• Penggunaan oksitosin yang terlalu lama
• Preeklamsia
• Inversi uterus
• Riwayat atoni uteri pada kehamilan sebelumnya
• Uterus fibroid, anomali uterus
trauma
• Terminasi kehamilan dengan forsep atau
vakum
Laserasi jalan • Malposisi
• Episiotomi, terutama mediolateral
lahir • Persalinan cepat
• Distosia bahu
DIC (
Diseminated
von willebrand
Intravascular
coagulation)
trombositope
nia pada pre hemofilia
eklamsia
Gambaran klinis
• Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM.
• Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutanNaCl 0,9%
atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
• Lakukan tarikan tali pusat terkendali.
• Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan plasenta
manual secara hati-hati dan bila sebagian besar plasenta tertanam
dalam lakukan histerektomi.
• Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV dan
metronidazol 500 mg IV).
4. Ruptur perineum dan robekan dinding vagina1
Transfusi trombosit
Mengidentifikasi
dan menangani
anemia sebelum
persalinan
Meminimalkan
tindakan episiotomi
rutin dan melakukan
manajemen aktif kala
III
komplikasi
anemia • kelelahan
Reaksi transfusi
• Sindrom distres
Syok hipovolemik pernafasan
• Nekrosis tubular akut
MENILAI JALAN
NAFAS DAN
PERNAFASAN
menilai MEMBERIKAN
PENATALAKSANAAN
sirkulasi SYOK ( RESUSITASI)
KASUS:
RL 2 jalur guyur
pemberian 02 2L/M
2. ETIOLOGI